Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 7:
Andri suryo cahyono
Eric tanoto
Kholilah saadah
Rhidiyan waroko
Vicky indrafusa
Wahidun adam
content
• Modul 1 : Pengujian Tarik
• Modul 2 : Pengujian Kekerasan
• Modul 3 : Pengujian Impak
• Modul 4 : Pengujian Aus
Modul 1
Pengujian Tarik
Outline
1. Tujuan Pengujian Tarik
2. Prinsip Pengujian Tarik
3. Alat dan Bahan Pengujian Tarik
4. Data Hasil Pengujian Tarik
5. Grafik dan Analisa Grafik Pengujian Tarik
6. Kesimpulan Pengujian Tarik
7. Tugas Tambahan Pengujian Tarik
1.Tujuan Pengujian Tarik
1. Untuk membandingkan kekuatan maksimum beberapa jenis
logam (besi tuang, baja, tembaga dan aluminium).
2. Untuk membandingkan titik luluh logam-logam tersebut.
3. Untuk membandingkan tingkat keuletan logam-logam
tersebut, melalui penghitungan % elongasi dan %
pengurangan luas.
4. Untuk membandingkan fenomena necking pada logam-logam
tersebut.
5. Untuk membandingkan modulus elastisitas dari logam-logam
tersebut.
6. membuat, membandingkan serta menganalisa kurva tegangan-
regangan, baik kurva rekayasa maupun sesungguhnya dari
beberapa jenis logam.
Mengukur
sampel (d0,l0)
Menandai gauge
length Ya Pengujian
sample
Memasang
sample pd grip
lain
tidak
Mulai penarikan END
& pengamatan
Menandai grafik
hasil uji
Mengamati karakteristik
perpatahan & sketsa
• 4.Data Hasil Pengujian
Fe Cu
Al
Grafik & Analisa
• Grafik P vs dL
Grafik P vs dL
5000 4675
4000
4500
3540
4000
3500
3000
Fe
load (kg)
2500
2150 Cu
1900
2000 1790 1700
Al
1550 1360
1500
1000
500
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
600
583,9878981
499,6687898
500
442,206879
400
Stress (Mpa)
Fe
Cu
Al
300
223,6018
193,6217
170,4558 192,8842104
169,8873885
200
152,5130966
100
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Strain
Analisa grafik stress vs strain
721,2251
700
639,576051
600
448,84
500
true stress (MPa)
Fe
400 Cu
Al
300 194,521059
240,3719172 222,77813 187,591108
196,526
172,1604 9 8
200
100
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
true strain
Analisa Grafik true stress vs true strain
Mampu menjelaskan makna nilai kekerasan material dalam lingkungan ilmu metalurgi
berdiameter 10 mm. Spesimen uji berupa Fe, Cu, Al dengan pembebanan yang
permukaannya halus.
• Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung
• Bahan :
– Spesimen pengujian kekerasan material Fe
– Spesimen pengujian kekerasan material Cu
– Spesimen pengujian kekerasan material Al
Metodologi Pengujian Kekerasan
• Menggunakan metode Brinnel dengan cara berikut:
1. Bagian grip sampel uji kekerasan diamplas
2. Sampel diletakan pada anvil dengan posisi horizontal
3. Identor dan beban dipilih yang sesuai
4. Pengujian dilakukan pada beberapa lokasi (min 3)
5. Setelah itu, diameter hasil penjejakan dihitung dengan
mikroskop pengukur jejak
6. Nilai kekerasan diukur dan dibandingkan dengan kekerasan
pada sampel uji silinder pejal.
7. Selesai
4. Data Hasil Pengujian Kekerasan
BHN rata-
P D No d1 d2 drata-rata BHN rata
Sampel
Fe 123.3155557
187.5 10 2 1.358 1.431 1.3945 122.2271
Cu 66.24377426
62.5 10 2 0.968 0.997 1.965 20.41883
Al 54.72313775
31.25 10 2 0.961 0.944 0.9525 43.77861
Fe Cu
Al
5. Grafik Hasil Pengujian Kekerasan
Grafik BHN vs Beban untuk Spesimen Fe
P1 = P2
D12 D22
3000 = P2
100 102
P2 = 3000 kg
Beban yang sesuai sangat jauh dari beban yang diaplikasikan, yaitu 187.5 kg. Maka
pengujian dengan diameter indentor 10 mm dan beban hanya 187.5 kg tidaklah
valid.
Modul II
Selesai
Modul 3
Pengujian Impak
(Impact Testing)
outline
1. Tujuan Pengujian Impak
2. Prinsip Pengujian Impak
3. Alat dan bahan Pengujian Impak
4. Data Hasil Pengujian Impak
5. Grafik dan Analisa Grafik Pengujian Impak
6. Kesimpulan Pengujian Impak
7. Tugas Tambahan Pengujian Impak
Tujuan Pengujian Impak
1. Untuk menjelaskan tujuan dan prinsip dasar
pengukuran harga impak dari logam.
2. Untuk mengetahui temperatur transisi perilaku
kegetasan baja struktural ST 42.
3. Untuk menganalisis permukaan patahan (fraktografi)
sampel impak yang diuji pada berbagai temperatur.
4. Untuk membandingkan harga impak beberapa jenis
logam.
5. Untuk menjelaskan perbedaan metode Charpy dan
Izod.
Prinsip Pengujian Impak
• Pada pengujian ini metode yang digunakan adlah metode
Charpy.Pada metode ini,prinsip pembebanan adalah sampel uji
diletakkan pada posisi mendatar kemudian dilakukan pembebanan
dengan posisi ayunan bandul dari arah belakang takik dari sampel
uji.Sampel uji yang digunakan pada pengujian ini adalah Fe dan Cu
dimana dilakukan perlakuan temperatur yang berbeda dari masing-
masing sampel tersebut.
Alat dan Bahan Pengujian Impak
1. Impact testing machine (metode Charpy)
kapasitas 30 Joule
2. Caliper dan atau micrometer
3. Stereoscan macroscope
4. Termometer
5. Furnace
6. Sampel uji impak baja ST 42 (4 buah)
7. Dry ice
Flowchart Pengujian Impak
Melakukan pengereman sehingga ayunan
MULAI pendulum dapat dikurangi
Meletakkan benda uji pada tempatnya Membuat sketsa patahan, mengukur luas
area
a b A
(mm) (mm) (mm2) (0C) (Joule) (Joule/mm2) Patahan
Baja ST
9,8 9,8 96,04 27 168 1,749
42
Luas Penampang T E HI Sketsa
Bahan
a b A
(mm) (mm) (mm2) (0C) (Joule) (Joule/mm2) Patahan
99,002
9,95 9,95 -14 12 0,1212
5
100,49
Cu - Zn 10,1 9,95 27 12 0,1194
5
Grafik dan Analisa Pengujian Impak
• Grafik dan Analisa Spesimen Baja ST42
• Grafik dan Analisa Spesimen Cu-Zn
Grafik HI vs T Fe
Grafik HI vs Temperatur Baja ST42
2
1.75
1.8
1.6 1.51
1.4
1.21
1.2
HI (J/mm2)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Temperatur (0C)
Analisa grafik HI vs T Fe
• Harga impak fluktuatif naik kemudian turun,tidak sesuai
dengan literatur
• Literatur menyebutkan bahwa semakin tinggi T semakin
tinggi HI
– Kesalahan dapat disebabkan Kurangnya ketelitian dalam
pembacaan temperatur.Hal ini terjadi karena pada saat
pembacaan temperatur yang tertera pada termometer
menunjukkan nilai yang berubah-ubah.Sehingga sulit untuk
mendapatkan temperatur yang sesuai.
– Kurangnya ketelitian dalam prosedur penempatan skala awal
pada alat sehingga nilai yang tertera pada skala kurang sesuai.
• Terdapat T transisi pada saat suhu mendekati suhu
kamar,menunjukkan adanya perubahan jenis perpatahan
Grafik HI vs T Cu-Zn
Grafik HI vs Temperatur Cu-Zn
0.2
0.18
0.18
0.16
0.14
0.12 0.12
0.12
HI (J/mm2)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
-40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140
Temperatur 0C
Analisa grafik HI vs T Cu-Zn
• Harga impak turun kemudian naik,tidak sesuai dengan
literatur
• Literatur menyebutkan bahwa semakin tinggi T semakin tinggi
HI
– Kesalahan dapat disebabkan Kurangnya ketelitian dalam pembacaan
temperatur.Hal ini terjadi karena pada saat pembacaan temperatur
yang tertera pada termometer menunjukkan nilai yang berubah-
ubah.Sehingga sulit untuk mendapatkan temperatur yang sesuai.
– Kurangnya ketelitian dalam prosedur penempatan skala awal pada
alat sehingga nilai yang tertera pada skala kurang sesuai.
1.8
1.75
1.6
1.51
1.4
1.2 1.21
HI (J/mm2)
0.8
0.6
0.4
0.2 0.18
0.12 0.12
0
-40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140
Temperatur 0C
W B.b 3
V
x 12r.x
Metodologi Pengujian Keausan
Peralatan Pengujian Keausan Bahan Pengujian Keausan
Berikut adalah peralatan yang digunakan Berikut adalah bahan yang digunakan
pada pengujian keausan, yaitu sebagai pada pengujian keausan, yaitu
berikut: sebagai berikut:
• Sampel uji keausan dari material
• Mesin pengujian keausan metode
baja lunak (mild steel)
Ogoshi
• Caliper • Sampel uji keausan dari material
• Mikrometer besi tuang (cast iron)
• Alat pemasang dan pembuka gear • Sampel uji keausan dari material
(tracker) logam paduan tembaga
• Mikroskop pengukur (measuring • Sampel uji keausan dari material
microscope) logam paduan aluminium
Metodologi Pengujian Keausan
Diagram Alir
mulai
selesai
Data, Perhitungan dan Grafik
Tabel Data Pengamatan
Al 0.000002910
5.819 600000 6.32 2.91 3.284 0.000005473
Fe 0.000001192
3.525 600000 6.32 2.91 0.730 0.000001217
Cu 0.000000938
2.382 600000 6.32 2.91 0.225 0.000000375
Al Cu
Fe
Data, Perhitungan dan Grafik
Contoh Perhitungan
Grafik
Grafik Perbandingan Beban dan Laju Aus
Beban/ Sampel Fe Al Cu
Laju Aus(mm3/mm)
0.0000030000 0.0000400000 0.0000080000
0.0000025000
Fe 0.0000300000 Al 0.0000060000 Cu
0.0000020000
0.0000015000 0.0000200000 0.0000040000
0.0000010000
0.0000100000 0.0000020000
0.0000005000
0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000
0 2 4 6 8 10 12 14 0 2 4 6 8 10 12 14 0 2 4 6 8 10 12 14
Beban (Kg) Beban (Kg) Beban (Kg)
Grafik
Perbandingan Ketiga Spesimen
0.0000600000
0.0000500000
0.0000400000
Laju Aus (mm3/mm)
Fe
0.0000300000 Al
Cu
0.0000200000
0.0000100000
0.0000000000
0 2 4 6 8 10 12 14
Beban (Kg)
Grafik
Grafik Perbandingan Kecepatan dan Laju Aus
/
V(m/s) Sampe
l Al Cu Fe
1.97 0.000024277 0.000002012 0.000004010
2.38 0.000071451 0.000010222 0.000004176
2.91 0.000004365 0.000001407 0.000001788
3.62 0.000037958 0.000002225 0.000002617
0.000070000
0.000060000
0.000050000
Laju Aus (mm3/mm)
Al
0.000040000 Cu
Fe
0.000030000
0.000020000
0.000010000
0.000000000
1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8
Kecepatan (mm/s)
Analisa
Analisa Grafik Laju Aus vs Beban
• Ukuran abrasif
Semakin besar ukuran abrasive maka laju keausan abrasifnya akan
semakin meningkat.
• Bentuk abrasif
Bentuk abrasif yang lebih meruncing atau tajam, akan memungkinkan
material lebih cepat terabrasi dibandingkan dengan bentuk abrasive
yang datar.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktikum Karakterisasi
Material 1 untuk Modul 4 mengenai pengujian keausan adalah
sebagai berikut:
• Semakin besar kecepatan putar dari revolving disc maka laju keausan
dari material tersebut akan meningkat.