You are on page 1of 45

PROSES KEPERAWATAN

TRANSKULTURAL
Al fauzan
Dede luthfi
Dinda Tryani
Endar Andrianto
Erika Firdaus
Fuji Rahmauli
Nina Marlina
Risma Mediyanti
Sheilla Alya R

S1 3A
KELUARGA DI BENGKULU
• Sistem nilai dan ideologi banyak dipengaruh oleh Agama
Islam.
• Ayah sebagai peran penting sebagai kepala keluarga. Ibu
memegang peran sentral dalam pendidikan,
pengamanan kekayaan dan kesejahteraan keluarga
(termasuk kesehatan).
• Dari sejak kecil sudah diajarkan untuk bekerja.
• Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah
KELUARGA DI BENGKULU
• Falsafah Hidup masyarakat Bengkulu
“Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah
SamoMenurun, Yang Berek Samo
Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing",
Artinya dalam membangun, pekerjaan
seberat apapun jika sama-sama dikerjakan
bersama akan terasa ringan juga
"Bulek Air kek Pembuluh, Bulek Kato
kek Sepakat", Artinya bersatu air dengan
bambu, bersatunya pendapat dengan
musyawarah.
BUDAYA KESEHATAN DI BENGKULU

• Dipengaruhi oleh agama islam.


• Gangguan kesehatan dukun islam
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dalam melakukan asuhan
keperawatan pada keluarga Bengkulu,
perawat seharusnya melibatkan
keluarga inti (terutama dari pihak
ayah dan ibu) dan keluarga besar,
serta disesuaikan dengan ajaran
agama islam
PROSES KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
• 7 komponen yang ada pada “Sunrise
Model”Yaitu:
• Faktor teknologi
• Faktor agama dan filosofis
• Faktor kekerabatan dan sosial
• Faktor nilai budaya dan gaya hidup
• Faktor politis dan legal
• Faktor ekonomi
• Faktor pendidikan
FAKTOR TEKNOLOGI
• Masih belum banyak yang bisa menerapkan
teknologi dalam kehidupan,karena faktor
ekonomi masih rendah.
FAKTOR AGAMA DAN FILOSOFI
• Mayoritas Agama yang dianut orang Bengkulu
Islam
• Adat basandi syara’, syara’ basandi
kitabullah : (adat bersendi syariat dan
syariat bersendi kitab Allah SWT).Nilai-nilai
islam menyatu dalam adat istiadat
masyarakat.
• Pengobatan dengan cara islam,
• Kedukun islam
FAKTOR KEKELUARGAAN DAN SOSIAL
• Ibu yang sangat berperan dalam pendidikan
,kesejahteraan,maupun kesehatan keluarga.
• Kebiasaan keluarga akan berkumpul bersama
setelah masa panen karena rata-rata kepala
keluarga akan sering tinggal nama dikebun
FAKTOR NILAI BUDAYA DAN
GAYA HIDUP
• Masyarakat bengkulu rata-rata penyuka makanan
pedas,sampai makanan khas daerahnya bercita rasa
pedas
• Rata-rata masyarakat mengunakan bahasa melayu dan
bahasa rejang.dan sebagian wilayah mengunakan
Bahasa Pekal, Bahasa Lembak,Bahasa Serawai,dan
Bahasa Enggano.
• Suku pribumi dibengkulu ada suku muko-
muko,Pekal,Rejang,Lembak,Serawai,Pasemah,Kaur,Eng
gano.
• Rata-rata masih tinggal dirumah tradisional(Rumah
Panggung)
FAKTOR KEBIJAKAN DAN LEGAL
FAKTOR EKONOMI
• Rata-rata masyarakat berkebun dan
bertani,sumber keuangan bila sakit dari uang
hasil panen.
FAKTOR PENDIDIKAN
• Masih banyak masyakarat yang hanya tamatan
SMP maupun SD
• Rata-rata masyarakat dari kecil sudah
diajarkanberkebun
• Terima Kasih…..
KONSEP
KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
JAWA TENGAH
SUGENG RAWUH

16
Dahulu masyarakat jawa tidak mengenal
teknologi seperti sekarang, yang mereka kenal
FAKTOR hanyalah tv, radio.
TEKNOLOGI Tetapi setelah era globalisasi, masyarakat
jawa mengenal teknolog iseperi halnya masyarakat
lainnya.

17
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah seperti
solo,DIY dan daerah jawa tengah yang lainnya beragama Islam
yang umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu
kaum Santri dan Abangan Kaum santri mengamalkan ajaran
agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan
FAKTOR walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih
terpengaruh Kejawen yang kuat. Agama lain yang dianut
AGAMA DAN adalah Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu, Buddha, Kong
FILOSOFI Hu Cu, dan aliran kepercayaan.
filosofis dari segi keaagamaan yaitu sak bejo bejone
wong kang lali isih bejo wong kang eling lan wospodo artinya
yang paling berutung itu orang yang selalu ingat pada Tuhan
yang maha kuasa dan berhati hati dalam menjalani hidup.

18
Pada zaman dahulu masyarakat jawa
FAKTOR masih menggunakan metode perjodohan
KEKELUARGAAN untuk menjalin kekeluargaan. Dari segi sosial
DAN SOSIAL masyarakat jawa memiliki keramahan,
keangunan, dan keanekaragaman budayanya.

19
Gaya hidup masyarakat jawa
lebih minimalis dan tidak senang
berfoya-foya, karena mereka lebih
FAKTOR NILAI
mementingkan masa depan mereka.
BUDAYA DAN
GAYA HIDUP Untuk kebudayaannya sendiri,
jawa cenderung terkenal melekat akan
budayanya. Seperti sediaan sesajen,
dan ritual-ritual yang dilakuan.

20
Jawa memiliki peraturan
FAKTOR berdasarkan salatiga, yaitu wilayah
KEBIJAKAN keraton, kesunanan, dan kesultaan.
DAN Jadi masyarakat jawa memiliki
LEGALITAS sebutan berbeda dari setiap
wilayahnya.

21
. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah
dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai kebutuhan
dan kepentingan guna menciptakan kegiatan ekonomi
daerah yang selalu berkembang. Perekonomian suatu
daerah yang dituangkan dalam kebijakan ekonomi
FAKTOR bertujuan untuk menciptakan kemakmuran yang
EKONOMI merupakan keadaan dimana setiap warga mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemakmuran dicapai
melalui kegiatan yang menghasilkan pendapatan,
sehingga pendapatan dapat digunakan sebagai alat
ukur kemakmuran.

22
Faktor pendidikan di Jawa Tengah secara
FAKTOR umum berada pada peringkat dua se-Indonesia.
PENDIDIKAN Pendidikan di jawa sama halnya dengan
diwilayah lain masih belum merata

23
Tidak jauh berbeda dengan jawa timur, dimana:
keluarga yang sudah menikah tidak serumah
dengan orangtua melainkan sudah pisah rumah dari
orangtua atau meantau.
sistem niai ideologi budaya jawa tengah
dipengaruhi oleh budaya sebelum islam.
Figur suami dan bapak dominan sangat di hargai.
Ajaran moral dan filosofi hidup orang jawa memiliki
Resume makna yang sangat mendalam yang mengarahkan
kebahagiaan hidup yang diturunkan oleh nenek
moyang “mangan ora mangan sing penting
kumpul” yang artinya makan tidak makan yang
pentng kumpu. Tidak harus rumahnya itu kumpul
dalam satu kampung melainkan yang lebih utama
adalah sering mengadakan pertemuan untuk menjalin
persaudaraan.

24
Budaya kesehatan di jateng :
 gangguan kesebatan ringan biasanya dgn
istirahat,minum jamu,kerokan, pijat.
 gangguan kesehatan berat jaman dulu masih
Resume ke dukun,kyai atau paraji(untuk yg
melahirkan).
 untuk kesehtan sekarang masyarakat org jawa
telah ke klinik atau rumah sakit untuk
tindakan medis yg ringan maupun bera

25
Implikasi keperawatan
Dalam melakukan askep pada keluarga jateng perawat
Resume seharusnya melibatkan keluarga inti terutama bapak
dan keluarga besar.

26
MATUR NUWUN
• Ai Amelia Apriliani • Muhammad Rizka • Try Isdianti
• Asti Fury Salbiyah Firdaus
• Bella Nirmala • Miftah Hamdani
Octaviani • Nopia Rizki
• Leni Hermawati • Tanti Sumiati
• Linda Dwi Utami • Tintin Supriatin

27
Selamat
Datang
Suku Baduy

Suku baduy Banten


FAKTOR
TEKNOLIGI FAKTOR FAKTOR NILAI
KELUARGA DAN BUDAYA DAN
SOSIAL GAYA HIDUP

FAKTOR AGAMA
DAN FILOSIFIS

FAKTOR EKONOMI
RESUME

FAKTOR
PENDIDIKAN
FAKTOR
TEKNOLOGI
Teknologi tidak hanya membuat berbagai hal menjadi lebih sederhana atau
lebih efisien atau lebih cepat tetapi juga membuat sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Berikut beberapa alasan dari teknologi sebagai
penyebab perubahan:

a. Perubahan pada teknologi agrikultur yang menghasilkan surplus


makanan bagi pertumbuhan yang penting dari kota.

b. Perubahan pada teknologi senjata yang sering merepotkan negara-


negara dan kerajaan.

c. Pengenalan tentang tenaga uap yang mendorong dunia ke dalam revolusi


industri, dan d. Penemuan dari mesin pemisah biji kapas yang
menghidupkan kembali perdagangan dan membantu sejarah manusia
kembali.
FAKTOR AGAMA DAN FILOSOFI
Kepercayaan Masyarakat Kanekes (BADUY) Yang Disebut Sebagai Sunda Wiwitan Berakar
Pada Pemujaan Kepada Arwah Nenek Moyang “Animisme” Yang Pada Perkembangan
Selanjutnya Juga Dipengaruhi Oleh Agama Budha, Hindu Dan Islam. Inti Kepercayaan
Tersebut Ditujukkan Dengan Adanya Pikukuh Atau Ketentuan Adat Mutlak Yang Dianut
Dalam Kehidupan Sehari-Hari Orang Kanekes “Garna, 1993”.

Untuk Hal Ini Menurut Kepercayaan Yang Mereka Anut, Orang Kanekes Mengaku
Keturunan Dari Batara Cikal, Salah Satu Dari Tujuh Dewa Atau Batara Yang Diutus Ke Bumi.
Asal Usul Tersebut Sering Pula Dihubungkan Dengan Nabi Adam Sebagai Nenek Moyang
Pertama. Menurut Kepercayaan Mereka, Adam Dan Keturunannya Termasuk Warga
Kanekes Mempunyai Tugas Bertapa Atau Asketik “Mandita” Untuk Menjaga Harmoni Dunia.
FAKTOR KELURGA DAN SOSIAL

Perubahan sosial yang terjadi pada suku Baduy Dalam


a. Makanan
Suku Baduy Dalam sangat fanatik terhadap makanan. Namun, sekarang
Suku Baduy Dalam bahkan sudah mengenal ‘junkfood’

b. Pakaian
Suku Baduy pada zaman sekarang banyak juga di antara mereka yang
berkaus oblong dan bercelana jeans.
FAKTOR KELURGA DAN SOSIAL

c. Bahasa
Suku Baduy Dalam menggunakan bahasa Sunda kasar dalam
kehidupan sehari hari. Namun, tak sulit menemukan orang Baduy
yang bisa berbahasa Indonesia.karena sering bepergian ke kota.

d. Suku Baduy masih menggunakan metode perjodohan untuk


menjalin kekeluargaan

e. Dari segi sosial masyarakat Suku Baduy memiliki keramahan dan


keanekaragaman budayanya
FAKTOR NILAI BUDAYA DAN GAYA HIDUP

Gaya hidup masyarakat Suku Baduy


Sistem Terbuka
. (Open
Stratification) Masyarakat Badui
saat ini jauh lebih terbuka dan lebih
bisa di ajak bergaul ketimbang
masyarakat Badui yang terdahulu,
sehingga memudahkan mereka
menerima kebudayaan baru
walaupun hal itu sangat di larang
keras oleh tetua/pu’un
mereka.Untuk kebudayaannya
sendiri, harus sesuai dengan adat
istiadat yang berlaku.
FAKTOR KEBIJAKAN DAN LEGAL

Suku Baduy memiliki peraturan


berdasarkan nenek moyang mereka
yang tetap di jaga oleh oleh tetua/pu’un
mereka jika banyak melanggar dalam
satu suku mereka akan mendapatkan
sanski/hukuman yang berat dari
tetua/pu’un mereka.

Untuk siapa pun yang ingin datang di


persilahkan asalkan harus mendatangi
terlebih dahulu sesepuh di kampung
tersebut.
FAKTOR EKONOMI
Perekonomian masyarakat baduy bisa dikatakan perekonomian
tradisional, dimana mata pencaharian utama masyarakat baduy ini
bekerja dari sektor pertanian dan perkebunan. Mereka mampu secara
mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang (ngahuma) serta
menjual hasil kerajinan tangan khas baduy, seperti Koja dan Jarog (tas
yang terbuat dari kulit kayu Teureup),tenunan berupa selendang, baju,
celana, ikat kepala, sarung serta golok atau parang.
FAKTOR PENDIDIKAN

1.Pada jaman dulu masyarakat Banten mengikat aturan yang dikenal istilah
pikukuh karuhun artinya pendidikan dimana pelaksanaannya menggunakan
model atau bentuk khusus yang tentunya berbeda dengan pendidikan pada
umumnya. Pendidikannya dilakukan dengan cara lisan & praktik langsung yang
diwariskan secara turun-temurun

2.Tingkat pendidikan terakhir dimasyarakat Banten yang dicapai setelah pengikuti


pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkat sekolah dengan mendapatkan tanda
tamat (ijazah)
FAKTOR PENDIDIKAN

3.Sekarang pendidikan di Banten sedang terus berupaya meningkatkan perluasan


dan pemerataan pendidikan untuk menurunkan kesenjangan partisifasi
pendidikan antara kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau mis.
Masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil

4.Supaya semakin tinggi pendidikan dimasyarakat maka keyakinan individu


tersebut dapat belajar terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatan
RESUME
NILAI NILAI KELUARGA

1.Jika sudah menikah wajib


untuk tinggal 1 rumah

2.Sosok suami/bapa dan


sesepuh wajib untuk di hargai
dan di patuhi

3.Jika ingin menikah hukumnya wajib


membeli emas kawin ke pada sesepuh

4.Memegang teguh adat istiadat karena


itu merupakan warisan leluhur mereka
yang tidak boleh di tinggalkan oleh
masyarakat baduy sendiri.
BUDAYA KESEHATAN

Untuk pengobatan masyarakat Baduy masih mencari syariat/usaha


apakah dengan doa atau menggunakan bahan yang ada dialam,
bisa oleh dedaunan, air tuak-tuakan atau jenis tanaman lainnya
yang memiliki khasiat untuk dijadikan pengobatan.

Maka dari itu adapun penghambat bagi Dinas Kesehatan dalam


memberikan upaya kesehatan bagi Suku Baduy .
BUDAYA KESEHATAN
Ada 6 faktor utama yang menjadi kendala:

1.Kuatnya keyakinan masyarakat terhadap hukum adat.


2.Rendahnya tingkat pendidikan karena warga Baduy dilarang bersekolah
formal.
3.Kemampuan ekonomi keluarga rendah.
4.Rasa ketakutan warga terhadap orang luar karna terlalu lama mengasingkan
diri.
5.Letak geografis yang sulit.
6.Kurangnya akses dan manajemen pelayanan kesehatan yang berkualitas
berikut penyebaran tempat pelayanan kesehatan yang belum optimal
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
Baduy, perawat seharusnya melibatkan keluarga inti
(terutama dari pihak ayah dan ibu) dan keluarga besar,
serta disesuaikan dengan adat istiadat
HATUR NUHUN
S1-3A

DARIMASIH
FAHIRA NURFITRIA
HERI HARSONO
IRENA TRISKA
JHOSUE MEIKA
NABILAH HILMI
NELLA SUGIANTI
OKE HERDIANA
SITA NURROHMAH A
SITI TRI O
TRI NURDIANTI

You might also like