You are on page 1of 20

MODUL 2 OPTIMISASI

Job Order Costing


- Material LossesEKONOMI

By Fenni Yufantria, S.E.,Ak.,M.Ak.,CA


Ari Darmawan, Dr. , S.AB, M.AB
aridarmawan_fia@ub.ac.id
Objective
Describes accounting for
materials scarp

Describes accounting for


defective goods

Describes accounting for


spoilage goods
Accounting for materials scarp
 SCRAP MATERIAL
 are left over from the production process
that cannot be put back into
production for the same purpose
but maybe usable for a different purpose
or production process or which may be
sold to outsiders for a nominal amount.
Accounting for materials scarp
 4 alternative for material scarp
a) Dikreditkan pada akun Penjualan Sisa Bahan
Kas/Piutang Dagang xxx
Penjualan Sisa bahan/Pendapatn Lain-lain xxx

b) Dikreditkan pada akun harga Pokok


Penjualan
Kas/Piutang dagang xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Accounting for materials scarp
 4 alternative for material scarp
c) Dikreditkan pada akun BOP sesungguhnya
Kas/Piutang Dagang xxx
BOP Sesungguhnya xxx

d) Dikreditkan pada akun Barang dalam proses


Kas/Piutang dagang xxx
Barang dalam proses xxx
Accounting for Defective Materials
 Defective Materials
are units that do not meet production
standards and must be processed
further in order to be salable as good
units or as irregulars
Accounting for Defective Materials
 Accounting for defective materials
depends on the cause.
 If a defective product is caused by a
consumer, the cost is charged to the
order
 if the product is defective due to a
production process error, the cost is
charged to the account of the actual
factory overhead
Accounting for Defective Materials
 Journal entry :
◦ Contoh: Perusahaan Mebel Indah
memproduksi pesanan kursi kayu dengan
ornamen besi yang diberi nomor pesanan 900.
◦ Biaya yang dibebankan untuk pesanan adalah
sebagai berikut:
◦ Biaya bahan Rp 150.000
◦ Biaya Tenaga Kerja langsung Rp 100.000
◦ BOP Rp 50.000
◦ Total Biaya Rp 300.000
Accounting for Defective Materials
 Terjadi perubahan desain, yaitu ornamen
besi diganti dengan ornamen kayu
sehingga timbul biaya perbikan sbb;
 B. bahan Rp 50.000
 B. TkL Rp 20.000
 BOP Rp 10.000
 Total BP Rp 80.000
Accounting for Defective Materials
 Jika perubahan karena permintaan konsumen, biaya perbaikan akan dijurnal:
◦ Barang dalam proses Rp 80.000
◦ Bahan Rp 50.000
◦ Gaji & Upah Rp 20.000
◦ BOP dibebankan Rp 10.000
◦ Total biaya produksi menjadi Rp 380.000. Jika perusahaan menjual dengan
laba 50% pesanan 900, pesanan akan dijual seharga Rp 570.000 (150%X Rp
380.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan maka jurnalnya:
 Per. Barang jadi Rp 380.000
 Barang Dalam proses Rp 380.000
 Piutang dagang Rp 570.000
 Penjualan Rp 570.000
 HPP Rp 380.000
 Per. Barang Jadi Rp 380.000
Accounting for Defective Materials
 Jika perubahan karena kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan akan
dijurnal:
◦ BOP sesungguhnya Rp 80.000
◦ Bahan Rp 50.000
◦ Gaji & Upah Rp 20.000
◦ BOP dibebankan Rp 10.000
◦ Total biaya produksi tetap Rp 300.000. Jika perusahaan menjual dengan laba
50% pesanan 900, pesanan akan dijual seharga Rp 450.000 (150%X Rp
300.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan maka jurnalnya:
 Per. Barang jadi Rp 300.000
 Barang Dalam proses Rp 300.000
 Piutang dagang Rp 450.000
 Penjualan Rp 450.000
 HPP Rp 300.000
 Per. Barang Jadi Rp 300.000
Accounting for spoilage goods
 Spoilage goods
units that do not meet standards and are
either sold for their salvage value or
discarded. When spoiled units are
discovered, they are taken out of
production and no further work is
performed on them.
Accounting for spoilage goods
 Accounting for spoilage goods depends on the cause.
 If is caused by a consumer, the cost is charged to the
order. If it can still be sold, it will be deducted from
the total production cost.
 if the product is defective due to a production
process error, the cost is charged to the account of
the actual factory overhead cost. If it can still be sold,
it will be deducted from the actual overhead cost.
 if the value is significant, it is recorded as a loss.
 Spoilage goods which can be estimated to occur in
the production process, the BOP budget should
include the amount of this spoilage goods.
Accounting for spoilage goods
 Contoh:
 Perusahaan percetakan Trendi menerima pesanan 1.000
lembar undangan berwarna biru yang diberi nomor pesanan
800. Pada saat perusahaan berhasil mencetak 100 lembar,
terjadi perubahan warna menjadi merah muda. 100 yang
sudah terlanjur tercetak tidak dapat diperbaiki. Tetapi
perusahaan dapat menjual 100 lembar ini sebagai produk
rusak dengan harga Rp 5.000. perusahaan mencetak lagi 1.000
lembar undangan sehingga total undangan dicetak sebanyak
1.100 lembar. Biaya produksi untuk mencetak 1.000 lembar
undangan adalah sebagai berikut:
◦ Bahan Rp 300.000
◦ TKL Rp 150.000
◦ BOP dibebankan Rp 100.000
◦ Total biaya produksi Rp 550.000
Accounting for spoilage goods
 Jika perubahann karena permintaan konsumen maka penjurnalan yang
dilakukan pada saat pesanan nomor 800 selesai adalah:
◦ Produk rusak Rp 5.000
◦ Per, Barang jadi Rp 545.000
 Barang dlm Proses Rp 550.000
 Jika perusahaan menjual dengan laba 50 %, pesanan nomor 800 akan
dijual seharga Rp 817.500 ( 150% X Rp 545.000). Saat pesanan
diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai berikut:
 Piutang dagang Rp 817.500
 Penjualan Rp 817.500
HPP Rp 545.000
Per. B.jadi Rp 545.000
Pada saat produk rusak terjual:
Kas/Piutang Rp 5.000
Produk rusak Rp 5.000
Accounting for spoilage goods
 Jika perubahann karena kesalahan produksi, perlu dihitung
dulu biaya produksi per undangan, yaitu Rp 500( Rp
550.000/1.100). Total biaya produk rusak adalah Rp 50.000
(Rp 500 X 100 lmbar). Produk rusak dapat dijual dengan
harga Rp 5.000 maka yang dibebankan ke akun BPO
sesungguhnya sebesar Rp 45.000 (Rp 50.000-Rp 5.000):
◦ Produk rusak Rp 5.000
◦ BOP sesungguhnya Rp 45.000
◦ Per. Barang Jadi Rp 500.000
 Barang dlm Proses Rp 550.000
Accounting for spoilage goods
 Jika perusahaan menjual dengan laba 50 %, pesanan nomor 800 akan
dijual seharga Rp 750.000 ( 150% X Rp 500.000). Saat pesanan
diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai berikut:
 Piutang dagang Rp 750.000
 Penjualan Rp 750.000
HPP Rp 500.000
Per. B.jadi Rp 500.000
Pada saat produk rusak terjual:
Kas/Piutang Rp 5.000
Produk rusak Rp 5.000
Soal:
 Perusahaan Cemerlang membuat seragam sebanyak 25 unit dengan
harga Rp 3.000.000. Dalam proses pengerjaannya, terdapat 5 unit
yang rusak dan tidak dapat diperbaiki sehingga perusahaan harus
membuat seragam yang baru. Jumlah total seragam yang diproduksi
sebanyak 30 unit. Berikut ini rincian biaya produksi yang dihabiskan
untuk membuat 30 unit seragam. Catatan : lima seragam yang rusak
dapat dijual dengan harga sebesar Rp 200.000.
◦ Biaya bahan baku Rp 1.500.000
◦ Biaya tenaga kerja Rp 725.000
◦ BOP dibebankan Rp 325.000
◦ Total biaya produksi Rp 2.550.000
Buatlah jurnal untuk kondisi berikut:
a. Kerusakan dikarenakan perubahan permintaan konsumen
b. Kerusakan dikarenakan kesalahan pada saat proses produksi
 Perusahaan percetakan Alpa menerima pesanan 1.000 lembar undangan
berwarna emas yang diberi nomor pesanan 900. Pada saat perusahaan
berhasil mencetak 200 lembar, terjadi perubahan warna menjadi kuning 200
yang sudah terlanjur tercetak tidak dapat diperbaiki. Tetapi perusahaan
dapat menjual 200 lembar ini sebagai produk rusak dengan harga
Rp 15.000. perusahaan mencetak lagi 1.000 lembar undangan sehingga total
undangan dicetak sebanyak 1.200 lembar. Biaya produksi untuk mencetak
1.200 lembar undangan adalah sebagai berikut:
◦ Bahan Rp 450.000
◦ TKL Rp 250.000
◦ BOP dibebankan Rp 200.000
◦ Total biaya produksi Rp 900.000
Buatlah jurnal untuk mencatat jika:
a. Kerusakan dikarenakan perubahan permintaan konsumen,
dijual dengan laba 40%
b. Kerusakan tersebut dikarenakan kesalahan proses produksi,
dijual dengan laba 50%

You might also like