You are on page 1of 21

Oleh:

KELOMPOK 1
Pendahuluan
RSUD Syekh Yusuf, yang terletak di
kabupaten Gowa +/- 500 m ke Timur dari
jalan raya yang menghubungkan kota- kota
yang berada di Sulawesi Selatan +/- 10
km dari arah timur kota Makassar,
merupakan sebuah rumah sakit tipe B
dimana kelompok kami mendapat tugas
Observasi dan pengamatan meliputi
pelayanan kesehatan dan etika para
tenaga medis di dalamnya.
 Berikut liputannya…………..
Kasus yang Diangkat

“DILEMA DOKTER DAN PELAYANAN


KESEHATAN”
Pada tanggal 19 Februari 2010, tepat pukul
09.15 wita, sebelum kelompok kami memasuki poli-
poli klinik yg ada di rumah sakit tersebut telah
banyak orang-orang berdatangan untuk berobat,
berkonsultasi, medical check-up, rawat jalan,
berbagai macam keluhan penyakit. Semua pasien
yang ingin berobat terlebih dahulu diwajibkan untuk
mendaftar diri dan mengurus biaya administrasi
pada petugas jaga namun pasien terpaksa
“menumpuk” di tempat tanpa adanya antrian yang
teratur. Dan sebagian ada yang duduk di tangga
karena kurangnya kursi untuk menunggu.
Gambar. 1.1 Tempat pendaftaran Gambar. 1.2 Pasien sedang
dan biaya administrasi menunggu
Skenario 1
Setelah itu kami menuju poli mata, dan
terlihat betapa banyaknya pasien menunggu
giliran untuk diperiksa oleh satu-satunya
seorang dokter mata di rumah sakit tersebut.
Bijak, tegas, dan tanpa pamrih dokter
melayani pasien-pasiennya. Begitu juga
perawat-perawat di dalamnya, terlihat saling
membantu. Tetapi di sela-sela aktifitas ini,
ditemukan dilema dari dokter tersebut untuk
menentukan obat. Karena, dari sekian ratus
penyakit mata yang ia periksa, pihak rumah
sakit hanya menyediakan satu jenis obat tetes
mata. “Jadi, mau tidak mau hanya obat itu
yang saya resepkan” ungkap dokter.
 Hasil observasi di poli mata ini,
menimbulkan tanda tanya besar di benak
kami, bagaimana seharusnya pemerintah
maupun dari pihak rumah sakit bertindak
untuk menyediakan obat-obat demi kesehatan
pasien-pasien ini ?
Gambar. 2.0 Papan instruksi menuju poli dan klinik
lainnya
Skenario 2

Bergegas kelompok kami menuju UGD.


Sesampainya di sana, kami menemukan banyaknya
kendala-kendala, baik dari dokter, perawat, tenaga
medis lainnya hingga pasien-pasien itu sendiri. Semua
tim medis menyalurkan pelayanan dan pertolongannya
demi kesehatan pasien. Tetapi dengan ruangan kecil,
panas, pengap, “tidak nyaman” serta pengunjung yang
hanya memadatkan ruangan, apakah hal ini sudah
memenuhi hak pasien untuk mendapatkan pelayanan
yang layak ?
Pada Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa ;
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat.”
Dalam hal ini kami menganalisis bahwa
visi, misi, dan motto dari rumah sakit tidak
sesuai, dimana mereka menyebutkan ;
- Visi : “andalan pusat pelayanan kesehatan”
- Misi :“menciptakan lingkungan rumah sakit
yang aman dan nyaman”
- Motto : “sipakalabbiri”
(saling menghormati)
Gambar. 2.1 Suasana ruang UGD Gambar. 2.2 perawat mengamati
pasien
Pada kasus-kasus yang kami angkat ini dapat
dilihat beberapa pelanggaran,
meliputi ;

• Tidak teraturnya antrian di tempat pendaftaran


dan biaya administrasi, sehingga pasien bertumpuk .
• Tidak adanya kebijakan dari pemerintah maupun
pihak rumah sakit untuk menyediakan obat-obat yang
diperlukan.
• Pasien tidak mendapatkan pelayanan yang
layak, khususnya di UGD, karena ruangan kecil,
panas, pengap, “tidak nyaman” serta pengunjung yang
hanya memadatkan ruangan.
Pada Pasal 10 UU Kesehatan ;

Menyatakan bahwa untuk mewujudkan


derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan dengan :
 pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif),
 pencegahan penyakit (preventif),
 penyembuhan penyakit (kuratif),
 dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan.
 Dan berdasarkan Prinsip-prinsip Panduan
Hak Atas Kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan
yang mensyaratkan agar pelayanan kesehatan
tersebut harus memenuhi standar yang layak.
• Dan dalam hal ini, kami
menyimpulkan apapun pelanggaran yang
terlihat pada kasus ini, dokter telah
berusaha memberikan yang terbaik untuk
pelayanan dan pertolongan demi kesehatan
pasien….
Berdasarkan sumpah Hyppocrates ;
“The Health of my patient will be my first
consideration”
“Kesehatan penderita senantiasa akan saya
utamakan”
• Islam pun memiliki prinsip yang sama
dalam menolong pasien ;
QS. Al Maidah (5): 32
“Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara
nyawa seluruh umat manusia”
Gambar. 3.1 Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya senantiasa
melayani pasien
(Gambar. 3.2
Kalimat motivasi
yang penuh arti
^_^)
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION
KELOMPOK 1

A. Ayu Ratnasari
Abdul Gafur Z.
Caroline Chintia
Eza Agusalam
Fatimah Mappanyompa
Irma Lina Pelu
Irwan M. Pajung
Mier’ Atoen
Nur Asiah
Nurul Ratnasari
Reza Fahlevi Amahoru
(Gambar 4.0. Kami Kelompok 1)

You might also like