You are on page 1of 95

Materi Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan

(CIVIC EDUCATION )
BAB. 1 PENGANTAR KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
BAB. 2 TEORI DAN LANDASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
BAB. 3 KONSEP WARGA NEGARA INDONESIA.
BAB. 4 SEJARAH PANCASILA.
BAB. 5 FALSAFAH PANCASILA.
BAB. 6 MASYARAKAT MADANI, GOOD GOVERNANCE DAN GLOBALISASI
BAB. 7 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA.
BAB. 8 SISTEM POLITIK INDONESIA .
BAB. 9 DEMOKRASI INDONESIA.
BAB. 10 PEMILIHAN UMUM.
BAB. 11 GEOPOLITIK INDONESIA ( Wawasan Nusantara ).
BAB. 12 GEOSTRATEGI INDONESIA ( Ketahanan Nasional ).
BAB. 13 KONSTITUSI INDONESIA.
BAB. 14 OTONOMI DAERAH.
BAB. 1
PENGANTAR KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Ir Soekarno telah memfilosofikan bahwa, kemerdekaan, tak


lain dan tak bukan ialah suatu jembatan, satu jembatan emas,
dimana di seberangnya jembatan itu kita sempurnakan kita
punya masyarakat.
Salah satu penyempurnaannya yakni dengan membangun rasa
nasionalismenya. Setiap negara senantiasa berupaya untuk membangun
nasionalisme rakyatnya, salah satu upaya negara membangun nasionalisme
rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan membuat
program pendidikan kewarganegaraan (civic education) di lembaga-
lemabaga pendidikan. Mengapa urusan nasionalisme menjadi begitu sangat
penting bagi suatu negara? Hal ini tidak terlepas oleh karena nasionalisme
itu merupakan penyangga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
rakyatnya yang menentukan itu apakah rasa nasionalisme menjadi hal yang
penting atau tidak, menjadi kebutuhan atau tidak?
Pendidikan Kewarganegaraan dinegara lain

Istilah Pendidikan kewarganegaraan di negara


Amerika serikat disebut civic education, di
negara Inggris dengan sebutan citezenship
education di Australia dengan sebutan civics
Social Studies, di negara timur tengah
Tarbiyatul Watoniah, sementara di negara
Rusia biasa disebut Obcesvovidinie dan di
negara Indonesia sesuai dengan kurikulum
pendidikan nasional dengan nama Pendidkan
Kewarganegaraan.
Latar Belakang pendidikan kewarganegaraan

Latar belakang pendidikan kewarganegaraan itu


merupakan hasil dari sintesis antara pendidikan civic
education, demokracy education, serta citizenship yang
berlandaskan pada filsafat pancasila serta mengandung
identitas nasional indonesia, serta adanya muatan
tetang bela negara sebagai pendidikan kebangsaan dan
kewarganegaraan yang berhadapan dengan
keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan
masyarakat madani indonesia dengan menggunakan
filsafat pancasila sebagai pisau analisisnya.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan
1.Dapat memunculkan civic knowledge, yakni orang yang
kenal dengan pendidikan kewarganegaraan dapat memiliki
pengetahuan tentang kebangsaan dan kewarganegaraan.
2. Dapat mengerti seluk beluk tentang kebangsaan dan
kewarganegaraan akan dapat menerapkan pengetahuan
yang diperoleh pada tingkat civic knowldge untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari hari
3. Dapat mengaplikasikan dalam bentuk keterampilan seperti
orang-orang yang dapat berperan dalam pembuatan
kebijakan publik yang dapat berguna bagi orang banyak
seperti orang-orag yang tergabung pada lembaga legislatif
yang dapat melakukan pengawasan terhadap jalanya
pemerintahan.
Visi dan Missi Pendidikan
Kewarganegaraan
Visi, merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi,
guna menghantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadianya sebagai manusia seutuhnya,
Misi, membantu mahasiswa memantapkan
kepribadianya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, dalam menguasai,
menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dn rasa tanggung jawab serta bermoral
BAB. 2

TEORI DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pendidikan kewarganegaran (civic education) di Indonesia
merupakan pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang
berhadapan dengan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Demokrasi, HAM, dan Cita-cita untuk mewujudkan masyarakat
madani Indonesia dengan menggunakan Idiologi Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk
membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa
penuh tanggung jawab serta bermoral, dimana mahasiswa sebagai
Penerapan Pendidikan Kewarganegaraan
Pemberlakuan Pendidikan Kewarganegaraan (civic education)
dimulai dari tahun 1957 sampai dengan diberlakukannya kurikulum
Pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila pada 1975) dan terakhir
kurikulum PPKn tahun 1994. Penerapan Civic Education dalam arti
Pendidikan Kewargaan Negara (SD, SMP, SMA, tahun 1968) dan
perubahan Kurikulum 1994 dengan nama Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. ini masih memiliki misi dan fungsi yang sama yaitu
membentuk warga negara yang baik sesuai dengan isi dan jiwa dari
Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana telah sering dibaca dan
didengar selama ini.
KOMPETENSI
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

CIVIC CIVIC CIVIC


KNOWLADGE DISPOSITIONS SKILLS

Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Penguasaan Dalam sikap Mengartikulasikan
Pengetahuan kewarganegaraan Keterampilan
kewarganegaraan Kewarganegaran
( dalam pembuatan
kebijakan publik,
kontrol terhadap
penyelenggaraan
negara)
TEORI KEWARAGANEGARAAN:
1. Teori Kewarganegaraan Liberal-Individualistik.
Teori Liberalisme yang dikenal pula sebagai bagian dari liberal-individualist theories,
memandang warga negara (rakyat) sebagai pemegang otoritas untuk menentukan
pilihan dan hak, teori ini adalah individu sebagai manusia menjadi yang diutamakan dan
kebanyakan, teori ini digunakan dinegara-negara; Amerika, Kanada, Amerika Latin dan
negara-negara di benua Eropa Barat, dipakai negara maju (modern).
2. Teori Kewarganegaraan Komunitarian
Teori kewarganegaraan keomunitarian (Communitarian theories of citizenship)
sangat menekankan pada fakta bahwa setiap orang, sebagai warga negara perlu memiliki
sejarah perkembangan masyarakatnya. Individualitas yang dimiliki warga negaranya itu
berasal dan dibatasi oleh masyarakat asalnya (kelompok, suku, adat dan budaya). Dalam
pandangan teori ini, warga negara bertindak secara bertanggung jawab ketika ia
memiliki tugas dalam batas-batas yang diterima oleh masyarkat. ( teori ini kebanyakan
dipakai oleh sebagian negara di Afrika, Rusia, Eropa Timur dan negara-negara di Timur
Tengah daratan Arab)
3. Teori Kewarganegaraan Republik
Teori kewarganegaraan republikan (Republican theories of citizenship) dapat dipandang
sebagai salah satu model khusus dari gagasan teori kewarganegaraan komunitarian. Teori
ini menjadi suatu masyarakat yang dinamakan komunitas publik sebagai pusat kehidupan
politik. Keunggulan dan sekaligus nilai-nilai kebaikan yang diangungkan/ketokohan oleh
teori republikan adalah keberanian, kesetiaan, disiplin militer, dan kenegarawanan.
Hak- hak individu dijamin dan tiap individu warga negara dapat berperan aktif sebagai
pelayan dalam komunitas publik mengisi sejarah perjalanan bangsa.
Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
A. Landasan Filosofis
Hakekat manusia sebagai warga negara senantiasa diukur dari
kemanfaatannya, yakni dari apa yang bisa ia berikan kepada bangsa dan negaranya,
peradaban bangsa dan negara memerlukan ilmu dan teknologi, namun itu tidak
cukup. Negara juga memerlukan integritas dan nasionalisme, agar negara tidak terjual
seperti pindahnya pasir dari Kepulauan Riau dan Bangka ke negara Singapura.
Untuk mengalirkan integritas dan nasionalisme itu diperlukan nilai-nilai dan etika
kebangsaan sebagaimana yang dirumuskan di dalam ranah Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengajarkan tentang nilai-nilai, asa, dan norma-norma
kebangsaan dan kewarganegaraan yang berhubungan dengan negara, demokrasi,
HAM, Pancasila, UUD 1945, masyarakat madani, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang demokratis dan humanis.
B. Landasan Sosiologis
Sebagai landasan sosiologis diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan
dilatar belakangi oleh karena memperhatikan situasi cara hidup sehari-hari orang
Indonesia saat ini yang telah begitu pudar akan identitas aslinya, tergerus oleh
faham-faham globalisasi dengan instrumennya yang berupa kapitalisme.
Bangsa Indonesia yang dulunya dikenal sebagai bangsa yang religius, toleransi,
ramah, gotong royong, nasionalis dan memiliki solidaritas sosial, akan tetapi saat ini
lebih dekat kepada bentuk-bentuk kekerasan, kurang solidaritas dan individualistik.
Begitupun dikalangan generasi mudanya yang sudah banyak tingkah laku bebas, dan
kurang berahlak atau bermoral ataupun penggunaan narkoba. Karena kebebasan
dan keterbukaan telah membuat mereka lupa akan tanggung jawab sebagai anak
bangsa. Kondisi seperti ini jelas akan membuat mereka jauh dengan rasa
nasionalisme, patriotisme. terlebih jika hendak mengangkat derajat bangsa di mata
dunia ( jadi pekerjaan rumah)
C. Landasan Yuridis
Untuk landasan konstitusional bagi keberadaan pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia senantiasa berpijak pada UUD 1945, mulai dari
Pembukaannya sebagaimana telah diamanatkan oleh Alinea Kedua dan Keempat
yang memuat tentang aspirasi tujuan, dan cita-cita bangsa Indonesia. Lalu kalau
menatap ke Batang Tubuh UUD 1945, maka di sana kita akan menemui pasal 27
ayat (1) yang menyatakan bahwa, “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,” Pasal 27 ayat (3)
Amandemen kedua UUD 1945 yang menyatkan bahwa, “ Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” pasal 30
ayat (1) Amandemen Kedua UUD 1945 yang mengatur bahwa “ Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara,” serta pasal 31 ayat (1) Amandemen Keempat UUD 1945, yang
merumuskan bahwa ,” tiap-tiap warga negara berhak mendapat kan
pendidikan,”
Ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan
Sebagai program pendidikan yang meyarankan mengenai kebangasaan
dan kewarganegaraan indonesia yang berbasis pada filosofi bangsa
yakni pancasila,
Pendidikan kewarganegaraan memiliki daya jelajah dalam ruang lingkup
pembahasan tentang:
1. Filsafat pancasila
2. Identitas nasional
3. Bangsa dan negara indonesia
4. Warga negara indonesia
5. Demokrasi indonesia
6. Konstitusi indonesia
7. Negara hukum
8. Hak asasi manusia
9. Geopolitik indonesia
10. Geostrategi indonesia
BAB. 3
Konsepsi Warga Negara
Pengertian Warga Negara,
Masyarakat suatu negara merupakan masyarakat
hukum suatu negara, yang artinya ialah suatu
sistem hubungan yang teratur antara masyarakat
dengan hukum suatu negara, sedangkan
masyarakat suatu negara dapat dibedakan atas
penduduk dan bukan penduduk. Yang dikatakan
sebagai penduduk adalah warga negara dan orang
asing yang berada dalam wilayah suatu negara.
Sementara bukan penduduk adalah yang
menunjukan kepada warga negara suatu negara
yang berada diluar wilayah negara itu.
Asas-asas Kewarganegaraan
Asas-asas kewarganegaraan merupakan
prinsip-prinsip umum dalam penentuan suatu
kewarganegaraan. Sebagai prinsip/landasan
dalam penentuan kewarganegaraan ditingkat
global saat ini pada dasarnya dapat ditentukan
melalui tiga asas, yakni;
1. Asas Keturunan atau asas ius sanguinis
2. Asas Tempat Kelahiran atau asas ius soli
3. Asas Campuran.
Masalah Kewarganegaraan
Dari penggunaan asas ius sanguinis, asas ius soli, dan asas campuran oleh
negara-nagara di belahan dunia telah pula memunculkan beberapa problem
hukum yang berupa apatride, bipatride, dan multipatride.
Apatride adalah suatu keadaan status bagi seseorang yang tanpa
kewarganegaraan. Misalnya ada suami istri yang bertempat di luar negeri,
kemudian si istri melahirkan seorang bayi di negara tersebut, sementara negara
tersebut menganut asas ius sanguinis, sedangkan negara asal mereka menganut
asas ius soli, maka si bayi dapat berstatus sebagai apatride.
Bipatride merupakan suatu keadaan status bagi seseorang yang memiliki
kewarganegaraan rangkap atau dua kewarganegaraan. Misalnya ada suami istri
yang bertempat di luar negeri, kemudian si istri melahirkan seorang bayi di
negara tersebut, semetara negara tersebut menganut asas ius soli, sedangkan
negara asal mereka menganut asas ius sanguinis, maka si bayi dapat berstatus
bipatride.
Multipatride merupakan penyebutan untuk seseorang yang memiliki status
kewarganegaraan yang banyak. Misalnya seperti Guus Hiddink, pelatih sepak bola
yang bekewarganegaraan Belanda, pada tahun 2002 berhasil membawa tim
nasional sepakbola Korea Selatan ke semifinal Piala Dunia, sehingga atas
prestasinya itu ia dianugerahi kewarganegaraan Korea Selatan, lalu pada tahun
2006, ia berhasil membawa tim nasional sepak bola Australia ke perempat final
Piala Dunia, sehingga atas prestasinya itu iapun dianugerahi kewarganegaraan
Australia.
Warga Negara Indonesia

Warga Negara Indonesia adalah orang-orang


bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara (pasal 2 UU No. 12 Tahun 2006).
Selain itu, yang dikatakan pula sebagai Warga
Negara Indonesia menurut Pasal 4 UU No. 12
Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/ atau berdasarkan perjanjian
Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah yang warga Negara Indonesia dengan ibu
berkewarganegaraan asing;
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah yang berkewarganegaraan asing dan ibu
yang Warga Negara Indonesia;
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu yang Warga Negara Indonesia dan ayah
yang tidak mempunyai kewarganegaraan atau negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
9. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya
tidak diketahui;
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian
ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

1. Kelahiran
2. Perkawinan
3. Pengangkatan
4. Dikabulkanya Permohonan
5. Pewarganegaraan
6. Penghargaan
7. Karena turut ayah atau ibu
Kehilangan Kewarganegraan Republik Indonesia

1. Memperoleh kewarganegaraan lain


2. Dinyatakan hilang kewarganegaraanya oleh presiden atas permohonanya sendiri
3. Masuk kedalam dinas tentara asing
4. Secara sukarela masuk negara lain karena dinas pekerjaan
5. Secara sukarela mengangkat sumpah dan menyatakan janji kepada negara asing.
6. Turut serta dalam pemilihan umum pada negara lain.
7. Mempunyai paspor dari negara asing sebagai tanda kewarganegaraan dan masih
berlaku.

Adapun bagi seseorang yang kehilangan kewarganegaraan indonesia dapat


memperoleh kembali kewarganegaraanya melalui prosedur pewarganegaraan,
dengan megajukan permohonan tertulis ke Menteri Hukum dan Ham yg
disampaikan melalui perwakilan RI diwilayah kerjanya tempat tinggal pemohon.
BAB. 4
SEJARAH PANCASILA
Sejarah perumusan Pancasila berawal dari pemberian janji
kemerdekaan pada kemudian hari untuk bangsa indonesia oleh
Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7
september 1944, lalu pemerintah Jepang membentuk BPUPKI
(Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada 1 maret 1945, yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata
pemerintahan Negara Indonesia untuk merdeka. Organisasi ini
beranggotakan 74 orang, 67 dari Indonesia, 7 dari Jepang.
Sidang pertamanya Tanggal 29 mei 1945 - 1 juni 1945 yaitu
merumuskan falsafah Dasar negara Idonesia, ada 3 orang yang
mempunyai konsep/pandangan, yaitu Mr. Muhamad Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno, dan pada tanggal 1 juni 1945
pada sidang BPUPKI Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara
Indonesia adalah Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia), nilai-nilai tersebut
telah ada pada bangsa Indonesia sejak jaman
dahulu kala, sebelum bagsa indonesia
mendirikan negara yang berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius.
Proses perumusan materi Pancasila secara
formal tersebut dilakukan dalam sidang
BPUPKI yaitu pada sidang Panitia “9” yang
merumuskan Pancasila sebagai dasar negara
Susunan Pancasila
Susunan Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan maka Pancasila memiliki
susunan yang bersifat formal logis, baik dalam
arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti
dari sila-sila Pancasila itu, susunan kesatuan
sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis
dan berbentuk Piramida.
Yaitu:
 Sila pertama mendasari dan menjiwai ke-
empat sila lainya.
 Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan
menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima,
 Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, kedua,
serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima
 Sila kempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua,
dan ketiga serta mendasari dan menjiwai sila kelima.
 Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua,
ketiga dan keempat.
Pancasila yang melatar belakangi berdirinya
Bangsa Indonesia.
Secara kajian sejarah berdirinya bangsa
Indonesia ini berlatar belakang dari nilai-nilai
Pancasila yaitu: (satu) masyarakat yang
berketuhanan, (dua) masyarakat yang
berkemanusiaan, (tiga) masyarakat yang rasa
memiliki persatuan, (empat) masyarakat yang
berkerakyatan, masyarakat yang berkeadilan,
dan (lima) masyarakat yang bersosial.
BAB.5
FALSAFAH PANCASILA
Pengertian Filsafat Pancasila;
Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein”
yang berarti cinta dan “sophia” yang berarti
kebijaksanaan. Jadi filsafat menurut asal katanya
berarti cinta akan kebijaksanaan, atau mencintai
kebenaran/pengetahuan. Cinta dalam hal ini
mempunyai arti yang seluas-luasnya, yang dapat
dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu-gebu
dan sungguh-sungguh terhadap sesuatu, sedangkan
kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran yang
sejati. Jadi filsafat secara sederhana dapat diartikan
sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran yang sejati.
Filsafat Pancasila Menurut; Ruslan Abdulgani,
“ bahwa Pancasila merupakan filsafat negara yang
lahir sebagai collectieve ideologi (cita-cita
bersama) dari seluruh bangsa Indonesia.
Dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding
father (Bapak Pendiri Bangsa) kita, kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.
Sedangkan menurut Notonagoro, filsafat
pancasila memberi pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila”
Selanjutnya susunan Pancasila sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan,
maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik
dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila
Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hirarkhis dan berbentuk Piramida, dimana :
• Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila
lainnya;
• Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila
ketiga, keempat dan kelima;
• Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, kedua serta mendasari
dan menjiwai sila keempat dan kelima;
• Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga
serta mendasari dan menjiwai sila kelima;
• Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan
keempat
• Ketuhanan Yang Maha Esa. Menyatakan kepercayaan
dan ketaqwaan terhadap tuhan yang Maha Esa sesuai
dengan kepercayaan da agamanya masing-masing
dalam kehidupan sehari-hari mereka mengembangkan
sikap saling menghormati memberikan kebebasan
menjalankan ibadahnya.
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Ancaman terhadap Pancasila
Saat ini, ancaman terbesar pancasila adalah kecendrungan dan adanya
gerakan sekularisasi terhadap pancasila, ada sekelompok orang yang ingin
memisahkan pancasila dari nilai-nilai agama, misalnya muncul dua kutub
kelompok ekstrim, yaitu anti pancasila dan anti islam, pancasila dianggap
aturan toghut dan aturan islam dianggap mengancam pancasila, sebagai
filsafat hidup bangsa hakikat nilai-nilai pancasila telah hidup dan
diamalkan bangsa ini sejak awal, artinya rumusan pancasila sebagaimana
tertuang dalam alenia ke 4 UUD 1945, merupakan refleksi dari filsafah dan
budaya bangsa, termasuk didalamnya bersumber dari nilai-nilai agama
yang dianut bangsa indonesia.
Contoh sekularisasi pancasila yang sekarang sudah terjadi, ada seorang
pemimpin, wakil rakyat, akademisi, intelektual, dan budayawan
mendukung diadakan konser musik Lady Gaga di indonesia. Ini jelas
pengeringan nilai-nilai agama yang mengancam nilai-nilai otentik
pancasila. (konser tersebut gagal karena dilarang oleh pemerintah.)
Pancasila yang sudah tidak dihormati !
Pancasila sudah tidak dihormati lagi; pertama, sejak dicabutnya Tap
MPR No 2 tahun 1978 tentang P4 (pedoman penghayatan dan
pengamalan pancasila) dan dibubarkanya lembaga yang konsern
terhadap pancasila yaitu BP7, secara formal sudah tidak ada lagi
lembaga yang mengkaji dan mengembangkan pancasila, kedua,
sudah tidak lagi wajib hukumnya untuk pelajaran pendidikan
pancasila disekolah, tercermin pada UU No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Pancasila semakin tidak dihormati lagi
oleh negara, akibatnya terjadi kesenjangan nilai-nilai pancasila
sebagai budaya bangsa yang selama ini sudah berjalan baik, apalagi
sekarang ini dalam menghadapi globalisasi dan moderen, dan
etnisitas dalam persepektif budaya, kalau pancasila tidak mendapat
perhatian lagi dari negara (pemerintah dan masyarakat), tidak
sengaja atau sengaja berarti telah memingirkan pancasila sebagai
ideologi negara.?
BAB. 6
MASYARAKAT MADANI, GOOD GOVERNANCE DAN
GLOBALISASI
Masyarakat madani adalah masyarakat beradab dan berbudaya.
Ciri-ciri masyarakat madani, yaitu :
• Kebebasan untuk mendirikan dan ikut dalam organisasi termasuk partai
politik.
• Kebebasan menyatakan pendapat,
• Hak untuk memilih,
• Hak untuk dipilih dalam jabatan publik jabatan pemerintahan,
• Hak sebagai pemimpin politik untuk dapat bersaing mendapatkan dukungan
dan suara rakyat
• Hak untuk memperoleh infomasi dari berbagai sumber alternatif.
• Pemilihan umum yang teratur, jujur dan adil,
• Adanya lembaga-lembaga yang dapat membuat kebijakan pemerintah
tergantung kepada suara yang diperolehnya.
Good Governance
Good Governance, yaitu tata kepemimpinan atau tata
pengelolaan kepemerintahan yang baik.
Pengaruh Good Governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh faktor tuntutan
eksternal dan internal, yaitu :
• Faktor ekternal, adalah pengaruh globalisasi yang mendorong Negara-nagara
menghormati prinsip pasar bebas dan demokrasi, negara luar menyoroti
kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri
Indonesia yang menjadi prasyarat terjadinya pergaulan internasional yang
saling menguntungkan.

• Tuntutan internal, yaitu krisis multidimensional yang terwujudnya Korupsi,


Kolusi dan Nepotisme ( KKN ) dikalangan penguasa (Pemerintahan), keadaan ini
telah merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta
menyengsarakan rakyat banyak.
Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses untuk
meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama
tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara.
Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai
perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas
untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang
disalurkan melalui media komunikasi, seperti
internet, media elektronik dan teknologi cyber.
Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara
sebuah negara dengan negara lain dan hubungan
sesama manusia dilakukan secara singkat.
BAB.7
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Pemerintahan berasal dari kata ‘pemerintah’
yaitu “perintah” yang memiliki 4 unsur, yaitu
ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak
juga saling memiliki hubungan pihak yang
memerintah memiliki kewenangan dan yang
diperintah memiliki ketaatan.
Kekuasaa Pemerintahan
1. Lembaga pemerintah yang mengurus
pelaksanaan roda pemerintahan disebut,
eksekutif
2. Lembaga pemerintah yang membuat
pertauran perundangan-undangan disebut ,
legislatif
3. Lemabaga pemerintah yang melaksanakan
peradilan disebut, yudikatif
Negara
1.Menurut aristoteles
negara adalah persekutuan daripada keluarga
dan desa guna memperoleh hidup sebaik-
baiknya
2. Menurut hugo de groot
negara adalah
3. Menutut sumantri
negara adalah
Syarat-syarat negara
BAB.8
SISTEM POLITIK INDONESIA
politik
Politik berasal dari bahasa inggris “polities” yang berarti
‘cara mencapai tujuan’, jadi pengertian politik adalah
suatu keadaan yang dikehendaki disertai dengan jalan,
cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai
keadaan yang diinginkan. Sedangkan unsur-unsur yang
ada pada politik itu:
1. Negara (state)
2. Kekuasaan (power)
3. Pengambilan keputusan (decision making)
4. Kebijaksanaan (policy)
5. Pembagian (distribusion)
BAB.9
DEMOKRASI INDONESIA
Konsepsi Demokrasi Indonesia.
Demokrasi terdiri atas dua kata berasal dari bahasa
yunani yaitu “demos“ berarti rakyat atau penduduk
dan “cratein“ atau “cratos ” berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Dari dua kata tersebut terbentuklah
suatu istilah “demoscratein“ atau “demoscratos”
atau “demokratia” yang berarti negara dalam
sistem pemerintahannya adalah kedaulatan berada
di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, pemerintahan rakyat
dan kekuasaan oleh rakyat, atau pemerintahan
negara adalah rakyat yang berkuasa
Pengertian Demokrasi
Dalam kehidupan bernegara istilah domokrasi
mengandung pengertian bahwa rakyat yang
memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
mengenali kehidupannya, termasuk menilai
kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan
menentukan kehidupan rakyatnya. Dengan
demikian negara yang menganut sistem demokrasi,
maka pemerintahannya diselenggarakan atas
kehendak rakyatnya. Demokrasi berarti juga
pengorganisasian negara yang dilakukan oleh
rakyat atau atas persetujuan rakyat.
Jenis-jenis demokrasi
1. Demokrasi Langsung,
Dalam demokrasi langsung rakyat diikut sertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan
kebijakan pemerintahan, dimana rakyat berpartisipasi
dalam menentukan siapa yang ada dipemerintahan.

2.Demokrasi Tidak Langsung,


Dalam demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui
wakil rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat
memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik
aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat
yang duduk di lembaga perwakilan rakyat, lembaga
perwkilan itu yang akan menentukan pemerintahan.
3.Demokrasi Perwakilan dan Sistem Pengawasan
langsung dari rakyat.
Demokrasi ini merupakan campuran antara
demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk
duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat
(Parlemen), tetapi wakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi langsung oleh
rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat.
Demokrasi ini antara lain dijalankan di negara
Swiss.
REFERENDUM
Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung.
Referendum ada 3 jenis:
1. Referendum wajib, ketika ada pembahasan perubahan
UUD (konstitusi) sebelum disetujui harus ada
persetujuan rakyat melalui pemungutan suara.
2. Referendum tidak wajib, ini dilakukan dalam waktu
tertentu hanya mengenai rancangan terhadap undang-
undang dalam persetujuan wakil rakyat.
3. Referendum konsultatif, hanya meminta persetujuan
saja, karena rakyat tidak memhami permasalahan.
Partai Politik
BAB.10
Pemilihan Umum
Pemilihan Umum merupakan perwujudan atas
kedaulatan rakyat dan demokrasi untuk
menentukan wakil rakyat yang akan duduk
pada Lembaga Perwakilan Rakyat dan juga
memilih Presiden dan Wakil Presiden
termasuk memilih yang akan memimpin
pemerintahan ( eksekutif ) setempat.
SISTEM PEMILU
1. Sistem Pemilihan Distrik;
Sistem ini adalah menggunakan suatu daerah
sebagai basis pemilihan (distrik) itu
diterjemahkan sebagai wilayah Kecamatan,
Sistem distrik banyak digunakan oleh negara
maju dikarenakan jumlah partai politiknya
sedikit. Sistem ini mewakili anggota legislatif
dari distriknya, setiap distrik hanya ada satu
orang wakil rakyat.
2. Sistem Pemilihan Proporsional.
sistem ini yang dipakai oleh negara indonesia,
sistem ini adalah memilih wakil rakyat dari
satu daerah pemilihan (Dapil) yang calon
anggota legislatifnya dari partai politik peserta
pemilu, dan jumlah wakil rakyat setiap daerah
pemilihan itu ditentukan oleh undang-undang
antara 3 sampai dengan 12 orang wakil rakyat,
dan calon anggota legislatifnya bisa berdomisli
dari daerah lain yang bukan dapilnya
dikarenakan yang mengusulkan adalah partai
politik.
Undang-undang Pemilu
1. Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang
Partai politik
2. Undang-undang No 12 tahun 2010 tentang
Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD
3. Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang
Partai politik
4. Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang
Partai politik
PILEG
PILPRES
Pemilu Presiden dan wakil presiden diamantkan
oleh UU No 2 tahun 2013 tentang pemilu
Presiden untuk memilih pasangan calon presiden
dan wakil presiden yang diusulkan partai poitik
peserta pemilu yang mempunyai kursi di
parlemen minimal 20 % jumlah kursi anggota
DPR-RI, atau gabungan dari partai politik peserta
pemilu, pemilu presiden dilkukan 5 tahun sekali
dan presiden wakil presiden terpilih dapat ikut
kembali hanya 1 kali.
PILKADA
• Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini
diselenggarakan oleh KPUD (Komisi Pemiliahan Umum
Daerah) secara demokratis berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Peserta pasangan
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diajukan
oleh Partai Politik atau gabungan partai politik yang
telah memenuhi syarat sekurang-kurangnya lima belas
persen dari jumlah kursi DPRD setempat, dan calon
dari perorangan (independent) yang dibuktikan dengan
dukungan Fhoto copy KTP yang jumlahnya antara 3 - 5
persen jumlah penduduk dari daerah tersebut sesuai
dengan peraturan perundangannya.
PILKADES
Pemilihan Kepala desa adalah sarana
kedaulatan rakyat (demokrasi) di tingkat desa
untuk memilih pemimpinya yang dilakukan
setiap 6 tahun sekali. Calon kepala desa
adalah penduduk setempat yang memenuhi
syarat perudangan untuk mengikuti proses
politik di desa tersebut, jabatan kepala desa
bisa dipilih kembali sebanyak 2 kali.
BAB. 11
GEOPOLITIK NEGARA Indonesia ( Wawasan Nasional )
Jika dipandang secara etimologi, Wawasan Nusantara
diambilkan artinya dari penggalan kata yang ada pada
Wawasan Nusantara itu sendiri, dimana istilah “ Wawasan “
berangkat dari istilah Wawas “Pandang“. Sementara akhiran
“an” pada kata Wawasan adalah untuk menunjukan kepada
arti “cara“, maka wawasan berarti “cara pandang“.
Begitupun istilah “Nusantara“ yang terdiri atas kata
“nusa“ dan “antara“. Dimana “nusa“ berarti “wilayah“ dan
“antara” berarti antara wilayah benua Asia dan benua
Australia dan antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Jadi Wawasan Nusantara kalau secara tata bahasa
berarti cara pandang terhadap Wilayah Nusantara, untuk
mencapai tujuan nasional bangsa indonesia.
A. Pengertian Geopolitik / Wawasan Nasional
(National Outlook)
Kebenaran tertinggi hanyalah yang berasal dari Causa
Prima, yakni kebenaran yang berasal dari Tuhan,
sedangkan Tuhan menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna dan sekaligus terbatas. Selain
itu Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan
yang berbeda-beda. Dengan perbedaan kemampuan
dan lingkungannya telah membuat cara pandang yang
berbeda-beda pula. Keberagaman/kebhinekaan dalam
suatu negara sangat membutuhkan perekat. Dan
perekat itu adalah berupa; Wawasan Nasional. Untuk
mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yang Bhineka
Tunggal Ika.
B. Teori-teori Paham Kekuasaan
Terdapat banyak pandangan yang terwujud dalam suatu teori
dari banyak ahli dan pakar mengenai bagaimana konsep
operasional dapat diwujudkan untuk memperoleh ataupun
mempertahankan kekuasaan pada suatu negara.
1. Machiavelli, kekuasaan suatu negara dapat saja dicapai apabila
dilakukan dengan menghalalkan segala cara untuk merebutnya, cara
utama yang harus dilakukan adalah dengan menerapkan politik
devide et impera (politik pecah belah). Kemudian pihak yang kuat
tentulah akan tetap dapat bertahan mempertahankan kekusaannya.
2. Napoleon Bonaparte, kekuasaan suatu Negara dapat dicapai
apabila didukung oleh militer yang kuat, logistik dan ekonomi yang
kuat serta didukung pula dengan penguasaan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Clauserwitz, satu satunya cara untuk memperolah ataupun
memperluas kekuasaan yakni dengan melakukan peperangan.
4. Feurbach dan Hegel, kekuasaan suatu negara dapat direbut kalau
didukung oleh surplus ekonomi negara tersebut, menguasi
perekonomian.
c. Teori-teori Geopolitik
Banyak batasan dan pengertian yang diberikan pada geopolitik. Dari berbagai
definisi atau pengertian tersebut paling tidak terdapat kandungan empat unsur
yang terpadu dalam satu pengertian, yaitu:
1. Geografi.
2. Politik.
3. Hubungan antara geografi dengan politik.
4. Penggunaannya bagi kepentingan negara dan bangsa.

Ratzel mengemukakan bahwa; geopolitik merupakan kekuatan total suatu negara


untuk mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Secara
sederhana geopolitik tadi dapat didefinisikan sebagai “Ilmu yang mempelajari
tentang potensi, yang dimiliki oleh suatu bangsa atas dasar jati dirinya dan
merupakan kekuatan serta kemampuan untuk ketahanan nasionalnya”.
Pengertian geopolitik secara lebih nyata barulah dapat terlihat dari penerapannya
yang ternyata mempunyai ruang lingkup yang luas sebagai kelanjutan dari
“geografi politik“ (political geography). Sedangkan geografi politik sendiri
mengandung pengertian sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar kekuatan
politik serta geografi dengan tuntutan perkembangan atau pertumbuhan negara.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa geopolitik adalah penerapan geografi
politik kedalam praktik politik negara.
Teori Geopolitik
1. Teori Negara Organisme
Teori ini mejelaskan dan menguraikan tentang “negara organisme “ dan “
ruang “ sesuai apa yang telah diajarkan oleh Frederick Ratzel (1844-1904).
Teori ini berpendapat bahwa negara itu merupakan suatu organisme yang
mengalami suatu siklus hidup yaitu lahir, tumbuh dan berkembang serta
mencapai puncaknya ( titik optimum ), kemudian menyusut dan mati.

2. Teori Geostrategik Global


Teori dasar geostrategik global adalah teori geopolitik yang bertumpu
kepada konsep-konsep kekuatan (power concept) dimana kekuasaan di
dunia akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau ruang dimana suatu
bangsa atau masyarakat berada. Teori ini menganalisis pengaruh ruang
terhadap cara berpikir dan bertindak suatu bangsa. Dari teori ini lahirlah
konsep-konsep geopolitik dengan visi atau cara pandang yang berbeda-
beda dan kadang-kadang malah bertentangan satu sama lainnya.
Tantangan Wawasan Nusantara
Kemudian yang juga tidak kalah penting keberadaannya mengadakan kendala bagi implementasi
Wawasan Nusantara adalah terletak dalam hadapannya dengan sistem kapitalisme yang menggandeng
paham mengutamakan kebendaan ( materi), individualis, dan jiwa konsumtif. Sistem ini telah begitu
merasuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kapitalisme itu sendiri merupakan suatu ajaran atau
paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang. Bapak kapitalisme,
Adam Smith mengemukakan bahwa terdapat lima teori dasar dari kapitalisme, yakni:
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertentu ;
2. Pengakuan hak milik pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi;
3. Pengakuan adanya motifasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin;
4. Kebebasan melakukan kompetisi ; dan
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas / mekanisme pasar.

Ada tiga hal yang menjadi sifat dan watak dasar dari kapitalisme, yakni:
1. Pertama, Eksploitasi,
Yang berarti adanya pengerukan secara besar – besaran terhadap sumber daya alam maupun sumberdaya
manusia. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar-besaran terhadap kekayaan alam dan
akan terus semaksimalnya untuk mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
2. Kedua, Akumulasi.
Yang secara harpiah berarti penumpukan. Sifat penumpukan inilah yang mendasari kenapa kaum kapitalis
tidak pernah puas dengan apa yang telah diraih.
3. Ketiga, Ekspansi.
Yang berarti menunjuk kepada upaya pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti dari
perdagangan sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang – barang mendah dan
selanjutnya barang-barang jadi dan seterusnya.

Selain globalisasi dan kapitalisme, yang turut menjadi faktor penghambat bagi implementasi dari Wawasan
Nusantara ini di tingkat internal yakni oleh karena masih begitu kurangnya kesadaran masyarakat terutama
dalam penghayatannya terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan kesadarannya atas
nasionalisme.
Implementasi Wawasan Nasional
1. Kehidupan politik, akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara
yang sehat dan dinamis, yaitu pemerintahan yang kuat aspiratif dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaankedaulatan rakyat.
2. Kehidupan ekonomi, menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
3. Kehidupan sosial budaya, akan menciptakan kehidupan masyarakat
yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, agama serta
berdasarkan status sosialnya.
4. Kehidupan Hankam, menumbuhkan kesadaran cinta tanah air yang
lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara bila terjadi
penjajahan.
BAB. 12
GEOSTRATEGI Indonesia (Ketahanan Nasional)
A. Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi
Ketahanan Nasional dalam bahasa inggris disebut “RESILE” daya
lenting, dalam arti kemampuan pada teguh hati, ulet, tabah, sunguh-
sunguh dalam menghadapi tantangan.
Geostrategi Indonesia merupakan pelaksanaan dari geopolitik, pada
hakikatnya merupakan kondisi dinamika suatu bangsa dalam wujud
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasionalnya; dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam negara indonesia, yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. Ketahanan Nasional tidak
sama dengan pertahanan nasional, dan Ketahanan Nasional haruslah
pula bersifat dinamis; agar selalu dapat mengikuti perkembangan
keadaan adanya ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang
selalu berubah-ubah, (Globalisasi)
Ruang Lingkup dan Aspek Geostrategi Indonesia ( Ketahanan
Nasional )
Aspek-aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dijaga,
dikembangkan dan dikonkritkan oleh ketahanan nasional sebagai geostrategi
Indonesia terutama meliputi bidang-bidang sebagai berikut:

1. Bidang Ideologi
Sasaran utama ketahanan nasional dalam bidang ideologi terutama adalah
bagaimana memelihara dan memberikan keyakinan kepada bangsa
Indonesia terhadap ideologinya sendiri, dalam hal ini Ideologi Pancasila.
Kemudian dengan keyakinan terhadap filsafat hidup bangsa Indonesia ini
diharapkan dapat berperan sebagai perekat bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia dan sekaligus diharapkan dapat menangkal pengaruh-
pengaruh ideologi asing dan cara-cara hidup orang asing misalnya; kelompok
yag menyatakan tidak percaya adanya tuhan, ada juga yang ingin membuat
negara bersyariat islam, dan lain sebagainya ini merusak ideologi bangsa
Indonesia.
2. Bidang Politik
Pantauan ketahanan nasional terhadap bidang politik dalam perikehidupan
berbangsa dan bernegara terutama ditujukan untuk memelihara stabilitas
politik yang sehat dan dinamis serta untuk tetap dapat menerapkan politik
luar negeri yang bebas dan aktif. Sistem politik (demokrasi) yang berubah-
ubah juga akan mempengaruhi ketahanan bangsa saat ini, misalnya adanya
Partai Politik lokal di Aceh (Gerakan Aceh Merdeka), Penerapan syariat islam
pada suatu daerah, kemungkinan adanya penerapan ajaran agama lain
didaerahnya, dana asing untuk partai politik.
3. Bidang Ekonomi
Pengembangan ketahanan nasional diupayakan dapat menciptakan ruang
ekonomi Indonesia yang mandiri dan berdaya saing yang kompetitif dengan
produk asing, agar kesejahteraan masyarakat tercapai. Masuknya investor
asing dan pemodal besar yang menjadikan ketidak berdayaan masyarakat
kecil, ditambah lagi produk-produk murah dari negara Cina, seperti batik,
motor, alat rumah tangga dan perlengkapan lainya.
4. Bidang Sosial Budaya
Ketahanan nasional dalam bidang sosial budaya senantiasa berupa untuk
tetap menjaga kelestarian sosial budaya asli Indonesia yang berakar dari
kepribadian Pancasila (gotong royong, sopan santun, berahlak mulia,
kemanusiaan, keadilan) dan berupaya pula untuk menangkal penetrasi
budaya asing yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia, yaitu
hedonisme, free sex, pornografi yang kebablasan tidak ada sensor internet.
5. Bidang Pertahanan dan Keamanan ( HANKAM )
Ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan memiliki daya
jelajah dalam lingkup untuk bagaimana dapat memelihara stabilias
pertahanan dan kemanan negara, untuk mengamankan pembangunan
nasional, menangkal segala ancaman, baik yang datang dari dalam atau
dari luar dan terpenting dalam rangka mempertahankan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Yaitu memperbaharui alat persenjataan yang
modern, menjaga garis perbatasan dengan negara tetangga, membasmi
gerakan sparatis dan terorisme. Karena disinyalir masih ada NII (Negara
Islam Indonesia) GAM (Gerakan Aceh Merdeka) OPM (Organisasi Papua
Merdeka), RMS (Republik Maluku Serikat).
Unsur-unsur Pada Ketahanan Nasional
Menurut HANS MORGENTHAU,
unsur-unsur yang akan mempengaruhi ketahan
suatu negara dapat dilihat dari kondisi suatu
negara yaitu;
1. Geografi (luas wilayah darat dan lautnya)
2. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia,
Tekhnologi yang diterapkan dan Angkatan Bersenjata.
3. Jumlah Penduduk dan Penyebaranya,
4. Karakter/kepribadian nasional, nilai-nilai nasionalisme
rakyatnya.
5. Sifat Pemerintahan Negara
ASAS KETAHANAN NASIONAL
1. Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, dengan demikian ini
merupan asas dalam sistem keidupan nasional.
2. Komprehensif Integral
Sitem kehidupan mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa dalam perwujudan
persatuan dan kesatuan yang selaras, serasi dan seimbang dalam bermasyarakat dan
berbangsa, ketahanannya mencakup aspek kehidupan secara utuh dan terpadu.
3. Mawas ke dalam dan Mawas keluar
a. Kedalem bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proposional untuk meningkatkan
kualitas derajat kemandirian bangsa.
b. Keluar bertujuan dapat mengantisipasi, berperan dan mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negri dan menerima kenyataan bahwa adanya interaksi
dan ketergantungan dengan dunia internasional.
4. Kekeluargaan
Kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong royong,
tenggang rasa tanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara, mengakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi
dalam kehidupan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang saling
menghancurkan.
Permasalahan Geostrategi Indonesia ( Ketahanan Nasional Indonesia )

Masalah pokok pertama dari ketahanan nasional Indonesia jika


dilihat dari sudut geopolitik dapat dilihat dari bagaimana menghadapi
paham geopolitik negara-negara lain, terutama negara yang
mengandalkan Power Concept dan bertujuan menciptakan kondisi
“penguasaan’ dan “dominasi”, dari kepentingannya (USA, Rusia, Cina,
Inggris, Jerman dll). Lalu permasalahan pokok lain ketahanan nasional
Indonesia adalah bagaimana menciptakan hubungan bilateral yang
“simetris” dengan negara-negara lain. Hubungan simetris ini
dimaksudkan sebagai hubungan yang didasari motivasi kerjasama
saling menguntungkan dan saling menghormati dalam arti “duduk
sama rata dan berdiri sama tinggi “.
Selain itu permasalahan ketahanan nasional Indonesia terletak pada
masalah sengketa perbatasan dengan negara; Malaysia, Singapura,
Papuanugini, Fhilipina, Timor leste. Pengaturan zona ekonomi ekslusif,
Sea Lane of Communication (SLOC) Perbatasan laut, Penguasaan
sumber kekayaan alam, maupun pengaturan fasilitas atau sarana
perdagangan yang mengandung dimensi kepentingan internasional.
Hal ini adalah dominasi tugas dan peran oleh pemerintah di pusat yang
didukung oleh masyarakatnya.
BAB.13
KONSTITUSI INDONESIA
Penyebutan akan konstitusi ini pada mulanya
dipetik dari istilah negara Perancis yakni
constituer, yang berarti membentuk, Dalam
penafsiran Wirjono Projodikoro, constituer
dalam pemakaian istilah konstitusi bisa
diartikan sebagai peraturan yang dasar (awal)
mengenai pembentukan suatu hukum negara.
Kemudian pada abad menengah yang populer
di dataran Eropa untuk menunjuk kepada arti
konstitusi dikenal dengan istilah leges
fundamentalis. Adapun isi dari leges
fundamentalis ini adalah senantiasa memuat
perjanjian-perjanjian antara raja dan rakyat,
saat itu negara-negara masih menganut sistem
kerajaan, hal-hal yang merupakan hak dan
kewajiban dari seorang raja dan rakyat,
adanya aturan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perkembangan zaman modern ini pada
tahun 1949 yang dipelopori oleh Oliver
Crommwell, ia menyamakan pengertian
konstitusi dengan Undang-Undang Dasar. Dengan
dasar untuk kepentingan praktis suatu negara,
bahwa baik konstitusi maupun undang-undang
dasar dibuat untuk kepentingan ataupun sebagai
pegangan pemerintah dalam menjalankan
kepemerintahan, inilah dimulai adanya suatu
aturan yang mengikat sebagai pedoman yang
harus ditaati setiap manusia pada negara
tersebut.
Heman Heller dan F. Lassale membagi pengertian
konstitusi menjadi tiga, yaitu:
1. Die politische verfassung als gesellschaftlich
wirklichikeit, yang artinya bahwa konstitusi adalah
cerminan kehidupan politik di dalam masyarakat
sebagai suatu kenyataan (mengandung pengertian
politis dan sosiologis)
2. Die verselbstandigte rechtsversfassung, yang artinya
bahwa konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah
yang hidup dalam masyarakat (mengandung
pengertian yuridis);
3. Die geshereiben verfassung, yang artinya bahwa
konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai
undang-undang yang tertinggi yang belaku dalam
suatu negara.
Ajaran pokok dari paham konstitusionalisme;

1. Anatomi kekuasan di negara tersebut


semuanya tunduk pada hukum.
2. Adanya jaminan perlindungan terhadap hak
asasi manusia;
3. Dinera tersebut peradilannya diselenggarakan
secara bebas dan mandiri; dan
4. Adanya pertanggungjawaban pimpinan
kepada rakyat.
Bagaimana Konstitusi di Indonesia
Substansi konstitusi Indonesia saat ini adalah
UUD 1945, yang telah diamandemen (dirubah
sebanyak 4 kali), bahwa prinsip-prinsip
konstitusionalisme tersebut sudah ada
didalamnya. misalnya mengenai anatomi
kekuasaan di Indonesia dapat kita lihat pada
pasal 1 ayat (3), tentang jaminan HAM ada pada
Pasal 26 sampai Pasal 34, untuk nuansa
peradilan/hukum dapat dilihat pada Pasal 24 ayat
(1), dan untuk prinsip akuntabilitas/keterbukaan
dan pertanggungjawaban dapat terlihat pada
Pasal 23 ayat (1).
Prof.Dr. Andan Buyung Nasution
(Ahli hukum dan Pengacara)

Bahwa meskipun suatu pemerintahan telah


memiliki konstitusi atau Undang-Undang Dasar
yang telah mengatur prinsip-prinsip paham
konstitusionalisme tersebut, akan tetapi
pemerintahannya tidak diimplementasikan dalam
praktik penyelenggaraan bernegara, maka
pemerintahan tersebut belumlah dapat dikatakan
sebagai pemerintahan yang konstitusional
(Pemerintahan yang menjalankan aturan hukum
konstitusi)
Sistem Konstitusi
Materi Konstitusi
1. Hasil filsafat, artinya pasal-pasal atau batang tubuh dari
konstitusi itu merupakan pengkhususan dari sendi-
sendi, dan dari sendi-sendi itu dirumuskan ke dalam
suatu peraturan yang lengkap;
2. Hasil kesenian, artinya kata-kata yang digunakan di
dalam konstitusi itu sederhana, yang menggambarkan
dengan jelas apa yang dimaksudkannya; dan
3. Hasil ilmu pengetahuan, artinya di dalam peraturan itu
tidak terdapat pertentangan antara satu dan lainnya,
melainkan sistematis dan harmonis.
Prof. Dr. Miriam Budiardjo
(Ahli Hukum Tata Negara)

Setiap undang-undang dasar (konstitusi) hendaknya memuat


ketentuan- ketentuan mengenai :
1. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif dan yudikatif; pembagian kekuasaan antara
pemerintah negara bagian; prosedur menyelesaikan masalah,
pelanggaran yuridiksi oleh salah satu badan pemerintah dan
sebagainya.
2. Hak-hak Asasi Manusia;
3. Prosedur mengubah Undang-undang Dasar;
4. Adakalannya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
Undang-undang Dasar; dan
5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua
warga negara dan lembaga negara tanpa kecuali.
Klasifikasi Konstitusi
K.C. Wheare dalam bukunya yang telah mengklasifikasikannya
terhadap konstitusi :
1. Written constution and no written constitution (konstitusi
tertulis dan konstitusi bukan tertulis);
2. Felkxible constitution and rigid constitution (konstitusi
fleksibel dan konstitusi rijid)
3. Supreme constitution and not supreme contitution
(konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi);
4. Federal constitution and unitary contitustion (konstitusi
serikat dan konstitusi kesatuan);
5. Presidental excutive and parlementari executive constitution
(konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi
sistem pemerintahan parlementer)
MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
Adalah lembaga negara yang ada di Indonesia
yang tugasnya melakukan kajian, penafsiran
dan penilaian tentang hukum konstitusi yang
ada di Indonesia.
Adapun orang yang ada dilembaga mahkamah
konstitusi adalah hakim konstitusi sebanyak 9
orang yang dibentuk (dipilih)oleh DPR-RI.
Keputusan Mahkamah Konstitusi adalah bersifat
final dan mengikat.
Pengadilan Mahkamah Konstitusi
1. Dapat mengadili atau memutuskan hal-hal
bersifat kepentingan pribadi atau kepentingan
masyarakat atau kepentingan golongan/lembaga
yang berhubungan dengan hukum negara yang
ada (konstitusi).
2. Dapat merubah aturan perundang-undangan
yang ada, bila peraturan perundangan-
undangan tersebut tidak sesuai dengan hukum
konstitusi negara (Undang-Undang Dasar 1945)
3. Memutuskan hasil sengketa Pemilihan Umum
dan Pilkada seluruh Indonesia.
BAB.14
OTONOMI DAERAH
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintah
daerahnya dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Otonomi daerah dibagi
menjadi 2 yaitu;
1. Otonomi daerah di tingkat Provinsi
2. Otonomi daerah ditingakt kabupaten/Kota
Dasar Hukum Otonomi Daerah
Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah:
1. UUD 1945 Pasal 18 Tentang Pemerintahan
Daerah: Ayat (2) Pemerintah Daerah Provinsi,
Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan Pemerintahannya
menurut asas otonomi dan tugas perbantuan.
2. Tap MPR No. XV/1998 Tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
3. UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah.
4.UU No. 32 Tahun 2004 dari revisi dari UU No. 22
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Otonomi
Daerah.
Ada 5 hal yang tidak diotonomikan oleh negera Indonesia:
1. Pertahan Keamanan
Negara memiliki TNI dan POLRI sebagai badan keamanan, serta pengendalian
keamanan negara hanya ada pada satu komando, yaitu presiden Republik
Indonesia sebagai panglima tertinggi.
2. Moneter
Sistem moneter atau keuangan negara hanya ada satu yaitu mata uang
Rupiah sebagai alat untuk jual beli yang berlaku, serta negara yang
menentukan pembuatan dan pendistribuasiannya.
3. Hukum
Indonesia adalah negara yang menggunakan satu jenis hukum
yaitu hukum Indonesia, dimana tidak ada perbedaan hukum antar
daerah.
4. Politik Luar Negeri
Politik Luar negri Indonesia adalah bebas aktif.
5. Agama
Agama yang diakui negara adalah agama yg telah diresmikan atau
diputuskan oleh Presiden Republik Indonesia.
Bentuk Negara Indonesia
• Pasal 1, ayat 1 UUD 1945
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
(Artinya)
Hanya ada satu pemerintah pusat yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur dan mengurus
Pemerintahan Negara. Sedangkan Pemerintahan
Daerah menurut Pasal 18 UUD 1945, diberi wewenang
untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri
(Otonomi) namun tetap dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Asas Pemerintah Pusat dan Daerah;
• Asas Sentralisasi
Dimana Negara kesatuan yang segala sesuatunya langsung diatur dan diurus
oleh Pemerintah Pusat sendiri termasuk menyangkut kekuasaan pemerintah
daerah/tidak melakukan pembagian tugas ini.
• Asas Desentralisasi
Adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada
Pemerintahan Daerah sebagai daerah otonomi dalam rangka NKRI yaitu
pengelolaan ada di tingkat Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
• Asas Dekonsentrasi
Adalah asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat
atau kepala wilayah /kepala instansi vertikal (kementrian) yang lebih tinggi
kepada pejabat-pejabatnya di daerahnya di tingkat Provinsi.
• Asas Tugas Pembantuan
Adalah asas yang mengutarakan tugas turut serta dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan yang ditugaskan kepada daerah dengan kewajiban
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi tugas, contohnya
pembayaran pajak daerah atau pajak desa.
Perangkat Otonomi Daerah;
1. Pemerintah Daerah
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
3. Lembaga Teknis Daerah
4. Dinas Daerah
5. Sekretariat Daerah
6. Camat
7. Lurah / Kepala Desa
Peraturan Daerah (PERDA).
• Peraturan daerah dibuat oleh DPRD bersama
Pemerintah Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota),
artinya prakarsa bisa dibuat dari DPRD atau maupun
dari pemerintah daerah. Khusus peraturan daerah
tentang APBD (Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah) rancangannya disiapkan oleh pemerintah
daerah yang telah mencakup keuangan pembangunan
daerah yang dibahas bersama oleh DPRD.
• Peraturan Kepala Daerah adalah aturan yang dibuat
oleh Gubernur atau Walikota/Bupati yang
berhubungan dengan kebijakan dalam rangka
mensejahterkan masyarakat, dan bersifat lebih kepada
persoalan teknis dan internal. (PERGUB, SK
GUB,PERWALI,PERBUP, SK WALIKOTA dan SK BUPATI)
Pemerintah Kota/Kabupaten
• Kota /Kabupaten adalah Pemerintah otonom
yang diberikan seluas-luasnya oleh peraturan
perundang-undangan untuk mengatur
daerahnya dalam rangka kesejahteraan
masyarakatnya, Pemerintah Kota/Kabupaten
dibantu oleh Kecamatan dan Kelurahan atau
Desa sebagai kepanjangan tangan dari
pemerintahan.
• Pemerintah Kota dipimpin oleh Walikota,
sedangkan Pemerintah Kabupaten dipimpin
oleh Bupati.
Desa / Lurah
• Desa/Kelurahan adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pemerintahan desa / lurah adalah bagian
dari Pemerintah Daerah yang paling rendah.
• Pemimpin Desa adalah seorang Kepala Desa yang dipilih
secara demokratis oleh rakyatnya untuk 6 tahun sekali, untuk
menentukan arah pembangunan di desa itu. Kepala desa
dibantu oleh sekretariat desa dan perangkat desa lainya.
• Lurah adalah kepala kelurahan dari seorang pegawai negeri
sipil yang diangkat oleh Pemerintah Kota dalam memberikan
pelayanan pembangunan dari kepemerintahan diatasnya
kepada masyarakat diwilayahnya.
TERIMA KASIH

You might also like