You are on page 1of 10

BRONCHIOLITIS

Nama Kelompok :
1. Melia Shafa Atha (P1337420217010)
2. Annisa Khayatul Faizah (P1337420217013)
PENGERTIAN BRONCHIOLITIS
 Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernapasan bawah
yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil (Betz &
Cecily, 2002).
 Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus,
yang menyebabkan obstruksi akut jalan nafas dan penurunan
pertukaran gas dalam alveoli. Lebih sering disebabkan oleh
respiratory syncytial virus (RSV), gangguan ini biasanya terjadi
pada anak usia 2-12 bulan, terutama selama musim dingin dan awal
musim semi (Anonim, 2008).
ETIOLOGI BRONCHIOLITIS
1. Virus
 Virus Respiratory Syncytial (RSV) adalah virus yang
menyebabkan terjadinya infeksi pada paru dan
saluran napas
 Virus parainfluenza merupakan virus patogen yang
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan
bagian atas dan bagian bawah pada anak anak
maupun orang dewasa.
2. Polusi udara
 Asap pembakaran
 Asap rokok
MANIFESTASI KLINIS
1. Hidung tersumbat disertai dengan demam dan
batuk.
2. Kesulitan bernafas, pernapasan cepat dan dangkal,
dengan terengah-engah disertai dengan
peningkatan batuk.
3. Kehilangan nafsu makan, akibat dari gangguan
pernapasannya.
4. Anak gelisah dan sianosis sekitar hidung dan
mulut.
5. Infeksi ditandai adanya edema mukosa,
peningkatan sekresi mukus, obstruksi bronkiolus,
dan peregangan yang berlebihan dari alveoli.
PATHOFISIOLOGI BRONCHIOLITIS
 Bronkiolitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran
nafas bagian atas yang disebabkan virus, parainfluenza,
dan bakteri. Bronkiolitis akut ditandai obstruksi bronkiole
yang disebabkan oleh edema, penimbunan lendir serta
debris- debris seluler. Tekanan udara pada lintasan udara
kecil akan meningkat baik selama fase inspirasi maupun
selama fase ekspirasi, karena jari-jari suatu saluran nafas
mengecil selama ekspirasi, maka obstruksi pernafasan
akan mengakibatkan terperangkapnya udara serta
pengisian udara yang berlebihan.
KOMPLIKASI BRONCHIOLITIS
1. Radang paru-paru. Virus maupun organisme yang
menyebabkan infeksi dapat menginvasi ke bagian paru-
paru yang lain bahkan seluruh bagian.
2. Radang saluran tengah, terjadi saat ada virus yang
masuk ke daerah di belakang gendang telinga
3. Kemungkinan timbulnya penyakit asma di kemudian
hari. Reaksi radang yang terjadi saat anak-anak dapat
meningkatkan sensitivitas pada saluran napas
terhadap allergen, sehingga dapat memicu terjadinya
astma.
4. Kematian. Pada anak-anak yang berusia kurang dari 6
bulan, bayi-bayi yang lahir prematur, dan bayi-bayi
yang memiliki kelainan bawaan pada jantung dan
paru-parunya, infeksi RSV dapat berakibat serius
sampai menimbulkan kematian.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan
predominan polimorfonuklear atau dapat ditemukan
leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat
ditemukan anemia ringan atau sedang.
2. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran
darah tepi dalam batas normal, kimia darah
menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun
metabolik. Usapan nasofaring menunjukkan flora
bakteri normal.
3. Pemeriksaan radiologis : Foto dada anterior posterior,
hiperinflasi paru, pada foto lateral, diameter
anteroposterior membesar dan terlihat bercak
honsolidasi ,yang tersebar.
4. Analisa gas darah : Hiperkarbia sebagai tanda air
trapping, asidosis metabolik, atau respiratorik (
Raharjoe, 1994).
TINDAKAN PENCEGAHAN
 Sering-sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh
anak, dan ajarkan pada anak-anak tentang pentingnya
mencuci tangan.
 Hindari paparan terhadap infeksi RSV, dengan cara
membatasi kontak antara bayi dengan orang-orang yang
sedang mengalami demam dan selesma.
 Jagalah kebersihan. Pastikan agar rak-rak selalu dalam
keadaan bersih terutama rak yang terdapat di dapur dan
kamar mandi, terutama bila ada anggota keluarga yang
sedang selesma. Segera buang tisu bekas pakai.
 Jangan menggunakan gelas yang sudah digunakan oleh orang
lain. Gunakan gelas sendiri atau gelas sekali pakai bila kita
atau orang lain sedang sakit.
 Jangan merokok. Bayi yang terkena paparan tembakau
memiliki resiko lebih tinggi terkena infeksi RSV dan
berpotensi lebih besar terkena gejala yang lebih parah. Selalu
coba untuk tidak merokok di rumah atau di sekitar bayi,
terutama jika bayi memiliki kelainan saluran napas atau
jantung, sistem kekebalan yang rendah, atau lahir prematur.
 Cuci boneka secara rutin, terutama bila anak atau kawan
bermain anak sedang sakit.
Terimakasih

You might also like