Professional Documents
Culture Documents
Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit Perilaku ini adalah respons individu
terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku tentang bagaimana seseorang modern maupun tradisional, meliputi :
menanggapi rasa sakit dan penyakit
yang bersifat : Respons terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan
respons internal (berasal dari dalam Respons terhadap cara pelayanan
dirinya) kesehatan
eksternal (dari luar dirinya) Respons terhadap petugas kesehatan
Respons terhadap pemberian obat-
obatan
1. Pengetahuan
Berdasarkan :
Nama, alamat, dan nomor izin dokter, dokter gigi dan dokter hewan
Tanggal penulisan resep
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep sesuai dengan
perundangan
Nama setiap obat maupun komponen obat
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal.
• Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan observational dengan
pendekatan retrospektif
• Pengumpulan Data
Data diolah dengan menggunakan program dengan tahap entri-data, editing,
tabulating.
Jumlah Item Obat Perlembar Resep
• Faktor Internal Peresepan Obat Generik :
1. Pemahaman dan Kewajiban Peresepan
2. Kepercayaan Dokter Terhadap Obat Generik
• Faktor Eksternal Peresepan Obat Generik :
1. Pengaruh Pasien
2. Pengaruh detailer
Faktor Internal Peresepan Obat Generik
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sukapti Defriani
Dwiyanti, faktor utama yang mempengaruhi peresepan obat generik di Rumah
Sakit Pemerintah Propinsi Sumatra Barat adalah faktor pemahaman & kewajiban
dokter dalam meresepkan obat generik, serta adanya faktor kepercayaan.
Sedangkan faktor pengaruh pasien dan detailer kurang berpengaruh.
Dengan adanya informasi yang banyak diterima oleh dokter sehingga
dapat mendorong perilaku dokter dan sikap dokter untuk meresepkan obat
generik. Dalam hal ini, dokter mendapatkan pengetahuan berupa informasi obat
generik, dari informasi yang didapatkan menimbulkan suatu sikap dan tindakan
untuk meresepkan obat generik. Selain itu, karena adanya peraturan menteri
kesehatan yang mendorong dokter untuk meresepkan obat generik.
Sedangkan pada faktor kepercayaan didasari dengan kepercayaan
dokter terhadap mutu, khasiat dan keamanan pemakaian suatu obat juga akan
mempengaruhi peresepan seorang dokter. Kepercayaan terhadap suatu obat
dapat diperoleh dari pengalaman memberikan obat kepada pasien. Pengalaman
buruk akan menyebabkan dokter menjadi lebih berhati-hati dan berfikir lebih jauh
untuk memberikan obat tersebut kepada pasien berikutnya.
Masih ada sebagian dokter yang meragukan mutu obat generik.
Dokter berpendapat mutu obat generik lebih rendah dibanding obat paten.
Alasan doker meragukan kualitas obat generik karena pada obat generik
tidak dilakukan uji BA (bioavailabilitas/ kesetaraan bologi) dan BE
(bioekivalen/kesetraan biologi). Hal ini menimbulkan keraguan dikalangan
dokter yang didukung pengalaman empiris meresepkan obat generik ternyata
pasien tidak sembuh.