You are on page 1of 9

Benign Prostatic Hyperplasia

Nama Kelompok :

1. M. Edy Setiawan
2. Mardiah Syafriyani
3. Mei Rani Wulandari
Etiologi

Belum diketahui apa yang


menyebabkan pembesaran prostat jinak.
Definisi Akan tetapi, kondisi ini diduga terkait
dengan perubahan pada keseimbangan
kadar hormon seksual seiring
pertambahan usia pria.
BPH ( Benign prostatic
hyperplasia )/ HPJ ( hipertropi prostat Ada beberapa faktor yang bisa
jinak) adalah pembesaran kelenjar meningkatkan risiko seseorang terkena
pembesaran prostat jinak, yaitu:
prostat. Penyakit ini memang cukup
prevalen ialah sering di kalangan lelaki a. Berusia di atas 60 tahun
berusia tua ( usia di atas 50 tahun). b. Kurang berolahraga
c. Memiliki berat badan berlebih
d. Menderita penyakit jantung atau
diabetes
e. Rutin mengonsumsi obat hipertensi
jenis penghambat beta
f. Memiliki keluarga yang mengalami
gangguan prostat
Manifestasi Klinis
1. Urine sulit keluar di awal buang air kecil.
2. Perlu mengejan saat buang air kecil.
3. Aliran urine lemah atau tersendat-sendat.
4. Urine menetes di akhir buang air kecil.
5. Buang air kecil terasa tidak tuntas.
6. Buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering.
7. Beser atau inkontinensia urine
Komplikasi
Pembesaran prostat jinak yang tidak ditangani dapat
menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:
1. Infeksi saluran kemih
2. Penyakit batu kandung kemih
3. Tidak bisa buang air kecil
4. Kerusakan kandung kemih dan ginjal
Penatalaksanaan
1. Penanganan BPH Gejala Ringan
Untuk kasus BPH ringan biasanya cukup ditangani dengan obat- obatan,
terapi menahan berkemih, dan perubahan gaya hidup seperti:
a) Mulai berolahraga secara teratur, misalnya berjalan kaki hingga satu jam
tiap hari.
b) Mulai mengurangi atau berhenti mengonsumsi kafein dan minuman
keras.
c) Mencari jadwal minum obat yang tepat agar terhindari dari nokturia
atau meningkatnya frekuensi buang air kecil sepanjang malam.
d) Mulai membiasakan diri untuk tidak minum apa pun dua jam sebelum
waktu tidur agar terhindar dari nokturia atau berkemih sepanjang
malam.
e) Terapi menahan berkemih juga mungkin dilakukan dengan bimbingan
medis.
2. Penanganan BPH Gejala Menengah dan Parah
Satu-satunya cara menangani BPH dengan gejala menengah hingga
parah adalah melalui operasi.
Ada sejumlah metode operasi prostat yang bisa digunakan dokter
neurologi untuk mengatasi pembesaran prostat, di antaranya:
a) Transurethral resection of the prostate (TURP)
b) Transurethral incision of the prostate (TUIP)

Metode pengobatan lainnya

a) Selain kedua prosedur di atas, jaringan prostat yang menyumbat bisa


dibakar dengan sinar laser atau diangkat melalui operasi terbuka.
b) Pengangkatan prostat melalui operasi terbuka (prostatektomi) dilakukan
apabila ukuran jaringan prostat sudah sangat besar atau sudah terdapat
kerusakan pada kandung kemih. Dalam prosedur ini, prostat diangkat
melalui sayatan yang dibuat di perut.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar
Gula
b. Pemeriksaan urin lengkap dan kultu
c. PSA (Prostatik Spesific Antigen)
2. Pemeriksaan Uroflowmetri
Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin.
Secara obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter
dengan penilaian
a. Flow rate maksimal >15 ml / dtk = non obstruktif
b. Flow rate maksimal 10 - 15 ml / dtk = border line
c. Flow rate maksimal < 10 ml / dtk = obstruktif
3. Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
a. BOF (Buik Overzich )
b. USG (Ultrasonografi)
c. IVP (Pyelografi Intravena)
d. Pemeriksaan Panendoskop
TERIMA KASIH

You might also like