You are on page 1of 59

By Yade Metri Permata

Nutraseutikal
Hipocrates Let food be the medicine
Over 2500 years ago and medicine be the food

Dan sekarang ilmuan dan konsumen menyadari bahwa


Makanan dapat menyehatkan…..

Makanan mengandung bahan-bahan yang mempunyai efek


spesifik terhadap tubuh dan dapat meningkatkan kesehatan.
 Functional Food>
◦ Product that are consumed as foods and not in
dosage form
◦ When food is being cooked or prepared using
“scientific inteligent” with or without knowledge of
how or why it is being used
 Nutraseuticals >
◦ healthful products that are formulated and taken in
dosage form
◦ When functional food aids in the prevention and/or
treatment of disease(s) and/or disorder(s)
 Probiotok dan prebiotik
 Protein dan peptida
 Karbohidrat dan serat
 Lemak dan asam lemak
 Katekin (proanthocyanides)
 Likopen
 Vitamin
Bioactive Peptides and Protein

By Yade Metri Permata


>are large biological
molecules, or
macromolecules,
consisting of one or
more long chains of
amino acid residues.
 composed of amine
(-NH2) and carboxylic
acid (-COOH)
functional groups,
Monomer asam
along with a side-
amino akan
chain specific to each berikatan benjadi
amino acid peptida melalui
ikatan peptida
 are short chains of amino acid monomers
linked by peptide (amide) bonds.
 The shortest peptides are dipeptides,
consisting of 2 amino acids joined by a single
peptide bond, followed by tripeptides,
tetrapeptides, etc.
 A polypeptide is a long, continuous, and
unbranched peptide chain.
 Olygomer (terdiri dari 2-20 AA) polimer
(terdiri dari 20 lebih AA)
Oligo poly
 With Acid and alkali
 Protein + HCl + 12-48 hours → aminoacid
H2SO4
NaOH
KOH

 With Enzyme
 Protein + Pepsin + 30-60 min → polypeptide
Trypsin
Papain
 Present in Carica papaya and Vasconcellea
cundinamarcensis
 Contains 345 aminoacids recidues
 Have three disulfide bridge
 The mechanism by which papain breaks
peptide bonds involves the use deprotonated
cysteine. This cysteine then performs a
nucleophilic attact on the carbonyl carbon of
a peptide back bone
 Found in digestive system
 Produce in pancreas as the inactive pancreatic
tyrpsinogen
 Breaks the peptide bonds involves the use
histidine-57, aspartate-102, and serine-195.
 These three residues form a charge relay that
increases nucleophilicity of the active site
serine.
 Trypsin breaks the peptide bonds of the
carbonyl carbon from Lys and Arg
 Is an inactive enzyme precursor
 Most active in acidic environments between
37o and 42oC.
 Pepsin will digest up to 20% at ingested
amide bonds by cleaving prefentially after N-
terminal
 Pepsin exhibits prefential cleavage for
hyrophobic preferably aromatic
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak data
atau penelititan sientifik yang menunjukkan
aktivitas biologis yang spesifik dari protein
dan peptida selain sebagai sumber gizi
(Tambang dan Shahidi 2006; Hartmann dan
Meisel 2007;
Tripathi dan Vashishtha 2006; Yalcin 2006;
Möller et al. 2008).
 Melalui penelitian ilmiah dalam dekade terakhir
dikatahui bahwa banyak protein makanan dan
peptida menunjukkan aktivitas biologis tertentu
selain dari nilai gizi.
 Peptida bioaktif diperoleh dari hasil hidrolisis
protein secara enzimatik dan produk fermentasi,
tetapi juga dapat dilepaskan selama proses
pencernaan protein.
 Protein dan peptida bioaktif yang berdampak positif
pada fungsi tubuh dan kesehatan manusia masih
sedang dikembangkan untuk mengurangi beberapa
kondisi seperti penyakit jantung koroner (iskemik),
stroke, hipertensi, kanker, obesitas, diabetes, dan
osteoporosis (Mine et al, 2010).
 Menurut Teschemacher et al.(1997), peptida yang terdapat dari
produk susu, memiliki peranan penting dalam sistem syaraf, peptida
ini dikenal dengan opioid peptida. Opioid peptida memiliki efek
farmakologi yang serupa dengan opium (morfin).

 Peptida opioid adalah urutan asam amino rantai pendek yang


berikatan dengan reseptor opioid di otak, opiat dan opioid meniru
efek dari peptida ini. Peptida opioid dapat diproduksi oleh tubuh
sendiri, misalnya endorfin. Efek peptida ini bervariasi, tetapi mereka
semua menyerupai opiat. Sistem peptida opioid otak dikenal
memainkan peran penting dalam motivasi, emosi, perilaku, respon
terhadap stres dan rasa sakit, dan kontrol asupan makanan (Sharma
et al, 2011).

 Peptida opioid juga dapat diserap dari makanan yang dicerna yaitu
casomorphins, exorphins, dan rubiscolins. Peptida opioid yang
diperoleh dari makanan memiliki panjang biasanya 4-8 asam amino.
Opioid tubuh sendiri umumnya jauh lebih panjang. Genom manusia
mengandung tiga gen homolog yang diketahui berguna untuk peng-
kode peptida opioid endogen. Setiap kode gen untuk protein besar
yang dapat diolah untuk menghasilkan peptida yang lebih kecil yang
memiliki aktivitas seperti opiat (Sharma et al, 2011).
 Semua peptida opioid memiliki urutan N-terminal
yang sama yaitu Tyr-Gly-Gly-Phe. Peptida opioid
mengerahkan aktivitas mereka dengan mengikat
reseptor spesifik sel target. Reseptor individu
bertanggung jawab untuk efek fisiologis tertentu,
misalnya, m-reseptor untuk perilaku emosional dan
penurunan motilitas usus, s-reseptor untuk perilaku
emosional dan k-reseptor untuk sedasi dan asupan
makanan.

 Peptida opioid yang berasal dari berbagai protein


prekursor yang disebut "atipikal" peptida opioid,
karena mereka membawa berbagai sekuens asam
amino pada area N-terminal, hanya tirosin yang
tetap. Urutan N-terminal peptida opioid atipikal
adalah Tyr-X-Phe atau Tyr-X1-X2-Phe. Residu tirosin
di N-terminal dan adanya asam amino aromatik lain
diposisi ketiga atau keempat adalah pola struktural
penting yang cocok dengan situs pengikatan reseptor
opioid (Sharma et al, 2011).
Opiod Endogen

Tyr-Gly-Gly-Phe-Met
[Methionine]enkephalin; L-Tyrosylglycylglycyl-L-phenylalanyl-L-methionine

Tyr-Gly-Gly-Phe-Leu
[Leusine]enkephalin; L-Tyrosylglycylglycyl-L-phenylalanyl-L-Leusine
 Derivat peptida opioid yang pertama kali
ditemukan adalah β-casamorphin, morphiceptin
(tetrapeptida Tyr-Pro-Phe-Pro-NH2, amida
derivatif dari β-casamorphin-4), yang merupakan
agonis opioid pada reseptor m pada ileum
marmot dan pada reseptor morfin otak tikus. β-
casamorphin diperoleh dari hasil hidrolisis
produk susu yaitu pemecahan β-casein (Sharma
et al, 2011).
cosomorphin morphiceptin
 Peptida yang bersifat antihipertensi telah ditemukan
dalam produk olahan susu (keju, susu, dll).
Laktotripeptida isoleusin-prolin-prolin (Ile-Pro-Pro)
dan valin-prolin-prolin (Val-Pro-Pro) diperoleh dari
susu asam. Juga dari beberapa keju yang berasal dari
Swiss mengandung tripeptides yang sama.
Konsentrasi Ile-Pro-Pro dan Val-Pro-Pro
meningkatkan dalam proses pematangan, mencapai
100 mg/kg setelah 4-7 bulan.

 Fraksi whey (dadih) seperti produk yoghurt


ditemukan mengandung dipeptida Tyr-Pro, yang
menunjukkan efek antihipertensi yang signifikan
pada tikus hipertensi (spontaneously hypertensive
rats -SHR) (Sharma et al, 2011).
 Meskipun kasein dan whey telah terbukti
menurunkan tekanan darah, penelitian telah
difokuskan pada produk degradasinya yaitu
peptida. Peptida dapat dipisahkan dari protein
induknya melalui hidrolisis enzimatik selama
proses pencernaan, fermentasi susu dengan
kultur proteolitik starter atau hidrolisis oleh
enzim yang diperoleh dari mikroorganisme. Jika
struktur peptida diketahui, akan memungkinkan
untuk mensintesis peptida secara kimia,
teknologi DNA rekombinan atau sintesis
enzimatik (Sharma et al, 2011).
 Hidrolisis kasein dengan pepsin menghasilkan peptida
yang memberikan efek antihipertensi. Peptida ini
bersifat sebagai ACE-inhibitor.
 Kontrol tekanan darah sebagian berhubungan dengan
sistem rennin-angiotensin. Angiotensin I converting
enzyme (ACE) adalah ectoenzyme multifungsi yang
terletak di jaringan yang berbeda dan memainkan
peranan penting dalam pengaturan tekanan darah.
Renin bekerja pada angiotensinogen, prekursor
inaktifasi, yang melepaskan dekapeptida angiotensin I.
ACE selanjutnya akan menghilangkan dipeptida HL pada
C-terminal dari Angiotensin I mengakibatkan
pembentukan Angiotensin II, suatu vasokonstriktor
kuat. ACE juga menghilangkan dipeptida C-terminal
dari bradikinin (vasodilator kuat) mengakibatkan
pembentukan fragmen peptida inaktif. Oleh karena itu
penghambatan ACE terutama menghasilkan efek
hipotensi, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem yang
terlibat dalam immunodefence dan aktivitas sistem
saraf.
 ACE inhibitor yang berasal dari protein susu
merupakan fragmen casokinins (kasein) atau
lactokinins (dadih).
 peptida ACE-inhibitor yang ampuh:yang
dimurnikan dari minuman ringan Jepang
"Calpis" yang terbuat dari susu skim sapi
yang difermentasi dengan Lactobacillus
helveticus dan Saccharomyces cerevisiae:
◦ β-kasein, F84-F86, yang sesuai dengan Val-Pro-
Pro, dan F74-F76, yang sesuai dengan Ile-Pro-Pro
◦ k-kasein, F108-F110, yang sesuai dengan Ile-Pro-
Pro
 Oksidasi merupakan salah satu penyebab utama
penyakit pada manusia, dimana radikal bebas
yang terdapat di dalam tubuh akan menyerang
protein, lemak dan asam nukleat yang akan
menyebabkan kerusakan sel. Kesehatan sel-sel,
jaringan, dan organ manusia dalam kondisi
fisiologis normal dipertahankan melalui
keseimbangan antioksidan – proses oksidasi.
Reaksi oksidasi terlibat dalam proses biologis
normal, termasuk metabolisme nutrisi dan
detoksifikasi kation, berbagai antioksidan yang
ada dalam sel sangat penting untuk melindungi
jaringan dan organ dari kerusakan oksidatif.
 Sistem antioksidan endogen termasuk enzim,
misalnya, superoksida dismutase, katalase, dan
glutation peroksidase, dan berbagai senyawa
nonenzimatik, misalnya, selenium, α-tokoferol,
dan vitamin C. Selain itu, asam amino, peptida,
dan protein berkontribusi pada kapasitas
antioksidan keseluruhan sel, sehingga
melindungi kesehatan jaringan biologis. Contoh
yang telah dilaporkan mengenai asam amino
yang bersifat sebagai antioksidan endogen
adalah histidin, sistein, metionin, dan tirosin
dalam bentuk peptida antioksidan yaitu
glutation, carnosine, dan anserine (Mine et al,
2010).
Glutathione, sebuah tripeptida (γ Glu-Cys-Gly), yang fungsi utamanya dalam sel
adalah sebagai agen pereduksi nonenzimatik untuk membantu menjaga kelompok
protein sistein sulfhidril dalam bentuk reduksinya. Glutathione melindungi sel dari
radikal bebas dengan bertindak sebagai donor elektron. Sehingga, mengurangi ikatan
disulfida yang terbentuk antara protein sitoplasma dengan residu sistein (Mine et al,
2010).
 Carnosine, sebuah dipeptida dengan
urutan β-alanyl-histidin, dan terkait dengan
anserine (β-alanyl-1-methylhistidine) dan
balenine (β-alanyl-3-methylhistidine),
memiliki sifat antioksidan yang kuat dan
bersifat sebagai buffer pH di sel otot.
Antioksidan dipeptida yang mengandung
histidin ini terlibat dalam sejumlah fungsi
fisiologis, misalnya sintesis neurotransmitter
dan menginduksi enzim otot (Mine et al,
2010).
 Melatonin, N-asetil-5-methoxytryptamine,
umumnya lebih efektif daripada vitamin E dan
glutation dalam menetralisir •OH, •OOR, O2,
-I, NO, oksigen singlet, dan hidrogen
peroksida. Selain itu, melatonin, bersama
dengan epithalamin dan epitalon dari kelenjar
pineal, memiliki aktifitas peredaman ROS
yang kuat. Epithalamin dari otak sapi dan
fragmen epitalon yang aktif (Ala-Glu-Asp-
Gly) mampu merangsang produksi melatonin
(Mine et al, 2010).
Bekerja dengan cara:
- Scavenging (peredaman) radikal bebas
- menurunkan tingkat lipoprotein peroksidasi, oksidasi LDL,
reaksi redoks glutation
- meningkatkan aktivitas antioksidatif
 Saito et al. (2003) mensintesis beberapa tripeptida dengan
prosedur sisntesis “solid – phase”, dan mengevaluasi
aktivitas antioksidan dari peptida yang dihasilkan.
 Dari 108 peptida yang mengandung residu baik histidin
atau tirosin, tripeptida yang mengandung dua tirosin,
menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan dua histidin terhadap peroksidasi asam linoleat.
 Tyr-His-Tyr menunjukkan efek sinergis yang kuat dengan
antioksidan fenolik.
 Dari 114 tripeptida disintesis yang mengandung prolin
atau histidin, Pro–His–His menunjukkan aktivitas
antioksidan yang terbaik.
 Pergantian residu asam amino lainnya baik untuk N-
terminal atau C–terminal dari tripeptida tidak mengubah
aktivitas antioksidan secara signifikan.
 Selanjutnya, tripeptida yang mengandung sistein
menunjukkan aktifitas peredaman terhadap peroxynitrite.
 Tripeptida yang mengandung residu triptofan atau tirosin
di C-terminal memiliki aktivitas peredaman yang kuat
terhadap radikal, tetapi lemah terhadap peroxynitrite.
 dari pemecahan / pencernaan protein susu (human): β-casein
f54-f59 and α-lactalbumin f51-f53→dalam beberapa
penelititan dapat meningkatkan aktivitas pagositosis dari
makrofag mencit dan manusia

 Mekanisme efek fisiologisnya dalam tubuh belum diketahui,


tetapi diperkirakan dapat menstimulasi proliferasi dan
pematangan dari sel sistem imun.

 Peptida derivat yang disintesis menyerupai peptida fragmen


protein susu, menunjukkan efek peningkatan proliferasi dari
human PBL (peripheral blood limpocytes- white blood cells),
yaitu Tyr-Gly, Tyr-Gly-Gly.

 Laffieneur et, al., meneliti tentang β-casein yang difermentasi


dengan bakteri asam laktat menunjukkan adanya aktivitas
imunomodulator, yang bisa jadi berhubungan dengan
interaksi antara monosit dan sell T-helper.
 Grup peptida lainnya yang berpengaruh
terhadap sistem imun yaitu derivat peptida
yang memiliki efek ACE-inhibitor, dimana
saat terjadi penghambatan kerja ACE maka
akan dihasilkan bradikinin yang memiliki
tindakan sebagai immunomodulator

 Peptida dengan immunomodulator efek,


berhubungan dengan peptida yang memiliki
asam amino arginin pada N-terminal maupun
C-terminal
 Aktivitas antimikroba susu terutama terkait dengan
protein whey minor, yaitu laktoferin.
 Protein ini memiliki sifat bakteriostatik dan bakterisid
dikaitkan dengan kemampuannya untuk meng-khelat besi
atau untuk mengikat permukaan bakteri.
 Tomita et al. (1994) menemukan bahwa laktoferin sapi
yang telah dicerna dengan bantuan enzim pepsin
menghasilkan peptida yang bersifat bakterisid dan potensi
antimikroba dari hidrolisatnya lebih tinggi dari laktoferin.
 Casocidin-1, fragment 39 asam amino dari αS2-casein,
dapat mnghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S.
carnosus. Peptida yang memiliki aktifitas antimikroba
selanjutnya dikenal dengan istilah AMP (anti-microbial
peptides) (Sharma et al, 2011; Hettiarachchy et al, 2012).
 K-casein fragmen: casoplatelin
 Diperoleh dari tryptic hydrolisate
 Pepetida ini di lepaskan selama proses
pencernaan pada gastrointestinal, dan
diserap kedalam utuh kedalam darah
 Menunjukkan aktifitas antitrombotik yaitu
dengan menghambat Fibrinogen Binding
platelet
 Casein derivat: phospopeptides
(caseinophospopeptides CPP), menunjukkan
adanya sifat pengikatan terhadap mineral
 Peptida ini menunjukkan efek remineralisasi
pada lapisan email gigi dan juga peningkatan
penyerapan dan bioavailibilitas calsium, dan
mineral lain seperti zink, copper, manganese,
dan iron pada intestine.
 Merupakan phosphoprotein, dimana proten
ini memilik gugus phosphate yang terikat
pada rantai samping asam amino
 Casein merupakan campuran dari 3 protein
yang mirip yang biasanya berbeda dari berat
molekul dan jumlah gugus phosphate yang
terikat.
 Casein terdapat di susu sebagai garam
calcium, calcium caseinate,
 Casein diperoleh dari
◦ Susu
◦ Keju
◦ Yogurt dan krim
◦ Bubuk casein
 Jenis casein:
◦ α – S1 Casein
◦ α – S2 Casein
◦ Β Casein A1 dan A2
◦ Κ Casein
It has been reported to
exhibit antioxidant
and radical scavenging
properties.
casocidin-1 peptide
fragment has been
shown to inhibit E.
coli and Staph.
carnosis growth.
Casohypotensin and
casoparan may be involved in
bradykinin regulation.

Casohypotensin has also been


shown to be a strong inhibitor
of endo-oligopeptidase A, a
thiol-activated protease
capable of degrading
bradykinin and neurotensin,
and hydrolyzing enkephalin-
containing peptides to
produce enkephalins.

casomorphin peptides which


exhibit opioid activity binding
to opioid receptors.
Casomorphins may be the
hydrolysis product of
dipeptidyl peptidase IV.
Casoxins A, B and C
have opioid antagonist
activity.
Casoplatelin
antiplatelet
 Merupakan suatu protein yang diperoleh dari saliva
lintah
 Biasa digunakan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
karena merupakan Inhibitor trombin yang sangat
potensial
 Digunakan dalam terapi venous thrombosis, coronary
thrombosis dan stroke
 Juga telah diteliti dapat menghambat proses
proliferasi sel kanker ovarium
 Diisolasi dan dimurnikan dengan menggunakan
teknik kromatografi
 Merupakan suatu peptida dengan ukuran 7,1 Kda dan
terdiri dari 65 residu asam amino
 Bivalirudin, sudah setujui oleh FDA sebagai obat
antikoagulan, yang merupakan peptida analog
hirudin, memiliki 20 asam amino
 Merupakan protein yang kaya akan ikatan
disulfida, dan merupakan protein yang
tersusun secara siklik (head to tail cyclized
backbone)
 Diperoleh dari Viola tricolor, diekstraksi dan
dimurnikan dengan menggunakan
kromatografi kolom
 Memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker
 Merupakan protein yang diisolasi dari biji
Momodica cochinchinensis
 Mempunyai berat molekol 28 kDa, dengan
urutan rantai N-terminal
DVSFDMSTASTESYKKFIAD, yang mirip dengan
urutan asam amino protein famili
Cucurbitaceae
 Memiliki aktivitas antikanker yang kuat
terhadap beberapa selkanker, salah satunya
sel HeLa (cervical epithelial carcinoma)

You might also like