Professional Documents
Culture Documents
PROGRAMMING Kelompok 7
Achmad Fauzan I
(LIFE-CYCLE COST AND BENEFIT ANALYSIS) Rina Khoirina SNB
Methods for
Prioritizing and
Programming
Economic efficiency
impact
Case Study
Economic Efficiency Impact
Sinha Kumar
PENDAHULUAN
Keputusan untuk memilih yang terbaik dari beberapa tindakan alternatif
dijumpai pada setiap tahap proses pengembangan proyek transportasi, dan
pilihan semacam itu sering dibuat atas dasar pertimbangan ekonomi.
Analisis efisiensi ekonomi (sering disebut benefit–cost analysis) dapat membantu
memandu pengambilan keputusan transportasi di berbagai bidang desain,
konstruksi, preservasi, dan operasi.
PERSAMAAN BUNGA & EKUIVALENSI
Prinsip dasar yang mendasari semua analisis efisiensi ekonomi engineering
adalah bahwa nilai uang terkait langsung dengan waktu.
Jumlah uang yang diberikan pada saat ini tidak sama dengan jumlah yang
sama pada tahun lalu atau tahun yang akan datang, karena gabungan
kekuatan inflation dan opportunity cost yang mengikis nilai uang dari waktu
ke waktu.
Jika ada alasan untuk percaya bahwa harga komponen di masa depan akan
terpengaruh secara berbeda, penyesuaian yang sesuai harus dilakukan untuk
mencerminkan dampak diferensial dari inflasi (AASHTO, 1977).
CASH FLOW ILLUSTRATIONS
Aliran waktu pada jumlah uang yang terjadi dalam periode tertentu
dapat ditampilkan melalui tabel cash flow atau diagram cash flow.
THE CONCEPT OF INTEREST
Bunga (Interest) dideskripsikan sebagai harga uang pinjaman, atau
sederhananya, nilai waktu dari uang, dan perubahan bunga dari waktu
ke waktu disebut sebagai suku bunga.
Tingkat bunga (Interest Rate) digunakan untuk menentukan nilai masa
depan dari jumlah atau arus kas saat ini.
Tingkat Diskonto (Discount Rate) adalah suku bunga yang digunakan
dalam menentukan nilai sekarang dari jumlah masa depan atau arus
kas.
Dalam ekonomi yang stabil seperti negara-negara maju, tingkat suku
bunga biasanya lebih rendah daripada di negara-negara dengan
inflasi tinggi dan kepastian pengembalian investasi yang rendah.
TYPES OF COMPOUNDING AND INTEREST RATES
r= 𝑖. 𝑚
Bunga Tunggal = bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi
besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan
besarnya modal yang tetap
Bunga Majemuk = bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa
pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode
INTEREST EQUATIONS AND KEY VARIABLES
CRITERIA FOR ECONOMIC EFFICIENCY IMPACT
EVALUATION
Alternatif B lebih diinginkan karena memiliki nilai value of equivalent uniform annual
cost yang lebih rendah.
CRITERIA FOR ECONOMIC EFFICIENCY IMPACT EVALUATION
Equivalent uniform annual return (EUAR)
Metode ini dapat digunakan ketika alternatif memiliki tingkat cost yang berbeda
dan tingkat benefit yang berbeda, atau periode analisis yang berbeda.
Dua desain alternatif diusulkan untuk merenovasi pelabuhan air. Alternatif A
melibatkan biaya proyek awal sebesar $ 200 juta, perkiraan masa pakai 25
tahun, nilai sisa sebesar $ 22 juta, pemeliharaan tahunan dan biaya operasi
sebesar $ 15 juta, dan manfaat tahunan sebesar $ 50 juta dalam bentuk
penghematan uang dalam inventory delay, safety and security, dan operasi kapal.
Alternatif B memiliki biaya proyek awal sebesar $ 175 juta, perkiraan masa
pakai 25 tahun, pemeliharaan tahunan dan biaya operasi sebesar $ 16 juta, nilai
sisa sebesar $ 15 juta, dan manfaat tahunan sebesar $ 40 juta. Temukan
equivalent uniform annual return dari setiap alternatif dan identifikasi alternatif
yang harus dilakukan. Asumsikan tingkat bunga 4%.
EUARA (millions) = 50 − 200CRF(4%, 25) − 15 + 22SFDF(4%, 25) = $22.73M
EUARB (millions) = 40 − 175CRF(4%, 25) − 16 + 15SFDF(4%, 25) = $13.6M
Alternatif A lebih diinginkan karena memiliki equivalent annual return yang
lebih tinggi.
CRITERIA FOR ECONOMIC EFFICIENCY IMPACT EVALUATION
Net present value (NPV)
NPV merupakan perbedaan antara nilai benefit dan cost saat ini.
Net Present Value (NPV) = Present value Benefit – Present Value Cost
Kriteria Kesimpulan
NPV > 0 Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan
Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP dimana TR = TC
NPV = 0
dalam bentuk persent value
NPV < 0 Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan
CRITERIA FOR ECONOMIC EFFICIENCY IMPACT EVALUATION
Internal rate of return (IRR)
IRR merupakan tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama
dengan nol.
Rate of Return (IRR) = Discount Rate, ketika NPV = 0
CRITERIA FOR ECONOMIC EFFICIENCY IMPACT EVALUATION
Benefit–Cost Ratio (BCR)
BCR adalah rasio dari equivalent uniform annual value (atau net present
value) dari semua benefit dengan semua cost yang dikeluarkan selama
periode analisis.
Benefit-Cost Ratio = Present Value of Benefit/ Present Value of Cost
Kriteria Kesimpulan
BCR > 0 Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan
BCR = 0 Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP
BCR < 0 Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan
PROCEDURE FOR ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS
SOFTWARE PACKAGES FOR ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS
MicroBenCost Model
Dikembangkan oleh Texas Transportation Institute dan National
Cooperative Highway Research Program.
Program MicroBencost membandingkan biaya dari situasi eksisting
dengan situasi ketika telah terjadi peningkatan transportasi yang
direncanakan.
Ini memilih alternatif perbaikan terbaik dari beberapa proyek
kandidat dan menyajikan peringkat proyek yang obyektif dalam
urutan potential benefits.
MicroBencost dapat menganalisis spektrum proyek yang luas, termasuk
lokasi baru atau fasilitas bypass, rehabilitasi perkerasan serta
rehabilitasi dan penggantian jembatan.
SOFTWARE PACKAGES FOR ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS
Life-Cycle Cost Analysis (LCCA) merupakan kasus khusus analisis efisiensi ekonomi
di mana aliran manfaat fasilitas dan biaya memperpanjang waktu yang cukup
panjang seperti satu siklus hidup fasilitas.
LCCA dapat digunakan di tingkat proyek (seperti landasan pacu, jembatan, atau
ruas jalan) atau tingkat jaringan.
LCCA membantu dalam mengevaluasi efisiensi ekonomi jangka panjang secara
keseluruhan antara opsi investasi alternatif yang bersaing dengan mengevaluasi
manfaat dan biaya berbagai pelestarian alternatif dan strategi perbaikan atau
tingkat pendanaan selama siklus hidup fasilitas tersebut.
Benefit & Cost masing-masing alternatif dimonetisasi, kemudian pilih yang
memiliki NPV tertinggi.
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dan di luar negeri menunjukkan bahwa
keputusan investasi jangka panjang yang hemat biaya dapat dibuat dengan
biaya yang lebih rendah jika LCCA diadopsi dengan benar (Darter et al., 1987;
Peterson, 1985; Mouaket dan Sinha, 1990; Al- Mansour dan Sinha, 1994; FHWA,
2002b).
FINAL COMMENTS ON ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS
Outline
1. Introduction
2. Financial vs social cost and benefit
3. Identification of cost and benefits
4. Market Price and “Shadow Price”
5. Social discount rate: opportunity cost vs
time preference
6. Decision Rules
7. Timing of investment
8. Multiple period investments and budget
constrain
9. Issues in CBA
10. Conclusion
1. INTRODUCTION
• Persetujuan pembiayaan untuk tranportasi public atau jalan tol umumnya
membutuhkan suatu kondisi dimana manfaat (benefit) > biaya (cost)
• Penilaian dari projek tersebut biasanya menggunakan CBA, berdasarkan
biaya dan manfaat yang diharapkan
Tujuan CBA
Memberi informasi dalam proses pembuatan keputusan
Maksimasi kesejahteraan masyarakat (social welfare) dengan memilih
skema/ proyek yang memberikan manfaat yang maksimum terhadap cost
ANALISIS FINANSIAL akan menganggap jalan tsb tidak menguntungkan, karena cost > revenue
Sedangkan COST BENEFIT ANALYSIS akan menganggap jalan tersebut feasible secara ekonomi jika
sosial benefit (WTP masyarakat untuk melakukan perjalanan) > opportunity cost sumberdaya yang
digunakan untuk membangun jalan tersebut. Selain itu CBA pun menghitung eksternalitas dari jalan
tersebut
3. IDENTIFICATION OF COST AND BENEFIT
Shadow price/ Harga Bayangan : Harga yang nilainya tidak sama dengan Market Price,
tetapi harga tersebut dianggap mencerminkan nilai social atau nilai ekonomis sesungguhnya
dari barang dan jasa (the true social of economic value)
6. SOSIAL DISCOUNT RATE: OPPORTUNITY COST
VS TIME PREFERENCE
Social Discount Rate (SDR) apa yang digunakan dalam CBA, merupakan persoalan
klasik. 2 teori terkait hal ini:
• Social Time preference (STP)
Melihat discount rate sebagai marginal rate masyarakat dalam subtitusi konsumsi
antara 2 hal pada saat yang sama
Merupakan harga yang harus dibayar untuk mendorong masyarakat untuk
menunda konsumsi dan membuat sumber daya investasi tersedia
• Social Opportunity Cost (SOC)
Discount rate harus mencerminkan alternative terbaik yang digunakan masyarakat
selanjutnya
•Pada praktiknya SOC> STP
7. DECISION RULES
7.1 Net Present Value, Internal Rate of Return and benefit/ cost
ratio
7.2 Social welfare
7. DECISION RULES
NET PRESENT VALUE
𝑁𝑃𝑉 = 𝐵𝑡 1 + 𝑖 −𝑡 − 𝐶𝑡 1 + 𝑖 −𝑡
• Selain NPV, keputusan juga dapat diambil berdasarkan IRR (Internal Rate of Return) yang diperoleh
dari proyek
• IRR adalah tingkat diskonto (i) yang menyamai nilai diskon dari arus manfaat dan biaya, tingkat
yang memberikan NPV nol
• Manfaat IRR= tingkat pengembalian investasi dalam suatu proyek dapat di bandingkan dengan
tingkat pengembalian di mana uang untuk investasi dipinjam
• Apabila IRR ≥ suku bunga pinjaman, maka proyek dianggap feasible
• Kerugian IRR, adalah tingkat suku bunga dapat berubah (hal ini termasuk dalam pendekatan NPV)
• Kemungkinan akan ada lebih dari 1 IRR jika profil investasi: -, +, - dimana dua proyek sama-sama
ekslusif
• Menurut NPV, proyek A harus diimplementasikan, sedangkan menurut IRR proyek B yang
diimplementasikan
• Apabila kondisi ini terjadi, maka harus ada sebuah asesmen yang mengkaji perbedaan antara
proyek A dan B
7. DECISION RULES
BENEFIT/ COST RATIO
•Ketiga, fungsi kesejahteraan sosial (yang kriteria Pareto adalah kasus khusus)
dapat digunakan. Fungsi kesejahteraan yang sederhana mungkin adalah
bobot distribusi. Posisi utilitarian adalah = 1, yaitu manfaat (atau utilitas u)
hanya dijumlahkan di antara yang kaya (R) dan miskin (P).
•Semakin kecil, semakin egaliter kriterianya; yaitu, jika <1, katakan -1, maka
kesejahteraan sosial lebih bergantung pada manfaat bagi sektor (atau
kelompok) dengan utilitas atau pendapatan terendah. Posisi Rawlsian adalah
𝛼 = ∞ di mana kesejahteraan sosial semata-mata bergantung pada
pendapatan orang atau kelompok yang paling miskin.
8. TIMING OF INVESTMENT
Keputusan mungkin harus dibuat tidak hanya tentang apakah proyek
transportasi harus dilakukan tetapi juga kapan harus dilakukan.
Permintaan atau biaya tergantung waktu ada tanggal konstruksi yang optimal.
Hal ini ditentukan dengan menghitung NPV pada tahun 0, dan NPV pada tahun
1 hingga n. Misalnya, jika tunjangan bertambah seiring waktu, dan ada
beberapa penghematan dengan menunda biaya konstruksi, maka NPV proyek
akan meningkat di masa depan. Waktu optimal investasi dalam proyek
transportasi adalah tahun di mana NPV dimaksimalkan. Sayangnya, analisis
waktu optimal investasi publik tidak berarti rutinitas: sebenarnya sangat jarang.
Tetapi ini sangat relevan dengan investasi publik dalam transportasi di mana
permintaan atau biaya berubah seiring waktu.
MAXIMIZATION OF NPV ACROSS BUDGET PERIODS ($ MILLION)
Commencement date
Transport improvement Overall net benefit
Year 0 Year 5
Road improvement 137.991 129.332 229.332
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan NPV gabungan dari proyek yang dipilih dari
waktu ke waktu.
Maka, Urutan proyek yang optimal dari project adalah rapid transit improvement pada
tahun 0, disusul dengan perbaikan jalan pada tahun ke 5.
9. MULTIPLE PERIOD INVESTMENT AND
BUDGET CONSTRAINS
• Dalam perencanaan transportasi, sejumlah proyek diimplementasikan
lebih dari satu periode waktu, dengan adanya budget constrain pada
masing-masing periode
• Persoalan: optimasi NPV lebih dari 1 periode ini adalah bidang
pemrograman linear dinamis
• Persoalan tidak diselesaikan dengan meranking NPV atau B/C rasio
proyek secara menurun dan kemudian membuat daftar pembangunan
sebanyak proyek yang termasuk dalam budget
•Hal ini tidak memaksimalkan NPV secara keseluruhan di seluruh
periode, karena lebih berkonsentrasi pada keunggulan absolut
daripada melihat keunggulan komparatif dari proyek antar periode
10. RISK AND UNCERTAINTY
• Proyek transportasi bergantung pada risiko dan ketidakpastian
tentang hasil, terutama yang didasarkan pada kemajuan teknologi.
• Proyek mana yang akan dipilih, dari serangkaian proyek, tergantung
pada sikap pengambil keputusan terhadap risiko.
• netralitas risiko berarti bahwa pembuat keputusan akan menerima
proyek apa pun dengan NPV yang diharapkan positif, ini sama sekali
tidak pasti untuk pengambil keputusan yang menghindari risiko.
• Beragam teknik hadir untuk menilai risiko (Moore, 1983)
•Pengambil keputusan memaksimumkan utilitas dengan menggunakan
kriteria utilitas yang diharapkan memilih proyek-proyek yang
memaksimalkan probailitas dan outcome atas sejumlah besar proyek.
10. RISK AND UNCERTAINTY
• jika pembuat keputusan hanya dihadapkan dengan satu atau dua proyek, maka pilihan
proyek mungkin lebih bergantung pada sikapnya terhadap risiko dan ketidakpastian.
•Jika probabilitas outcome (biaya dan manfaat masa depan) tidak diketahui, pembuat
keputusan harus menggunakan beberapa aturan untuk memilih proyek dalam
menghadapi ketidakpastian ini.
• Sikap terhadap ketidakpastian mungkin berarti bahwa keputusan didasarkan pada
(dari paling berisiko hingga yang paling tidak berisiko):
1. Maxi-min: memilih kebijakan atau proyek yang paling sedikit membuat kerugian.
2. Kriteria Laplace: menempatkan probabilitas yang sama pada setiap hasil (alasan: kita
tidak tahu mana yang mungkin terjadi) dan memilih proyek NPV tertinggi (modifikasi
dari nilai yang diharapkan).
3. Teori regret: memilih proyek yang meminimalkan penyesalan (selisih antara hasil dari
kebijakan yang berbeda atau pilihan proyek) (Sugden, 1993).
4. Maxi-max: memilih kebijakan atau proyek yang memberikan manfaat sosial bersih
tertinggi.
11. ISSUES IN CBA
Banyak dari prinsip-prinsip CBA yang dibangun dengan baik (Brent,
1996). Namun, terdapat sejumlah masalah seputar penerapan CBA.
Ini termasuk:
• kerangka dan konteks dalam pengukuran manfaat;
• perkiraan biaya di masa mendatang (future cost), mis. biaya
lingkungan masa depan dari skema jalan;
• perkiraan biaya dan manfaat lingkungan (environtmental cost) yang
terkait dengan transportasi.
12. CONCLUSION
• Analisis biaya-manfaat (Cost-Benefit Analysis / CBA) adalah
pendekatan analitis yang mengevaluasi kelayakan keputusan
investasi pada kesejahteraan sosial
• CBA adalah ilmu (berdasarkan teori ekonomi) dan “art” (yang
membutuhkan keterampilan praktis dalam memutuskan apa yang
layak termasuk, dan menurunkan nilai untuk variabel-variabel ini).
• Sayangnya, unsur seni meninggalkan banyak ruang untuk
manipulasi hasil.
Case Study
Life-cycle cost-benefit analysis on sustainable food
waste management: The case of Hong Kong
International Airport
Lam C-M, Yu IKM, Medel F, Tsang DCW, Hsu S-C, Poon CS
PENDAHULUAN
• HKIA terletak 40 kilometer dari pusat kota dan dianggap sebagai salah satu
bandara tersibuk di dunia yang melayani 60 juta penumpang/tahun. (Otoritas
Bandara Hong Kong, 2014)
• Untuk mencapai keberlanjutan, Otoritas Bandara telah menetapkan strategi
untuk mengurangi pembuangan limbah makanan di tempat pembuangan
sampah (landfills).
• Strategi tersebut termasuk target pencapaian tingkat daur ulang 50% dari total
timbulan sampah di terminal pada tahun 2021
• Pada tahun 2016, sekitar 46% dari total limbah yang dihasilkan di HKIA terdiri
dari limbah yang dapat didaur ulang, terutama makanan dan kertas limbah
(Otoritas Bandara Hong Kong, 2016a, 2016b).
• Pengolaan limbah eksisting landfilling, (perlu diperkenalkan alternative lain)
• Alternatif pengolahan limbah makanan yang tersedia termasuk AD/ Anaerobic
Digestive, pengomposan, dan insinerasi
PENDAHULUAN
Tujuan penelitian: