Professional Documents
Culture Documents
Disorders
Basjiruddin A
Department of neurology
University of Andalas
Padang
2018
1
GENERAL OVERVIEW
2
Generally divided to :
A. HYPERKINESIA
Tremor
Chorea
Dystonia
Tics
Restless Legs
B. HYPOKINESIA
Parkinsonism
Spasticity
Apraxia
3
TREMOR
• Essential tremor :
• relatively benign, familial, sporadic ,
• aggravated by stress
• upper extremity tremor with posture or action
Treatment:
• Primidone
• Propanolol 10-20 mg/day
• Sometimes : quite responsive to coffee,
alcohol, and patients may self-medicate
4
Tremor
• Dystonic tremor:
• Involuntary torsion movement
• Usually slow
• Physiologic tremor:
• Small amplitude
• High frequency
• Resting tremor (parkinsonism)
5
CHOREA
• Excessive spontaneous movements, rapid
• Irreguler, non stereotype
• Distal predominance
• Facial grimacing
Causes:
1. Medications: Haldol, Reglan, risperidon
2. Post-infection
Treatment:
• Dopaminergic blocker :
•Halloperidol : 5 -20 mg/days
•Primazole
• Valproic acid : 15-20 mg/kg/days
6
• Carbamazepine : 10-15 mg/kg/days
DYSTONIA
• Involuntary movements
– Mengenai wajah, anggota badan, tungkai
• Gejala klinis:
– Gerakan mempelintir, memeras
– Sikap badan menetap
• Lokasi :
- Wajah
- Tengkuk
- Tungkai atas
7
Dystonia
Etiologi:
• idiopathic
• Obat-obat : Antipsychotics and Reglan
• Struktur :
trauma
stroke
Pengobatan:
• Diazepam
• Trihexiphenidil
• Bacloven
• Botox injection 8
TICS
• Gerakan berulang:
singkat, tiba-tiba cepat, tidak bisa ditahan
gerakan tidak ritmik atau suara yang ritmik
aktivitas berlangsung normal
kadang-kadang sekali bisa ditahan sebentar
bisa dipicu oleh keadaan sekitarnya atau
even yang tiba-tiba
Pengobatan:
– Antipsychotics : Haloperidol 3-15 mg/day
Risperidon 3-15 mg/day
Clozapine 150 mg/ day
- Fluoxetin
- Sentralin
9
ATAXIA
• Gerakan yang tidak stabil, karena koordinasi
terganggu saat gerakan-gerakan vounter
• Merupakan gambaran utama dari lesi serebellar
• Gejala disertai hypo atau hypermetria
• Ataxia gait: langkah tidak “steady” melebar
• Badan goyang, tidak mungkin melangkah tandem
Etiologi:
- Lesi serebellar, pons, midbrain, thalamus
- Intoksikasi akut
- Tumor
10
PARKINSONISM
Definisi
Sindrom klinisnya terdiri dari :
– Tremor
– Rigiditas
– Akinesia/Hypokinesia
– Postur tidak stabil
– Disebabkan berbagai penyakit
– Disebut sindroma parkinson (parkinsonism)
11
Klasifikasi Parkinsonism
2. Sekunder (simptomatik)
• Drug induced
• Infeksi (postensefalitis, sifilis)
• Struktural (tumor otak, hydrosefalus, trauma)
• Toksin ( CO, CS2, CN, Mangan, MPTP)
3. Sindroma parkinsonism-plus
12
Klasifikasi Parkinsonism
• Sindroma Parkinsonism-plus
– Syndroma dementia: Penyakit Alzheimer, Diffuse
Lewi body disease
– Atrofi multipel-system
– Parkinsonism-dementia-ALS complex of Guam
– Progressive supranuclear palsy
13
PARKINSON’S DISEASE
(PENYAKIT PARKINSON)
• Suatu penyakit neurodegeneratif akibat neurodegenerasi
sel-sel saraf yang memproduksi zat dopamin pada
substansia nigra
• Secara normal, gerakan motorik tergantung pada
produksi dopamin di substansia nigra
• Berkurangnya dopamin (60-80%) memunculkan penyakit
parkinson
• Secara patologik:
sel-sel saraf substansia nigra berkurang
pemunculan benda-benda “lewy bodies” di bulbus
olfaktorius dan batang otak
14
Epidemiology
15
Gambaran Klinis
• Gejala prodormal
• Gejala utama
–Tremor
–Rigiditas
–Akinesia
–Ketidakstabilan postur dan gait
• Gejala tambahan
– freezing, mask face, mikrografia, disfagia
– hiperhidrosis, konstipasi
– muka berminyak
16
Gejala Prodormal
17
Tremor
21
22
Akinesia / Bradikinesia
23
24
25
Postur Tidak Stabil
26
Postur tidak stabil
27
28
Gangguan gait
29
30
31
Diagnosa
• Tidak ada pemeriksaan spesifik atau marker untuk PD
• Kombinasi 3 dari 4 gejala utama atau 2 gejala dengan
satu gejala lain yang asimetris, umpamanya gejala
wajah topeng, drolling, atau mikrografia
32
Diagnosa Banding
• Tremor
- ansietas, kelelahan, alkoholism, obat2an, kelaian
serebelar
- Tremor parkinson: muncul saat istirahat, hilang
saat beraksi
- Tremor sebab lain: muncul saat beraksi
• Rigiditas
Harus dibedakan dengan spastisitas
• Akinesia
Harus dibedakan dari gait apraksia karena normal
pressure hydrocephalus (NPH)
33
34
35
36
37
38
Tatalaksana Pengobatan
1. Penanganan Suportif
– Penerangan pada pasien, dorongan emosi dan
konseling profesional hukum, finansial, pekerjaan
2. Terapi Medikamentosa
3. Terapi operatif
4. Terapi rehabilitasi: fisik, okupasi, wicara,
psikoterapi
39
Terapi Medikamentosa
40
Medikamentosa
• Antikholinergik :
– Trihexiphenidil 3-15 mg/ hr
– Benztropine 8mg/ hr
• Amantadin 300 mg/hr
• Dopaminergik :
– Carbidopa + Levodopa (10/100 mg/hr, 25/100 mg/ hr,
25/250 mg/hr)
– Benzerazide + Levodopa : 50/100 mg/hr
• Dopamin Agonis:
– Bromocriptine : 20 mg/hr - Rapinorol 0,75 -2,9 mg/hr
– Pramipexole 1,5-4,5 mg/hr - Apomorphine 10-80 mg/hr
• COMT Inhibitor: Entacapone 200 mg+levodopa 1600 mg/hr
• MAO- B inhibittor : selegilin 2x5 mg/hr
41
Non Motor Symptoms (NMS)
42
Non Motor Symptoms (NMS)
43
Non Motor Symptoms (NMS)
44
Non Motor Symptoms (NMS)
C. Gangguan tidur
• Insomnia
• Restless legs syndrome; kaki tidak nyaman saat
tidur
D. Gangguan sensorik
• Rasa nyeri
• Gangguan penciuman
45
46