Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
dr. Mudjiono Mukian
Dokter Pembimbing:
dr. Sandra L Dunggio
dr. Hanan Zubaidi
Supervisor pembimbing: DR. HJ. NUR ALBAR, SP.PD,
FINASIM
KASUS
Nama : Tn. N Y
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tomulobutao, Kecamatan Dungingi, Kota
Gorontalo
Tgl &Jam Masuk : 24-03-2017, 13:30 wita
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Pasien tidak sadar ± 3 jam SMRS
• Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke UGD RSUD Otanaha dengan
keluhan tidak sadar sejak ± 3 jam SMRS. Sebelumnya 1 minggu yang lalu pasien
mengeluh panas dan batuk,kemudian 2 hari yang lalu pasien mengeluh pusing dan
tidak mau makan, kemudian pasien dibawa berobat ke mantri, dari mantri di cek
GDS hasilnya tinggi kemudian pasien diberikan obat anti diabetes (glibenklamid)
diminum sehari 3x. setelah itu pasien mengeluh keringat dingin dan lemas badan
hingga akhirnya pasien mengalami penurunan kesadaran.
• Riwayat penyakit dahulu : Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol dan Riwayat sakit gula tidak terkontrol.
• Riwayat pennyakit keluarga : Adik pasien menderita darah tinggi, Riwayat sakit
jantung dan asma disangkal.
• Riwayat alergi: Riwayat alergi makanan, obat-obatan, debu, cuaca disangkal.
• Riwayat psikososial: Pasien merupakan seorang buruh bangunan dengan aktifitas
fisik (olah raga) yang tergolong sangat kurang. Keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien makan dengan teratur 2-3 kali sehari namun tidak membatasi porsi
dan jenis makanan yang ia makan. Namun sekitar 1 minggu SMRS pasien makan
sangat sedikit karena merasa tidak enak makan. Pasien merupakan perokok
aktif, mengonsumsi alkohol seminggu 1x dan mengkonsumsi obat-obat
herbal.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Delirium
• GCS : M=4 (Reaksi Menghindar), V=2 (Hanya Mengerang),
E=1 (Tidak ada Reaksi)= 7
• Tekanan darah : 150/70 mmHg
• Nadi : 60x/menit
• Respirasi : 26 x/menit
• Suhu : 34,5 oC
• Kepala : Normocephal,
• Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, Konjungtiva anemis (+/+),
Sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Mukosa hipertrofi (-/-), hiperemis (-/-), sekret (-/-), Konka inferior
eutrofi
• Telinga : MAE edema (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-), MT intak/intak
• Leher : Perbesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-), JVP normal
Pulmo
• Inspeksi : Dada simetris (+/+), retraksi (-/-), scar (-/-),pernapasan
torakoabdominal
• Palpasi : Bag.dada tertinggal (-/-),vokal fremitus simetris
• Perkusi : sonor pada kedua lapang paru,batas paru-hepar ICS 6
• Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung kanan; ICS IV linea parasternalis dekstra Batas kiri;
ICS IV linea midclavikularis sinistra
Abdomen
• Inspeksi : Datar.Distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 7x/menit
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar
dan lien tidak teraba.
• Perkusi : timpani
• Ascites : Shifting dullnes (-)
Ekstremitas : Ekstr. Atas: Akral dingin, CRT< 2 detik, edema (-/-), ikterik (-)
Ekstr. Bawah: Akral dingin, CRT< 2 detik, edema (-/-), ikterik (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium tanggal 24 Maret 2017:
Hemoglobin 12,9
Leukosit 19.700
Eritrosit 4.630
Hematokrit 38,3 %
Trombosit 356.000
Ureum 17 mg/dL
Creatinin 0,83 mg/Dl
GDS 28 mg/dl
Natrium 136
Kalium 3,2
Chlorida 100
DIAGNOSIS
1) Keluhan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah. Gejala otonom seperti
berkeringat, jantung berdebar-debar, tremor, lapar.
2) Kadar glukosa darah yang rendah (<3 mmol/L). Gejala neuroglikopenik seperti
bingung, mengantuk, sulit berbicara, inkoordinasi, perilaku berbeda, gangguan
visual, parestesi, mual dan sakit kepala.
3) Hilangnya dengan cepat keluhan sesudah kelainan biokimia dikoreksi.
KLASIFIKASI KLINIS HIPOGLIKEMIA
Ringan Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari –
hari yang nyata
Sedang Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari
– hari yang nyata
Berat Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri karena
adanya gangguan kognitif
1. Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak membutuhkan terapi parenteral
2. Membutuhkan terapi parenteral (glukagon intramuskuler atau intravena)
3. Disertai kejang atau koma
ENERGI Menjadi GLUKOSA mengubah INSULIN
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh Dari anamnsesis didapatkan bahwa pasien memiliki
penggunaan sulfonylurea dan insulin. Hipoglikemia sakit gula tidak terkontrol dan kemudian pasien
yang disebabkan oleh sulfoniurea dapat berlangsung meminum obat glibenklamid 3x1.
lama,sehingga harus diawasi sampai seluruh obat
dieksresi dan waktu kerja obat telah habis.
Hipoglikemia yang disebabkan oleh sulfoniurea dapat Seperti yang terjadi pada pasien ini, meski sudah
berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai diberikan terapi glukosa namun GDS masih saja
seluruh obat dieksresi dan waktu kerja obat telah habis. rendah. Sempat naik sementara kemudian turun lagi.
Terpai: Glukosa intravena (pasien tidak sadar) Pada pasien diterapi:
Injeksi glukosa 40% IV 25 ml GDS 28 mg/dl
1. (1 flash) Bila kadar glukosa 60-90 mg/dl Injeksi Dextrose 40% 25 ml (3 flash)
2. (2 flash) bila kadar glukosa 30-60 mg/dl
3. (3 flash) bila kadar glukosa <30 mg/dl
PROGNOSIS
• Prognosis pada pasien tergantung dari penyebab utama suatu penyakit
dibanding dari dalamnya suatu koma (penurunan kesadaran).
Penurunan kesadaran pada pasien gangguan metabolik dapat segera
dipulihkan dengan menghilangkan gangguan tersebut. Untuk pasien
ini dapat dilaksanakan dengan pemberian glukosa cair kedalam tubuh
untuk meningkatkan kadar glukosa pasien, semakin cepat penanganan
pada pasien ini maka kemungkinan kerusakan otak dapat dihindari.
Dengan penanganan kadar glukosa darah dan tekanan darah yang baik,
komplikasi diabetes dapat dicegah.
KESIMPULAN