Professional Documents
Culture Documents
Modulas
Adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri.Hambatan
terjadi melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan
bermacam-macam neurotansmiter antara lain endorphin yang
dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini
bermula dari area periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat
transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis.
Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis
atau supraspinalis.
Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat
tentang impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil
interaksi sistem saraf sensoris, informasi kognitif (korteks serebri)
dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala). Persepsi
menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan
Manifestasi fisiologi nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik , emosi , dan perilaku .
cara yang baik untuk memahami pengalaman nyeri , akan membantu
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni : resepsi dan
reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut
saraf saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di
dalam masa berwarna abu-abu di medulla spinalis.terdapat pesan
nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah
stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa
ahambatan ke kortek serebral, maka otak menginterpretasi kualitas
nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri (McNair,1990).
Berdasarkan sumbernya
a) Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar)
ex: terkena ujung pisau atau gunting
b) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pemb.
Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama drpd cutaneus
ex: sprain sendi
c) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia,
regangan jaringan
Berdasarkan lokalisasi/letak
a) Radiating pain
Nyeri menyebar dr sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain)
b) Referred pain
Nyeri dirasakan pd bagian tubuh ttt yg diperkirakan berasal dr jaringan
penyebab
c) Intractable pain
Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna)
d) Phantom pain
Sensasi nyeri dirasakan pd bag. Tubuh yg hilang
e) Berdasarkan penyebab:
Fisik Psycogenic
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
f) Menurut Serangannya
Nyeri akut
Nyeri kronik
0 :Tidak nyeri
5. Nyeri idiopatik
Adalah nyeri kronis dari ketiadaan penyebab
fisik atau psikologis yang dapat diidentifikasi
atau nyeri yang dirasakan sebagai
berlebihannya tingkat kondisi patologis suatu
organ.
Usia
dapat mempengaruhi nyeri terutama pada Anak, dewasa, dan lansia.
Perbedaan kelompok usia dapat mempengaruhi bagaimana reaksi
terhadap nyeri. Anak-anak memiliki kesulitan dalam
mengenal/memahami nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia
cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.
Kelelahan
meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan menurunkan kemampuan
untuk mengatasi masalah.
Fungsi saraf
pada klien mempengaruhi pengalaman nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi nyeri yang normal (contoh: cidera medula
spinalis, neuropatik perifer dan penyakit saraf lainnya) dapat
mempengaruhi kesadaran dan respon klien.
Perhatian
tingkatan dimana klien memfokuskan perhatiannya terhadap
nyeri yang dirasakan mempengaruhi persepsi nyeri.
Faktor spiritual
Spiritualitas menjangkau antara agama dan mencakup
pencarian secara terhadap makna situasi dimana seseorang
menemukan dirinya sendiri.
Kecemasan
terkadang meningkatkan persepsi nyeri dan
menyebabkan perasaan cemas. Wall dan melzack
(1999) melaporkan bahwa stimulus nyeri yang
mengaktivasi bagian dari sistem limbik dipercaya
dapat mengontrol emosi, terutama kecemasan.
Mekanisme koping
dapat mempengaruhi kemampuan mengatasi nyeri.
Seseorang yang memiliki kontrol terhadap situasi
internal merasa bahwa mereka dapat mengontrol
kejadian dan akibat yang terjadi dalam hidup mereka.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki kontrol
terhadap situasi eksternal merasa bahwa faktor lain
dalam hidupnya; seperti perawat bertanggung jawab
terhadap akibat suatu kejadian.
Nilai-nilai dan kepercayaan terhadap
budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Ada perbedaan makna dan perilaku yang
berhubungan dengan nyeri antara beragam
kelompok budaya. Perawat perlu menggali
akibat nyeri klien dari budayanya dan membuat
penyesuaian terhadap rencana perawatan.
Fundamental Keperawatan
Edisi 4
Potter&Perry , Volume 2
Fundamental Keperawatan
Edisi 7
Kozier , Volume 2