Professional Documents
Culture Documents
YANG DIPERSYARATKAN
DALAM AKREDITASI
DOKUMEN AKREDITASI
Adalah semua dokumen/regulasi internal
yg harus disiapkan, yang merupaan
persyaratan yang diminta oleh standar
akreditasi.
Dibedakan :
Dokumen yg merupakan REGULASI
Rekaman: dokumen sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan.
Kebijakan
(Rencana)
Pedoman/Panduan
Program
(KAK)
Kegiatan SOP
Implementasi
Dokumen
Rekam implementasi
KEBIJAKAN &PEDOMAN
1. KEBIJAKAN :
• Adalah penetapan pimpinan pada tataran
strategis, dan bersifat garis besar.
• Untuk penerapannya perlu disusun Pedoman /
Panduan dan Prosedur Kejelasan langkah-
langkah untuk melaksanakan kebijakan
(Peraturan).
• Ditetapkan dengan Peraturan. Dapat dituangkan
dalam Pasal-pasal atau sebagai lampiran dari
Surat Keputusan tsb.
2. PEDOMAN.
Pedoman adalah :
ketentuan dasar yg memberi arah
bagaimana sesuatu harus dilakukan
Dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan.
Mengatur beberapa hal
Panduan :
Petunjuk dalam melakukan kegiatan
Hanya meliputi satu kegiatan
3. PROSEDUR.
SOP (Standar Operasional Prosedur)
Adalah langkah-langkah yang dibakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu
Agar proses kerja rutin terlaksana dengan
effisien, efektif, konsisten, seragam dan
aman dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar
yang berlaku.
REGULASI INTERNAL
DI PUSKESMAS
Administrasi dan
manajemen
Kebijakan Kepala Puskesmas
Rencana Lima Tahunan/Rencana Strategi Bisnis
Rencana Tahunan (RUK/RBA dan RPK)
Pedoman/Manual Mutu
Pedoman/panduan terkait dengan administrasi
dan manajemen
Rencana (Program) Mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
Standar Operasional prosedur
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Kebijakan Kepala Puskesmas
Pedoman untuk masing-masing UKM
Rencana Program Tahunan untuk
masing-masing UKM
Kerangka acuan kegiatan untuk tiap-tiap
UKM
Standar Operasional Prosedur
Pelayanan Klinis/UKP
Manfaat SPO,
Mendokumentasi langkah-langkah
kegiatan
Memastikan staf Puskesmas memahami
bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Memenuhi persyaratan standar
pelayanan Puskesmas
Format SPO :
Di bakukan dg maksud agar tidak terjadi
penggunaan banyak format.
Untuk SPO tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah- langkahnya
dapat ditambah dengan bagan alir,
persiapan alat dan bahan dan lain- lain,
namun tidak boleh mengurangi item-tem
yang ada di SPO.
Format SPO untuk Akreditasi Puskesmas :
lihat lampiran
Petunjuk Pengisian SPO :
a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/
kota, nama organisasi adalah nama Puskesmas (untuk Klinik
logo Klinik dan nama Klinik)
b. Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul
SPO, No. dokumen, No.revisi, Halaman, SPO, tanggal terbit,
ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap
halaman. Pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman-
halaman berikutnya kotak heading dapat
hanya memuat: kotak nama Puskesmas,
judul SPO, No.dokumen, No.Revisi dan
halaman.
Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama
Puskesmas dan Logo pemerintah daerah,
sedangkan Klinik sesuai logo organisasi Klinik,
Judul SPO : diberi Judul /nama SPO sesuai
proses kerjanya
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas/ Klinik
yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru
diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya. Dapat juga dengan
angka, misalnya untuk dokumen baru dapat
diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan
mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
SPO diberi penamaan sesuai ketentuan
(istilah) yang digunakan Puskesmas/ Klinik,
misalnya : SPO, Prosedur, prosedur tetap,
petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan
sebagainya, namun didalam akreditasi
Puskesmas dan Klinik memakai SPO.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai
tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut
Ditetapkan Kepala Pusksmas/ Klinik : diberi
tandatangan Kepala Puskesmas/ Klinik dan
nama jelasnya.
ISI SPO :
1. Pengertian : berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO
secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk
……”
3. Kebijakan : ditulis nomor SK Kepala FKTP
yang menjadi landasan SPO tsb
4. Referensi: berisikan dokumen ekternal
sebagai acuan penyusunan SPO, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-
undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
5. Langkah- langkah Prosedur : merupakan
bagian utama, yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan
atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut
Jenis Dokumen Akreditasi FKTP :
1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala
FKTP.
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada
sekretariat/tiap unit/pelaksana, terdaftar dalam
Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan
menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi).
Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“TERKENDALI”.
3. Dokumen tidak terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan
eksternal atau atas permintaan pihak di luar
FKTP digunakan untuk keperluan insidentil,
tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki
tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”. Yang
berhak mengeluarkan dokumen ini adalah
Penanggung jawabManajemen Mutu dan
tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh
karena telah mengalami perubahan/revisi sehingga
tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi
dan dokumen sisanya dimusnahkan.
DOKUMEN AKREDITASI : Adalah semua
dokumen/regulasi internal yg harus disiapkan, yang
merupaan persyaratan yang diminta oleh standar
akreditasi.
Dibedakan :
Dokumen yg merupakan REGULASI
Rekaman: dokumen sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan.
PEDOMAN
Pedoman adalah:
kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus
dilakukan.
merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
mengatur beberapa hal
Panduan adalah :
petunjuk dalam melakukan 1 (satu)
kegiatan,
PEDOMAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga
(Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
PEDOMAN (MANUAL) MUTU.
Komunikasi internal
VI. Tinjauan Manajemen:
Umum
Masukan tinjauan
Luaran tinjauan
VII. Manajemen sumberdaya
Penyediaan sumber daya
Manajemen sumber daya manusaia
Infrastruktur (sarana dan prasarana)
VIII. Penyelenggaraan pelayanan:
Upaya Puskesmas
Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
IX. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan
X. Penutup
RENCANA KERJA LIMA TAHUNAN
Penutup.
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
( PTP )
Perencanaan :
Proses kegiatan yg harus dilakukan
Secara urut
Utk mengatasi masalah
Dalam rangkai mencapai tujuan
Memanfaatkan sumberdaya dg efektif – efisien.
PTP :
untuk tahun yad.
Mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas
(wajib, pengembangan maupun spesifik)
Sumber dana : Pusat, Daerah, lainnya.
Mekanisme :
Penyusunan RUK dg memperhatikan kebijakan2
Sesuai hasil kajian data dan informasi di Puskesmas
berasal dari masy dan linsek.
Lengkapi dg usulan pembiayaan
Dibahas di Dinkes Kab/Kota > masuk dalam Usulan
Dinkes Kab/Kota > DPRD > disetujui > Puskesmas >
RPK
PENYUSUNAN RUK.
a. Tahap Persiapan.
Persiapkan Staff yg akan terlibat
Persamaam persepsi dan pengetahuan
b. Tahap Analisis Situasi.
Kepala Puskesmas menetapkan Tim Penyusun RUK
Tim melakukan analisis terhadap data-data (umum, khusus, hasil
penilaian kinerja dsb) > diperoleh informasi.
Tahap Penyusunan RUK :
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
PETUNJUK PENULISAN KA PROGRAM
Pendahuluan : berisi hal-hal umum yg masih terkait dg program.
Latar belakang : justifikasi / alasan mengapa disusun program.
Tujuan Umum : tujuan secara garis besar.
Tujuan khusus : tujuan secara rinci.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : adalah langkah-langlah
kegiatan yg harus dilakukan untuk tercapainya tujuan
program.
Cara melaksamakan kegiatan : metode melaksanakan
kegiatan, a.l : membentuk Tim, melakukan rapat, adalah
target per tahun ygmelakukan audit dsb.
Sasaran : adalah target per tahun yg spesifik dan terukur utk
mencapai tujuan upaya / kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu
Sasaran yang baik harus
memenuhi kriteria “SMART”
yaitu :
Specific :
menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan
tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik.
Measurable :
harus terukur dan
dapat dipergunakan untuk memastikan
apa dan kapan pencapaiannya.
Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam
proses perencanaan > metodologi untuk
mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus
ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
Agressive but Attainable, Achievable :
sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan,
sasaran harus menantang, namun tidak
boleh mengandung target yang tidak
layak.
Misalnya kita bisa menetapkan sebagai
suatu sasaran : “Pengurangan kematian
akibat TB akan dapat dicapai sampai ke
tingkat tertentu” tetapi meniadakan
kematian merupakan hal yang tidak
dapat dipastikan kelayakannya.
Result oriented : sedapat mungkin
sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai.
Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap
pelayanan OAT sebesar 50%
Evaluasi kegiatan :
adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara menyeluruh.
yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
Standard Operating Procedures (SOP) :
adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah,
(Kepmenpan No.021 tahun 2008).
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah- langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu. (Undang-undang No. 29 Tahun 2004,
tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No. 44 Tahun
2009, tentang Rumah Sakit)
Selanjutnya istilah yg digunakan adalah SPO.
Tujuan Penyusunan SPO,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/ seragam dan aman,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SPO,
Mendokumentasi langkah-langkah
kegiatan
Memastikan staf Puskesmas memahami
bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Memenuhi persyaratan standar
pelayanan Puskesmas
Format SPO :
Di bakukan dg maksud agar tidak terjadi
penggunaan banyak format.
Untuk SPO tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah- langkahnya
dapat ditambah dengan bagan alir,
persiapan alat dan bahan dan lain- lain,
namun tidak boleh mengurangi item-tem
yang ada di SPO.
Format SPO untuk Akreditasi Puskesmas :
lihat lampiran
Petunjuk Pengisian SPO :
a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/
kota, nama organisasi adalah nama Puskesmas (untuk Klinik
logo Klinik dan nama Klinik)
b. Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul
SPO, No. dokumen, No.revisi, Halaman, SPO, tanggal terbit,
ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap
halaman. Pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman-
halaman berikutnya kotak heading dapat
hanya memuat: kotak nama Puskesmas,
judul SPO, No.dokumen, No.Revisi dan
halaman.
Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama
Puskesmas dan Logo pemerintah daerah,
sedangkan Klinik sesuai logo organisasi Klinik,
Judul SPO : diberi Judul /nama SPO sesuai
proses kerjanya
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas/ Klinik
yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat
menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru
diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya. Dapat juga dengan
angka, misalnya untuk dokumen baru dapat
diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan
mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
SPO diberi penamaan sesuai ketentuan
(istilah) yang digunakan Puskesmas/ Klinik,
misalnya : SPO, Prosedur, prosedur tetap,
petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan
sebagainya, namun didalam akreditasi
Puskesmas dan Klinik memakai SPO.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai
tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut
Ditetapkan Kepala Pusksmas/ Klinik : diberi
tandatangan Kepala Puskesmas/ Klinik dan
nama jelasnya.
ISI SPO :
1. Pengertian : berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO
secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk
……”
3. Kebijakan : ditulis nomor SK Kepala FKTP
yang menjadi landasan SPO tsb
4. Referensi: berisikan dokumen ekternal
sebagai acuan penyusunan SPO, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-
undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
5. Langkah- langkah Prosedur : merupakan
bagian utama, yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan
atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut
Tata Cara Pengelolaan SPO:
1. Puskesmas/ Klinik agar menetapkan siapa
yang mengelola SPO,
2. Pengelola SPO harus mempunyai arsip
seluruh SPO Puskesmas/Klinik,
3. Pengelola SPO agar membuat tata cara
penyusunan, penomoran, distribusi,
penarikan, penyimpanan, evaluasi dan
revisi SPO
Tata Cara Penyusunan SPO
Hal-hal yang perlu diingat :
Total
Compliance rate ( CR) = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
2. Evaluasi isi SPO.
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal 3
tahun sekali,
dilakukan oleh masing-masing unit kerja,
dipimpin oleh koordinator unit kerja/ program.
Hasil evaluasi :
SPO masih tetap bisa dipergunakan atau
SPO perlu diperbaiki/ direvisi.
Perbaikan/ revisi isi SPO bisa dilakukan sebagian atau
seluruhnya.
Pergantian kepala Puskesmas, bila SPO
memang masih sesuai/ dipergunakan maka
tidak perlu direvisi.
Pengendalian Dokumen dan Rekaman.
Pengertian dokumen adalah: Semua dokumen
yg harus disiapkan Puskesmas/ Klinik, dan untuk
memenuhi instrumen Akreditasi.
Jenis dan macam dokumen mengacu
kepada standar dan Kriteria, definisi
operasional, serta cara pembuktian dan telusur
dokumen yg ada dlm instrumen akreditasi
Puskesmas/Klinik,
Rekaman adalah: dokumen yang memberi
bukti obyektif dari kegiatan yang dilakukan
atau hasil yang dicapai didalam kegiatan
Puskesmas/Klinik untuk peningkatan mutu,
Pengendalian dokumen dan rekaman
adalah:
sistem penomoran dan sistem penyimpanan
dokumen yang dibutuhkan oleh sistem
manajemen mutu akreditasi Puskesmas harus
dikendalikan.
Catatan/ rekaman adalah jenis khusus dari
dokumen dan dikendalikan, dalam artian harus
diberi nomor agar mudah untuk
pengelolaannya.
Untuk Pengendalian dokumen disusun SPO dan
diatur didalam kebijakan pengendalian
dokumen pada kriteria 2.1.11 elemen penilaian
4, dan Klinik pada kriteria 1.3.10. elemen
penilaian 4,
Untuk mendefinisikan pengendalian diperlukan:
Menyetujui dokumen untuk kecukupan
sebelum terbit,
Menelaah dan memperbaharui sebagaiman
perlu, dan persetujuan ulang dokumen,
Memastikan bahwa perubahan dan status
revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,
Memastikan bahwa versi yang relevan dari
dokumen yang dapat diterapkkan tersedia
ditempat pengguna,
Memastikan bahwa dokumen tetap dapat
terbaca dan segera dapat teridentifikasi,
Memastikan bahwa dokumen yang berasal
dari luar organisasi yang penting untuk
perencanaan dan operasional sistem
manajemen mutu diidentifikasi dan
distribusinya dikendalikan,
Mencegah penggunaan tidak sengaja
dokumen kadaluwarsa dan
untuk menerapkan identifikasi yang sesuai
pada dokumen bila disimpan untuk maksud
apapun.
Catatan/ rekaman yang diterapkan untuk memberikan bukti
kesesuaian terhadap persyaratan dan bukti operasional yang
efektif dari sistem manajemen mutu harus dikendallikan.
Organisasi harus menetapkan SPO terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk :
identifikasi,
penyimpanan,
perlindungan,
pengambilan,
lama simpan dan
pemusnahan.
Penataan Dokumen.
Untuk memudahkan didalam pencarian
dokumen akreditasi Puskesmas/ Klinik
dikelompokan masing- masing bab/ kelompok
pelayanan/ upaya dengan diurutkan setiap
urutan kriteria dengan dipilah- pilah dalam
bentuk tata dokumen.
Apabila dokumen tersebut direkam didalam
buku maka urutan dokumen tersebut diberi
lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut
didalam buku.
TUGAS DISKUSI
1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala
FKTP.
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada
sekretariat/tiap unit/pelaksana, terdaftar dalam
Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan
menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi).
Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“TERKENDALI”.
3. Dokumen tidak terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan
eksternal atau atas permintaan pihak di luar
FKTP digunakan untuk keperluan insidentil,
tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki
tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”. Yang
berhak mengeluarkan dokumen ini adalah
Penanggung jawabManajemen Mutu dan
tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh
karena telah mengalami perubahan/revisi sehingga
tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan
dokumen sisanya dimusnahkan.
DOKUMEN AKREDITASI : Adalah semua
dokumen/regulasi internal yg harus disiapkan, yang
merupaan persyaratan yang diminta oleh standar
akreditasi.
Dibedakan :
Dokumen yg merupakan REGULASI
Rekaman: dokumen sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan.
Dokumen-dokumen yang perlu disediakan di Puskesmas adalah
sebagai berikut:
Penyelenggaraan manajemen Puskesmas:
Kebijakan Kepala Puskesmas,
Rencana Lima Tahunan Puskesmas,
Pedoman/manual mutu,
Pedoman/panduan teknis yang terkait dengan manajemen,
Standar operasional prosedur (SOP),
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP):
Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Kerangka Acuan Kegiatan.
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM):
Kebijakan Kepala Puskesmas,
Pedoman untuk masing-masing UKM (esensial maupun
pengembangan),
Standar operasional prosedur (SOP),
Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM,
Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM.
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Kebijakan tentang pelayanan klinis,
Pedoman Pelayanan Klinis,
Standar operasional prosedur (SOP) klinis,
Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan
Pelayanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien.
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Pedoman pelayanan farmasi
Kebijakan:
berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada
kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014
tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Syarat penyusunan SOP :
SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.
flow charting dari suatu kegiatan.
dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek,
predikat dan objek SOP harus jelas.
harus menggunakan kalimat perintah/instruksi
bagi pelaksana dengan bahasa yang dikenal
pemakai.
harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.
KUNCINYA :
TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS , BISA
DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA.
Logo Judul SOP.
PUSKES No. Dokumen : Ditetapkan
Oleh Kepala
SOP
No. Revisi : Puskesmas…
Nama. NIP.
Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
11
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Unit terkait
``````````````````````````
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di
atas, dapat ditambahkan antara lain: bagan alir,
dokumen terkait, dsb menyesuaikan dengan
format SOP yang ditentukan oleh Pemerintah
Daerah, yang penting dalam satu organisasi
menggunakan satu format yang seragam.