Professional Documents
Culture Documents
Appendicitis
OLEH: TITIP ELIA GUSTAMI
PENGUJI: DR. RAYMOND UKURTA MELIALA, SP.B, FINACS
ANATOMI
ANATOMI
Familial Diet
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Variasi lokasi anatomis appendiks merupakan faktor yang menentukan gejala nyeri
Lokasi nyeri:
◦ Kuadran kanan bawah
◦ Nyeri periumbilikal
◦ Nyeri pada daerah pelvis
dan flank
Terjadi peningkatan nyeri
yang gradual seiring dengan
perkembangan penyakit
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri pada anak
◦ Retrocaecal/pelvis
Nyeri dapat terjadi kuadran kanan bawah tanpa
diawali nyeri periumbilikalis.
Nyeri pada flank, nyeri punggung, nyeri alih pada
testis dapat terjadi.
◦ Dekat ureter/bladder
Nyeri saat kencing atau perasaan tidak nyaman
saat menahan kencing.
MANIFESTASI KLINIS
Anorexia
Mual
Muntah biasanya ringan Gejala GI yang berat,
Sebelum onset nyeri
mengindikasikan
Diagnosis selain appendicitis
Rigiditas
Psoas sign: bila apendiks menempel di m. Psoas mayor, pada letak retrosekal
retropreitoneal
Obturator sign
Pemeriksaan Fisik
Rovsing sign, dikatakan positif jika
tekanan yang diberikan di LLQ
abdomen menghasilkan sakit
disebelah kanan RLQ
Pemeriksaan Fisik
Psoas Sign
Nyeri pada cara ini menggambarkan
iritasi pada otot psoas kanan dan
indikasi iritasi retrocaecal dan
retroperitoneal dari phlegmon atau
abcess
PEMERIKSAAN FISIK
Obrutarator sign
Nyeri pada cara ini menunjukkan
peradangan pada M. obturatorius
di rongga pelvis.
PEMERIKSAAN FISIK
Blumberg’s sign
Nyeri lepas kontralateral (tekan di
LLQ kemudian lepas dan nyeri di
RLQ)
Alvarado Score
M • Migratory of pain (1)
A • Anorexia (1)
• 9-10: hampir pasti app
N • Nausea/ vomitus (1)
•7-8 : kemungkinan besar apendisitis
T • Tenderness•(2)
5-6 : observasi 24 jam
R • <5 : bukan
• Rebound tenderness (1) apendisitis
E • Elevation of temperature (1)
L • Leukositosis (2)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Foto polos abdomen
- Leukositosis
-tidak spesifik dan tidak direkomendasikan kecuali ada kelainan
- Urinalisa yang membutuhkan pemeriksaan foto polos abdomen (seperti
perforasi, obstruksi usus atau batu utereter).
-gambaran udara usus abnormal, fecolith, atau benda asing
< 50% Gambaran fekolith:
soliter, oval, densitas kalsifikasi pada kuadran bawah kanan,
ukurannya dapat mencapai 2 cm. terkadang dapat berbentuk
shell like atau laminated5
TANDA LAIN
Kalsifikasi apendiks (0,5-6 cm) Skoliosis konkaf ke kanan
Sentinel loop- pelebaran ileum atonik
berisi air fluid level Massa kuadran bawah
Dilatasi sekum kanan yang mendesak sekum
Preperitoneal fat line yang melebar Kaburnya batas muskulus
dan / kabur psoas kanan (tidak khas)
Kaburnya region kanan bawah,
mengacu pada cairan dan edema Udara pada apendiks (tidak
khas)
Gambaran foto polos abdomen tampak apendikolith (panah)
• APENDIKOGRAFI
- Pemeriksaan apendikografi tidak mempunyai peran diagnosis dalam kasus
appendisitis
- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga perforasi
- dapat untuk menegakkan diagnosis penyakit lain yang menyerupai
apendisistis
Temuan appendikografi pada
appendisitis:
-Indentifikasi apendiks
Bila hasil pemeriksaan fisik -Struktur tubuler dengan ujung buntu pada titik nyeri
meragukan, dicurigai adanya abses, -Non-kompresibel
menyingkirkan diagnosis banding
seperti kehamilan ektopik, -Diameter 6 mm atau lebih
adnecitis dan sebagainya.
-Tidak adanya peristaltic
-Apendikolith dengan bayangan akustik
Sensitivitas sekitar 90%. -Ekogenesitas tinggi non-kompersibel disekitar lemak
-Cairan disekitar lesi atau abses
-Edema dan ujung sekum
Gambaran Appendisitis:
Tampak penebalan dari dinding apendiks
Gambaran appendisitis dengan gambaran
apendikolith (jarang terlihat dengan USG) (panah)
CT Scan
Dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling akurat untuk
menyingkirkan appendisitis. keakuratan diagnosis CT scan rata-rata
antara 93% dan 98% dengan sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%.
Penggunaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan diagnosis Evaluasi pasien dengan kecurigaan diagnosis
appendicitis appendicitis
Appendicular • Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari
Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh
abscess omentum, usus halus, atau usus besar.
Mansjoer, Arif, dkk (editor). 2000. Kapita Selekta Saputra, L. 2002. Mulut dan Gastrointestinal
Kedokteran. EGC: Jakarta. dalam Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Binarupa Aksara. h:380.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, A.L., 2007.
Proses-proses Penyakit Jilid II. EGC : Jakarta. Rongga Perut dan Saluran Gastrointestinal dalam
Buku Ajar Patologi Ed.7. Jakarta: EGC. h:660-61.
Sabiston, Devid C. 1994. Buku Ajar Bedah. EGC:Jakarta.
Tjandra, J.J., 2006. The Appendix and Meckel’s
She Warts, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Diverticulum dalam Textbook of Surgery 3rd Ed.
Bedah. EGC: Jakarta. UK: Blackwell Publishing Ltd. p:179.
Brunicardi, F.C., Anderson, D.K., Billiar, T.R., Dum, D.L., Morris, J.A., Sawyer. J.L. 1995.Abdomen Akuta
Hunter, J.G., Mathews, J.B., Podlock, R.E., 2010. The dalam Buku Ajar Bedah (Sabiston’s Essential
Appendix dalam Schwartz's Principles of Surgery9th Ed. Surgery). Jakarta:EGC. h:497.
USA:The McGraw Hill Companies. p: 2043-74.