You are on page 1of 15

ANALISIS KORELASI KANONIK

PENDAHULUAN

• Analisis korelasi kanonik ditemukan untuk mengidentifikasi dan mengukur


kumpulan antara dua himpunan dari variabel.
• Analisis korelasi kanonik fokus pada korelasi antara sebuah kombinasi linear dari
variabel dalam satu himpunan dan kombinasi linear dari variabel dalam himpunan
lainnya.
• Ide pertama adalah untuk menentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki
korelasi terbesar.
• Berikutnya, kita menentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki korelasi terbesar
diantara semua bagian yang tidak berkorelasi dengan bagian yang dipilih di awal.
Proses berlanjut.
• Bagian dari kombinasi linear dinamakan variabel kanonik, dan korelasi yang lainnya
dinamakan korelasi kanonik.
…LANJUTAN

• Ada beberapa masalah penelitian yang melibatkan hubungan antara dua kelompok variabel, misalnya hubungan
antara sekelompok variabel kepribadian dan sekelompok variabel kemampuan, hubungan antara indeks harga dan
indeks produksi. Disamping hubungan fungsional yang dinyatakan dengan persamaan regresi, ada juga yang perlu
dipersoalkan yaitu ukuran kuat lemahnya antara dua kelompok variabel.
• Kajian tentang ukuran kuat lemahnya hubungan antara sekelompok variabel peramal dan sekelompok variabel tanggapan
dikenal sebagai Analisis Korelasi Kanonik. Korelasi kanonik mengukur kekuatan kumpulan antara dua himpunan dari
variabel. Aspek terbesar dari suatu teknik merepresentasikan sebuah percobaan ke sebuah intisari yang berdimensi tinggi
dengan hubungan antara dua himpunan dari variabel ke dalam sebuah bagian kecil dari variabel kanonik.
• Pada Analisis Regresi Linear, dicari kombinasi linear dari sekelompok variabel peramal yang dipandang dapat menjelaskan
paling baik variasi dan variabel-variabel tanggapan. Sedangkan pada Analisis Korelasi Kanonik dicari kombinasi linear
dari variabel-variabel peramal dan kombinasi linear dari variabel-variabel tanggapan yang bersifat bahwa koefisien korelasi
momen hasil kali antara kedua kombinasi linear itu mencapai nilai maksimum.
• Koefisien korelasi yang maksimum itu disebut koefisien korelasi kanonik antara kedua kelompok variabel tersebut dan
koefisien-koefisien dari masing-masing variabel yang menghasilkan koefisien korelasi maksimum disebut bobot-bobot
kanonis.
VARIABEL KANONIK & KORELASI KANONIK

• Kita akan coba mengukur antara dua kelompok variabel. kelompok pertama variabel P diwakili oleh (p x 1) vektor acak
𝑋 (1) & kelompok kedua variabel Q diwakili oleh (q x 1) vektor acak 𝑋 (2). Dalam pengembangan teori, diasumsikan
Vektor acak 𝑋 (1) mewakili kelompok yang lebih kecil maka p ≤ q
• Misal untuk vektor acak 𝑋 (1) & vektor acak 𝑋 (2)
𝐸 𝑋 1 =𝜇 1 ; 𝐶𝑜𝑣 𝑋 1 = σ11
2 2 2
𝐸 𝑋 =𝜇 ; 𝐶𝑜𝑣 𝑋 = σ22
𝐶𝑜𝑣 𝑋 1 ,𝑋 2 = σ12 = σ′21
• Kombinasi linear menyediakan ringkasan sederhana mengukur suatu himpunan dari variabel. Himpunan Untuk
beberapa bagian dari koefisien vektor a dan b.

• Dengan menggunakan (2-45) Hal.77 diperoleh kombinasi linear Z = CX dimana,

• Sehingga,

• Kemudian dapat dicari koefisien vektor a dan b sedemikian sehingga, sebisa mungkin bernilai besar.
Definisi:
• Bagian pertama pasangan dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi linear U1, V1 yang mempunyai unit variansi,
yang memaksimalkan korelasi diatas.
• Bagian kedua dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi linear U2, V2 mempunyai unit variansi, yang
memaksimalkan korelasi diatas diantara semua pilihan yang tidak berkorelasi dengan bagian pertama dari variabel
kanonik.
Pada langkah ke-k:
• Bagian ke-k pasangan dari variabel kanonik adalah bagian dari kombinasi linear Uk, Vk yang mempunyai unit variansi, yang
memaksimalkan korelasi diatas diantara semua pilihan yang tidak berkorelasi dengan bagian k-1 sebelumnya dari pasangan
variabel kanonik.
• Korelasi antara bagian ke-k dari variabel kanonik dinamakan korelasi kanonik ke-k.
MENGINTERPRETASIKAN POPULASI VARIABEL
KANONIK
• Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal 𝑋 (1) & 𝑋 (2) digunakan, koefisien kanonik a dan b mempunyai
unit proporsi dari himpunan 𝑋 (1) & 𝑋 (2) .
• Jika variabel awal yang distandardisasikan mempunyai rata-rata nol dan unit varians, maka koefisien kanonik tidak
mempunyai unit dari pengukuran, dan pasti diinterpretasikan ke dalam bentuk variabel yang distandarkan.
Mengidentifikasi Variabel Kanonik
• Walaupun variabel kanonik artifisal, variabel kanonik dapat diidentifikasi dalam bentuk variabel pokok. Identifikasi sering
dibantu dengan menghitung korelasi antara variabel kanonik dan variabel awal.
𝑈 𝑉
• Misalkan A = [a1 sehingga vektor dari variabel kanonik adalah (𝑝𝑥1)= 𝐴𝑋 (1) & (𝑞𝑥1)= 𝐵𝑋 (2)
dimana kita awalnya tertarik di variabel kanonik pertama p di V. Maka,
CONTOH KASUS
• Dalam sebuah sekolah dasar terdapat beberapa siswa yang diukur kemampuan membaca dan berhitungnya. Dengan
(1)
𝑋1 = Kecepatan Membaca
(1)
𝑋2 = Kekuatan Membaca
(2)
𝑋1 = Kecepatan Berhitung
(2)
𝑋2 = Kekuatan Berhitung
• sehingga bentuk matriks korelasi sampelnya seperti dibawah ini :
8 2 3 1
𝑅11 𝑅12
• 𝑅= = 2 5 −1 3
𝑅21 𝑅22 3 −1 6 −2
1 3 −2 7
KO R E L A S I KANONIK SAMPLE DA N VA R I A S I KANONIK SAMPEL DIJABARKAN DA L A M
PERHITUNGAN BERIKUT INI:
… LANJUTAN
… LANJUTAN

Pasangan variasi kanonik 𝑈෢1 , 𝑉෡1 & 𝑈


෢2 , 𝑉
෢2 adalah sebagai
berikut:
• Diketahui 𝜌ෞ1 ∗ = 0,57 dan vektor eigen 𝑒1 nya yaitu
… LANJUTAN
Dengan menggunakan 0,27 = 0,52, maka

Jadi, pasangan variasi


kanonik sampel pertama
yaitu 𝑈෢1 , 𝑉෡1 sbb

ෞ2 ∗ = 0,46 dan vektor eigen 𝑒2 nya yaitu


Diketahui 𝜌
… LANJUTAN
Dengan menggunakan 0,57 = 0,75, maka

Jadi, pasangan variasi


kanonik sampel pertama
yaitu 𝑈෢2 , 𝑉
෢2 sbb

dan
… LANJUTAN

• Proporsi dari total varian sampel standar yang • Proporsi dari total varian sampel standar yang kedua
pertama adalah : adalah :

KESIMPULAN
• Terlihat bahwa proporsi dari total varian sampel standar yang kedua lebih baik dari proporsi dari total varian sampel
standar yang pertama.
• Test signifikansi dari relasi kanonik kemampuan membaca dan berhitung siswa.
H0 :Tidak ada hubungan antara kemampuan membaca siswa dengan berhitung siswa.
H1 :Ada hubungan antara kemampuan membaca siswa dengan berhitung siswa.
 H0 ditolak jika 𝜌 ෞ1 ∗ = 𝜌
ෞ2 ∗ = 0, 𝜌
ෞ1 ∗ = 0,57 & 𝜌
ෞ2 ∗ = 0,46, dua korelasi Kanonik 𝜌
ෞ1 ∗ & 𝜌
ෞ2 ∗ bukan 0 atau ෞ1 ∗ ≠ 0 dan
𝜌
ෞ2 ∗ ≠ 0 atau nonzero sehingga H0 diterima.
𝜌

You might also like