You are on page 1of 42

Referate

Appendicitis
OLEH: TITIP ELIA GUSTAMI
PENGUJI: DR. RAYMOND UKURTA MELIALA, SP.B, FINACS
ANATOMI
ANATOMI

Mekanisme refferet pain dari apendiks yang


terinflamasi ke dermatome T10
APENDISITIS
DEFINISI
Peradangan dari apendiks versiformis
dan merupakan kegawatdaruratan
bedah abdomen yang paling sering
ditemukan.
EPIDEMIOLOGI
0-1 tahun : <1%

2-3 tahun : 15%

Puncak : 20-30 tahun


ETIOLOGI
Obstruksi
Bakteri
Lumen

Familial Diet
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Variasi lokasi anatomis appendiks merupakan faktor yang menentukan gejala nyeri

Lokasi nyeri:
◦ Kuadran kanan bawah
◦ Nyeri periumbilikal
◦ Nyeri pada daerah pelvis
dan flank
Terjadi peningkatan nyeri
yang gradual seiring dengan
perkembangan penyakit
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri pada anak
◦ Retrocaecal/pelvis
Nyeri dapat terjadi kuadran kanan bawah tanpa
diawali nyeri periumbilikalis.
Nyeri pada flank, nyeri punggung, nyeri alih pada
testis dapat terjadi.
◦ Dekat ureter/bladder
Nyeri saat kencing atau perasaan tidak nyaman
saat menahan kencing.
MANIFESTASI KLINIS
Anorexia
Mual
Muntah  biasanya ringan Gejala GI yang berat,
Sebelum onset nyeri
mengindikasikan
Diagnosis selain appendicitis

Terjadi dalam beberapa jam,


Setelah onset terjadinya nyeri
Frekuensi
Gejala Appendicitis Akut (%)

Nyeri perut 100


Anorexia 100
Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian anorexia/mual/muntah kemudian 50
nyeri berpindah ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)

*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam


Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan dan nyeri lepas

Rigiditas

Nyeri tekan kontralateral/ Rovsing sign

RT: Nyeri arah jam 9-12

Psoas sign: bila apendiks menempel di m. Psoas mayor, pada letak retrosekal
retropreitoneal

Obturator sign
Pemeriksaan Fisik
Rovsing sign, dikatakan positif jika
tekanan yang diberikan di LLQ
abdomen menghasilkan sakit
disebelah kanan RLQ
Pemeriksaan Fisik
Psoas Sign
Nyeri pada cara ini menggambarkan
iritasi pada otot psoas kanan dan
indikasi iritasi retrocaecal dan
retroperitoneal dari phlegmon atau
abcess
PEMERIKSAAN FISIK

Obrutarator sign
Nyeri pada cara ini menunjukkan
peradangan pada M. obturatorius
di rongga pelvis.
PEMERIKSAAN FISIK

Blumberg’s sign
Nyeri lepas kontralateral (tekan di
LLQ kemudian lepas dan nyeri di
RLQ)
Alvarado Score
M • Migratory of pain (1)
A • Anorexia (1)
• 9-10: hampir pasti app
N • Nausea/ vomitus (1)
•7-8 : kemungkinan besar apendisitis
T • Tenderness•(2)
5-6 : observasi 24 jam
R • <5 : bukan
• Rebound tenderness (1) apendisitis
E • Elevation of temperature (1)
L • Leukositosis (2)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Foto polos abdomen
- Leukositosis
-tidak spesifik dan tidak direkomendasikan kecuali ada kelainan
- Urinalisa yang membutuhkan pemeriksaan foto polos abdomen (seperti
perforasi, obstruksi usus atau batu utereter).
-gambaran udara usus abnormal, fecolith, atau benda asing
< 50%  Gambaran fekolith:
soliter, oval, densitas kalsifikasi pada kuadran bawah kanan,
ukurannya dapat mencapai 2 cm. terkadang dapat berbentuk
shell like atau laminated5
TANDA LAIN
Kalsifikasi apendiks (0,5-6 cm) Skoliosis konkaf ke kanan
Sentinel loop- pelebaran ileum atonik
berisi air fluid level Massa kuadran bawah
Dilatasi sekum kanan yang mendesak sekum
Preperitoneal fat line yang melebar Kaburnya batas muskulus
dan / kabur psoas kanan (tidak khas)
Kaburnya region kanan bawah,
mengacu pada cairan dan edema Udara pada apendiks (tidak
khas)
Gambaran foto polos abdomen tampak apendikolith (panah)
• APENDIKOGRAFI
- Pemeriksaan apendikografi tidak mempunyai peran diagnosis dalam kasus
appendisitis
- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga perforasi
- dapat untuk menegakkan diagnosis penyakit lain yang menyerupai
apendisistis
Temuan appendikografi pada
appendisitis:

- Non filling appendiks


- Irregularitas nodularitas dari
appendiks yang memberikan gambaran
edema mukosa yang disebabkan oleh
karena inflamasi akut.
- Efek massa pada sekum serta usus
halus yang berdekatan.

Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal


BARIUM ENEMA
• Dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk
menyingkirkan diagnosis banding,
• Sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai
metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis
appendisitis kronis  tampak pelebaran/penebalan
dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen
hingga sumbatan usus oleh fekalit
kriteria diagnosis appendisitis:
• non filling apendiks dengan desakan lokal sekum.
• pengisian dari apendiks dengan penekanan local pada sekum.
• nonfilling apendiks dengan adanya massa pelvis (kabur pada kuadran bawah kanan
dengan perubahan letak usus halus akibat desakan).
• pola mukosa apendiks irregular dengan terhentinya pengisian.
Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single kontras. Tampak
Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur yang ireguler (tanda panah).
USG Tanda appendisitis akut pada sonografi :

-Indentifikasi apendiks

Bila hasil pemeriksaan fisik -Struktur tubuler dengan ujung buntu pada titik nyeri
meragukan, dicurigai adanya abses, -Non-kompresibel
menyingkirkan diagnosis banding
seperti kehamilan ektopik, -Diameter 6 mm atau lebih
adnecitis dan sebagainya.
-Tidak adanya peristaltic
-Apendikolith dengan bayangan akustik
Sensitivitas sekitar 90%. -Ekogenesitas tinggi non-kompersibel disekitar lemak
-Cairan disekitar lesi atau abses
-Edema dan ujung sekum
Gambaran Appendisitis:
Tampak penebalan dari dinding apendiks
Gambaran appendisitis dengan gambaran
apendikolith (jarang terlihat dengan USG) (panah)
CT Scan
Dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling akurat untuk
menyingkirkan appendisitis. keakuratan diagnosis CT scan rata-rata
antara 93% dan 98% dengan sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%.

Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitis. Selain itu juga dapat


menunjukkan komplikasi dari appendisitis seperti bila terjadi abses.
Gambaran CT scan tampak apendiks terinflamasi dengan
apendikolith
Gambaran Appendisitis perforasi dengan abses. Tampak apendikolith
(panah) dan udara dalam abses dan perubahan inflamasi dengan
penebalan dinding (panah terbuka)
Sonografi CT scan

Sensitivitas 85% 90 – 100%

Spesifisitas 92% 95 – 100%

Penggunaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan diagnosis Evaluasi pasien dengan kecurigaan diagnosis
appendicitis appendicitis

Keuntungan Aman Lebih akurat


Relative lebih murah Lebih baik mengidentifikasi phlegmon dan abses
Dapat menyingkirkan penyakit pelvis pada wanita Lebih baik mengindentifikasi apendiks normal
Lebih baik penggunaanya pada anak-anak

Kerugian Ketergantungan operator Harga lebih mahal


Nyeri Efek radiasi pengion
Penggunaan kontras
MANAJEMEN
DIAGNOSIS BANDING
• Intususepsi, Divertikulitis, Gastroenteritis
ANAK BALITA akut

• Gastroenteritis, konstipasi, infark


ANAK
SEKOLAH
omentum

• Crohn’s disease, kolitis ulserative,


PRIA
DEWASA
epidimitis
DIAGNOSIS BANDING

• Pelvic Inflammatory disease, kista ovarium,


WANITA infeksi saluran kencing
DEWASA

• Keganasan saluran GI dan saluran reproduksi,


LANSIA divertikulitis, pperforasi ulkus, dan kolesistitis
KOMPLIKASI
Appendicular • Infiltrat/massa yang terbentuk akibat mikro atau makro
perforasi dari appendik yang meradang yang ditutupi oleh

infiltrat omentum, usus halus atau usus besar.

Appendicular • Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari
Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh
abscess omentum, usus halus, atau usus besar.

• Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen


ke dalam rongga abdomen, biasanya diakibatkan dan
Peritonitis peradangan, iskemia, trauma atau perforasi peritoneal diawali
terkontaminasi material
TATALAKSANA
Apendiktomi Antibiotik
-Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
Dapat dilakukan secara terbuka
ataupun dengan cara laparoskopi. -Preoperative, antibiotik broad spectrum
intravena diindikasikan untuk mengurangi
kejadian infeksi pasca pembedahan.
Bila apendiktomi terbuka, incise
McBurney paling banyak dipilih oleh -Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24
jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis
ahli bedah
- diteruskan sampai 5-7 hari post operatif
untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan
abses.
- diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus
apendisitis ruptur dengan peritonitis difus
PROGNOSIS
Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian
dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi
pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix gangrenosa.

Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat


TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, W., Sjamsuhidajat, R.,(editor). 2004. Buku Ajar Grace, P.A., Borley, N.R. Apendisitis Akut dalam At
Ilmu B,mah. Edisi Revisi. EGC: Jakarta. A Glance. Jakarta: Erlangga; 2006. p:106.

Mansjoer, Arif, dkk (editor). 2000. Kapita Selekta Saputra, L. 2002. Mulut dan Gastrointestinal
Kedokteran. EGC: Jakarta. dalam Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Binarupa Aksara. h:380.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, A.L., 2007.
Proses-proses Penyakit Jilid II. EGC : Jakarta. Rongga Perut dan Saluran Gastrointestinal dalam
Buku Ajar Patologi Ed.7. Jakarta: EGC. h:660-61.
Sabiston, Devid C. 1994. Buku Ajar Bedah. EGC:Jakarta.
Tjandra, J.J., 2006. The Appendix and Meckel’s
She Warts, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Diverticulum dalam Textbook of Surgery 3rd Ed.
Bedah. EGC: Jakarta. UK: Blackwell Publishing Ltd. p:179.
Brunicardi, F.C., Anderson, D.K., Billiar, T.R., Dum, D.L., Morris, J.A., Sawyer. J.L. 1995.Abdomen Akuta
Hunter, J.G., Mathews, J.B., Podlock, R.E., 2010. The dalam Buku Ajar Bedah (Sabiston’s Essential
Appendix dalam Schwartz's Principles of Surgery9th Ed. Surgery). Jakarta:EGC. h:497.
USA:The McGraw Hill Companies. p: 2043-74.

You might also like