This document describes accounting for materials scrap, defective goods, and spoilage goods. It provides 4 alternatives for accounting for scrap materials and discusses how the cost of defective and spoilage goods should be treated depending on whether the cause was a customer change or production error. Journal entries are provided as examples to illustrate how to record the accounting in different situations.
This document describes accounting for materials scrap, defective goods, and spoilage goods. It provides 4 alternatives for accounting for scrap materials and discusses how the cost of defective and spoilage goods should be treated depending on whether the cause was a customer change or production error. Journal entries are provided as examples to illustrate how to record the accounting in different situations.
This document describes accounting for materials scrap, defective goods, and spoilage goods. It provides 4 alternatives for accounting for scrap materials and discusses how the cost of defective and spoilage goods should be treated depending on whether the cause was a customer change or production error. Journal entries are provided as examples to illustrate how to record the accounting in different situations.
Ari Darmawan, Dr. , S.AB, M.AB aridarmawan_fia@ub.ac.id Objective Describes accounting for materials scarp
Describes accounting for
defective goods
Describes accounting for
spoilage goods Accounting for materials scarp SCRAP MATERIAL are left over from the production process that cannot be put back into production for the same purpose but maybe usable for a different purpose or production process or which may be sold to outsiders for a nominal amount. Accounting for materials scarp 4 alternative for material scarp a) Dikreditkan pada akun Penjualan Sisa Bahan Kas/Piutang Dagang xxx Penjualan Sisa bahan/Pendapatn Lain-lain xxx
b) Dikreditkan pada akun harga Pokok
Penjualan Kas/Piutang dagang xxx Harga Pokok Penjualan xxx Accounting for materials scarp 4 alternative for material scarp c) Dikreditkan pada akun BOP sesungguhnya Kas/Piutang Dagang xxx BOP Sesungguhnya xxx
d) Dikreditkan pada akun Barang dalam proses
Kas/Piutang dagang xxx Barang dalam proses xxx Accounting for Defective Materials Defective Materials are units that do not meet production standards and must be processed further in order to be salable as good units or as irregulars Accounting for Defective Materials Accounting for defective materials depends on the cause. If a defective product is caused by a consumer, the cost is charged to the order if the product is defective due to a production process error, the cost is charged to the account of the actual factory overhead Accounting for Defective Materials Journal entry : ◦ Contoh: Perusahaan Mebel Indah memproduksi pesanan kursi kayu dengan ornamen besi yang diberi nomor pesanan 900. ◦ Biaya yang dibebankan untuk pesanan adalah sebagai berikut: ◦ Biaya bahan Rp 150.000 ◦ Biaya Tenaga Kerja langsung Rp 100.000 ◦ BOP Rp 50.000 ◦ Total Biaya Rp 300.000 Accounting for Defective Materials Terjadi perubahan desain, yaitu ornamen besi diganti dengan ornamen kayu sehingga timbul biaya perbikan sbb; B. bahan Rp 50.000 B. TkL Rp 20.000 BOP Rp 10.000 Total BP Rp 80.000 Accounting for Defective Materials Jika perubahan karena permintaan konsumen, biaya perbaikan akan dijurnal: ◦ Barang dalam proses Rp 80.000 ◦ Bahan Rp 50.000 ◦ Gaji & Upah Rp 20.000 ◦ BOP dibebankan Rp 10.000 ◦ Total biaya produksi menjadi Rp 380.000. Jika perusahaan menjual dengan laba 50% pesanan 900, pesanan akan dijual seharga Rp 570.000 (150%X Rp 380.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan maka jurnalnya: Per. Barang jadi Rp 380.000 Barang Dalam proses Rp 380.000 Piutang dagang Rp 570.000 Penjualan Rp 570.000 HPP Rp 380.000 Per. Barang Jadi Rp 380.000 Accounting for Defective Materials Jika perubahan karena kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan akan dijurnal: ◦ BOP sesungguhnya Rp 80.000 ◦ Bahan Rp 50.000 ◦ Gaji & Upah Rp 20.000 ◦ BOP dibebankan Rp 10.000 ◦ Total biaya produksi tetap Rp 300.000. Jika perusahaan menjual dengan laba 50% pesanan 900, pesanan akan dijual seharga Rp 450.000 (150%X Rp 300.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan maka jurnalnya: Per. Barang jadi Rp 300.000 Barang Dalam proses Rp 300.000 Piutang dagang Rp 450.000 Penjualan Rp 450.000 HPP Rp 300.000 Per. Barang Jadi Rp 300.000 Accounting for spoilage goods Spoilage goods units that do not meet standards and are either sold for their salvage value or discarded. When spoiled units are discovered, they are taken out of production and no further work is performed on them. Accounting for spoilage goods Accounting for spoilage goods depends on the cause. If is caused by a consumer, the cost is charged to the order. If it can still be sold, it will be deducted from the total production cost. if the product is defective due to a production process error, the cost is charged to the account of the actual factory overhead cost. If it can still be sold, it will be deducted from the actual overhead cost. if the value is significant, it is recorded as a loss. Spoilage goods which can be estimated to occur in the production process, the BOP budget should include the amount of this spoilage goods. Accounting for spoilage goods Contoh: Perusahaan percetakan Trendi menerima pesanan 1.000 lembar undangan berwarna biru yang diberi nomor pesanan 800. Pada saat perusahaan berhasil mencetak 100 lembar, terjadi perubahan warna menjadi merah muda. 100 yang sudah terlanjur tercetak tidak dapat diperbaiki. Tetapi perusahaan dapat menjual 100 lembar ini sebagai produk rusak dengan harga Rp 5.000. perusahaan mencetak lagi 1.000 lembar undangan sehingga total undangan dicetak sebanyak 1.100 lembar. Biaya produksi untuk mencetak 1.000 lembar undangan adalah sebagai berikut: ◦ Bahan Rp 300.000 ◦ TKL Rp 150.000 ◦ BOP dibebankan Rp 100.000 ◦ Total biaya produksi Rp 550.000 Accounting for spoilage goods Jika perubahann karena permintaan konsumen maka penjurnalan yang dilakukan pada saat pesanan nomor 800 selesai adalah: ◦ Produk rusak Rp 5.000 ◦ Per, Barang jadi Rp 545.000 Barang dlm Proses Rp 550.000 Jika perusahaan menjual dengan laba 50 %, pesanan nomor 800 akan dijual seharga Rp 817.500 ( 150% X Rp 545.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai berikut: Piutang dagang Rp 817.500 Penjualan Rp 817.500 HPP Rp 545.000 Per. B.jadi Rp 545.000 Pada saat produk rusak terjual: Kas/Piutang Rp 5.000 Produk rusak Rp 5.000 Accounting for spoilage goods Jika perubahann karena kesalahan produksi, perlu dihitung dulu biaya produksi per undangan, yaitu Rp 500( Rp 550.000/1.100). Total biaya produk rusak adalah Rp 50.000 (Rp 500 X 100 lmbar). Produk rusak dapat dijual dengan harga Rp 5.000 maka yang dibebankan ke akun BPO sesungguhnya sebesar Rp 45.000 (Rp 50.000-Rp 5.000): ◦ Produk rusak Rp 5.000 ◦ BOP sesungguhnya Rp 45.000 ◦ Per. Barang Jadi Rp 500.000 Barang dlm Proses Rp 550.000 Accounting for spoilage goods Jika perusahaan menjual dengan laba 50 %, pesanan nomor 800 akan dijual seharga Rp 750.000 ( 150% X Rp 500.000). Saat pesanan diserahkan kepada pemesan makan akan dijurnal sebagai berikut: Piutang dagang Rp 750.000 Penjualan Rp 750.000 HPP Rp 500.000 Per. B.jadi Rp 500.000 Pada saat produk rusak terjual: Kas/Piutang Rp 5.000 Produk rusak Rp 5.000 Soal: Perusahaan Cemerlang membuat seragam sebanyak 25 unit dengan harga Rp 3.000.000. Dalam proses pengerjaannya, terdapat 5 unit yang rusak dan tidak dapat diperbaiki sehingga perusahaan harus membuat seragam yang baru. Jumlah total seragam yang diproduksi sebanyak 30 unit. Berikut ini rincian biaya produksi yang dihabiskan untuk membuat 30 unit seragam. Catatan : lima seragam yang rusak dapat dijual dengan harga sebesar Rp 200.000. ◦ Biaya bahan baku Rp 1.500.000 ◦ Biaya tenaga kerja Rp 725.000 ◦ BOP dibebankan Rp 325.000 ◦ Total biaya produksi Rp 2.550.000 Buatlah jurnal untuk kondisi berikut: a. Kerusakan dikarenakan perubahan permintaan konsumen b. Kerusakan dikarenakan kesalahan pada saat proses produksi Perusahaan percetakan Alpa menerima pesanan 1.000 lembar undangan berwarna emas yang diberi nomor pesanan 900. Pada saat perusahaan berhasil mencetak 200 lembar, terjadi perubahan warna menjadi kuning 200 yang sudah terlanjur tercetak tidak dapat diperbaiki. Tetapi perusahaan dapat menjual 200 lembar ini sebagai produk rusak dengan harga Rp 15.000. perusahaan mencetak lagi 1.000 lembar undangan sehingga total undangan dicetak sebanyak 1.200 lembar. Biaya produksi untuk mencetak 1.200 lembar undangan adalah sebagai berikut: ◦ Bahan Rp 450.000 ◦ TKL Rp 250.000 ◦ BOP dibebankan Rp 200.000 ◦ Total biaya produksi Rp 900.000 Buatlah jurnal untuk mencatat jika: a. Kerusakan dikarenakan perubahan permintaan konsumen, dijual dengan laba 40% b. Kerusakan tersebut dikarenakan kesalahan proses produksi, dijual dengan laba 50%