You are on page 1of 64

Kebijakan umum penguasa perang Jepang:

1. Masa depan serta kedudukan wilayah-wilayah yang


diduduki akan ditentukan kemudian;
2. Suatu perkembangan gerakan kemerdekaan yang tidak
diinginkan harus ditekan.

Padapermulaan 1943, PM Hideki Tojo melalui Marsekal Hisaichi


Terauchi memerintahkan kepada Panglima Kesatuan Daerah VII
(berkedudukan di Singapura), untuk menyelidikan kemungkinan
pemberian kemerdekaan kepada Indonesia. Kesatuan daerah ini
membawahi 4 Kesatuan Daerah, yaitu:
◦ Kesatuan daerah XIX: Malaka;
◦ Kesatuan daerah XXV: Sumatera;
◦ Kesatuan daerah XXXVII: Borneo;
◦ Kesatuan daerah XVI: Jawa.
 Kesatuan Daerah XVI dipimpin oleh Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto. Penguasa berpendapat untuk mewujudkan hal tsb perlu:
◦ Pembentukan sebuah lembaga penyelidikan dan penasehat (Shimon
Kikan atau Chuoo Sangi-in)  BPUPK;
◦ Penyerahan secara gradual bidang pemerintahan dalam negeri kepada
Bangsa Indonesia;
◦ Pengakuan terhadap kekuasaan pada raja di daerah-daerah swapraja
Surakarta dan Yogyakarta.

 Janji tinggal Janji, hanya Birma dan Philippine yang diberi


kemerdekaan berdasarkan pertemuan 4 Januari dan 31 Mei 1943.

 Pertimbangan Indonesia tidak diberi kemerdekaan:


◦ Ditolak oleh Staf Angkatan Umum Perang Jepang.
◦ Jika sudah janji harus dilaksanakan.
◦ Mempersulit posisi jepang jika berunding dengan US, dan sekutunya.
 Setelah Jepang terdesak, maka diberi izin kepada
penguasa di Jawa untuk memberikan kemerdekaan
pada Indonesia pada tahun 1945. Untuk itu
dibentuklah BPUPK yang beranggotakan 62 orang
biasa yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Wediodiningrat.

 Sidang I BPUPK (29 Mei-1 Juni 1945):


◦ Pidato Soekarno ttg dasar negara  Pancasila.
◦ Negara “Semua untuk Semua”.
◦ Dibentuk Panitia Kecil (8 org) yang diketuai Soekarno. Panitia
ini bertugas menyusun dan addressing semua ide untuk
menyusunnya. Disamping itu ada juga Panitia 9 yang juga
diketuai Seokarno dengan hasil “rancangan pembukaan” or
“Jakarta Charter (Yamin), Gentlemen Agreement (Soekiman).
 Sidang II BPUPK (10-16 Juli 1945):
Pelaporan hasil panitia kecil:
◦ Permintaan Indonesia Merdeka;
◦ Dasar negara;
◦ Unifikasi dan federasi;
◦ Bentuk pemerintahan dan kepala negara;
◦ Warga negara;
◦ Pemerintahan di Daerah;
◦ Agama dan hubungannya dengan negara;
◦ Pembelaan;
◦ Keuangan.
 Dibentuk panitia:
◦ Panitia Perancang UUD:
◦ Panitia Pembelaan Tanah Air;
◦ Panitia Perekonomian.

 Pada tanggal 16 Juli 45 dalam sidang paripurna BPUPK


diterima hasil rancangan UUD secara bulat.

 Kemudian, karena Jepang lebih terdesak lagi maka Menlu


Jepang mempercepat rencana pemberian kemerdekaan.
Untuk daerah Jawa dibentuk PPKI; sedangkan daerah lainnya
yang belum siap berada di bawah kekuasaan Jepang. PPKI ini
yang harusnya mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun karena peristiwa Bom Atom (7-9 Agustus), hal
tersebut tidak terlaksana dan inisiatif merdeka dinyatakan
oleh Indonesia sendiri. Padahal delegasi indonesia telah
sampai di Dalat (Saigon).
 Ketidakjelasan ini dan ditambah lagi dengan
peristiwa Bom Atom, kemudian berinisiatif
pemimpin Indonesia untuk menyatakan
kemerdekaannnya.

 Karena sempitnya waktu, meskipun ada


rancangan pernyataan kemerdekaan, maka
rancangan tsb tidak dipakai karena adanya
“ganjalan” terhadap 7 kata dalam Piagam
Jakarta. Kemudian penculikan dilakukan dan
digunakanlah pernyataan proklamasi.
LEMBAGA TERTINGGI NEGARA MPR

DPA PRESIDEN DPR BPK MA

LEMBAGA TINGGI NEGARA


PEMERINTAHAN
FEDERAL

DEWAN
MENTERI-
PRESIDEN
MENTERI
SENAT DPR PENGAWAS MA
KEUANGAN
UUDS 1950

DEWAN
PRESIDEN & MENTERI-
WAPRES MENTERI
DPR PENGAWAS MA
KEUANGAN
1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Dasar Pemikiran
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Perubahan Tujuan Perubahan

• Amandemen UUD 1945 Jumlah: • Kekuasaan tertinggi di Menyempurnakan aturan


• Penghapusan doktrin • 16 bab tangan MPR dasar:
Dwi Fungsi ABRI • 37 pasal • Kekuasaan yang sangat • Tatanan negara
• Penegakan hukum, HAM, • 49 ayat besar kepada Presiden • Kedaulatan Rakyat
dan pemberantasan KKN • 4 pasal A.P • Pasal-pasal multitafsir • HAM
• Otonomi Daerah • 2 ayat A.T • Pengaturan lembaga • Pembagian kekuasaan
• Kebebasan Pers • Penjelasan negara oleh Presiden • Kesejahteraan Sosial
• Mewujudkan kehidupan melalui pengajuan UU • Eksistensi negara
demokrasi • Praktek ketatanegaraan demokrasi dan negara
tidak sesuai dengan UUD hukum
1945 • Sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan bangsa

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

Jumlah: • Sidang Umum MPR, 1999 • Tidak mengubah • Pasal 3 UUD 1945
• 21 bab Tgl.14-21 Okt 1999 Pembukaan UUD 1945 • Pasal 37 UUD 1945
• 73 pasal • Sidang tahunan MPR,2000 • Tetap mempertahankan • TAP MPR
• 170 ayat Tgl.7-18 Agt 2000 NKRI No.IX/MPR/1999
• 3 pasal A.P. • Sidang tahunan MPR,2001 • Mempertegas sistim • TAP MPR 9
• 2 Pasal A.T. Tgl.1-9 Nov 2001 presidensial No.IX/MPR/2000
• Tanpa Penjelasan • Sidang tahunan MPR,2002 • Penjelasan UUD 1945 • TAP MPR XI/2001
Tgl.1-11 Agt 2002 ditiadakan, hal-hal
normatif masuk pasal-
pasal
• Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
UUD 1945

MPR
PEMDA KPU BPK Bank Lembaga Mahkamah Mahkamah Komisi
2-3 Konstitusi Agung Yudisial
18-18B 22E (5) 23E-23G Sentral Kepresidenan
24C 24, 24 A 24 B
23D DPD DPR 4-6
22C-22D
19-22B

UU/Keppres

Kementerian
POLRI TNI
Negara
KPK KPPU KHN KPI KKI
Komnas
KON KPAI 30 10, 30
HAM 17

LPND
PERPRES
State Auxiliary Institutions Alat Negara

andi.sandi@ugm.ac.id
2 BENTUK DAN KEDAULATAN
(Pasal 1)

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan


dilaksanakan menurut UUD

Negara Kesatuan Berbentuk Republik

Negara Hukum
4 Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR Presiden MK MA

Pasal 24 (1)
Pasal 20 (1) Pasal 4 (1) memegang kekuasaan
memegang memegang kehakiman yang merdeka untuk
kekuasaan kekuasaan menyelenggarakan peradilan
membentuk UU pemerintahan guna menegakkan hukum dan
keadilan
5 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA MPR ANGGOTA


DPR Pasal 2 (1) DPD
dipilih melalui pemilu dipilih melalui pemilu

Wewenang
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)];
3 ayat (2) ]; 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
Presiden dalam masa jabatannya menurut politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)]; Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai
berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];
6 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden/Wakil Presiden

Calon Presiden dan calon Wakil


Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan Presiden dan Wakil Presiden
lain karena kehendaknya Presiden/ dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta
Wakil Presiden [Pasal 6A (1)]
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
[Pasal 6 (1)]

1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)];


2. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
3. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
[Pasal 11 (1)];
4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)];
5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12);
6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)];
7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)];
8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)];
9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)];
10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15);
11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16);
12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].
7 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

KPU MPR

1 4
Presiden dan Wakil memperoleh 5
Calon jumlah suara melantik
Presiden dipilih >50% dalam [Pasal 3 (2)]
dalam satu Presiden 3
pemilu dengan Presiden/
pasangan secara dan Pemilu sedikitnya 20% di sebelum
memangku Wapres
langsung oleh Wapres setiap Prov. yang
rakyat tersebar di lebih jabatan,
dari 1/2 jml Prov. bersumpah di
[Pasal 6A ayat (1)] 2
hadapan
[Pasal 6A (3)]
diusulkan [Pasal 9 (1)]
sebelum pemilu
[Pasal 6A (2)]
4a
dalam hal tidak ada
pasangan calon terpilih,
Parpol/ Gab. Parpol dua pasangan calon yang
mendapat suara terbanyak
Peserta Pemilu 1 dan 2 dlm pemilu dipilih
oleh rakyat secara langsung
dan yg memperoleh suara
terbanyak dilantik
RAKYAT [Pasal 6A (4)]
8 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

3 Pasal 7B (2) 2 Pasal 7B (1)


Presiden
dan/atau Wakil
4 Pasal 7B (3) 1 Pasal 7A Presiden
Usul diberhentikan
diterima

MK DPR MPR
Usul tidak
7 diterima
Pasal 7B (6)

6 8 Pasal 7B (7) Presiden


5 Pasal 7B (4) Pasal 7B (5)
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat

1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A);


2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)];
3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)];
4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)];
5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)];
6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)];
7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)];
8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)];
9 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan
rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa

6 5
pertimbangan grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)]

MA Presiden DPR
7
1 2
amnesti dan abolisi
Mengangkat Pertimbangan
[Pasal 14 (2)]
Duta dan Duta
Konsul [Pasal 13 (2)]
[Pasal 13 (1)]
3
menerima
penempatan 4
duta negara pertimbangan
lain
[Pasal 13 (3)]
8
pertimbangan

9
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15)
10 KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA
Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara

1
memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
[Pasal 4 (1)]

2
dalam melakukan
Presiden kewajiban dibantu oleh
satu orang Wapres
4
dibantu [Pasal 4 (2)]
menteri negara [Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)]
3
membidangi urusan tertentu membentuk
dalam pemerintahan dewan pertimbangan *)
[Pasal 17 (3)] (Pasal 16)

*) DPA dihapus
11 PEMERINTAHAN DAERAH

NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah


provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-
undang [Pasal 18 (1)]

Gubernur,
PEMERINTAHAN DAERAH
Bupati, Walikota
Anggota DPRD
dipilih secara KEPALA PEMERINTAH DPRD
dipilih melalui
demokratis DAERAH
pemilu
[Pasal 18 (4)] mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan [Pasal 18 (3)]
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
[Pasal 18 (2)]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)]

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-


peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (6)]
12 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Anggota DPR dapat


diberhentikan dari
Anggota DPR dipilih jabatannya, yang
melalui pemilihan
umum
[Pasal 19(1)]
DPR syarat-syarat dan
tata caranya diatur
dalam undang-
undang
(Pasal 22B)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


1. Pasal 20 (1) 8. Pasal 14 (2)
2. Pasal 20A (1) 9. Pasal 22 (2)
3. Pasal 20A (2) 10. Pasal 23 (2) dan (3)
4. Pasal 7B (1) 11. Pasal 23F (1)
5. Pasal 11 (1) 12. Pasal 24A (3)
6. Pasal 13 (2) 13. Pasal 24B (3)
7. Pasal 13 (3) 14. Pasal 24C (3)
13 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU
4a
tidak boleh
diajukan lagi
dalam persi-
TIDAK dangan masa itu 4b
1a
memegang kekuasaan [Pasal 20 (3)] mengesahkan
membentuk UU [Pasal 20 (4)]
4
[Pasal 20 (1)] 4c
persetujuan dalam hal RUU
anggota berhak YA
bersama tidak disahkan,
mengajukan usul RUU
(Pasal 21) dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
3
diundangkan
DPR RUU
Presiden [Pasal 20 (5)]

dibahas bersama
2
[Pasal 20 (2)]
ikut
membahas
1b UU
DPD memberi
berhak mengajukan
RUU
pertimbangan
[Pasal 5 (1)]

RUU
tertentu
14 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah pengganti UU

1 3b
dalam hal ihwal kegentingan yang harus dicabut
memaksa, berhak menetapkan [Pasal 22 (3)]
peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang
[Pasal 22 (1)] TIDAK

3 3a

Presiden DPR persetujuan YA


menjadi
UU

2
peraturan pemerintah
pengganti UU itu harus
mendapat persetujuan
[Pasal 22 (2)]
15 DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui
Anggota DPD dapat
Pemilu.
diberhentikan dari
Anggota DPD dari setiap

DPD
jabatannya, yang syarat-
provinsi jumlahnya sama
syarat dan tata caranya
dan jumlah seluruh
diatur dalam undang-
anggota DPD itu tidak lebih
undang
1/3 jumlah anggota DPR.
[Pasal 22D (4)]
[Pasal 22C (1) dan (2)]

Wewenang
1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)];
2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)];
3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan
RAPBN [Pasal 22D (2)];
4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)];
5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)];
16 DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pembentukan UU tertentu

4a UU
tidak boleh diajukan lagi tertentu
dalam persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)] TIDAK

4 4b
mengesahkan
persetujuan YA [Pasal 20 (4)]
bersama
1 4c
dapat dalam hal RUU tidak
mengajukan sahkan, dalam
[Pasal 22 D (1)] 3 waktu 30 hari, RUU
membahas tersebut sah
DPD RUU
tertentu
DPR bersama
Presiden menjadi UU dan
wajib diundangkan
[Pasal 20 (5)]
2
membahas RUU
tertentu
[Pasal 22 D (2)]
17 PEMILIHAN UMUM

PEMILU
2
‘luber jurdil’ setiap 5 tahun
[Pasal 22E (1)]
untuk memilih
[Pasal 22E (2)]a
1
diselenggarakan
oleh
komisi pemilihan
umum Presiden/ Anggota Anggota Anggota
yang bersifat Wapres DPR DPRD DPD
nasional tetap dan
mandiri
[Pasal 22E (5)]

3 4 5
dipilih dalam satu pasangan Peserta dari Peserta dari
secara langsung oleh rakyat Partai Politik Perseorangan
[Pasal 6A (1)] [Pasal 22E (3)] [Pasal 22E (4)]

diusulkan oleh parpol atau


gabungan parpol peserta
pemilu [Pasal 6A (2)]
18 HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN

1
mengajukan
[Pasal 23 (2)]

RAPBN

Presiden DPR memberi


pertimbangan DPD
[Pasal 23 (2)]

TIDAK

3 4b
4a
membahas Pemerintah Pemerintah
4
bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 20 (2)] persetujuan YA

RAPBN APBN
APBN
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)]
19 HAL KEUANGAN
bank sentral

bank sentral
Pasal 23D

susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi

diatur dengan undang-undang


20 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan Tugas dan Wewenang

Anggota dipilih oleh menyerahkan hasil


DPR dengan pemeriksaan keuangan

BPK
memperhatikan negara kepada DPR,
pertimbangan DPD dan DPD, dan DPRD sesuai
diresmikan oleh dengan
Presiden kewenangannya
[Pasal 23F (1)] [Pasal 23E (2)]

Untuk memeriksa pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan
[Pasal 23E (1)]

BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan


memiliki perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)]
21 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemeriksaan Keuangan Negara

BPK
2
hasil
1 pemeriksaan
memeriksa pengelolaan diserahkan
dan tanggungjawab [Pasal 23E (2)]
keuangan negara
[Pasal 23E (1)]

DPD DPR DPRD

3
hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)]
22 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)]

DPD DPR Presiden

2 1 3
memberikan memilih calon Anggota BPK diresmikan
pertimbangan terpilih
23 KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Hakim agung harus


Calon hakim agung
memiliki integritas dan
MA
diusulkan oleh Komisi
kepribadian yang tidak
Yudisial kepada DPR
tercela, adil,
untuk mendapat per-
profesional, dan
Pasal 24A setujuan dan ditetap-
berpengalaman di
kan sebagai hakim
bidang hukum Umum
agung oleh Presiden
[Pasal 24A (2)] Agama
[Pasal 24A (3)]
Militer
TUN

Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-


undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)];
24 KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus


mempunyai sembilan orang
memiliki integritas dan

MK
anggota hakim konstitusi
kepribadian yang tidak
yang ditetapkan oleh
tercela, adil, negarawan
Presiden, yang diajukan
yang menguasai konstitusi
masing-masing tiga orang
dan ketatanegaraan, serta Pasal 24C
oleh MA, tiga orang oleh
tidak merangkap sebagai
DPR dan tiga orang oleh
pejabat negara
Presiden
[Pasal 24C (5)]
[Pasal 24C (3)]

Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya


bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)];
2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar [Pasal 24C (2)];
25 KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi Yudisial


harus mempunyai Anggota Komisi Yudisial
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
KY diangkat dan
diberhentikan oleh
Pasal 24B Presiden dengan
integritas dan persetujuan DPR
kepribadian yang tidak
[Pasal 24B (3)]
tercela
[Pasal 24B (2)]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];
26 WILAYAH NEGARA

WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang


berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)
27 WARGA NEGARA
Warga Negara dan Penduduk

ialah orang-orang
bangsa Indonesia
asli dan orang-orang warga negara
Indonesia dan orang
bangsa lain yang WARGA asing yang
disahkan dengan
undang-undang NEGARA DAN bertempat tinggal di
Indonesia
sebagai warga PENDUDUK [Pasal 26 (2)]
negara [Pasal 26
(1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam


hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang (Pasal 28)
28 HAK ASASI MANUSIA

mempertahankan
berkewajiban menghargai hidup dan
kehidupan membentuk keluarga, keturunan
hak orang dan pihak lain dan perlindungan anak dari
serta tunduk kepada (Pasal 28A)
kekerasan dan diskriminasi
pembatasan UU (Pasal 28B)
(Pasal 28J)

tidak dituntut atas dasar hukum mengembangkan dan memajukan


yang berlaku surut dan bebas dari diri, serta mendapat pendidikan
perlakuan diskriminatif dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C)
(Pasal 28I) HAK
ASASI pengakuan yang sama di hadapan
hidup sejahtera lahir dan batin, MANUSIA hukum, hak untuk bekerja dan
memperoleh pelayanan kesempatan yg sama dalam
kesehatan, mendapat perlakuan pemerintahan
khusus (Pasal 28H) (Pasal 28D)

perlindungan diri pribadi, kebebasan beragama, meyakini


keluarga, kehormatan, kepercayaan, memilih
martabat, dan harta kewarganegaraan, memilih
benda serta bebas dari berkomunikasi dan tempat tinggal, kebebasan
penyiksaan memperoleh informasi berserikat, berkumpul dan
(Pasal 28G) (Pasal 28F) berpendapat (Pasal 28E)
29 AGAMA

AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
30 PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

Usaha hankamneg
Tiap-tiap warga dilaksanakan melalui
negara berhak dan
wajib ikut serta Pertahanan dan sishankamrata oleh
TNI dan POLRI sbg
dalam usaha
pertahanan dan
Keamanan Negara kekuatan utama, dan
rakyat sbg kekuatan
keamanan negara pendukung
[Pasal 30 (1)] Tugas dan Wewenang [Pasal 30 (2)]

TNI (AD, AL, AU) POLRI

sebagai alat negara


sebagai alat negara
yang menjaga
bertugas
keamanan dan
mempertahankan,
ketertiban masyarakat
melindungi, dan
bertugas melindungi,
memelihara keutuhan
mengayomi, melayani
dan kedaulatan
masyarakat, serta
negara
menegakkan hukum
[Pasal 30 (3)]
[Pasal 30 (4)]
31 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu


sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 31 (3)]

negara memprioritaskan anggaran


Setiap warga negara wajib
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
mengikuti pendidikan dasar
APBN dan APBD untuk memenuhi
dan pemerintah wajib
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
membiayainya [Pasal 31 (2)]
nasional [Pasal 31 (4)]
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN Pemerintah memajukan ilmu penge-
tahuan dan teknologi dengan men-
Setiap warga negara berhak junjung tinggi nilai-nilai agama dan
mendapatkan pendidikan persatuan bangsa untuk kemajuan
[Pasal 31 (1)] peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)]

negara memajukan kebudayaan


Nasional Indonesia di tengah negara menghormati dan memelihara
peradaban dunia dengan menjamin bahasa daerah sebagai kekayaan
kebebasan masyarakat dalam budaya Nasional [Pasal 32 (2)]
memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)]
32 PEREKONOMIAN NASIONAL

disusun sebagai usaha bersama


berdasar atas asas kekeluargaan
[Pasal 33 (1)]

Bumi dan air dan kekayaan


Cabang-cabang produksi yang alam yang terkandung di
penting bagi negara dan PEREKONOMIAN dalamnya dikuasai oleh negara
menguasai hajat hidup orang NASIONAL dan dipergunakan untuk
banyak dikuasai oleh negara sebesar-besar kemakmuran
[Pasal 33 (2)] rakyat [Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas


demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional [Pasal 33 (4)]
33 KESEJAHTERAAN SOSIAL

Fakir miskin dan


anak-anak yang
terlantar dipelihara
oleh negara
[Pasal 34 (1)]

Negara mengembangkan
Negara bertanggung
sistem jaminan sosial bagi
jawab atas penyediaan
seluruh rakyat dan mem-
fasilitas pelayanan
berdayakan masyarakat KESEJAHTERAAN
kesehatan dan fasilitas
yang lemah dan tidak SOSIAL
pelayanan umum yang
mampu sesuai dengan
layak
martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (3)]
[Pasal 34 (2)]
no more!!!
34 BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)

Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan


Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)

Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)


35 PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat


diagendakan dalam sidang MPR apabila
MPR diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)]
Pasal-pasal
berwenang mengubah Perubahan
dan menetapkan
[Pasal 3 (1)] Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas UUD
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya [Pasal 37 (2)]

Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR


dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)]

Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD


dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh
anggota MPR [Pasal 37 (4)]

Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat


dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)]
36 ATURAN PERALIHAN

ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini.

Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini.

Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
37 ATURAN TAMBAHAN

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003

Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal
KABINET, LPND, & STATE
AUXILIARY INSTITUTIONS
KABINET

• UUD 1945  PRESIDENSIIL


• MAKLUMAT WAPRES  PARLEMENTER
• KONSTITUSI RIS  PARLEMENTER
• UUDS 1950  PARLEMENTER
• UUD 1945 (DEKRIT PRESIDEN) 
PRESIDENSIIL
• UUD NEGARA RI TAHUN 1945  PRESIDENSIIL
INDONESIA.
KABINET
• Pasal 17 UUD 1945:
1) Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara.
2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

• Pasal 17 UUD Negara RI Tahun 1945:


1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.(*)
3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. (*)
4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran
kementerian negara diatur dalam undang-undang. (***)
KABINET
• Pouvoir executif : tugas sehari-hari presiden sebagai kepala pemerintahan.

• Pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan


kabinetnya pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui Keppres
No.187/M/2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu,
dilakukan pembentukan kembali terhadap Departemen Sosial. Namun
belum dilakukan berdasarkan persetujuan DPR. Kebijakan ini diambil
berdasarkan kebijakan yang dilakukan pendahulunya, yaitu Presiden
Megawati melalui Keppres No.102 Tahun 2001 yang ditetapkan pada
tanggal 13 September 2001. Ini disebabkan karena pada saat itu belum
ada undang-undang yang mengatur tentang pembentukan,
penggabungan, dan pembubaran kementerian negara sebagai undang-
undang organik yang diperintahkan oleh Pasal 17 ayat (4) UUD Negara RI
Tahun 1945 meskipun Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 telah dihasilkan dan
berlaku sejak 18 Agustus 2001.

• Apakah kemudian kondisi ini menunjukan bahwa presiden telah


melanggar UUD Negara RI Tahun 1945? (Clue: Lihat Aturan Peralihan UUD
Negara RI Tahun 1945).
PRODUK HUKUM PEMBENTUKAN KABINET

• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Soeharto:


• Keppres No.15 Tahun 1974
• Keppres No. 45 Tahun 1974
• Keppres No. 27 Tahun 1992
• Keppres No. 61 Tahun 1998
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Habibie:
• Keppres No. 115 Tahun 1999 (27 september 1999)
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid:
• Keppres No.136 Tahun 1999 (10 November 1999)
• Keppres No. 165 Tahun 2000
• Keppres No. 177 Tahun 2000
• Keppres No. 38 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres No.177 Tahun 2000.
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Megawati:
• Keppres No.102 Tahun 2001
• Perpres pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:
• Perpres No.9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah sebanyak 3 (tiga) dengan:
– Perpres No. 62 Tahun 2005,
– Perpres No. 90 Tahun 2006, dan
– Perpres No. 94 Tahun 2006.
KABINET INDONESIA BERSATU
PADA MASA SBY
• Kementrian Negara:
• Kementerian Negara Koordinator;
• Kementerian yang berbentuk Departemen;
• Kementerian Negara.

• Kementerian Negara Koordinator mempunyai tugas membantu


Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan
kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya.

• Kementerian yang berbentuk Departemen mempunyai tugas untuk


membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas
pemerintahan.

• Kementerian Negara mempunyai tugas untuk membantu Presiden


dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu
dalam kegiatan pemeritahan negara.
KEMENTERIAN KOORDINATOR

Kementerian Negara Koodinator terdiri atas:

1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,


dan Keamanan,
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
dan
3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat.
KEMENTERIAN BERBENTUK DEPARTEMEN

Kementerian ini terdiri atas 20 kementerian yang berbentuk departemen, yaitu:


1. Departemen Dalam Negeri;
2. Departemen Luar Negeri;
3. Departemen Pertahanan;
4. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Departemen Keuangan;
6. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
7. Departemen Perindustrian;
8. Departemen Perdagangan;
9. Departemen Pertanian;
10. Departemen Kehutanan;
11. Departemen Perhubungan;
12. Departemen Kelautan dan Perikanan;
13. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
14. Departemen Pekerjaan Umum;
15. Departemen Kesehatan;
16. Departemen Pendidikan nasional;
17. Departemen Sosial;
18. Departemen Agama;
19. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;
20. Departemen Komunikasi dan Informatika.
KEMENTERIAN NEGARA

Kementerian Negara ini terdiri atas 10 (sepuluh)


Kementerian Negara, yaitu:

• Kementerian Negara Riset dan Teknologi;


• Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
• Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
• Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan;
• Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
• Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
• Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan;
• Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
• Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
• Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN

• Di samping wakil presiden dan kementerian negara,


presiden juga dapat dibantu oleh lembaga pemerintah
yang lain, seperti Lembaga Pemerintah Non-
Departemen (selanjutnya LPND), dalam melaksanakan
kewenangannya.

• LPND didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan


tugas khusus yang didelegasikan kepadanya oleh
presiden yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1)
Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Struktur
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah diubah terakhir kalinya
dengan Perpres No.11 Tahun 2005 .
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
Saat ini terdapat 22 LPND, yaitu:
1. Lembaga Administrasi Negara (LAN);
2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI);
3. Badan Kepegawaian Negara (BKN);
4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS);
5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);
6. Badan Pusat Statistik (BPS);
7. Badan Standardisasi Nasional (BSN);
8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN);
9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN);
10. Badan Intelijen Negara (BIN);
11. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);
12. Badan Koordinasi Kelurga Berencana Nasional (BKKBN);
13. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN);
14. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL);
15. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP);
16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
17. Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);
18. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);
19. Badan Pertanahan Nasional (BPN);
20. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);
21. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS);
22. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
• Sebagai sebuah LPND tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari
sebuah departemen atau pun sebagai bawahan dari departemen
tertentu;

• LPND diberikan tugas khusus oleh kepala pemerintahan: presiden.


Presiden, sebagai pendiri LPND, mempertimbangkan bahwa tugas
yang diemban LPND tidak dapat dikategorikan dan diberikan kepada
sebuah departemen tertentu: untuk melaksanakan tugas khusus itu
diperlukan sebuah institusi khusus. Sebagai contoh, untuk
menjamin keamanan, mutu, dan kandungan gizi dari makanan
diperlukan beberapa departemen untuk mengaturnya, seperti
Departemen Pertanian, Departemen Perikanan, Departemen
Kehutanan, Departemen Perindustrian, dan Departemen
Kesehatan.

• Di samping itu, akan sangat banyak kementerian yang akan terlibat


dalam pengaturan permasalahan ini, peraturan-peraturan, yang
mengatur permasalahan itu, pun akan menjadi rumit dan sangat
banyak. Hal ini juga akan mengakibatkan adanya peluang sengketa
antar departemen.
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN

• Berdasarkan kenyataan ini, secara teoritis


LPND dapat dikategorikan sebagai sebuah
agensi eksekutif karena dikepalai oleh
pimpinan tunggal yang dapat diberhentikan
hanya berdasarkan keinginan presiden
semata, tanpa membutuhkan persetujuan dari
lembaga negara lainnya.
STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
• Pasca dilakukannya amandemen, banyak sekali lembaga
“independen” yang dilahirkan. Lembaga-lembaga ini
mengambil peran berbagai lembaga pemerintahan yang
sudah ada sebelumnya. Hal ini, salah satunya, didorong oleh
ketidakpercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan
formal yang telah ada karena tidak dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya secara maksimal. Selain itu, lembaga ini pun
diberi trademark sebagai lembaga independen. Namun dalam
kenyataan sehari-hari, lembaga ini hanya independen dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya saja dan tidak independen
secara absolute.

• State Auxiliary Institution: lembaga negara yang dibentuk


diluar konstitusi dan merupakan lembaga yang membantu
pelaksanaan tugas lembaga negara pokok (Eksekutif, Legislatif,
dan Yudikatif).
STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
Lembaga-lembaga ini, antara lain:
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM)
2. Komisi Tindak Pidana Korupsi (KPK)
3. Komisi Ombudsman Nasional (KON)
4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
5. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
6. Komisi Hukum Nasional (KHN)
7. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
matur tengkyu

You might also like