You are on page 1of 19

PENANGGULANGAN TINGKAH LAKU ANAK

YANG TIDAK KOOPERATIF

Dr drg Risyandi Anwar SpKGA


Pediatric Dentistry Departement
Faculty Of Dentistry
University Of Muhammadiyah Semarang
I. Berbagai tingkah laku anak dalam perawatan gigi
dan mulut
Frankl Behavioral Rating Scale :
1. Katagori I : sangat negatif
Ciri – ciri :
 Menolak perawatan
 Menangis keras-keras
 Ketakutan
 Bermacam-macam tingkah laku negatif yang ekstrim

2. Kategori 2 : Negatif
Ciri – ciri :
• Tidak senang terhadap perawatan gigi
• Tidak kooperatif
• Wajah merengut, masam
• Selalu mengelak
• Bicara tidak jelas
3. Kategori 3 : positif
Ciri-ciri :
• Anak bisa di rawat
• Sikap hati-hati
• Bersedia menjalankan perintah dokter gigi
• Tetap diarahkan untuk kooperatif.

4. Kategori 4 : sangat positif


Ciri-ciri :
• Dapat diajak kerjasama
• Tertarik terhadap cara perawatan
• Suka tertawa
• Dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi
Menurut Finn (1973), ada 4 reaksi anak terhadap
perawatan gigi dan mulut :
1. Sikap rendah diri atau malu.
Penyebab : perlindungan yang berlebihan mem-butuhkan
waktu untuk mendapat kepercayaan diri dan kepercayaan
akan kecakapan dokter gigi.
2. Rasa Cemas
Objek tidak pasti
3. Rasa takut

Macam-macam rasa takut :


• Rasa takut objektif, rasa takut yang disebabkan oleh
pengalaman diri, didapat dari mendengar, melihat dan
merasakan sendiri
• Rasa takut subjekif, rasa takut yang disebabkan oleh
pengalaman orang lain. Lebih sukar dihilangkan karena
anak tidak merasakan sendiri.
4. Sikap melawan

Merupakan manifestasi dari rasa cemas


atau perasaan aman.
Sikap :
• Anak memberontak
• Melawan terhadap keadaan lingkungan
• Sikap marah
• Memukul-mukul kepalanya
• Muntah-muntah

Anak keras kepala.


Menurut Wright,
sikap anak terbagi dalam 3 golongan :
(1). Kooperatif
Sikap
• Tenang
• Rasa cemas relatif kecil
• Tertarik terhadap cara-cara perawatan gigi
(2). Kurang atau belum mampu untuk kooperatif.
Ada pada anak usia 1-3 tahun
Sikap : Anak belum dapat diajak berkomunikasi.
(3). Ada kemampuan menjadi kooperatif
Termasuk : anak cacat mental, terbagi menjadi :
a. Tingkah laku yang tidak terkontrol.
• Ada pada anak usia 3-6 tahun.
• Pertama kali ke dokter gigi.
• Dimulai sebelum anak memasuki ruangan dokter gigi/ klinik
gigi atau di ruang tunggu.
• Reaksi : menangis keras-keras, berteriak, menyepak-nyepak,
menendang kaki kemana saja, memukul-mukul tangannya.
b. Tingkah laku yang melawan
Dijumpai pada anak semua umur, terutama anak sekolah dasar.
Sejak di rumah anak sudah tidak mau dirawat.
Penyebab : orang tua kurang tegas, semua keinginan
dituruti.
Sikap : - Keras kepala
- Ada keberanian untuk melawan
- Menutup mulut dengan tangan.

c. Tingkah laku malu-malu


Sikap :- Mencari perlindungan pada ibu
- Menarik baju ibu
- Mencari-cari alasan
- Ragu-ragu dan menangis walaupun tidak keras.

Penyebab : - Perlindungan yang berlebihan


- Orang-orang dari desa yang masih tertutup
d. Tingkah laku yang tegang :
Sikap : - Mata selalu mengikuti setiap perubahan
gerak dokter gigi atau asistennya.
- Suara bergetar
- Badan gemetar
- Dahi dan telapak tangan berkeringat
- Dapat mengontrol emosi.

Masih dapat dilakukan perawatan gigi

e. Menangis berkepanjangan :
Sikap : - Menangis tidak keras, tanpa air mata
- Emosi konstan

Diperlukan kesabaran yang cukup tinggi


II. Penanggulangan-penanggulangan
yang dilakukan oleh dokter gigi
1. Pendekatan tanpa obat-obatan :
a. Penanggulangan secara umum.
Keberhasilan perawatan tergantung pada :

Anak

The pedodontic
treatment triangle
(Wright & Lenihur)

Orang tua Dokter


(lingkungan) Gigi
Triad of Concern (Eichenbaum)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
(1). Tingkah laku dokter gigi.
Dokter gigi harus bersikap ramah dan lemah lembut dalam
tutur kata.
Pendekatan pertama : memanggil nama kecil sehingga timbul
rasa senang terutama bagi yang pemalu, takut, dan cemas.

(2). Waktu dan lamanya kunjungan


• Tidak terlalu lama
• Tidak mendekati waktu tidur
• Baru mendapatkan adik
• Kematian seseorang yang dekat.
(3). Keterampilan dokter gigi
Bekerja dengan cepat, halus, hati-hati.
(4). Percakapan dokter gigi
Sebaiknya :
• Sesuai dengan tingkat kecerdasan
• Menggunakan kata-kata yang mudah dan sederhana
(contoh : Rontgen gigi  kamera gigi, matriks band 
cincin gigi)
• Volume suara harus terkontrol
• Komunikasi dua arah
• Dapat mengalihkan perhatian anak
• Jangan memberi pertanyaan yang membutuhkan
jawaban ketika tangan dan instrumen berada di mulut
anak (terutama anak over authority).
(5). Penggunaan kata-kata, pujian, hadiah, penghargaan sebaiknya :

• Menghindarkan kata-kata yang dapat membuat anak


menjadi takut
• Pemberian penghargaan setelah perawatan selesai
(terutama anak over dominant) dapat berupa : pujian atau
hadiah.
(6). Perhatian kepada pasien
Sebaiknya :
• Beri perhatian tentang keluarga,sekolah, pakaian
(terutama anak kelompok rejection)
• Tekankan bahwa mereka sudah besar dan mampu
untuk dirawat (terutama anak over anxiety)
• Kadang dokter gigi perlu tegas (terutama untuk anak
over indulgence)
(7). Suasana ruang tunggu dan kamar praktek
Sebaiknya :
• Terlihat suasana tenang dan terbuka serta nyaman
• Disediakan kursi dan meja kecil, mainan, papan tulis,
majalah.
• Warna cat harus menyenangkan.
• Musik dengan irama lembut.
(8). Memberi nasihat kepada orang tua

• Tidak mengatakan rasa takut pada anak


• Tidak menggunakan perawatan gigi sebagai ancaman hukuman
• Sedini mungkin memperkenalkan anak dengan klinik gigi
• Menunjukkan keberanian dihadapan anak bahwa perawatan
gigi adalah wajar
• Tidak memberi sogokan pada anak agar mau ke dokter gigi
• Jangan memarahi atau berlaku kasar
• Jangan membohongi anak
• Menyertai anak dalam perawatan
• Jangan menunjukkan rasa cemas di hadapan anak.
a. Penanggulangan secara khusus.
(1). Modeling.
Menurut Bandura (1969) : suatu sosialisasi yang terjadi
baik secara langsung dalam interaksinya dengan
lingkungan sosial.
Menurut Bordon (1974) : proses belajar dengan subjek
belajar dari memperhatikan model.
Tujuan : mengurangi atau menghilangkan rasa takut dan
cemas yang tinggi.
Syarat model :
• Model harus memperlihatkan kelebihan atau kekuatan
• Tingkah laku model jelas terbukti memberi keputusan
• Terutama ada hubungan yang hangat antara model
dan pengamat.
4 komponen dalam proses belajar melalui model Bandura :

a. Memperhatikan
b. Mencamkan
c. Memproduksikan gerak motorik
d. Ulangan penguatan dan motivasi.

You might also like