Professional Documents
Culture Documents
INGUINALIS
Izzatush Sholihah
201620401011145
Pendahuluan
Herniamerupakan salah satu kasus
dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan
dan pada umumnya memerlukan
tindakan operasi
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan
kongenital maupun didapat. Pada anak-
anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh
kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau
buah zakar. Pada orang dewasa adanya
faktor pencetus terjadinya hernia antara lain
kegemukan, beban berat, batuk-batuk
kronik, asites, riwayat keluarga, dll1.
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama Pasien :Tn. S
Umur : 57 Tahun 11 bulan 17 hari
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama/suku : Islam/Jawa
Nama Orang Tua : Tn. Toaln/Ny. Kamah
Alamat : Geger RT 3 RW 8
Balongwangi Tikung Lamongan
Tanggal pemeriksaan : 19-2- 2018
Keluhan utama
Benjolan di buah zakar
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan benjolan
di buah zakar kiri sejak 5 bulan smrs.
Benjolan dapat kembali lagi. Benjolan
terkadan nyeri. BAB dan BAK dbn, kentut
(+), nafsu makan baik. Demam (-) mual (-)
muntah (-) nyeri kepala (-) sesak (-).
Sebelumnya tidak pernah mengeluh seperti
ini. Beraktivitas dengan normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
DM (-) dan HT (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-) DM (-)
Riwayat Penyakit Sosial
Penjual nasi goreng. Merokok (+) 1
pack/perhari. Jamu (-)
Vital Sign
Tekanan darah : 127/87 mmHg
Nadi : 85 x / menit
Frekuensi nafas : 20 x / menit
Temperatur : 36 0C
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : kompos mentis
GCS : 456
Kepala/Leher : anemis- , icterus -,
cyanosis -, dyspnea -
Pembesaran kelenjar getah bening -
JVP dalam batas normal
Thorax :
Inspeksi : Simetris, retraksi -/-
Palpasi : Thrill (-), Fremitus dbn
Perkusi : Paru sonor/sonor, batas
jantung dbn
Auskultasi : Paru ves ves, rh -/-, wh -/-.
Jantung S1S2 tunggal, murmur -, gallop-
Abdomen :
Inspeksi : Flat, jejas-, benjolan di skrotum
sinistra
Auskultasi : Meteorismus -, bising usus (+)
normal,
Palpasi : Hepar/Lien ttb, nyeri tekan-,
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Inspeksi : ikterik -, cyanosis -, edema -
Palpasi : Hangat, kering, merah, CRT
<2”
Assasment:
Hernia Inguinalis Reponible Sinistra
Planning Diagnosis
DL
FotoBNO
USG Skrotum
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Eritrosit : 4,23
Hematokrit : 36,6 % (L 40- (3.80 – 5.50)
54%, P 35-47%) MCV : 86,50
Hemoglobin : 12,6 mg/dl ( 87 – 100)
(P12-16 mg/dl, L13-18 mg/dl) MCH : 29,80
Leukosit : 12,4 (28.00 – 36.00)
(4000-10.000) MCHC : 34,40
Neutrophil : 76,3 % (31.00 – 37.00)
( 49.0-67.0) RDW : 11
Limfosit : 14,7 LED 1 : 41
(25.00 – 33.00) (0-7)
Monosit : 6,5 LED 2 : 66
(3.0 – 7.0) (1-7)
Eosinofil : 1,8
(1.0 – 2.0)
Basophil : 0,7
(0.0 – 1.0)
Trombosit : 327.000
(150.000- 450.000)
Planning Terapi
InfusNacl 1500cc/24 jam
Na Metamizole 1 gr prn
Ranitidin 2x50mg
Ceftriaxone 2x1 gr
Tinjauan Pustaka
Planning Monitoring
Kondisi
umum pasien
Keluhan pasien
Definisi
Berasal dari bahasa:
Latin = robek
Yunani= penonjolan
Definisi: protrusi atau penonjolan suatu organ ke
organ sebelahnya melalui suatu daerah yang
lemah. Bisa terjadi pada daerah2 tertentu:
otak
tulang belakang
abdomen
dinding belakang dari tubuh
ABDOMEN (HERNIA
ABDOMINALIS)
Penonjolan organ visceral/isi rongga
melalui dinding yang lemah (locus minoris
resistent) dari dinding rongga tersebut.
MENURUT LOKASINYA
- herniorafi
isi kantung dikembalikan pintu/cincin ditutup kemudian
dinding belakang dari hernia disulam/dijahit untuk diperkuat.
dilakukan pada orang dewasa dikarenakan penyebab
hernianya adalah karena kelemahan otot/fascia dinding
belakang abdomen
KOMPLIKASI HERNIA
*apabila terjadi inkarserata terjadi Ileus
obsruktif
*Peritonitis bila terjadi strangulasi iskemik
nekrosis perforasi peritonitis
Pembahasan
Dari anamnesa , pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien dapat
didianosis dengan Hernia Inguinalis Sinistra
Reponible
Tatalaksanan yang dapat dilakukan
adalah pembedahan
Pemberian terapi simptomatik diberikan
seperlunya
Kesimpulan
Hernia merupakan protusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding
yang bersangkutan. Terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia.
Secara umum diklasifikasikan menjadi,
hernia eksterna, hernia intraparietal,
hernia interna, hernia reponibel (reducible
hernia), hernia ireponibel (inkarserata)
dan hernia strangulasi.
Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan
menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia paraumbilikalis, hernia ventralis,
hernia epigastrika, hernia lumbalis, hernia Littre,
hernia Speighel, hernia obturatoria, hernia
perinealis, hernia pantalon.
Gambaran klinik dan penegakkan diagnosis pada
hernia tergantung dari perkembangan dan lokasi
hernia. Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu
konservatif dan operatif, tergantung dari
gambaran klinis dan jenis hernia.