Professional Documents
Culture Documents
SPECTROPHOTOMETRY
Nita Kusumawati
Jurusan Kimia – FMIPA Unesa
2011
1
INSTRUMEN AAS
2
DESKRIPSI AAS
Pada medium gas, atom & ion terpisah satu sama lain
dengan baik
Konsekuensi :
Tahapan pertama dari seluruh prosedur spektroskopi
atom adalah atomisasi
4
PROSES ATOMISASI
• Atomisasi :
Merupakan proses dimana sampel diuapkan dan
kemudian didekomposisi dengan sejumlah cara
untuk dapat menghasilkan atom dalam bentuk
gas.
• Efisiensi & reprodusibilitas tahapan atomisasi
dari analisa spektrofotometri akan menentukan
sensitivitas metode, presisi dan akurasi.
• Jadi :
Atomisasi merupakan tahapan paling kritis
(penting) dalam spektroskopi atom
5
Metode Atomisasi Temperatur Dasar Metode Metode Analisis
Atomisasi
Karakteristik (⁰C)
Flame 1700-3150 Adsorpsi AAS
Emisi AES
Fluoresensi AFS
Electrothermal 1200-3000 Adsorpsi Electrothermal AAS
Fluoresensi Electrothermal AFS
Inductively Coupled 6000-8000 Emisi ICP Spectroscopy
Argon Plasma Fluoresensi ICPF Spectroscopy
Direct-current 6000-10.000 Emisi DC Plasma
plasma Spectroscopy
Electric Arc 4000-5000 Emisi Arc-source
Emission
Spectroscopy
Electric Spark 40.000 Emisi Spark-source
Emission
Spectroscopy 6
PERBEDAAN & PERSAMAAN METODE
SPEKTROSKOPI ATOM & MOLEKULAR
8
PERSAMAAN
SPEKTROSKOPI ATOM & MOLEKULAR
1. Keduanya sama-sama menggunakan monokromator &
filter untuk seleksi panjang gelombang (λ) dan
detektor foton untuk menentukan intensitas radiasi
2. Keduanya juga menggunakan reservoir untuk
menampung sampel
Spektroskopi molekular :
Sel atau kuvet → larutan sampel
Spektroskopi atomik :
Flame, plasma, arc, atau spark yang berisi sampel
atom dalam bentuk gas
9
SPEKTROSKOPI ATOM BERDASARKAN PADA
METODE ATOMISASI NYALA API (FLAME)
10
PROSES PADA METODE
ATOMISASI NYALA API (FLAME)
Larutan Dispersi/
sampel (cair) Nebulisasi
Menuju
Burner ? 11
PROSES DALAM NYALA API
• Nyala api terbagi menjadi 3 bagian :
1. Base region
2. Inner cone
3. Outer cone
12
PROSES YANG TERJADI PADA SETIAP
TINGKATAN NYALA API (FLAME)
14
TURBULENT-FLOW BURNER (Total Consumption)
• Sistem burner dimana nebulizer dan
burner berada dalam satu unit
• Sampel naik melalui kapiler n
dinebulisasikan melalui Venturi
action yang disebabkan oleh aliran
gas di sekitar ujung kapiler.
• Laju alir sampel yang khas adalah 1-3
mL/menit.
• Kelebihan :
Dapat mengalirkan sampel dalam
jumlah besar ke dalam nyala api
• Kelemahan :
Panjang lengan kapiler yang pendek
shg sering mengakibatkan clogging n
noisy
15
LAMINAR-FLOW BURNER (Premix)
• Sampel dinebulisasikan oleh aliran
oksidan melewati ujung kapiler.
• Aerosol yang dihasilkan kemudian
dicampur dengan bahan bakar dan
dialirkan menuju burner yang
menghasilkan nyala api.
• Lengan kapiler dari burner ini cukup
panjang, umumnya 5-10 cm.
• Kelebihan :
Menghasilkan flame yang relatif tidak
berisik n memiliki panjang lengan
kapiler yg cukup signifikan
• Kekurangan :
Laju alir sampel ke flame rendah n
ada kemungkinan terjadinya
penguapan pelarut sebelum sampai
ke flame
16
Spektra Emisi dan Adsorpsi
dalam Flame
• Spektra emisi atom dihasilkan ketika atom atau ion yang
tereksitasi melalui adsorpsi energi dari sumber radiasi
mengalami relaksasi ke keadaan dasar (ground state) dengan
melepaskan radiasi foton.
• Spektra adsorpsi atom dihasilkan ketika atom dalam keadaan
gas atau ion mengadsorpsi foton dari sumber radiasi eksternal
dan kemudian mengalami eksitasi.
• Catatan penting :
Untuk transisi elektronik yang sama, energi dari foton yang
diemisikan identik dengan energi foton yang diadsorpsi,
sehingga λ radiasi yang diemisikan sama dg λ dari radiasi yang
diadsorpsi. 17
Pengaruh Temperatur Terhadap Spektra
19
TIPE NYALA API (FLAME)
Ada beberapa kombinasi bahan bakar & oksidan yang
digunakan dalam spektroskopi nyala api.
• Flame dengan temperatur nyala rendah (1750-1850⁰C), dari
campuran propana atau gas alam sebagai bahan bakar dan
udara sebagai oksidan, memiliki energi yang cukup untuk
memberikan spektra yang memuaskan untuk logam alkali
tetapi cukup dingin untuk mencegah terjadinya ionisasi yang
signifikan dan berkurangnya sensitivitas karena hal ini.
• Nyala udara/asetilen (T = 2200-2400⁰C) berguna untuk banyak
metode adsorpsi atom. Namun, nyala jenis ini tidak dapat
memberikan hasil yang memuaskan untuk unsur spt:
aluminium, silikon, alkali tanah, dan vanadium, yang
membentuk oksida refraktori yang tidak dapat teratomisasi
sempurna pada T ini.
20
• Untuk memperoleh spektra emisi untuk sebagian besar
unsur, asetilen digunakan sebagai bahan bakar dengan
oksigen atau NO2 sebagai oksidan. Campuran ini
menghasilkan flame dengan temperatur karakteristik
2950-3050 ⁰C.
21
ALIRAN PROSES DALAM AAS
22
Penyimpangan Hukum
Lambert Beer
• Solusi :
Melakukan perubahan terhadap kondisi operasional, seperti
menggunakan suhu nyala yg lebih tinggi atau menggunakan
releasing agent
25
• Contoh penggunaan releasing agent :
26