You are on page 1of 40

PRESENTASI KASUS

HIPERTENSI GRADE II, POST STROKE NON HEMORAGIK PADA WANITA USIA 52
TAHUN DENGAN PENGETAHUAN YANG KURANG TERHADAP PENYAKITNYA,
RUMAH TANGGA YANG TIDAK BER-PHBS, TIDAK DAPAT BEKERJA DAN KESULITAN
MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI

Agung Bima Putera


20174011047
I D E N T I TA S PA S I E N
Nama • Ny. T

Usia • 52 tahun

Jenis Kelamin • Perempuan

Alamat • Bumen, RT 027/RW 006, Purbayan, Kotagede,Yogyakarta

Pekerjaan • Wiraswasta

HomeVisite • 06 September 2018


Keluhan Utama:
Kelemahan anggota gerak kanan pasca stroke

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kotagede 1 setelah mendapat rujukan dari tim PISPK karena tekanan
darahnya yang tinggi dan tidak terkontrol. Saat ini pasien mengeluhkan badannya sering terasa pegal-
pegal dan pusing. Pasien memiliki riwayat stroke saat tahun 2016. Saat ini anggota gerak kanannya
masih sulit digerakkan. Selama ini pasien hanya mengatasi keluhannya dengan dipijat dan makan buah
melon dan semangka. Pasien mengaku sulit berobat ke puskesmas karena suami dan anaknya yang
sibuk bekerja sehingga ia tidak ingin merepotkan mereka. Saat ini pasien sudah 2 tahun tidak bisa
bekerja dan beraktivitas seperti sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
•Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan stroke pada tahun 2016
•Riwayat penyakit alergi. jantung, DM, asma disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


•Riwayat hipertensi : ibu pasien
•Riwayat diabetes mellitus : disangkal
•Riwayat alergi (gatal, kudis) : disangkal
•Riwayat penyakit jantung : disangkal
•Riwayat stroke : disangkal
•Riwayat asma : disangkal
•Riwayat penyakit kronis lainnya : disangkal
Riwayat Personal Sosial dan Lingkungan

• Pendidikan
Pasien sekolah hingga lulus SD.
• Perkawinan dan keluarga
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan 1 orang anak laki-lakinya. Hubungan pasien dan keluarga baik, tidak ada
perselisihan antara keluarga.
• Pekerjaan dan Penghasilan
Pasien sudah tidak bekerja setelah terkena stroke sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya, pasien bekerja berjualan di pasar. Saat
ini ia hanya lebih banyak makan, tidur dan melakukan aktivitas sebisanya dirumahnya. Pekerjaannya berjualan di pasar digantikan
oleh adiknya.
• Sosial
Pasien menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Saat ini pasien tidak dapat melakukan kegiatan diluar rumah.
• Gaya Hidup
Saat usia muda, pasien tidak pernah merokok, minum alkohol ataupun menggunakan obat-obatan. Pasien tidak pernah
memeriksakan kondisi kesehatannya karena selalu merasa sehat. Pasien termasuk orang yang rajin dan bersemangat dalam bekerja.
• Lingkungan
Lingkungan di sekitar rumah pasien cukup bersih namun kurang mendapat sinar matahari yang cukup karena rumahnya lebih
sering tertutup.
Review Anamnesis Sistem:

•Sistem saraf pusat : tidak ada keluhan


•Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
•Sistem respirasi : tidak ada keluhan
•Sistem sensori : tidak ada keluhan
•Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
•Sistem Urinari : Tidak ada keluhan
•Sistem Muskuloskeletal : kelemahan anggota gerak kanan
ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang didapat dari penyakit tersebut
(bersifat subyektif). Illness terdiri dari 4 komponen berupa perasaan, ide atau pemikiran, harapan pasien
terhadap penyakit yang dialami, dan efek penyakit terhadap fungsi atau kehidupan sehari – hari pasien.

No Komponen Pasien
Pasien belum memahami mengenai faktor resiko,
cara pengobatan dan komplikasi penyakitnya. Pasien
1 Pikiran
berpikir dapat mengobati sendiri keluhannya dengan
dipijat dan makan buah melon dan semangka.
Pasien merasa sedih karena tidak dapat bekerja dan
2 Perasaan
merepotkan suami dan anaknya.
Pasien tidak dapat bekerja dan beraktivitas seperti
3 Efek terhadap fungsi
sebelum ia sakit,
Pasien berharap segera sembuh agar dapat bekerja
4 Harapan
dan beraktivitas lagi.
PEMERIKSAAN FISIK
•Keadaan umum : Baik
•Kesadaran : Compos Mentis
•Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 185/110 mmHg
Nadi : 80x/menit, ireguler, isi, dan tegangan cukup
Suhu badan : 360 C
Pernapasan : 22x/menit
•Antropometri
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 74 kg
•Indeks massa tubuh: 28,8 kg/m2
•Lingkar pinggang : 105 cm
•Status gizi : Overweight (WHO Asia Pasifik, 2000)
•Pemeriksaan Umum
Kulit : sianosis (-), ikterik (-)
Kelenjar limfe : tak teraba membesar
Otot : eutrofi (+), tonus baik (+)
Tulang : deformitas (-)
Sendi : tanda peradangan (-), gerakan bebas (-)
Pemeriksaan khusus

Kepala
Bentuk kepala : normosefal.
Rambut : berwarna hitam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor reflek cahaya (+/+),
Pemeriksaan oftalmoskop : tidak dilakukan
Telinga : Otorhea (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut dan gigi : mukosa bibir kering (-), faring hiperemis (-), caries gigi (-), gigi berlubang (-)

• Leher
Kelenjar tiroid : Tidak membesar
Kelenjar limfonodi : Tidak membesar, nyeri(-)
JVP : Tidak meningkat
• Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Ketinggalan gerak(-), Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronkhi halus (-/+)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba, kuat angkat cukup
Perkusi batas jantung
•Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
•Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
•Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
•Kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : S1 – S2 ireguler, bising jantung (+), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : distensi (-) , jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak ada pembesaran, massa(-)
Perkusi : timpani, nyeri ketok costovertebra (-/-)
•Ekstremitas
Terdapat kelemahan gerakan pada anggota gerak bagian kanan. Kekuatan otot tangan kanan = 3, kaki kanan = 3
Tak tampak deformitas, akral hangat (+) capillary refill <2 detik, sianosis (-), edema (-)
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 1.2. Riwayat pemeriksaan tekanan darah

Tanggal Periksa Hasil


06/09/2018 185/110
08/09/2018 173/105

Usulan pemeriksaan tambahan :


•Pemeriksaan secara berkala terhadap tekanan darah
•Pemeriksaan secara berkala terhadap profil lipid (kolesterol, HDL, LDL, trigliserida)
DIAGNOSIS KLINIS

• Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade II
Post stroke non hemoragik

• Differential Diagnosis
Tension headache
migrain
PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESSMENT TOOLS)
• Genogram Keluarga (family genogram)

•Bentuk Keluarga (Family Structure)


Keluarga inti (nuclear family), pasien tinggal bersama suami dan 1 orang anaknya.
•Family life cycle
Family with adolescent
• Family Map
Family Life Line

Tahun Usia Kejadian Severity of Illness


1988 22 th Pasien menikah Belum sakit
1991 25 th Pasien memiliki anak Belum sakit
1998 32 th Ayah pasien meninggal karena
Stress psikologis
sesak nafas dan usia tua
2016 50 th Pasien menderita hipertensi dan
terkena stroke non hemoragik.
Pasien tidak dapat bekerja dan Stress psikologis
melakukan aktivitas seperti
sebelumnya
Hampir Kadang – Hampir tidak
APGAR Keluarga
Selalu (2) kadang (1) pernah (0)

1. Saya merasa puas karena saya dapat

Family APGAR Score meminta pertolongan kepada keluarga



saya ketika saya menghadapi

Tabel 1.4. Skoring APGAR Keluarga permasalahan

1. Saya merasa puas dengan cara


Keterangan klasifikasi APGAR: keluarga saya membahas berbagai hal

dengan saya dan berbagi masalah
8 – 10 : sangat fungsional (high functional family) dengan saya

4 – 7 : disfungsional sedang (moderate dysfunctional family) 1. Saya merasa puas karena keluarga
saya menerima dan mendukung
0 – 3 : disfungsional berat (severe dysfunctional family) keinginan – keinginan saya untuk √
memulai kegiatan atau tujuan baru
Total Skor 7  Kesimpulan : termasuk keluarga disfungsional sedang dalam hidup saya

1. Saya merasa puas dengan cara


keluarga saya mengungkapkan kasih
sayang dan menanggapi perasaan – √
perasaan saya, seperti kemarahan,
kesedihan dan cinta

1. Saya merasa puas dengan cara


keluarga saya dan saya berbagi waktu √
bersama
Family SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
Sosial Interaksi social yang jelas antara anggota keluarga dan
memiliki batas yang seimbang dalam komunikasi

Cultural Bangga dengan kebudayaannya dan mentoleransi


kebudayaan lain.

Religius Pasien termasuk orang yang taat beribadah Pasien mengaku kesulitan beribadah akibat
kondisinya saat ini

Economy Pasien tidak dapat bekerja namun suami dan anaknya


mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari

Education Pendidikan anggota keluarga yang kurang termasuk


mengenai penyakitnya

Medical - Pasien memiliki jaminan kesehatan yang dapat - Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan
mengcover biaya berobat yang dapat mengcover biaya berobat
- Akses ke pelayanan kesehatan (puskesmas) mudah - Pasien kesulitan untuk ke tempat pelayanan
dan dekat kesehatan
RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
• Kondisi rumah
Lokasi rumah pasien terletak di kawasan padat penduduk. Bangunan permanen, tembok sebagai pembatas langsung
dengan rumah tetangga. Atap rumah terbuat dari genting. Luas rumah sekitar 150 m2, yang ditempati 3 orang. Lantai terbuat
dari semen dan tidak menggunakan keramik.
Pembagian ruangan : Terdapat dua kamar tidur di bagian depan, ruang keluarga terletak di tengah yang penuh dengan
tumpukan barang dan lemari. Kamar mandi dan dapur pasien berada di dalam rumah. Ruangan di dalam rumah tidak memiliki
jendela sehingga cahaya matahari sulit masuk ke dalam rumah. Kondisi bak mandi, ember penampung air dan jamban kurang
bersih.
Sanitasi dasar : Kebutuhan air sehari-hari menggunakan air PAM. Air limbah mengalir ke saluran pembuangan bersama.
Pencahayaan dan ventilasi : Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang karena rumah jarang terbuka..

• Lingkungan sekitar rumah


Rumah pasien tersebut berada di kawasan padat penduduk. Jarak rumah pasien dengan rumah di sebelahnya hanya
dipisahkan dengan tembok. Rumah – rumah sangat berhimpitan, jalanan di sekitar rumah cukup dilewati motor dan bisa
bersisipan.
Denah rumah

U
INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

No. Indikator PHBS Jawaban


1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ya
2 Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan Ya
3 Menimbang berat badan balita setiap bulan Tidak
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan Ya
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya
6 Menggunakan jamban sehat Ya
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan
7 Tidak
lingkungannya sekali seminggu
8 Mengkonsumsi sayuran dan/atau buah setiap hari Tidak
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Tidak
10 Tidak merokok di dalam rumah Ya
Kesimpulan : Rumah tangga tidak ber-PHBS
DIAGNOSIS HOLISTIK

•Diagnosis Psiko-Sosial dan Kultural-Spiritual


- Pengetahuan yang kurang terhadap penyakit yang diderita
- Rumah tangga tidak ber-PHBS
- Tidak dapat bekerja dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

•Diagnosis Holistik
Hipertensi grade II, post stroke non hemoragik pada wanita usia 52 tahun dengan
pengetahuan yang kurang terhadap penyakitnya, rumah tangga yang tidak ber-PHBS, tidak
dapat bekerja dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
•Upaya Promotif
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya tentang :
•Faktor resiko, pengobatan dan komplikasi dari penyakit hipertensi dan stroke
•Pentingnya menjaga PHBS di rumah
•Pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit pasien

•Upaya Preventif
•Minum obat anti hipertensi secara teratur
•Mengontrol berat badan
•Menerapkan pola makan yang teratur, sehat dan bergizi
•Melakukan manajemen stress yang baik
•Istirahat yang cukup minimal 6-8 jam perhari
•Menghindari makanan asin seperti ikan asin, menghindari makanan berlemak
•Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Upaya Kuratif
Farmakologis
R/ Amlodipin tab 10 mg No.XV
S 1 dd tab I
R/ Vitamin B complex tab No. XXX
S 2 dd tab I

Non farmakologis
•Motivasi untuk melanjutkan dan mempertahankan gaya hidup sehat, yaitu
•Mengurangi makanan berlemak seperti makanan yang mengandung santan, goreng-gorengan
•Membatasi konsumsi garam, maksimal satu sendok teh perhari (<6g perhari)
•Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
•Mengkonsumsi air putih 8-10 gelas perhari
•Kontrol rutin tekanan darah
•Pencegahan terhadap komplikasi jangka panjang
Upaya Rehabilitatif
•Latihan fisik untuk membantu meningkatkan penggunaan anggota gerak tubuh,
memperkuat otot yang lemah, mendpatkan kembali fungsi tubuh yang lumpuh, mampu
mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, meningkatkan daya tahan tubuh serta
mencegah depresi
•Latihan di rumah dengan mengangkat, menggengam, menekuk jari serta beberapa fungsi
dasar seperti memegang dan berjalan secara perlahan
•Latihan oleh fisioterapis yang berkompeten

•Upaya Paliatif
Pasien belum memerlukan terapi paliatif
ANALISA KASUS
DAN
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah. Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan
menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu
rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. Untuk menanggulangi keadaan tekanan darah
yang tinggi, secara garis besar ada empat macam diet, yaitu :
a. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan retensi (penahan) air dalam jaringan tubuh sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Walaupun rendah garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah
komposisi makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin yang
seimbang.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan berat badan bagi penderita yang
kegemukan.
c. Diet tinggi serat
Diet tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi makanan berserat tinggi.
d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Orang yang berat badannya lebih (kegemukan) akan beresiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga orang yang
berusia diatas usia 40 tahun. Penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pembatasan asupan kalori, hal yang harus
diperhatikan yaitu :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi
3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan-sedang
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk menetralisir tekanan darah.
Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu : bejalan kaki, bersepeda, berenang,
aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang
lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga
secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah.
STROKE
1. Definisi
Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan deficit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. Istilah strok biasanya digunakan
secara spesifik untuk menjelaskan infark cerebrum.
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Faktor resiko medis penyakit tersebut di atas antara lain disebabkan oleh:
1. Hipertensi,
2. Penyakit Jantung,
3. Diabetes Mellitus,
4. Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah),
5. Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
6. Riwayat Stroke dalam keluarga,
7. Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain:
1. Usia lanjut,
2. Obesitas,
3. Merokok (pasif/ aktif),
4. Alkohol,
5. Mendengkur,
6. Narkoba,
7. Kontrasepsi oral,
8. Suku bangsa (negro/spanyol),
9. Jenis kelamin (pria),
10. Makanan tidak sehat (junk food, fast food),
11. Kurang olah raga.
1. Stroke Iskhemik
Stroke yang terjadi sebagai akibat dari adanya sumbatan pada arteri sehingga menyebabkan penurunan suplai
oksigen pada jaringan otak (iskhemik) hingga menimbulkan nekrosis. Sekitar 87 % kasus stroke disebabkan kerena
adanya sumbatan yang berupa thrombus atau embolus. Trombus adalah gumpalan/ sumbatan yang berasal dari
pembuluh darah otak. Embolus adalah gumpalan/sumbatan yang berasal dari tempat lain, misalnya jantung atau arteri
besar lainnya.
Faktor lain yang berpengaruh adalah denyut jantung yang irreguler (atrial fibrillation) yang merupakan tanda
adanya sumbatan dijantung yang dapat keluar menuju otak. Adanya penimbunan lemak pada pembuluh darah otak
(aterosklerosis) akan meningkatkan resiko terjadinya stroke iskhemik.
2. Stroke Hemoragic
Stroke yang terjadi sebagai akibat pecahnya pembuluh darah yang rapuh diotak. Dua tipe pembuluh darah otak
yang dapat menyebabkan stroke hemoragi, yaitu ;aneurysms dan arteriovenous malformations
(AVMs).Aneurysms adalah pengembangan pembuluh darah otak yang semakin rapuh sehingga data
pecah. Arteriovenous malformations adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, sehingga mudah
pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan seperti :
1. Rutin memeriksa tekanan darah
Tingkat tekanan darah adalah faktor paling dominan pada semua jenis stroke. Makin tinggi
tekanan darah makin besar risiko terkena stroke. Jika tekanan darah meningkat, segera konsultasi ke dokter.
2. Periksa kadar kolesterol dalam tubuh
Mengetahui tingkat kolesterol dapat meningkatkan kewaspadaan stroke. Kolesterol tinggi mengarah pada
risiko stroke. Jika kolesterol sudah tinggi, segeralah menurunkannya dengan memilih makanan
rendah kolesterol.
3.Kontrol kadar gula darah
Diabetes juga meningkatkan risiko stroke. Jika Anda penderita diabetes, konsultasikan dengan dokter, makanan
dan minuman apa yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan gula darah.
4. Rehabilitasi
Rehabilítasí stroke merupakan sebuah program komprehensíf yang terkoordínasí antara medís dan rehabílítasí
dengan tujuan mengoptímalkan dan memodifikasi kemampuan fungsíonal yang ada. Program rehabílítasí stroke
sendírí telah terbukti dapat mengoptímalkan pemulíhan sehingga penyandang stroke mendapat keluaran fungsíonal
dan kualitas hídup yang lebíh baík.
• Menurut tabel klasifikasi tekanan darah diatas, pasien termasuk

Analisa hipertensi stage 2 dengan hasil pengukuran tekanan darah sistolik 185
dan diastol 110.
• Dalam menangani hipertensi pada dewasa, seorang dokter harus fokus
pada kesehatan pasien secara menyeluruh, sehingga seluruh faktor risiko

kasus penyakit kardiovaskular harus diterapi secara terintegrasi baik dengan


modifikasi gaya hidup seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dan
pengobatan farmakologis.

• Pasien didiagnosa stroke non hemoragik atas dasar temuan klinik

Analisa • Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan


dengan empat faktor utama yang mempengaruhi penyakit (gaya hidup,
lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan).
• Rehabilítasí stroke merupakan sebuah program komprehensíf yang
kasus terkoordínasí antara medís dan rehabílítasí dengan tujuan
mengoptímalkan dan memodifikasi kemampuan fungsíonal yang ada
DOKUMENTASI
THANK YOU

You might also like