Professional Documents
Culture Documents
Nutraseutikal
Hipocrates Let food be the medicine
Over 2500 years ago and medicine be the food
With Enzyme
Protein + Pepsin + 30-60 min → polypeptide
Trypsin
Papain
Present in Carica papaya and Vasconcellea
cundinamarcensis
Contains 345 aminoacids recidues
Have three disulfide bridge
The mechanism by which papain breaks
peptide bonds involves the use deprotonated
cysteine. This cysteine then performs a
nucleophilic attact on the carbonyl carbon of
a peptide back bone
Found in digestive system
Produce in pancreas as the inactive pancreatic
tyrpsinogen
Breaks the peptide bonds involves the use
histidine-57, aspartate-102, and serine-195.
These three residues form a charge relay that
increases nucleophilicity of the active site
serine.
Trypsin breaks the peptide bonds of the
carbonyl carbon from Lys and Arg
Is an inactive enzyme precursor
Most active in acidic environments between
37o and 42oC.
Pepsin will digest up to 20% at ingested
amide bonds by cleaving prefentially after N-
terminal
Pepsin exhibits prefential cleavage for
hyrophobic preferably aromatic
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak data
atau penelititan sientifik yang menunjukkan
aktivitas biologis yang spesifik dari protein
dan peptida selain sebagai sumber gizi
(Tambang dan Shahidi 2006; Hartmann dan
Meisel 2007;
Tripathi dan Vashishtha 2006; Yalcin 2006;
Möller et al. 2008).
Melalui penelitian ilmiah dalam dekade terakhir
dikatahui bahwa banyak protein makanan dan
peptida menunjukkan aktivitas biologis tertentu
selain dari nilai gizi.
Peptida bioaktif diperoleh dari hasil hidrolisis
protein secara enzimatik dan produk fermentasi,
tetapi juga dapat dilepaskan selama proses
pencernaan protein.
Protein dan peptida bioaktif yang berdampak positif
pada fungsi tubuh dan kesehatan manusia masih
sedang dikembangkan untuk mengurangi beberapa
kondisi seperti penyakit jantung koroner (iskemik),
stroke, hipertensi, kanker, obesitas, diabetes, dan
osteoporosis (Mine et al, 2010).
Menurut Teschemacher et al.(1997), peptida yang terdapat dari
produk susu, memiliki peranan penting dalam sistem syaraf, peptida
ini dikenal dengan opioid peptida. Opioid peptida memiliki efek
farmakologi yang serupa dengan opium (morfin).
Peptida opioid juga dapat diserap dari makanan yang dicerna yaitu
casomorphins, exorphins, dan rubiscolins. Peptida opioid yang
diperoleh dari makanan memiliki panjang biasanya 4-8 asam amino.
Opioid tubuh sendiri umumnya jauh lebih panjang. Genom manusia
mengandung tiga gen homolog yang diketahui berguna untuk peng-
kode peptida opioid endogen. Setiap kode gen untuk protein besar
yang dapat diolah untuk menghasilkan peptida yang lebih kecil yang
memiliki aktivitas seperti opiat (Sharma et al, 2011).
Semua peptida opioid memiliki urutan N-terminal
yang sama yaitu Tyr-Gly-Gly-Phe. Peptida opioid
mengerahkan aktivitas mereka dengan mengikat
reseptor spesifik sel target. Reseptor individu
bertanggung jawab untuk efek fisiologis tertentu,
misalnya, m-reseptor untuk perilaku emosional dan
penurunan motilitas usus, s-reseptor untuk perilaku
emosional dan k-reseptor untuk sedasi dan asupan
makanan.
Tyr-Gly-Gly-Phe-Met
[Methionine]enkephalin; L-Tyrosylglycylglycyl-L-phenylalanyl-L-methionine
Tyr-Gly-Gly-Phe-Leu
[Leusine]enkephalin; L-Tyrosylglycylglycyl-L-phenylalanyl-L-Leusine
Derivat peptida opioid yang pertama kali
ditemukan adalah β-casamorphin, morphiceptin
(tetrapeptida Tyr-Pro-Phe-Pro-NH2, amida
derivatif dari β-casamorphin-4), yang merupakan
agonis opioid pada reseptor m pada ileum
marmot dan pada reseptor morfin otak tikus. β-
casamorphin diperoleh dari hasil hidrolisis
produk susu yaitu pemecahan β-casein (Sharma
et al, 2011).
cosomorphin morphiceptin
Peptida yang bersifat antihipertensi telah ditemukan
dalam produk olahan susu (keju, susu, dll).
Laktotripeptida isoleusin-prolin-prolin (Ile-Pro-Pro)
dan valin-prolin-prolin (Val-Pro-Pro) diperoleh dari
susu asam. Juga dari beberapa keju yang berasal dari
Swiss mengandung tripeptides yang sama.
Konsentrasi Ile-Pro-Pro dan Val-Pro-Pro
meningkatkan dalam proses pematangan, mencapai
100 mg/kg setelah 4-7 bulan.