You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN
BERKEBUTUHAN KHUSUS :
RETARDASI MENTAL

KELOMPOK 3
1 . A N G G I T A H E N D AYA M .
(920173006)
2 . K E LV I N A
(920173027)
3 . P U P U T P U J I R A H AY U
(920173038)
4 . V E R A Z U L F I N O F I TA S .
(920173045)
A. PENGERTIAN RETARDASI
MENTAL
• Retardasi mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak
yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau sering juga
disebut dengan tuna grahita (Kaplan, 2010).
B. KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat
digolongkan sebagai berikut (dikutip dari Swaiman 1989):
Nilai IQ :
1.Sangat superior 130 atau lebih
2.Superior 120-129
3.Diatas rata-rata 110-119
4.Rata-rata 90-110
5.Dibawah rata-rata 80-89
6.Retardasi mental borderline 70-79
7.Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
8.Retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51
9.Retardasi mental berat 20-35
10.Retardasi mental sangat berat dibawah 20
C. ETIOLOGI RETARDASI MENTAL
Menurut Mutaqqin (2008) penyebab dari retardasi mental adalah
sebagai berikut:

1.Faktor Genetik
2. Faktor Prenatal
3. Faktor Perinatal
4. Faktor Pascanatal
D. Manifestasi Klinis Retardasi
Mental
• Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi
mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan
bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala:
mikrosefali, hidrosefali, dan down syndrome. Wajah
pasien dengan retardasi mental sangan mudah
dikenali seperti hipertelorisme, yaitu lidah yang
menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan
ekspresi wajah yang tampak tumpul. Biasanya
penderita retardasi mental juga mengalami
keterlambatan motorik (Sandra, 2010).
E. Patofisiologi Retardasi Mental
• Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuanh kognitif yang muncul pada masa kanak-
kanak ( Sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang )
dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua
area fungsi adaftif : Berbicara dan berbahasa , ketrampilan
merawat diri,kerumahtanggaan, ketrampilan
social,penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri ,
kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam
prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental
ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
F. Penatalaksanaan Retardasi
Mental
1. Penatalakanaan Medis
 Obat-obatan yang digunakan adalah :
 Obat-obat psikotropika (tiroidazin, mellaril) untuk remaja
dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
 Psikostimulan menunjukkan tanda-tanda gangguan
konsentrasi.
 Antidepresan (imipromin)
 Carbamazepin (tegretol) dan propanol (inderal)
2. Melibatkan bantuan dari :
a. Psikolog untuk menilai perkembangan mental anak
terutama kemampuan kognitifnya.
b. Dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisa
penyebab, dan mengobati penyakit/kelainan yang mungkin ada.
c. Pekerja sosial diperlukan apabila anak juga menderita epilepsi,
serebral palsi.
d. Psikiater diperlukan apabila anak menunjukkan kelainan
tingkah laku/apabila orang tuanya membutuhkan dukungan
terapi keluarga.
e. Ahli rehabilitasi medis diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya.
f. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan
bicaranya/untuk merangsang perkembangan bicaranya, serta
diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental.
G. Pengkajian
Menurut Wong (2009) pengkajian pada pasien retardasi mental adalah:
a. Data demografi : nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
suku, alamat.
b. Riwayat kesehatan pasien :
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Lakukan pemeriksaan fisik
Pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan
bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala : mikresefali, hidrosefali, dan
sindrom down. Wajah pasien retardasi mental sangat mudah dikenai seperti
hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi, dan
ekspresi wajah tampak tumpul.
e. Lakukan pengkajian perkembangan
Dengan pemeriksaan DDST untuk menilai tumbuh kembang anak.
Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler
Intellence, Scale, American Assiciation of Mental Retardation Adaptif Behavior
Scale
f. Lakukan pengkajian mengenai riwayat keluarga dengan menanyakan
apakah dalam keluarga ada yang menderita retardasi mental karena
retardasi mental merupakan penyakit yang herediter/keturunan
g. Pengkajian riwayat kesehatan
 Kaji adanya trauma prenatal, perinatal/pascanatal atau cedera fisik.
 Kaji adanya infeksi prenatal, infeksi yang menyerang otak (meningitis,
ensefalitis)
 Kaji apakah ibu pernah mengkonsumsi obat/alkohol.
 Kaji apakah ada malnutrisi sewaktu ibu hamil.
 Apakah ada abnormalitas kromosom
 Observasi adanya manifestasi klinis dari retardasi mental.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Berhubungan Dengan Kelainan
Fungsi Kognitif
2.Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan Dengan Kelainan Fungsi Kognitif
3.Deficit Perawatan Diri Berhubungan Dengan Perubahan Mobilitas Fisik /
Kurangnya Kematangan Perkembangan.
I. INTERVENSI KEP
Intervensi Diagnosa 1

a. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak.


b. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk
memfasilitasi perkembangan anak yang optimal.
c. Berikan aktivitas stimulasi yang sesuai dengan usia.
d. Pantau pola pertumbuhan (tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala dan rujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan intervensi
nutrisi).
Intervensi diagnosa 2

a. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi


taktil.
b.Berikan intruksi berulang dan sederhana.
c. Beri waktu yang cukup untuk berkomunikasi.
d.Dorong komunikasi terus menerus dengan
dunia luar contoh Koran, televises, radio,
kalender, jam.
Intervensi diagnosa 3

a. Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri


dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.
b.Identifikasi kesulitan dalam perawatan diri,
seperti keterbatasan gerak fisik, penurunan
kognitif.
c. Dorong anak melakukan perawatan sendiri.
d.Berikan perawatan yang konsisten
TERIMAKASIH

You might also like