JOINT PLANNING TB HIV KARO

HOTEL SAKA 29 – 30 APRIL 2019

 DATA TB HIV

JUMLAH PASIEN HIV JUMLAH PASIEN TB

JUMLAH PASIEN HIV JUMLAH PASIEN TB ODHA BARU YANG
NO TAHUN JUMLAH PASIEN TB JUMLAH PASIEN HIV YANG DISKRINING YANG DISKRINING
YANG KOINFEKSI TB YANG HIV POSITIF MENDAPAT PPINH
TB HIV

1 2018 (JAN - DES) 939 98 0 43 192 43 0

2 2019 (TW 1) 125 21 0 13 32 13 0

 Data TB HIV Tahun 2018
2018 (JAN - DES)
0
43

192

JUMLAH PASIEN TB
43 JUMLAH PASIEN HIV
0
JUMLAH PASIEN HIV YANG DISKRINING TB
98 JUMLAH PASIEN HIV YANG KOINFEKSI TB
JUMLAH PASIEN TB YANG DISKRINING HIV
JUMLAH PASIEN TB YANG HIV POSITIF
ODHA BARU YANG MENDAPAT PPINH
939
 Data TB HIV Tw 1 2019
2019 (TW 1)
13

32
JUMLAH PASIEN TB
JUMLAH PASIEN HIV
JUMLAH PASIEN HIV YANG DISKRINING TB

13 JUMLAH PASIEN HIV YANG KOINFEKSI TB

JUMLAH PASIEN TB YANG DISKRINING HIV
0
125 JUMLAH PASIEN TB YANG HIV POSITIF
21 ODHA BARU YANG MENDAPAT PPINH
 I. HIV NEG TB SUSPEK
KEGIATAN KOLABORASI TB HIV:
1. Skrinning TB HIV di lokasi, Rutan Kls 2 B Kabanjahe untuk
menemukan kasus TB HIV
2. Pasien HIV negatif dilakukan pemeriksaan /Testing 2 minggu
setelah skrinning HIV pertama , jika masih negatif 3 bulan
kemudian diperiksa lagi, dan 6 bulan kemudian diperiksa kembali
untuk kriteria pasien dengan resiko HIV
3. Edukasi pasien untuk pola hidup sehat
4. Pasien suspek TB diperiksa dahak mikroskopis, jika BTA negatif
diberi pengobatan AB non OAT selama 2 minggu, jika masih ada
gejala batuk setelah pengobatan 2 minggu, periksa ulang dahak,
jika hasilnya tetap BTA negatif pasien disarankan untuk foto
Rontgen. Jika hasilnya klinisnya rontgen negatif berarti pasien
tidak TB, Rontgen positif pasien diberi OAT
 II. HIV NEGATIF TB POSITIF
KEGIATAN KOLABURASI TB HIV
1.Pasien HIV Negatif tapi TB Positif diberi OAT
sesuai dengan pengobatan standard dan
difollow up kemajuan pengobatan melalui
follow up BTA bulan ke 2, 3, 5 dan akhir
pengobatan
2. Edukasi pasien untuk pola hidup sehat
 III. HIV POSITIF TB POSITIF
KEGIATAN KOLABURASI TB HIV
1. Pasien diperiksa CD4 untuk memulai pemberian ART
2. Pasien diberi kotrimoksazole (PPK)
3. Pasien diberi OAT sesuai pengobatan yang standar
dan difollow up kemajuan pengobatan melalui follow
up BTA bulan ke 2, 3, 5 dan akhir pengobatan
4. Pasien di TCM (Test Cepat Molekuler) sebagai suspek
TB RO
5. Setiap bulan pasien diperiksa fungsi hati, ginjal,
jantung
6. Pasien diedukasi pola hidup sehat
 IV. HIV POSITIF TB SUSPEK
KEGIATAN KOLABORASI TB HIV
1. Pasien diperiksa CD4 untuk memulai pemberian ART
2. Pasien diberi kotrimoksazole (PPK)
3. Pasien suspek TB diperiksa dahak mikroskopis, jika BTA
negatif diberi pengobatan AB non OAT selama 2 minggu,
jika masih ada gejala batuk setelah pengobatan 2 minggu,
periksa ulang dahak, jika hasilnya tetap BTA negatif pasien
disarankan untuk foto Rontgen. Jika hasilnya klinisnya
rontgen negatif berarti pasien tidak TB, Rontgen positif
pasien diberi OAT
4. Pasien di TCM (Test Cepat Molekuler) sebagai suspek TB
RO
5. Pasien diberi PPINH 300mg selama 6 bulan
6. Pasien diedukasi pola hidup sehat
7. Setiap bulan pasien diperiksa fungsi hati, ginjal, jantung
 V. HIV POSITIF TB NEGATIF
KEGIATAN KOLABORASI TB HIV
1. Pasien diperiksa CD4 untuk memulai
pemberian ART
2. Pasien diberi kotrimoksazole (PPK)
3. Pasien diedukasi pola hidup sehat
4. Pasien diberi PPINH 300mg selama 6 bulan
5. Setiap bulan pasien diperiksa fungsi hati,
ginjal, jantung