genus Rubivirus dan dalam famili togaviridae. m uekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring penderita. Saat tubuh terpapar virus rubella virus melekat dan menginvasi sel-sel epitel saluran pernafasan atas melalui proses endositosis menyebar ke system limfatik regional secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid nasofaring dan saluran pernafasan atas viremia menyebar ke organ-organ lain, termasuk persendian hingga kapiler kulit. Proses infeksi berlangsung selama 11-14 hari, dengan masa penularan sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari sesudah timbulnya ruam. Konsentrasi virus tertinggi ditemukan pada secret nasofaring. Virus dapat bertahan dalam sel limfosit dan monosit hingga 4 minggu setelah infeksi pertama. m AS dan Kanada insidensi rendah : 4/100.000 telah diterapkan penggunaan vaksinasi m rubella secara luas. Di negara berkembang angka cakupan vaksinasi rubella masih rendah, diperkirakan kejadian rubella masih cukup tinggi. aejala Prodromal: timbul l-5 hari sebelum erupsi kulit dan segera menghilang setelah erupsi kulit timbul, gejala prodromal rubella meliputi : Demam ringan (jarang >38,4 oC), anoreksia, malaise, sakit kepala, nyeri tenggorokan, konjungtivitis, rhinitis, dan batuk rupsi : biasanya muncul dari daerah retroaurikular atau wajah dan meluas ke seluruh tubuh dalam 24 jam, berupa eksantema yang hampir serupa dengan campak. ksantema yang paling sering ditemui berupa ruam makulopapular konfluens dengan gambaran morbilifurm dan dapat menimbulkan rasa gatal yang ringan. Hari kedua eksantema berangsur menghilang, berawal dari muka kemudian tubuh dan terakhir anggota gerak tanpa meninggalkan hiperpigmentasi pada kulit. ^anda paling khas : ditemukannya pembesaran kelenjar limfe di daerah retroaurikuler, servikal posterior dan occipital. Limfadenopati ini mulai tampak jelas 24 jam sebelum mam muncul dan dapat menetap hingga > 1 minggu. Pada 20% kasus dapat timbul suatu enantema berupa macula atau ptekia pada palatum molle yang dapat melebar hingga seluruh permukaan palatum, yang dikenal sebagai º . m Penyakit virus: campak, roseola infantum dan mononucleosis infeksiosa m Penyakit bakteri: demam skarlatina dan meningokoksemia m rupsi obat m Anamnesis yang cermat mengenai perjalanan penyakit serta kontak dengan pendrita yang sama. m aejala klinis m Pemeriksaan penunjang Ñ Hematologic: leucopenia, limfositosis relative dan trombositopenia ringan Ñ Imunoserologis: peningkatan titer antibody 4x pada hemaglutation inhibition test (HAR) atau ditemukannya antibody Igu spesifik untuk rubella dengan indeks 1 m Self limiting m Simptomatis: antihistamin, antipiretik m Komplikasi rubella umumnya jarang dijupai pada anak-anak, beberapa kasus dapat disertai: neuritis, arthritis dan purpura trombositoopenik. m Prognosis rubella pada anak: umumnya baik m Komplikasi pada masa awal kehamilan: anomaly congenital berat. Sindrom rubella congenital merupakan penyakit menular aktif dengan keterlibatan multisystem, spectrum ekspresi klinis luas dan periode aktif pascalahir dengan pelepasan virus lama. Prognosis rubella congenital bervariasi menurut tingkat keparahan infeksi. Imunitas aktif Vaksin virus hidup RA 27/3, memberikan kekebalan hidup Imunitas pasif: pemberian serum immunoglobulin (aIS) dengan dosis 0,55 ml/kgBB dalam 7-8 hari pasca pemajanan.