You are on page 1of 7

PEMBAHASAN KASUS dx.

Jantung
koroner
Oleh Agus Nurul Hidayah
Kasus

CASE REPORT
A 47-year-old, diabetic, hypertensive, chronic smoker was presented with exertional chest
pain for last 2 years. He had family history of hypertension and diabetes. His resting
electrocardiogram (ECG) revealed sinus rhythm and T-wave inversion in leads V4-V6. The
transthoracic echocardiogram showed left ventricular (LV) relaxation abnormality and
ejection fraction of 48%. Coronary angiography was done that showed significant plaque in
the circumflex coronary artery proximal to the origin of first obtuse marginal branch (OM1)
and significant lesion in the left anterior descending artery (LAD) with 90% obstruction in
just after origin of 1st diagonal branch (D1).
Patient was on beta-blocker, isosorbide di-nitrate, clopidogrel
and aspirin. Pre-procedure pulse rate was 70/min, noninvasive
blood pressure 140/90 mmHg, and SpO2 100% on room air. After
insertion of right femoral sheath, guide wire was inserted. An
angioplasty balloon catheter was railroaded over it to place the
stent at LAD after balloon dilatation. But accidentally following
balloon dilatation, it could not be deflated and was impacted in
the LMCA. Patient was complaining of severe substernal pain
that was radiating to the back, followed by severe dyspnea and
profuse sweating and restlessness. Patient’s vitals started
deteriorating and BP fell to 90/60 mmHg. ECG revealed different
types of arrhythmias and ST segment elevation in all anterior
leads. Multiple attempts were made to deflate the balloon and to
remove it but failed. Fluoroscopic angiography showed the
partially inflated balloon in the LMCA and there was leakage of Figure 1: spillage of dye suggesting LMCA
dye from LMCA suggesting LMCA rupture. ruptur
 Beta blocker adalah obat-obat yang menekan efek hormon efinefrin / adrenalin yaitu hormon yang
berperan dalam mengalirkan darah sehingga membuat jantung bekerja lebih lambat yang melebarkan
pembuluh darah supaya regulasi darah berjalan lancar salahsatu contoh obat beta bloker adalah
propanlolol
 isosorbide di-nitrate adalah obat untuk mengatasi nyeri dada pada penderita jantung koroner obat ini
bekerja dengan melemaskan dan melebarkan pembuluh darah sehingga obat bisa masuk lebih mudah
 Clopidogrel adalah obat antiplatelet yang membantu aliran darah tetap lancar didalam tubuh.
Pembahasan
 Aspirin adalah Antiiflamasi non-steroid yang umum digunakan untuk mengatasi rasa nyeri, menurunkan
demam atau peradangan. Juga sering digunakan untuk mengrangi resiko serangan jantung, stroke dan
angina karena memiliki efek menghmbat pembekuan darah
Melihat dari kasus diatas, kegunaan obat yang diresepkan oleh Dokter adalah disamping
untuk mengurangi keluhan pasien juga bertujuan untuk terapi angioplasti dimana obat2
tersebut memiliki efek (yang diinginkan) seperti pelebaran pembuluh darah dan anti
koagulan .
Sebelum tindakan angioplasti tindakan angioplasti dan setelah

1. Elektrokardiogram (ECG) mengungkapkan irama 5. Angioplasty koroner


sinus dan gelombang T-inversi pada sadapan V4-
V6. Angioplasty dilakukan melalui arteri femuralis
2. Echocardiogram transthoracic menunjukkan kanan dengan menempatkan stant pada ujung
kelainan relaksasi ventrikel kiri (LV) dan fraksi kateter yang ditujukan pada LMCA.
ejeksi 48%.
3. Angiografi koroner menunjukkan plak yang 6. Angiografi fluroskopik
signifikan pada arteri koroner sirkumfleksi Mengetahuai komplikasi yang terjadi pasca
Pembahasan 2 asal mulula cabang marjinal
proksimal terhadap tindakan angioplasti yaitu ada ruptur di LMCA
pertama (OM1) dan lesi signifikan pada arteri
descending anterior kiri (LAD) dengan 90%
obstruksi hanya setelah asal cabang diagonal 1
(D1).
4. Pemberian Obat bertujuan untuk tindakan
angioplasti
Adapun komplikasi angioplasti dari kasus tersebut
Angioplasty balon dapat menyebabkan adalah berdasar pada hasil Angiografi Fluoroscopic :
komplikasi katastropik yang berbeda menunjukkan balon yang diinduksi sebagian di
seperti trombosis stent akut, perforasi LMCA ada kebocoran dari LMCA atau pecahnya
koroner dan diseksi arteri koroner. LMCA dengan ditunjukkan adanya warna
diseksi berat dengan penutupan tiba- Hal itu dikarenakan balon tidak bisa dikempiskan,
tiba dapat menyebabkan bahkan dan membuat KU pasien menurun.
kematian pasien. (Sandeep dkk, 2016)
Pembahasan 2
Ruptur tidak disengaja arteri koroner
kiri utama selama angioplasti koroner
transluminal perkutan adalah
komplikasi serius meskipun jarang
(Sandeep dkk, 2016)
Perawatan setelah menjalani prosedur Perawatan Setelah Prosedur
kateterisasi jantung bertujuan untuk Adapun perawatan pasien setelah menjalani prosedur
mengidentifikasi adanya iskemia atau kateterisasi jantung adalah sebagai berikut:
infark pasca prosedur, mengidentifikasi
efek dari zat kontras, adanya edema a. Menkaji keluhan yang dirasakan pasien
dan perdarahan pada area puncture b. Monitor tanda-tanda vital 1 jam pertama setiap 1 menit, 1
serta mengidentifikasi adanya jam kedua setiap 30 menit sampai keadaan umum baik
gangguan sirkulasi perifer. Semua c. Monitor adanya perdarahan, hematoma dan bengkak
Pembahasan 2 dapat
tindakan ini diharapkan disekitar area penusukan
mengidentifikasi masalah yang dialami d. Monitor adanya tanda-tanda dari efek samping zat kontras
pasien sesegera mungkin, mencegah e. Observasi volume cairan yang masuk dan keluar
terjadinya infeksi serta mempercepat f. Monitor adanya tanda infeksi
penyembuhan kondisi pasien. (Darliana g. Monitor tanda-tanda gangguan sirkulasi ke perifer,
devi, 2014). (Darliana devi, 2014)

You might also like