You are on page 1of 48

Ns. SABAR, S.

Kep
E-mail: sabar_mas@yahoo.com
phone: 08128294599
Disampaikan pada:
International Seminar and Workshop
Management Nursing In Trauma Life Support
Prinsip Gawat Darurat
Time Saving is Life Saving
IF YOU LOOK PATIENT
COME TO EMERGENCY ROOM
What do you think?
What do you think?
muhamad.adam31@ui.ac.id
9
GENERAL HISTORY AND EXAMINATION

• General history dan pemeriksaan klinis merupakan


dasar dari semua penilaian klinis
• Bukti dari pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk
tindakan lanjutan
• Medis dan perawat dalam pengambilan riwayat
dasarnya sama namun :
• Fleksible
History taking
• History of the presenting complaint
• Systemic enquiry
• Past medical history
• Drug history
• Family history
• Social history
• Psychiatric history
• Recording the histor
Examination Position
• Cardiovascular and respiratory : 45° semi-rec
umbent
• Abdominal : lying supine
• Neurological : semi-recumbent position in bed
or sitting in chair, depending on the particular
examination performed.
PRIMARY CARE EMERGENCY
MANAGEMENT

Sabar_mas@yahoo.com
6 PHASES OF
PRIMARY CARE EMERGENCY MANAGEMENT

The successful management of severe emergency is dependent on the


following six steps.

1. Triage
2. Primary survey
3. Secondary survey
4. Stabilization
5. Transfer
6. Definitive care.

The sequence of PCEM :


 Start resuscitation at the same time as making the primary survey
 Do not start the secondary survey until you have completed the
primary survey
 Do not start definitive treatment until the secondary survey is
complete.
Tujuan Triase
Memprioritaskan pasien
berdasarkan:
1.Tingkat kegawatdaruratan
2.Angka harapan hidup
3.Ketersediaan sumber daya
Tipe Triase di RS (Lanjutan …)

Triase di IGD
Triase di IGD RS dapat dilakukan dengan
lebih baik dan spesifik dibandingkan
dengan Triase Lapangan/Bencana.
Emergency Nurses Association
(ENA) dan American College of Emergency
Physicians (ACEP) merekomendasikan
Triase 5 Level
• Canadian Triage Acuity Scale (CTAS)
• Emergency Severity Index (ESI)
• Australasian Triage Scale (ATS)
• Manchester Triage System (MTS)
Tipe Triase di RS (Lanjutan …)

Triase 5 Level
• Gawat dan darurat
• Mengancam nyawa

• Gawat dan darurat


• Tidak mengancam nyawa

• Darurat tapi tidak gawat

• Tidak gawat, tidak darurat


• Kemungkinan mengalami kondisi serius

• Tidak gawat, tidak darurat


• Tidak ada kemungkinan mengalami
kondisi serius
Triase 5 Level (Lanjutan…)

Kendala Penerapan di Indonesia


• Penerapan Triase 5 Level hanya dapat
dilakukan di IGD RS Rujukan atau Rumah
Sakit Pendidikan.
• Penerapan Triase 5 Level menjadi:
• Terlalu kompleks
• Kurang efektif jika diterapkan di IGD
RS daerah/tipe C.
• Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
yaitu:
1.Sistem dokumentasi belum terintegrasi
2.Sumber daya: Tenaga kesehatan dan
fasilitas sangat terbatas
7S Triage Process

1. See Through
2. Say Hello
3. Soft Touch
4. Specific Question and
examination
5. Syndrome Interpretation
6. Saving Live
Management
7. Send to Zone
RESUSITASI
A. Airway (+ Cervical Spine Control)
B. Breathing (+ Ventilation )
C. Circulation (+ Kontrol
Perdarahan)
D. Disability (Kesadaran,
Lateralisasi)
E. Exposure

21
AIRWAY
Curiga fraktur servikal bila :
• Trauma kapitis
• Poli trauma
• Ada luka (tumpul) di atas klavikula

Bila curiga fraktur servikal


• Fiksasi kepala secara manual
• Pasang Cervical Collar

22
AIRWAY
Penilaian
• Mengenali kepatenan Airway
• Penilaian cepat adanya sumbatan
AIRWAY
Pengelolaan
• Melakukan chin lift atau jaw trust
• Membersihkan airway dari benda asing
• Memasang pipa naso faringeal atau oro
faringeal
• Memasang airway definitif
Intubasi oro / naso trakeal
Krikotiroidotomi
AIRWAY Pengelolaan........

• Menjaga leher dalam posisi netral, bila


perlu secara manual, bila melakukan
tindakan untuk membebaskan airway
• Fiksasi leher dengan berbagai cara,
setelah memasang airway
BREATHING
Penilaian
• Buka leher dan dada sambil menjaga
imobilisasi leher dan kepala
• Tentukan laju dan kedalaman pernafasan
BREATHING Penilaian........

 Inspeksi dan palpasi leher dan thorak


 Deviasi trakea?
 Ekspansi thorak ?
 Pemakaian otot tambahan?
 Tanda tanda cidera lain?

27
BREATHING Penilaian........

 Perkusi thorak untuk menentukan


 Redup ?
 Hipersonor ?
 Auskultasi thorak bilateral

28
BREATHING
Pengelolaan
• Pemberian oksigen konsentrasi tinggi
• Ventilasi dengan Bag-Valve-Mask
• Menghilangkan :
• Open pneumothorak Kassa 3 sisi
• Tension pneumothorak Needle thorakosintesis
• Masif hematothorak Thorakotomi cito
• Flail chest Analgesik
• Tamponade jantung perikardiosintesis
• Memasang pulse oximeter
BREATHING

Kassa Tiga Sisi Needle


thoracosentesis

30
Metode Pemberian Oksigen
Konsentrasi Kecepatan
Metode Aliran (Flow)
Oksigen
Low-Flow Nasal Kanul • 24 - 45% 1-6 liter/menit.
Low-Concentration (rendah)
• Naik 4% setiap
kenaikan aliran
1 liter/mnt
Low-Flow Simple mask 40 - 60 % 6-10 L/menit
High-Concentration (sungkup sederhana)

Rebreathing mask 60 - 80% 6-10 L/menit


(NRM)

Non-rebreathing mask 80 - 100% 8-12 L/menit.


(NRM)
CIRCULATION
Penilaian
• Sumber perdarahan eksternal yang fatal?
• Sumber perdarahan internal?
• Nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan?
• Warna kulit?
• Tekanan darah (bila ada waktu)?
CIRCULATION
Pengelolaan
• Tekanan langsung pada sumber perdarahan
• Perdarahan internal intervensi bedah
• Memasang 2 kateter IV ukuran besar
• Mengambil sample darah (darah rutin, analisa kimia,
golongan darah, AGD)
• Resusitasi cairan (kristaloid/koloid/darah)
• Cegah hipotermia
CIRCULATION Pengelolaan........
Tindakan
Pasang IV line 2 jalur dengan RL
Tinggikan ekstrimitas bawah (posisi syok)
Kalau tidak ada respon, cari sumber perdarahan dan
hentikan

34
DISABILITY
Hanya setelah ABC tertangani
Lakukan Pengecekan DISABILITY

Tentukan tingkat kesadaran dengan GCS


Hati-hati bila GCS turun 2 atau lebih

Tanda lateralisasi
- Pupil ( isokor )
- Tanda lateralisasi lainnya

35
EXPOSURE

SENSOR

Jangan ada bagian yang terlewat.


Kalau perlu buka baju penderita
agar bagian yang tertutup jadi mudah diperiksa
EXPOSURE
Buka pakaian pasien tapi cegah hipotermia
Periksa seluruh permukaan tubuh
Periksa DOTS :
D – deformity (deformitas)
O - open wounds (luka terbuka)
T - tenderness (nyeri tekan)
S – swelling (bengkak)

37
Tambahan

RESUSITASI
RESUSITASI

Resusitasi yang agresip dan pengelolaan keadaan


yang mengancam nyawa segera setelah dikenal
merupakan hal yang mutlak bila ingin penderita
hidup

• Oksigen dan ventilator


• Pengelolaan Syok, IV line, Ringer Laktat
dihangatkan
• Meneruskan pengelolaan masalah
yang ditemukan dalam primary survey

39
Tambahan

Pemantaun status cairan pasien


Pulse oximetri dan analisa gas darah
SECONDARY
SURVEY

Penderita stabil ?
(Re-evaluasi A-B-C-D-E)
Bila stabil secondary survey
SECONDARY
SURVEY
SECONDARY SURVEY
SECONDARY
SURVEY

Tidak lupa ditanyakan riwayat :

I . KOMPAK : II. SAMPLE:


• K = keluhan S: sign and symtomps
• O = Obat A: allergy
• M = Makanan M: medication
• P = Penyakit P: past history
• A = Alergi L: last medication/meal
• K = Kejadian E: event leading

43
Tambahan
SECONDARY
SURVEY

• Pemeriksaan tambahan
• CT Abdomen
• Dipersiapkan untuk perawatan
RE - EVALUASI
• Penilaian ulang
• Mencatat dan melaporkan setiap perubahan pada
kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi
• Pemberian analgesik yang tepat
• Monitoring tanda – tanda vital dan produksi urine
TRANSFER KE PELAYANAN
DEFINITIF
• Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan,
kebutuhan penderita selama perjalanan
• Rujukan ke rumah sakit yang mempunyai
fasilitas
EVALUASI PASCA TINDAKAN
• Gambaran umum yang telah dilakukan
• Evaluasi komunikasi intra tim.

You might also like