You are on page 1of 39

Presentasi Kasus

dr. Mirzania Mahya Fathia


Pembimbing :
Letkol Kes dr. Budhi Pranowo, Sp. A

RSAU Lanud Iswahyudi Magetan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
1
Pendahuluan
• CHF anak  sindroma klinik
akibat miokardium tidak mampu
memenuhi keperluan metabolik
faktor mekanik (jantung bawaan
(PJB)), didapat (inflamasi,infeksi),
kelainan miokard  preload >>
atau afterload >>
CHF pada Anak • Gagal jantung  15 juta kematian
anak, tersering PJB  90% pasien
PJB meninggal karena gagal
jantung (< 1 th), sisanya 1-5.
Penyebab gagal jantung 5-15 th
 didapat ( demam reumatik)
• Derajat gagal jantung  kriteria
Ross dan pemeriksaan penunjang
2
3
IDENTITAS

Nama : An. S
Usia/BB/TB : 9 th/ 28kg/ 127 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Bangunasri, Barat, Magetan
Rekam Medis : 085991

4
Pasien datang ke RSAU Lanud Iswahyudi pada
tanggal 31 Oktober 2018 pukul 19.50

KELUHAN UTAMA
Bengkak di seluruh tubuh
(auto dan alloanamnesis)

5
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien demam dan ISPA 3 minggu sebelum


disertai gejala pembengkakan masuk RS
di kedua pipi (mengecil 2 hari
setelahnya) • Pasien telah sembuh +
• Pasien berobat ke bidan, melanjutkan aktivitas
mendapat Amoksisilin normal termasuk
sekolah
• Muncul bintik merah di tubuh
setelah konsumsi amoksisilin
 curiga alergi  stop
1 bulan sebelum
masuk RS

6
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien demam kembali 5 hari sebelum


masuk RS
• Sesak nafas tanpa
mengi • muncul bengkak di seluruh
tubuh  dimulai dari kelopak
• Keringat malam mata dan pipi terutama
• Mudah lelah ketika bangun tidur 
menyebar ke seluruh tubuh
• Keluhan membaik • bengkak hilang ketika
dalam 5 hari  beraktivitas
aktivitas biasa • sesak di malam hari,mengi (-)
• nafsu makan menurun
• mual bila makan terlalu
2 minggu sebelum kenyang
masuk RS
7
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Bengkak seluruh tubuh


• Sesak tanpa mengi
• Batuk
• Nafsu makan menurun
• Mual (+), muntah (-)
• Demam (-)
• BAK jarang (+)
• BAK merah (-)
• BAB normal Saat Masuk RS
8
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat bengkak : (-)


• Riwayat Alergi : (+) curiga Amoksisilin
• Riwayat Gangguan Ginjal : (-)
• Riwayat Operasi : (-)
• Sejak kecil pasien tidak dapat melakukan aktivitas
berat, sering ngos – ngosan bila beraktivitas sejak
usia 2,5 tahun, keluhan biru – biru di tubuh (-), nafsu
makan baik, keterlambatan pertumbuhan (-)

9
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat Penyakit Jantung : (-)


• Riwayat Gangguan Ginjal : (-)
• Riwayat Hipertensi : (+) kakek dan nenek
• Riwayat Alergi : (+) ibu alergi udang
• Riwayat Tumor : (+) ibu dengan Ca Getah
bening

10
POHON KELUARGA

Keterangan
: Laki - laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Penderita Hipertensi
Pasien minum ASI hingga 2 tahun. Pada usia 6
Pasien adalah anak tunggal. Lahir dari ibu bulan diberikan bubur susu dan pada 10 bulan
G1P0A0 usia 35 th melalui persalinan spontan diberikan bubur nasi. Pasien makan dengan
dengan usia kehamilan 41 minggu dan berat nasi, sayur, dan lauk pauk berupa tahu, tempe,
badan lahir 2900 gram. Pasien langsung telur, dan daging ayam bergantian. Pasien
menangis kuat setelah lahir dan tidak makan 3 kali sehari sebanyak ¾ sampai dengan
ditemukan cacat tubuh bawaan. Ibu pasien rutin 1 porsi orang dewasa. Selama sakit, nafsu
memeriksakan kehamilan dan minum vitamin makan menurun, namun frekuensi makan masih
dan tablet besi selama kehamilan 3 kali per hari. Kesan kualitas cukup dan
kuantitas nutrisi cukup selama sakit.

Pasien berusia 9 tahun dengan BB 28 kg dan


TB 127 cm. Pasien duduk tanpa dibantu saat Pasien sehari – hari dirawat oleh nenek
usia 7 bl dan berjalan sendiri pada usia 13 bl. dan tantenya yang bekerja sebagai
Pasien bersekolah di sd, mempunyai banyak pedagang. Saat ini, pasien bersekolah di
teman di lingkungan sekolah. Pasien dapat sekolah dasar. Pasien mempunyai banyak
menerima pelajaran dengan baik. Kesan teman di lingkungan sekolah, mampu
pertumbuhan dan perkembangan sesuai bergaul bersama dengan teman sebaya.
dengan usia

12
RIWAYAT IMUNISASI

BCG : 1 bulan
Hepatitis Bo : 0 bulan
DPT-HB I-III : 2,3,4 bulan
Polio I-IV : 1,2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan, 18 bulan
DT : 7 tahun

Kesimpulan : Imunisasi Lengkap

13
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Lemas /CM
• Kesadaran : GCS E4M5V6
• Vital Sign
• Tekanan Darah : 125/92 mmHg
• Nadi : 130 x/menit
• Pernapasan : 26 x/meni
• Suhu : 36,9o C
• Status Antropometri
• Berat Badan : 28 kg
• Tinggi Badan : 127 cm
• Pemeriksaan kepala
• Kepala : mesocephal, simetris, jejas (-), wajah sedikit edem (+)
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya +/+,
pupil isokor Ø 3mm/3mm, strabismus -/-
• Pemeriksaan Hidung : discharge -/- , hiperemis -/-
• Pemeriksaan Mulut : sianosis (-), faring hiperemis (-), T1 – T1
14
• Paru
• Inspeksi : Dada simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi intercostals (-), jejas (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), lokal fremitus kanan = kiri, ketertinggalan gerak (-)
• Perkusi : Sonor bagian superior dekstra dan sinistra / redup bagian inferior dekstra
dan sinistra
• Auskultasi
• Superior : Suara dasar vesikuler +/+,Ronkhi basah halus -/-, Ronkhi basah kasar -/-,
Wheezing -/-
• Inferior : Suara dasar vesikuler +/+ (menurun) , Ronkhi basah halus -/-, Ronkhi
basah kasar -/-, Wheezing -/-
• Jantung
• Inspeksi : tampak pulsasi ictus cordis di SIC VI 2 jari medial LMCS
• Palpasi : ictus cordis teraba SIC VI 2 jari medial LMCS, ictus cordis kuat angkat
• Perkusi : batas jantung kanan atas SIC II LPSD
batas jantung kiri atas SIC II LPSS
batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
batas jantung kiri bawah SIC VI 2 jari medial LMCS
• Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-)

15
• Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : jejas (-), cembung, supel
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani (+), pekak alih (+), pekak sisi (+), undulasi (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+) hipocondriaca dextra dan sinistra
• Pemeriksaan Hepar dan Lien : tak teraba pembesaran
• Pemeriksaan ekstermitas
• Superior : edema (+ minimal /+ minimal), sianosis (-/-), akral hangat (+/+),
CR < 2 detik
• Inferior : edema (+/+), sianosis (-/-), akral hangat(+/+), CR < 2 detik

16
31 Oktober 2018
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Darah Pemeriksaan Urin


Hb 12,0 g/dL Warna Kuning, Jernih
Leukosit 9710 U/L Berat Jenis 1020
Ht 37,1 % pH 5,5
Trombosit 218.000/uL Albumin Negatif
Ureum 20 mg/dL Eritrosit 3-5
Kreatinin 0.9 mg/dL Leuokosit 1-3
Chol 132 mg/dL Epitel 1-3
Trigliserid 136 mg/dL Bakteri Negatif
GDS 106 mg/dL Kristal Negatif
Na 137 mmol/L
K 4 mmol/L
Cl 114 mmol/L

17
PEMERIKSAAN EKG
31 Oktober 2018

Kesan : Sinus Takikardi, RBBB


18
PEMERIKSAAN RO THORAX
31 Oktober 2018

Kesan
• Cardiomegali
• Saat ini tak
tampak jelan
gambaran efusi
pleura kanan kiri

19
DIAGNOSIS BANDING
- Sindroma Nefrotik dengan Asites Minimal dan Suspect
Efusi Pleura Dextra dan Sinistra
- CHF e.c Suspect PJB Asianotik
- CHF e.c Suspect Kardiomiopati

DIAGNOSIS KERJA

- Sindroma Nefrotik dengan Asites Minimal dan Suspect


Efusi Pleura Dextra dan Sinistra

20
TERAPI
• Terapi di IGD (tanggal
• O2 2 lpm (NK)
• IVFD RL 5 tpm (iv)
• Inj. Furosemid 2 x 20 mg (iv)
• Inj. Ranitidin 2 x 25mg (iv)
• Monitoring Balance Cairan  tampung urin

• Konsul dokter Spesialis Anak :


• Terapi lanjut dan monitoring balance cairan
• Rawat Bangsal Neptunus

21
22
WAKTU SOAP

S: Bengkak pada kedua kaki dan mata 5 hari yang lalu (berkurang),demam (-),
mual (+), muntah (-) sering sesak (+). RPD : ISPA 1 bulan yang lalu

O: Ku/Kes : cukup/CM
1 November TD: 100/80, N: 98 x/m RR:24x/m S: 36,4 C
2018 K/L : ca -/- si -/- edem wajah (berkurang)
Paru : S1>S2 reg, m (-) g(-)
Abdomen : supel, datar, Bu + N, asites (menurun)
Ekstrimitas : pitting edem superior -/- , inferior +/+ (berkurang)
Urin Output : (+)
A : Edem Anasarka Membaik e.c CHF dd SN
P : IVFD RL 8 tpm (makro)
Inj Furosemid 20mg – 0 – 0 (iv)
Konsul Sp.Jp
Tirah Baring ½ duduk
Hasil Konsul dr. Abu, Sp.JP
O : Pemeriksaan fisik : Murmur tidak ada,
1 November Ro : Cardiomegali
2018 A : CHF e.c Cardiomiopati dd PJB Asianotik
P : EKG, Cek Albumin
PO Digoxin 0,25 mg 1 x ½ tablet
PO Ramipril 1 x 2,5 mg 23
WAKTU SOAP
Hasil Cek Albumin Darah ( 1 Nov 2018)
2 November 2018 3,5 gr/dL (dbn)

S: Demam (-), Mual (-), Bengkak (-), Sesak (-)


O: Ku/Kes : cukup/CM
TD: 110/80, N: 90 x/m RR:22x/m S: 36,7 C
K/L : ca -/- si -/- edem wajah (-)
2 November 2018 Paru : S1>S2 reg, m (-) g(-)
Abdomen : supel, datar, Bu + N, asites (-)
Ekstrimitas : pitting edem superior -/- , inferior -/-
Urin Output : (+)
A : CHF e.c Susp PJB Asianotik
P : IVFD RL 8 tpm (makro)
Inj Furosemid 10mg – 0 – 0 (iv)
PO Digoxin 0,25 mg 1 x ½ tablet
PO Ramipril 1 x 2,5 mg
Selanjutnya kontrol poli Jantung 24
WAKTU SOAP
S : Kontrol (+), kemarin sesak (+)
26 November O : TD = 98/86 N=120 x/menit
2018 A : Heart Failure e.c Kardiomiopati
P : Digoxin 1x ½ tab
Ramipril 1x 2,5 mg
Vit B Complex 2x1 tab

S : Kontrol (+), pusing (+), mual (+)


26 Desember O : TD = 103/90 N=73 x/menit
2018 A : Heart Failure e.c Kardiomiopati
P : Digoxin 1x ½ tab
Ramipril 1x 2,5 mg
Vit B Complex 2x1 tab
Ondansentron 3 x ½ tab p.r.n

25
26
• gagalnya mekanisme kompensasi otot
jantung dalam mengantisipasi
peningkatan beban volume/beban
Definisi tekanan >>  tidak mampu
memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh

• Preload (volume work)


Ditentukan • After load (pressure work)
Oleh •

Kontraktilitas miokardium
Frekuensi denyut jantung

27
Epidemiologi
15% - 25% anak dg
penyakit jantung
struktural  CHF

Penyebab gagal jantung dominan


diantara negara berkembang
ialah kardiomiopati primer  >50 % menjadi PJB
0,8 - 1,3 kasus per 100.000 anak di
kelompok usai 0-18 tahun.

28
Etiologi
Faktor mekanik (kelainan struktur jantung);
miokardium normal, dari beban kerja
berlebihan (preload/afterload)

Faktor miokardium (kelainan otot


jantung/insufisiensi miokardium)

• Radang atau intoksikasi otot jantung


• Otot jantung kurang makanan (anemia berat)
• Perubahan-perubahan patologis (kardiomiopati)
29
Etiologi Gagal Jantung pada Anak – Anak

30
Patofisiologi
• Jantung kanan lemah  tidak kuat memindahkan venosa (vena
kava, atrium, dan ventrikel kanan) ke pembuluh darah arteriosa
(arteri pulmonalis)
• Darah tertimbun di dalam ventrikel kanan, atrium kanan, dan di
dalam vena kava  desakan darah meninggi  vena makin
mengembang (dilatasi)  vena jugularis eksterna meningkat
• Penimbunan darah venosa sistemik  hepatomegali
• Timbunan darah venosa pada vena-vena di bagian bawah 
udem, asites (sering pada anak CHF), hidrotoraks (dispnea)
• Kelemahan jantung kanan  kompensasi  dilatasi dinding
jantung kanan  keregangan miokardium  penambahan curah
jantung dengan menaikkan frekuensi jantung (takikardi) 
dekompensasi lagi  darah ke paru <<  paru untuk bernapas >>
 takipnea

Gagal Jantung Kanan


31
Patofisiologi
• Diastole mengalami hambatan  atrium kiri dilatasi 
hipertrofi  otot atrium kiri tidak lagi dapat memenuhi
 darah tertumpuk di ventrikel kiri  memenuhi vena
pulmonalis  udem pulmonum
• Tekanan atrium meninggi  aliran darah dari paru ke
dalam atrium kiri terganggu  vv.pulmonales meninggi
 bendungan  kongesti paru  dyspnoe d’effort 
orthopnea  mudah bronkitis  sering batuk-batuk
• Darah tertimbun ventrikel kanan  dilatasi, kemudian
diikuti dengan hipertrofi, yang akibatnya akan terjadi
kardiomegali  frekuensi naik  takikardi  CHF

Gagal Jantung Kiri


32
Klasifikasi

Fungsi miokardium

Kapasitas fungsional; kemampuan untuk


mempertahankan aktivitas harian dan kapasitas
latihan maksimal.
Outcome fungsional (mortalitas, kebutuhan
untuk transplantasi)

Derajat aktivasi mekanisme kompensasi


(contohnya respon neurohormonal)

33
Sistem Klinis Gagal Jantung Anak
(Reitmann dkk)

34
Penegakkan Diagnosis
Tanda dan Gejala Klinis
• kelelahan, tidak tahan kerja fisik, batuk, anoreksia, dan nyeri abdomen, kesukaran bernafas
• kesukaran hidup sehari-hari, termasuk naik tangga di sekolah
• ortopnea
• proses lebih kronik  kurang gizi dan kurang energi

Pemeriksaan Klinis
• takikardi
• akral dingin, pucat dan sianosis jari
• tekanan vena jugularis >>
• pembesaran hati >> tepinya lunak karena meregangnya kapsul hati
• udem perifer atau dapat anasarka
• asites dan hidrothoraks.
• kardiomegali, kadang gallop

Pemeriksaan Penunjang
• sinar-x dada  kardiomegali , oedem pulmo , bronchitis, pneumonia
• Kronik  Proteinuria dan berat jenis kencing yang tinggi merupakan Elektrolit normal
• Kenaikan bilirubin (jarang  gangguan hepar)
• Elektrokardiografi  tipe defek, adanya sinur takikardia, pembesaran atrium dan hipertrofi ventrikel
• Analisis gas darah  asidosis metabolik
• Ekokardiografi  mengetahui pembesaran ruang jantung dan etiologi 35
Penatalaksanaan Umum
Tirah baring, posisi setengah duduk

Penggunaan oksigen

Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

Pembatasan cairan dan garam

Diet makanan berkalori tinggi

Pemantauan hemodinamik yang ketat

Hilangkan faktor yang memperberat (misalnya demam, anemia, infeksi)

Penatalaksanaan diit pada penderita yang disertai malnutrisi

36
Penatalaksanaan
Farmakologi

Memperbaiki
Mengurangi kinerja
beban kerja pompa
jantung

Mengendalikan
retensi garam dan
air yang berlebihan

37
Prognosis

Berat
ringannya
Umur
penyakit
primer
Dubia ad Malam

Seringnya
kambuh akibat
Hasil terapi
etiologi yang
digitalis
tidak dikoreksi.

38
39

You might also like