You are on page 1of 15

MANAJEMEN LIMBAH

KELOMPOK 8
1. DEVI APRIANTI
2. DESI AGUSTINA
3. MUTIARA HIKMAH
4. NURZAHRAH
5. RISMAWATI
Latar Belakang
 Masalah air limbah di Indonesia baik limbah
domestik maupun air limbah industri sampai saat
ini masih menjadi masalah yang serius. Oleh
karena itu, regulasi tentang industrialisasi ramah
lingkungan menjadi isu penting Alasan yang
mendasari sebab limbah tidak hanya dari proses
produksi tapi juga kelangsungan hidup. Oleh
karena itu, pengolahan limbah harus dilakukan
sedari dini ketika proses produksi terjadi. Artinya,
pengolahan limbah harus dilakukan dari hulu
sampai hilir karena jika ini tidak dilakukan maka
ancaman terhadap pencemaran akan berakibat
fatal
Manajemen Mutu
 Manajemen mutu terpadu adalah suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya. Prinsip utama manajemen
mutu terpadu adalah :
 Kepuasan pelanggan
 Menaruh rasa hormat terhadap setiap orang
 Manajemen berdasarkan fakta
 Perbaikan berkesinambungan
Sampah (limbah)

 Sampah atau limbah adalah segala sesuatu


yang oleh pemiliknya dianggap tidak
berguna lagi, dan harus dibuang, berarti
dilemparkan atau ditaruh atau berada di
alam atau diluar tempat tinggal manusia
Manajemen limbah
 Manajemen limbah merupakan salah satu
upaya dalam rangka mencapai produksi
bersih, yang merupakan bagian dari
sertifikasi ISO 14000. Tujuan manajemen
limbah adalah mengendalikan pencemaran
yang disebabkan oleh pembuangan limbah
hasil berbagai kegiatan manusia, antara lain
kegiatan industri.
 ISO 14000 adalah standar pengelolaan lingkungan
yang dikeluarkan oleh International Organization
for Standardization (ISO). Banyak manfaat yang
dapat diperoleh atas adanya pengelolaan
lingkungan. Secara umum manfaat sertifikasi ISO
14000 antara lain:
 perlindungan terhadap lingkungan
 dasar persamaan kompetitif
 menunjukkan kesesuaian dengan peraturan
 pembentukan sistem pengelolaan yang efcktif
 penurunan biaya
 penurunan kecelakaan kerja
 peningkatan hubungan masyarakat
 peningkatan kepercayaan dan kepuasan konsumen
 peningkatan perhatian manajemen puncak
. Klasifikasi Limbah
 Sampah Padat
 Pengelolaan Sampah Padat
Banyak cara orang mengelola sampah padat. Mulai dari yang
paling sederhana, sampai dengan cara-cara modern. Umumnya
orang berupaya untuk mengelola sampah padat sebaik-baiknya
sehingga tidak mengganggu ketenteraman. Baik keindahan maupun
baunya. Kalau kita kaji cara-cara pengelolaan tersebut adalah sebagai
berikut.
(1) asal buang atau asal ditumpuk (open dunp)
(2) pakai ulang (re use)
(3) daur ulang (recycling)
(4) dibuat pupuk (compostng)
(5) bakar teknis (inceneration)
(6) pendam urug berlapis (PLIB-sanitury landfil)
(7) pirolisis (pyrolysis)
(8) pemadatan (blocking)
(9) pemanfaatan terpadu (swedish vacun system -RRR- resource
recovery of refuse).
Sampah Cair (Air Limbah)

• Pengelolaan air limbah


Air limbah rumah tangga (domestic
sewage), sebaiknya dibuatkan peresapan.
Pada garis besarnya peresapan terdiri dari
saringan pasir dan kerikil. Lebih baik lagi
ditambah ijuk di antaranya. Demikian juga
air hujan, seharusnya dibuang ke dalam
tanah dengan membuat peresapan di
halaman atau tempat lain sekitar rumah.
Beberapa pengolahan limbah yang harus menjadi
perhatian adalah :
 (1) Pada pengolahan dengan koagulan: pada
lumpur limbah, masih terdapat racun, karena baru
proses pengendapan menjadi lumpur, sehingga
perlu dinetralisir.
 (2) Pada industri/pabrik yang biasa menggunakan
zat pemacu, penguat, perasa, pencerah, pengawet,
penstabil bahan, terutama pada pabrik-pabrik
industri, rumah tangga, dimana belum dilakukan
pengawasan yang optimal termasuk pengetahuan
kepada petugas/karyawannya.
 (3) limbah rumah tangga : dari kamar
mandi, detergen, obat nyamuk, minyak
tanah, oli, dll.
 (4) Dari rumah sakit : baik bahan kimia,
radioaktif maupun limbah penderitanya
sendiri karena adanya micro organisme
penyakit menular terutama yang tidak
dapat mati karena pemanasan tertentu
maupun pengolahan tertentu.
 (5) Pada proses pengangkutan dan
pemusnahan limbah berbahaya sudah ada
standar nasional maupun internasional,
tetapi pengawasnya yang belum dapat
dilaksanakan dengan baik.
4. Limbah Klinis

 Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah


RS dilakukan dengan berbagai cara.Yang
diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa
pengurangan (reduce) dalam volume,
penggunaan kembali (reuse) dengan
sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle),
dan pengolahan (treatment).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna yang
menyangkut hal-hal berikut :

 Pemisahan Limbah
 Penyimpanan Limbah
 Penanganan Limbah
 Pengangkutan limbah
 Pembuangan limbah
 Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah
klinik dapat ditimbun dengan kapur dan
ditanam. Langkah-langkah pengapuran
(Liming) tersebut meliputi sebagai berikut :
 Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar
2,5 meter
 Tebarkan limbah klinik didasar lubang samapi
setinggi 75 cm
 Tambahkan lapisan kapur
 Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur
masih bisa ditanamkan samapai ketinggian 0,5
meter dibawah permukaan tanah
 Akhirnya lubang tersebut harus ditutup
dengan tanah
Kesimpulan
 Manajemen limbah merupakan salah satu upaya
dalam rangka mencapai produksi bersih, yang
merupakan bagian dari sertifikasi ISO 14000.
Tujuan manajemen limbah adalah mengendalikan
pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan
limbah hasil berbagai kegiatan manusia, antara lain
kegiatan industri. ISO 14000 adalah standar
pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh
International Organization for Standardization
(ISO). Pada garis besarnya sampah dibagi menjadi
tiga golongan besar, yakni sampah padat, sampah
cair, sampah gas serta sampah klinis.

You might also like