Menurut WHO, batasan usia lansia meliputi: • Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun • Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun • Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun • Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun Perubahan pada lansia • Massa otot akan berkurang dan massa lemak bertambah, mengakibatkan jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis halus. Oleh karena itu lansia seringkali terlihat kurus. • Penurunan indera penglihatan yang seringkali dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan asam folat. Juga terjadi gangguan pada indera pengecap yang berhubungan dengan kekurangan kadar Zinc yang menyebabkan menurunnya nafsu makan. Untuk penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran. • Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan pada fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut. • Menurunnya mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir. • Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif, dan kesulitan mengunyah makanan, juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. • Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat. • Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk melakukan fungsinya juga menurun, sehingga dapat menyebabkan pengenceran natrium yang menimbulkan rasa lelah. • Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Lansia biasanya mengurangi minum karena hal ini sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Menjaga gizi seimbang pada lansia • 1. Biasakan mengonsumsi sumber kalsium • 2. Biasakan mengonsumsi makanan berserat • 3. Minum air putih sesuai kebutuhan • 4. Tetap melakukan aktivitas fisik • 5. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak Biasakan mengonsumsi sumber kalsium Kalsium berperan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang. Pada lansia, kepadatan tulang mulai berkurang sehingga berisiko menimbulkan pengeroposan tulang dan gigi. Lansia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium serta vitamin D seperti ikan dan susu. Sering terpapar sinar matahari pagi juga dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Biasakan mengonsumsi makanan berserat sembelit merupakan salah satu masalah pencernaan yang sering dialami oleh lansia. Berkurangnya konsumsi sayur buah pada usia lanjut menjadi salah satu faktor penyebabnya. Terkadang buah yang keras atau sayur yang terlalu berserat membuat lansia kesulitan mengonsumsi sayur buah sehingga membatasi lansia mendapat asupan sayur buah yang cukup. Selain sayur buah, lansia dapat mengonsumsi produk whole grain yang juga tinggi serat. Serat penting bagi kesehatan lansia karena selain untuk melancarkan pencernaan, serat juga berfungsi untuk mengontrol kadar lemak dan gula dalam darah. Minum air putih sesuai kebutuhan
Seiring dengan menurunnya usia, sistem hidrasi pada
lansia juga menurun sehingga lansia kurang peka terhadap kekurangan maupun kelebihan cairan. Dehidrasi yang terjadi pada lansia dapat menimbulkan demensia dan mudah lupa. Selain itu ketika kekurangan cairan, kadar natrium dalam darah akan meningkat sehingga meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Sebaliknya, kelebihan cairan dapat memperberat kerja jantung dan ginjal. Sebaiknya lansia mengonsumsi air sebanyak 1500-1600 ml atau sekitar 6 gelas per harinya. Ini lebih sedikit daripada anjuran konsumsi air untuk orang dewasa yang sebanyak 8 gelas per harinya. Tetap melakukan aktivitas fisik Kelenturan otot akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kekakuan otot sering terjadi pada lansia karena kemampuan otot untuk berkontraksi dan relaksasi juga berkurang. Lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan santai, bersepeda, berkebun, yoga, atau senam usia lanjut. Selain menjaga kelenturan otot, aktivitas fisik tersebut dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan kebugaran tubuh. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak Karena kerja sistem pencernaan bagi mereka yang berusia lanjut sudah tidak semaksimal saat usia muda, maka membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia. Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih akan meningkatkan kemungkinan lansia mengalami hipertensi, hiperkolesterol, hiperglikemia,stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Lansia lebih rentan terhadap penyakit degeneratif karena sistem yang berfungsi untuk membantu metabolisme gula, garam, dan lemak sudah tidak bisa bekerja sebaik dulu.