You are on page 1of 18

MODUL

KULIT
TUTOR : dr. Andi St. Fahirah
Ansal, M.Kes
KELOMPOK 7
1. Muh. Rifky Mapallawa 11020170054
2. Andi Azizah Nur F.S 11020170030
3. Ari Savira Alda 11020170044
4. Nadya Nur Aqilah 11020170080
5. Wardayani 11020170072
6. Fatmawati 11020170063
7. Elfatri 11020170092
8. Selfy Eltry Elvira 11020170096
9. Sri Ainun Zainal Siddiq 11020170081
10. Nurul Muqarribah Pratiwi 11020170104
SKENARIO 7
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan muncul bercak kemerahan yang
bagian tengah berwarna hitam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
disertai gatal sedang dan kelopak mata agak bengkak. Riwayat
adik pasien muncul bintik merah diseluruh tubuh setelah minum
susu. Pasien minum obat influenza 1 hari yang lalu dan sudah
diberi minum air kelapa muda.
KATA SULIT : -

KALIMAT KUNCI :
Anak laki-laki usia 9 tahun
Bercak kemerahan dengan bagian tengah berwarna hitam sejak 3 hari
Gatal sedang & kelopak matak bengkak
Riwayat adik pasien bitnik merah seluruh tubuh setelah minum susu
Riwayat minum obat influenza & air kelapa
PERTANYAAN
Jelaskan struktur yang mengalami Jelaskan diagnosis banding yang
01 gangguan terkait dengan skenario 05 terkait dengan skenario

Jelaskan patomekanisme :
a. Bercak kemerahan Jelaskan penatalaksanaan awal pada
02 b. Gatal 06 skenario
c. Kelopak mata bengkak

Jelaskan hubungan gejala dengan : Jelaskan prespektif isam yang


03 a. Riwayat minum obat influenza 07 berkaitan dengan skenario
b. Riwayat penyakit adik pasien

Jelaskan langkah-langkah diagnosis


04 pada skenario
JAWABAN
1. STRUKTUR KULIT

Budimulja, Unandar. Morfologi dan cara membuat diagnosis dalam: Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda, dr. Mochtar Hamzah, Prof. Dr. dr. Siti Aisah, editor. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, Edisi keenam. Jakarta: Badan penerbit FKUI; 2013. Hal. 35-36.
Kalangi.JR Sonny,Histofisiologi kuit,bagian anatomi histologi fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2. PATOMEKANISME EDEMA

Endotel Tekanan toksin bekerja


membran semi osmotik darah terhadap
permeabel > dari limfe endotel

Permeabilitas
Tekanan Protein plasma
kapiler dapat
osmotik cairan keluar
bertambah
bertambah kapiler

Tekanan
osmotik koloid Edema
darah menurun

Guyton AC. Hall JE. Human physiology and mechanism of disease.Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1982. p.378-9
PATOMEKANISME GATAL

Zat kimia dan Stimulasi


rangsangan Pruritus ujung saraf
fisik (mekanik) bebas

Sinaps di akar
Traktus Bersinaps
dorsal korda
spinotalamikus dengan
spinalis
neuron

Pusat presepsi
di kortex
cerebri

Guyton AC. Hall JE. Human physiology and mechanism of disease.Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1982. p.378-9
MEKANISME BERCAK KEMERAHAN

Kemerahan (rubor) : Terjadinya warna kemerahan ini

karena arteri yang mengedarkan darah ke daerah

tersebut berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran

darah ke tempat cedera

Guyton AC. Hall JE. Human physiology and mechanism of disease.Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1982. p.378-9
3. HUBUNGAN GEJALA DENGAN RIWAYAT MINUM OBAT INFLUENZA

Erupsi obat
alergik / adverse
ctaneus drug
eruption

Kemudia Reaksi
meninggalkan
bercak hipersensitivit
hiperpigmentasi
yang lama hilang as obat

Dimana lesi
berupa Manifestasi
makula/plak
eritema klinis EOA dan
keunguan &
kadang disertai FDE
vesikel/bulla

Kumala Windy.2018.Erupsi Obat Alergik.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. HUBUNGAN PENYAKIT PASIEN DENGAN RIWAYAT PENYAKIT ADIK PASIEN

Adik pasien mengalami bintik MEKANISME REAKSI ANTIBODI


merah setelah mengonsumsi susu TERHADAP HIPERSENTIVITAS
menunjukkan riwayat
alergi/hipersensitivitas

Hipersensitivitas dapat terjadi dengan berbagai macam;


hipersensitivitas terhadap makanan, obat-obatan, debu,
suhu udara dan zat kimia tertentu. Hal ini dapat terjadi
dapat melalui factor internal diri seseorang, genetika, serta
saraf mekanis mukosa saluran cerna.

soebarjo, R, W. dkk. 2018. Kelainan Kulit Akibat Alergi Makanan. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 7. Catatan ke-5. Halaman 196-198
4. LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
- Identitas : Anak laki2, usia 9 thn
- Keluhan utama : bercak kemerahan bagian tgh hitam
-Keluhan penyerta. : gatal sdg, kelopak mata bengkak
-Riwayat penyakit :- 3. PEM. PENUNJANG
-Riwayat keluarga : adik muncul bintik kemerahan - Pem. Serologic
-Riwayat berobat : obat influenza & air kelapa - Pemeriksaan wood lamp ; untuk rvaluasi penyakit
kulit dengan pigmen fluoresen & perbedaan warna
2. PEMERIKSAAN FISIS pigmentasi melanin
A. INSPEKSI :- Inspeksi lokal kelainan kulit - Pengambilan kerotan kulit : untuk menilai jamur
- menilai jenis effloresensi yang tampak pada kerokan kulit
- Menilai permukaan kulit - Pem. Histopatologi : menegakkan diagnosis, untuk
- Menilai bentuk kelainan kulit mengevaluasi perjalanan penyakit, konfirmasi data
- Menilai ukuran kelainan kulit klinis dengan keadaan histopatologi kulit
B. PALPASI : - raba dengan lembut, nilai ad
Apakah ada nodul,kista, atau tumor
- Permukaan kasar atau lembut
- Kedalaman lesi
- Hiperkeratosis,eksoskriasis atau
linkenifikasi

Siregar, R. S.2013. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi 3.EGC


5. DIAGNOSIS BANDING
FIXED DRUG ERUPTION
DEFINISI FDE adalah erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul pada tempat yang sama.

EPIDEMIOLOGI 10% terjadi pada anak & dewasa disusul dengan erupsi eksantematosa (3%) dan urtikaria (12%).

ETIOLOGI Banyak obat yang dilaporkan dapat menyebabkan FDE. Yang paling sering dilaporkan adalah phenolpthalein,
barbiturate, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik pyrazolone dan obat anti inflamasi non steroid
PATOGENESIS Belum diketahui, tetapi diduga karena reaksi imunologi.

GAMBARAN Timbul 30m-8jam setelah ingesti obat oral, makula oval , berawarna merah , berbatas tegas, bisa menjadi bula,
KLINIS mengalami deskuamasi ,gatal, rasa terbakar jika sembuh tampak bercak hiperpigmentasi post inflamasi.
DIAGNOSIS Anamnesis dan gambaran klinis yang khas. Serta, pemeriksaan lab : Biopsi kulit , Uji tempel obat dan Uji provokasi
oral
PENATALAKSA Non-farmakologi
NAAN Hentikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab

Farmakologi
Pengobatan Sistemik: - kortikosteroid : prednisolon 3x10 mg, untuk lesi luas 1mg/KgBB
- Antihistamin. : bersifat sedatif untuk rasa gatal
Pengobatan Topikal : Basah : kompres nacl 0,9%, kering beri krim kortikosteroid mis: hidrokortison 1%/2,5%

Fustà-Novell X, Bosch-Amate X, Morgado-Carrasco D. Fixed drug eruption. Aten Primaria Pract. 2019;1(3):55–6.
ANGIODEMA
DEFINISI Pembengkakan disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas vaskular pada jaringan subkutan kulit, lapisan mukosa, dan
lapisan submukosa.

EPIDEMIOLOGI Angioedema dapat terjadi pada segala tingkatan usia.


ETIOLOGI -Kausa imunologik (IgE)
-Kausa serum sickness dan transfusi darah lengkap
-Rangsangan fisik dingin, sinar matahari dan tekanan (dermatografisme)
-sinusitis, abses gigi dan tinea pedis
MANIFESTASI Pembengkakan pada wajah terjadi di mata / periorbital, mulut, tenggorokan, leher, tangan dan kaki. Selain itu juga muncul
KLINIS semacam bercak berwarna merah yang sering terasa gatal.
DIAGNOSIS a. Pemeriksaan Lab, Tes Alergi, Tes Provokasi, Tes Eleminasi Makanan

PENATALAKSA Non - Farmakologi


NAAN • Hindari faktor-faktor yang memperberat seperti terlalu panas, stres, alcohol, dan agen fisik.
• Hindari agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria.
Farmakologi
• Antihistamin : menghambat histamin pada reseptor H1 cth: terfenadin, diabsorbsi cepat kadar puncak 1-4 jam.
• Kortikosteroid : prednisolone, menguarngi permeabilitas kapiler. dosis anak anak 0.5-2 mg/kgBB/hari PO (dibagi dalam
4 atau 2 dosis)

Septianingsih. 2013. Laporan Kasus Angioedema. FK Univ. Muhammadiyah Malang .


ERITEMA MULTIFORMA
DEFINISI kondisi mukokutaneus akut yang ditandai dengan adanya lesi target pada kulit dan membran mukosa

EPIDEMIOLOGI Dpt semua usia, > 20-40 thn.

ETIO- Reaksi hipersensitivitasinfeksi dan obat-obatan tertentu, sekitar 90% . Etiologi terbanyak adalah herpes simplex
PATOGENESIS virus (HSV) sekitar 50-70% kasus dan sering bersamaan dengan kasus rekuren, HSV-1

MANIFESTASI Lesi khas EM adalah target lesion, digambarkan sebagai lesi bulat yang teratur dengan tiga lingkaran konsentris
KLINIS dan batas yang jelas. Terdapat incin perifer eritematosa.

DIAGNOSIS Diagnosis EM bersifat klinis. Jika meragukan, biopsi kulit dari pusat lesi dapat dilakukan untuk studi histologis
dengan imunofluoresensi.

PENATALAKSA Non-Farmakologi :Eliminasi faktor penyebab, hentikan obat-obat pemicu klorheksidin 0,05% sebagai antiseptik.
NAAN
Farmakologi. :Kortikosteroid sistemik dikatakan dapat memperpendek durasi demam dan erupsi. Prednison
40- 60 mg kemudian tappering secara cepat. Pada EM rekuren dapat diberi asiklovir 400 mg (2
kali sehari0

Kamala KA, Ashok L, Annigeri RG. Herpes associated erythema multiforme.


Contemp Clin Dent 2011; 2(4): 372–5.
6. PENATALAKSANAAN AWAL
Pengobatan kausal Pengobatan topikal Pengobatan sistemik

Hentikan penggunaan - Basah : Kompres Kortikosteroid Antihistamin


obat yang diduga - Kering : krim Cara kerja: Molekul Cara kerja:
sebagai penyebab hidrokortison hormon memasuki menghilangkan
1%/2,5% jaringan melalui gejala2 alergi
membran plasma di melalui kopetisi
jaringan target & dengan menghambat
bereaksi dengan histamin yang
reseptor sterois berikatan dengan
reseptor H1 & H2
Dosis : cth prednison
3x10 mg / 4x10 Dosis: cth golongan
etanolamin obat
Efek samping : difenhidramin 50 mg
perubahan
kepribadian,acne,ggn Efek samping :
haid, hipersekresi H1 : efek sedatif, rasa
HCL,osteoporosis, ngantuk
retensi natrium dll. H2 : non-sedatif

Ni’mah, Muhimmatun. Obat golongan Kortikosteroid. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.)


Arifin Gunawijaya, Fajar. Manfaat penggunaan antihistamin generasi ketiga. Bagian histologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
THANK
YOU

You might also like