Professional Documents
Culture Documents
Cracking of Open Traffic Rigid Pavement
Cracking of Open Traffic Rigid Pavement
Dalam perkerasan beton, desain campuran beton tunggal dan lapisan permukaan
struktural yang dipilih untuk menahan beban mekanis tanpa upaya untuk
mempengaruhi penyusutan perkerasan, kualitas berkendara atau kebisingan (Roesler,
Paulino, Gaedicke, Bordelon, Taman 2014). Hal ini penting untuk mencegah
penguapan air setelah pengecoran karena retakan mikro dari perkerasan kaku dapat
dihindari. Celah-celah mikro dapat tumbuh dan terakumulasi akibat beban terapan
dan oleh iklim. Akumulasi retak dapat membuat kerusakan di beton; Oleh karena itu,
kinerja perkerasan kaku menurun dan umur nya menjadi lebih pendek.
Pendahuluan (2)
Ada banyak jenis retakan seperti robeknya beton melalui paver, retak
penyusutan plastik di permukaan perkerasan, retak peta, transfer dan retak
miring dalam panel, retak memanjang acak dalam panel, sudut retak (putus di
panel sudut), retak melintang acak di atau dekat sendi melintang, retak acak
membujur di atau dekat sendi longitudinal, dan retak di depan selama
pemotongan sendi (Mosa, Ismail,Yusoff, Mubarak, Memon, Taha, Hainin 2015).
Celah juga disebabkan oleh kelelahan lentur, dan defleksi non homogen di sub-
base atau sub grade. Defleksi non-homogen disebabkan oleh erosi dari sub-
base atau sub-grade. Erosi dari sub-base terjadi jika batu struktural; dengan
demikian, erosi ini tidak sama di setiap titik di sub-base. Erosi non-homogen
membuat defleksi yang berbeda pada setiap titik perkerasan kaku.
Pembengkakan tanah juga menyebabkan deformasi lapisan atasnya (AASHTO,
1993).
Pendahuluan (3)
Dari yang disebutkan di atas, dapat dilihat bahwa ada mekanisme kompleks
yang menyebabkan deformasi akibat retak diinduksi seperti bahan baku beton,
desain campuran, sistem pengecoran, perlakuan yang tepat setelah
pengecoran, sistem perawatan, loading time, loading sistem, cuaca, erosi di
sub-base / sub grade, dan pembengkakan tanah roadbed. Oleh karena itu, studi
retak perkerasan kaku dapat melibatkan bidang yang sangat luas.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui studi kasus di satu tempat di Natar Provinsi
Lampung, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengamati retakan yang
muncul di Natar. Pengamatan termasuk usia beton ramping (LC) sebagai sub-
base dan perkerasan kaku ketika retak muncul, pertumbuhan retak, lebar
retak, kualitas beton, penanganan yang tepat setelah pengecoran, curing
sistem, cuaca, dan beban sistem. Perkerasan kaku dibangun dengan sistem lalu
lintas terbuka: setengah bagian dilakukan secara longitudinal, sedangkan
bagian lain digunakan sebagai lalu lintas.
Perkerasan kaku di Natar menggunakan mutu beton 30 MPa. Perkerasan kaku
(RP) susunan paling atasnya adalah beton ramping (LC) dengan gaya tekan (fc
') dari 15 MPa.
Hasil Pengamatan
Retak halus di atas permukaan perkerasan kaku
C Niken Natar
RP LC Bahan
(Kg /
cm3) (Kg / m3) (Kg /
cm3)
500 380 280 OPC
40 0 0 Silica asap