You are on page 1of 72

KELAINAN

ANOREKTAL

dr. Muhamad Ikhlas, M.Kes, Sp.B, FICS


Pendahuluan

Rektum Anal kanal


Hind gut bag terminal Cloaka
Vasa mesenterika inferior Vasa pudendal
Stratified squamous cell
Sigmoid colon Anatomi
15-17 cm

Rectrosigmoid junction

Superior rectal valve


11-13 cm
Middle rectal valve

Inferior rectal valve

8-9 cm Peritoneal reflection


Rectal fascia
Longitudinal muscle
Circular muscle
Muscularis mucosae
5-6 cm Levator ani muscle
Rectal column (morgagni)
Rectal sinus
Submucous space and internal hemorrhoidal plexus
Pectinate (dentate) line (anatomic anoerctal line)
4-5 cm Deep external sphincter
Anatomic anal canal
Surgical anal canal

Conjoined longitudinal muscle


Internal sphincter
2½-3 cm Anal valve
Anal crypt
Superficial externa sphincter
Peri-anal gland
Transverse septum of ischiorectal fossa
½-1½ cm Musculus submucosae ani
Peri-anal space
Subcutaneous external sphincter
Corrugator cutis ani
Hairs and sweat glands in
External hemorrhoidal plexus in peri-anal space
peri-anal skin Pecten Intersphincteric line (white line of hilton; intermuscular groove)
Anal verge Anoderm
Aliran limfe
Di bawah linea dentata  KGB inguinal  KGB iliaka
Di atas linea  KGB v. hemoroidalis superior  v.
mesenterika inferior
Persarafan
Saraf simpatis : pleksus mesenterikus inferior dan parasakral
Saraf parasimpatis : n.erigentes (S2,3,4)
Anal gland and
duct opening
into anal crypt

Transition from
squamous to
columnar epithelium
well above pectine
line

Thinning down of
squamous
epithelium at pectine
line

Hair follicles and


sweat glands
present in peri-anal
skin; absent in anal
canal
PRURITUS ANI
Pendahuluan
Masalah umum yang sering ditemukan

Etiologi
Bedah
Hemoroid, fisura, fistel, prolaps
Neoplasma, kondiloma, kriptitis
Sphincter dysfunction, dll
Non bedah
Idiopatik, Psikogenik
Sistemik : DM, ikterik, diare, dll
Lokal : higene buruk, dermatitis,
psoriasis, ekzim, jamur, bakteri, cacing,
skabies, Diet : alkohol, kopi, coklat, dll

Penatalaksanaan
Tergantung penyakit dasar
HEMOROID
Pendahuluan
Nama lain : wasir, ambein, pila, piles
Berupa dilatasi satu/ lebih segmen vena
dalam pleksus hemoroidalis
Pria > wanita (2:1)
Terutama usia > 50 tahun
Posisi primer : jam 3, 7 dan 11
Pembagian
Hemoroid Interna
Dilatasi pleksus hemoroidalis superior
Letak : di atas linea dentata
Permukaan ditutupi : mukosa (epitel torak)
Klasifikasi
G I : tidak ada prolaps
G II : menonjol (prolaps), masuk spontan
G III : menonjol, reposisi manual
G IV : Inkarserasi
Hemoroid Eksterna
Dilatasi pleksus hemoroidalis inferior
Letak : di bawah linea dentata
Permukaan ditutupi oleh kulit (epitel
gepeng)
Kadang ada trombosis dan skin tag
Internal hemorrhoids Prolapsed “Rosette” of internal hemorrhoids

Anal skin tabs


External hemorrhoids and skin tabs

Thrombosed external
hemorrhoid
Etiologi
Idiopatik
Herediter : dinding pembuluh darah
Anatomi : tidak ada katup vena
Mekanis : tekanan intraabdomen 
Endokrin : wanita hamil
Usia : tonus sfingter ani lemah
Pekerjaan : berdiri atau duduk lama
Organik
Bendungan sirkulasi portal : sirosis hepatis,
tumor abdomen, payah jantung
Gambaran klinik
Anamnesis
BAB dengan darah segar
-bercampur feses, menetes
-berupa garis pada feses
Rasa tidak enak saat defekasi
Tidak puas sesudah defekasi
Anemia
Adanya prolaps
Iritasi kulit
Nyeri : hemoroid eksterna dgn trombosis
Pemeriksaan fisis
Hemoroid interna
Benjolan yang ke luar dari anus
Colok dubur : benjolan tidak teraba,
kecuali ada penebalan/fibrosis mukosa

Hemoroid eksterna
Benjolan yang ditutupi kulit
Trombosis : benjolan warna kebiruan,
unilokuler/multilokuler, nyeri tekan
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Penunjang : Lab., Anuskopi/proktoskopi ,
rektosigmoidoskopi

Diagnosis banding
Tumor : polip, karsinoma kolorektal
Radang : kolitis ulserosa
Divertikulosis, prolaps rektum, fisura ani
Komplikasi
Trombosis : tromboemboli
Infeksi : abses, sepsis, fistel, emboli septik
Ulserasi : perdarahan masif, anemia
Skin tag
Penatalaksanaan
Konservatif
Untuk grade I dan II
Nasehat diet : banyak serat
Pencahar : parafin liquidum, laxadin.
Antibiotik : tanda radang
Analgetik
Kompres lokal/ salep
Rendam duduk dengan cairan hangat
Operatif
Elastic ligation/rubber band ligation
Skleroterapi
Fotokoagulasi dengan sinar infra merah
Elektrokoagulasi
Krioterapi
Dilatasi menurut Lord
Sfingterotomi interna lateral
Hemorodektomi
Hemorodektomi
Indikasi
Grade III, IV,
Ada trombus dan nyeri hebat
Keluhan menahun
Perdarahan berulang dan anemi
Ada penyakit anorektal lain
Eksisi hemoroid
Tajam
Kauter
Teknik operasi :
Langenback dan modifikasinya
Whitehead, Ferguson, Morgan Milligan
Salman, Park, Takan
Komplikasi pasca operasi
Perdarahan, nyeri, retensi urin
Infeksi, abses, fistel ani
Fisura ani, fecal impaction
Inkontinensia, stenosis/fibrosis, rekuren
FISURA ANI
Pendahuluan
Anal fissure, fissura in ano, anal ulcer
Luka epitel yang sejajar sumbu anus,
mulai dari linea dentata sampai ke
tepi anus
Sangat nyeri akibat spasme sfingter
Letak di garis tengah posterior (90%)
Kelainan kronik dengan eksaserbasi
Sering kambuh
Etiologi
1. Idiopatik
2. Faktor kausal :
Iritasi akibat diare kronik
Feses yang keras
Cedera partus
Trauma : benda asing , iatrogenik
Setelah hemoroidektomi
Pemakaian laksans
Gambaran klinik
Anamnesis
Konstipasi, feses keras
Saat defekasi nyeri
Darah segar tidak bercampur dengan feses : berupa satu
garis
Pemeriksaan fisis
Inspeksi
trias fisura ani :
Sintinel pile/ skin tag / umbai kulit
Fisura/Ulkus
Hipertrofi papilla

Palpasi/colok dubur
Sering ada spasme sfingter
Derajat indurasi, stenosis
Anal fissure with Peri-anal irritation
sentinel pile due to pruritus ani
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Penunjang : Lab,. Anoskopi/proktoskopi
Sebaiknya digunakan anoskop kaliber
kecil dengan anastesi lokal
Diagnosis banding
Karsinoma anus
Tuberkulosis
AIDS
Proktitis
Crohn disease
Penatalaksanaan
Konservatif
Diet : kaya serat, minum cukup banyak
Pelunak feses : psyllium
Krim atau zalf topikal
Warm sitz bath
Pembedahan
Dilatasi menurut Lord
Sfingterotomi interna lateral
Multiple sfingterotomi anal
V-Y anoplasty + sfingterotomi
Fisurektomi + sfingterotomi
Fisurektomi + hemoroidektomi
Indikasi
Perdarahan persisten, nyeri hebat
Konservatif gagal, fisura kronik
ABSES ANOREKTAL
Pendahuluan
Invasi bakteri patogen di ruang
pararektal
Infeksi campuran : E. coli, Proteus
vulgaris, streptokok, stafilokok,
bacterioides, anaerob
Lebih sering pada pria
Etiologi
Infeksi kelenjar kripta (paling sering)
Abses superfisial : infeksi kulit
Abses profunda : benda asing,Crohn
dis. , Kolitis ulserosa, dll.
Gambaran klinik
Anamnesis
Nyeri di sekitar anus, kulit perianal
Gejala sistemik : demam
Tidak ada gangguan defekasi
Mungkin nyeri perut bawah
Pemeriksaan fisis
Superfisial (perianal)
Bengkak, indurasi, kemerahan, panas
Nyeri
Profunda
Colok dubur/ vagina atau bimanual
Letak abses dapat ditentukan
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium,
anuskopi/proktoskopi
Komplikasi
Perluasan abses
Abses ke lateral : horseshoe abscess
Abses ke bawah : hourglass abscess.
Fistel
Penatalaksanaan
Konservatif
Rendam duduk
Analgetik
Antibiotik : kurang bermanfaat
Pembedahan
Insisi dan drainase
FISTEL PERIANAL
Pendahuluan
Nama lain : fistel para-anal, fistel
anorektal, fistula in ano
Saluran abnormal dgn muara interna di
kanalis ani dan muara eksterna di area
para-anal/kulit perianal
Lebih sering pria
Pembagian
Fistel intersfingterik : (75%)
Fistel transfingterik
Suprasfingterik
Ekstrasfingterik
Gambaran klinik
Anamnesis
Riwayat abses anorektal
Keluarnya nanah, lendir, darah atau
feses
Perasaan tidak enak di anus, gatal
Gejala sistemik bila ada abses
Pemeriksaan fisis
Inspeksi
Muara eksterna : papul kemerahan, pus,
dapat berupa jaringan granulasi/sikatriks
Ditekan : sekret serosanguinolen/purulen
Palpasi/colok dubur bimanual
Fistel teraba seperti tali
Muara interna : cekungan keras, atau
tonjolan jaringan pada dinding kanalis
analis
Type of abscesses in anorectal region

Retrorectal
Supralevator
Pelvirectal
Submucous
Ischiorectal
Intermuscular
Subcutaneous Intralevator
(Peri-anal)
Cutaneous
(Furuncel)
Complete internal
Blind internal (sinus)

External (Intrasphincter and transsphincteric)

Branching (Complex) Goodsall-Salmon Law

Horseshoe

Types of anal fistulae


Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Fistulografi
Anuskopi/proktoskopi, rektoskopi
Penatalaksanaan
Pembedahan
Fistulektomi
Kekambuhan pasca operasi
Operasi yang tidak memadai
Muara interna/primer tidak diangkat
Adanya kolateral yang tidak diketahui
Kesalahan diagnosis
Perawatan pasca operasi tidak adekuat
SINUS PILONIDALIS
Pendahuluan
Nama lain : Jeep disease
Berupa sinus/ abses berisi rambut di bagian
atas lipatan gluteal
Semua umur (> pubertas/dekade ketiga)
Pria lebih sering
Lokasi lain : sela jari tangan (finger web)
tukang cukur, umbilikus, perineum, aksila,
suprapubik.
Etiologi
Kongenital
Kegagalan perkembangan embriologis
di garis tengah sakrokoksigeus
Ditemukan pada spina bifida
Akuisita
Trauma mengakibatkan rambut inversi
ke kulit  infeksi  abses  fistel
Gambaran klinik
Anamnesis
Nyeri, bengkak, ada sekret, gejala
sistemik
Pemeriksaan fisis
Edem, kemerahan, nyeri tekan (akut)
Muara sekitar 5 cm di posterior anus
Rambut dapat terlihat di muara fistel
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium,
Sonde, fistulografi
Diagnosis banding
Fistel periana
Folikulits
Penatalaksanaan
Insisi dan drainase : bentuk akut
Eksisi fistel bersama sarang rambut dan
luka
dirawat terbuka
Eksisi fistel bersama sarang rambut dan
luka
dijahit primer (Z plasti)
PROLAPS REKTI
Pendahuluan
Nama lain : procidentia
Keluarnya seluruh ketebalan dinding
rektum
melalui anus
Usia 60-70 thn, wanita > pria
Pada anak : kongenital
Dewasa akuisita
Etiologi
Dasar terjadinya :
Intususepsi kolon
Sliding hernia
Faktor penyebab pada anak
Mengedang kuat saat defekasi
Kelainan organik
Faktor penyebab pada orang dewasa
Kurangnya daya tahan penunjang rektum
Peninggian tekanan intraabdomen
Gambaran klinik
Anamnesis
Nyeri/rasa tidak enak saat defekasi
Panggul terasa penuh
Selalu ingin defekasi, kadang juga sulit
Sekresi lendir banyak, darah
Kadang diare
Massa keluar dari anus
Inkontinensia alvi
Pemeriksaan fisis
Penonjolan rektum dgn lipatan mukosa
konsentrik
Massa dapat direposisi, inkarserasi atau
strangulasi
Ulkus mukosa dengan perdarahan
Tampak posisi anus normal (tidak eversi)
Colok dubur : pinggir anus beralur, tonus
sfingter lemah
Prolapse Procidentia with ulceration
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Penunjang : Lab., Rektosigmoideskopi,
Colon in loop
Diagnosis banding
Polip rekti yang prolaps
Hipertrofi papil
Prolaps mukosa (hemoroid interna)
Penatalaksanaan
Konservatif
Biasanya ditujukan pada anak-anak
Diet berserat, laksansia ringan
Reposisi manual, posisi lutut-dada
Bokong dirapatkan
Pembedahan
Pendekatan : Perineal, Abdominal, Sakral
Rektopeksi : dilakukan lewat laparatomi
Reseksi anterior
Perineal rectosigmoidectomy
Transsacral rectosigmoidectomy
Sphincteroplasty intersphincteric
INKONTINENSIA FESES

Pendahuluan
Akibat hilangnya fungsi kontrol defekasi

Etiologi
Neurologik : atoni/hipotoni sfingter, 
refleks
Traumatik/iatrogenik : sfingter ani rusak
Lain-lain : prosidensia lama, hemoroid,
dll
Gambaran Klinis
Anamnesis
Tidak dapat kendalikan defekasi atau
flatus
Pengotoran pakaian dalam
Pemeriksaan fisis
Riwayat trauma, penyakit, operasi
Hilangnya tonus sfingter
Hilangnya kerutan kulit sekitar anus
Gejala penyakit dasar
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Endoskopi, Colon in loop, manometri
Penatalaksanaan
Konservatif
Diet kurang serat, Antikolinergik
Lavamen tiap hari, Latihan sfingter
Pembedahan
Repair langsung : pada trauma baru
Sfingteroplasti
Intersfingterik sfingteroplasti
Transposisi m.gracilis
Thiers methode
Kolostomi sigmoid
STENOSIS
Pendahuluan
Mengecilnya kanalis analis  sulit
defekasi

Etiologi
Pasca hemoroidektomi
Spasme : fisura ani, kolitis ulseratif,
Crohn dis., ca. anorektal, radiasi, kel.
Kongenital
Penggunaan laksansia yang lama
Gambaran klinik
Gangguan/sulit buang air besar
Feses kecil,
Kadang harus dikeluarkan secara manual
Penatalaksanaan
Terutama ditujukan pada penyakit
dasarnya.
Konservatif
Diet : makanan berserat/ residu tinggi
Pembedahan
Dilatasi manual
Eksisi jaringan parut
Sfingterotomi
Anoplastik
IMPAKSI FESES
Pendahuluan
Orang tua dgn aktifitas fisik kurang yg disertai
konstipasi

Gambaran klinik
Feses keras seperti batu, tertahan di rektum
Kadang ada diare sebab feses cair dapat
mengalir melewati feses keras
Penatalaksanaan
Konservatif
Laksansia : oral, supositoria.
Evakuasi digital
TUMOR GANAS
Bedakan dengan kelainan lain di sekitar
linea dentata : hemoroid, polip rekti,
kondiloma, lekoplakia, fisura ani, dll
Gejala tidak khas : perdarahan, sakit,
pruritus, ada massa  biopsi
Penatalaksanaan
Pembedahan
Miles op. dan diseksi kelenjar limfe
pelvik
Eksisi lokal
Kemoterapi sistemik atau perfusi
Imunologik
SELAMAT BELAJAR

You might also like