You are on page 1of 30

PLENO

Elisabeth Flora S. Kedang 1608010004


Claritha K. L. Lenggu 1608010012
Agatha Dela S. Diamanta 1608010013
Norbert R. Savio Monekaka 1608010021
Wahda Dwi Sari 1608010027
Hana Ivena Bulo 1608010033 Minggu, 16 Juni 2019
Goldwin A. M. Mandala 1608010042
Seorang perempuan umur 20 th datang ke puskesmas
dengan keluhan timbul bentol-bentol berisi cairan yang
kemudian pecah dan mengering pada tangan kanan.
Keluhan ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu disertai
panas badan dan sakit kepala. Penderita bekerja di
peternakan sapi, dimana beberapa sapi mati tanpa
penyebab jelas. Pada pemeriksaan TD : 120/80 mmHg,
N: 70x/mnt, R : 20x/mnt, S : 37 C. Status lokalis : tampak
papula dan vesikel berisi cairan, ulkus dengan jaringan
nekrotik hitam, kering disekitarnya.
Klasifikasi Zoonosis
A. Berdasarkan reservoir utamanya
1. Anthropozoonosis
penyakit yang secara bebas berkembang dialam diantara hewan
liar maupun domestik. Manusia hanya kadang terinfeksi dan
menjadi tiitik dari infeksi. Pada jenis ini manusia tidak dapat
menularkan kepada hewan atau manusia lain.
2. Zooanthroposonosis
zoonosis yang berlangsusng secara bebas pada manusia atau
merupakan penyakit manusia dan hanya kadang-kadang
menyerang hewan sebagai titik akhir.
3. Amphixenosis
dalam bentuk ini manusia dan hewan sama-sama merupakan
reservoir yang cocock untuk agen penyebab penyakitdan infeksi
tetap berjalan secara bebas walaupun tanpa keterlibatan grup lain
(manusia atau hewan)

B. Berdasarkan agen penyebabnya:


1. Virus : misalnya rabies, avian influenza
2. Bakteri : misalnya antraks, brucellosis
3. Jamur : misalnya ringworm
4. Parasit : misalnya toxoplasmosis, taeniasis, scabies
Berbagai Jenis Lesi Kulit
• Makula : Kelainan kulit berbatas tegas
berupa perubahan warna semata-mata

• Eritem : Kemerahan pada kulit yang


disebabkan pelebaran pembuluh darah
kapiler yang reversibel
• Urtika : Edema setempat yang
timbul mendadak dan hilang
perlahan lahan

• Vesikel : Gelombang berisi cairan


serum ukuran kurang dari ½ cm

• Pustul : Vesikel yang berisi nanah


dan bila besar disebut bula
• Papul : penonjolan diatas kulit,
sirkumskrip, berdiameter lebih dari ½ cm
dan berisi zat padat

• Nodul : masa padat yang berdiameter


lebih dari 1 cm dan dapat menonjol

• Erosi : kelainan kulit yang disebabkan


kehilangan jaringan yang tidak
melampaui stratum basal
• Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam dari
ekskoriasi.
Cara Transmisi
• Direct transmission : Transmisi yang terjadi akbiat kontak langsung
dengan binatang yang terinfeksi. Misalnya : menyentuh hewan atau lewat
droplet dari hewan (air liur atau bersin)
• Indirrect Transmission : transmisi ini termasuk semua metode dimana
ewan yang terinfeksi dengan manusia tidak melakukan kontak langsung.
Beberapa caranya yaitu :
 transmisi yang mencakup kontak antara manusia dan beberapa objek mati
yang di sebut Fomite. Dimana hewan terinfeksi mengkontaminasi sebuah
objek, lalu manusia melakukan kontak langsung dengan objek yang
terinfeksi tersebut.
 Transmisi menggunakan vector.
 Vehicles of transmission yaitu patogen menginfeksi manusia dengan
menggunakan perantara lainnya seperti air, tanah, udara dan makanan.
VARISELA
Definisi
• Sinonim : cacar air, chicken pox
• Infeksi akut primer oleh virus varisela-zooster yang
menyerang kulit dan mukosa
Epidemiologi
• Tersebar kosmopolit
• Menyerang terutama anak-anak (90%), orang
dewasa 2%, sisanya kelompok tertentu
• Masa penularan kurang lebih 7 hari
Etiopatogenesis
• Virus varisela-zooster (VVZ)
• Port de entry : mukosa saluran napas atas dan
orofaring
Gejala Klinis
• Masa inkubasi penyakit 21 hari
• Dimulai dengan gejala prodormal (demam, malese,
nyeri kepala)
• Erupsi kulit berupa papul eitematosa  vesikel
• Vesikel khas mirip seperti embun (tear drops) diatas
dasar yang eritematosa
• Vesikel kemudian berubah menjadi pustul dan
kemudian menjadi krusta
• Penyebaran vesikel terutama pada daerah badan,
menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang

• Umumnya tidak diperlukan


• Bila perlu, sediaan darah tepi  penurunan leukosit +
peningkatan enzim hepatik
• Test Tzank  ditemukan sel datia berinti banyak ( kurang
spesifik)
• PCR  membuktikkan infeksi DNA VVZ
Diagnosis
• Anamnesis
• Gejala prodormal
• Rasa gatal
• Manifestasi klinis sesuai tempat predileksi
• Morfologi yang khas varisela
Diagnosis Banding
• Variola
• Insects bite
• Hand foot and mouth disease
• Ptyriasis lichenoides et varioliformis acuta
(PLEVA)
• Skabies impegtigenisata
Tatalaksana
BRUCELLOSIS
Brucellosis

Brucellosis adalah penyakit


infeksi yang disebabkan
oleh bakteri genus Brucella
dan dikategorikan oleh
OFFICE INTERNATIONAL
EPIZOOTIES (OIE) sebagai
penyakit zoonosis

Setiap spesies Brucella mempunyai hewan target sebagai reservoir, yaitu


Brucella abortus pada sapi, B. ovis pada domba, B. melitensis pada kambing, B.
suis pada babi, B. neotomae dan B. canis pada anjing
Gejala Klinis
Pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium
• Kultur darah
• ELISA (dapat mendeteksi neurobruselosis)
• Tes Serum Aglutinasi
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Histopatologi
Tatalaksana
Definisi
Antraks adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Bacillus anthracis. Penyakit tersebut merupakan
zoonosis khususnya binatang pemakan rumput
seperti domba, kambing, sapi dan hewan ternak
lainnya.
Gejala Antraks
• Antraks kulit
Keluhan penderita : demam subfebris, sakit kepala.
Pada pemeriksaan, umumnya di daerah terbuka seperti muka, leher,
lengan dan tangan ditemukan kelainan berupa papel, vesikel yang
berisi cairan dan jaringan nekrotik berbentuk ulsera yang ditutupi oleh
kerak berwarna hitam, kering yang disebut eschar ( pathognomonik )
disekitar ulkus, sering didapatkan eritema dan edema. Pada
perabaan edema tersebut tidak lunak dan tidak lekuk ( non pitting )
bila ditekan, disebut juga malignant pustule.
• Antraks saluran pencernaan
Keluhan penderita : rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak
napsu makan, suhu badan meningkat, hematemesis.
Pemeriksaan fisik : perut membesar dan keras, dapat berkembang
menjadi ascites dan edema scrotum.
• Antraks paru-paru
Keluhan penderita : demam subfebris, batuk non produktif, lesu,
lemah. Dalam 2 – 4 hari gangguan pernafasan menjadi
hebatdisertai suhu yang meningkat, sianosis.Dispneu, keringat
berlebihan, detak jantung menjadi lebih cepat.
Pemeriksaan fisik : edema subkutan di daerah dada dan leher.
• Antraks meningitis : akibat dari komplikasi bentuk antraks yang
lain. Gejala klinis seperti randang otak maupun selaput otak
yaitu demam, sakit kepala hebat, kejang, penurunan kesadaran,
kaku kuduk.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Pewarnaan gram
Ditemukannya bakteri basil Gram positif dan
encapsulated yaitu Bacillus anthracis.
2. Pemeriksaan kultur darah
Dari hasil kultur ditemukan adanya koloni yang
bersifat nonhemolitik, nonmotil, gram positif, dan
berbentuk spora.
Terapi Farmakologis
Thankyou

You might also like