Rencana Strategi

Eliminasi Campak & Kontrol Rubella

Dr.dr.H.Rachmat Latief, Sp.PD-KPTI,M.Kes.FINASIM

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Disampaikan di Ibis Makassar City Center, 1 Des 2016

 Latar Belakang
• Pertemuan konsultasi regional tentang campak (2009)
 konsensus bahwa eliminasi campak akan dicapai
pada tahun 2020 di regional SEARO

• High-Level Preparatory Meeting (2010)  menyusun

target eliminasi campak pada tahun 2020

• Pertemuan konsultasi regional (2013) :

 Menguatkan strategi kontrol campak termasuk pelaksanaan

imunisasi tambahan campak-rubella yang berkualitas
 Introduksi dosis kedua campak ke dalam program imunisasi rutin
 Menguatkan pelaksanaan surveilans campak. Surveilans rubella
juga diintegrasikan dalam upaya kontrol penyakit campak
Global Goal: Regional Measles Elimination
and Rubella/CRS Control
2015
 Reduce measles mortality by 95%, compared to 2000
estimates
 Reduce measles incidence to <5 cases/million population
 50% reduction in Rubella/CRS cases compared to 2008
estimates

2020
• Zero” endemic measles transmission in a defined
geographical area (e.g., region or country) for at least 12
months in the presence of well performing surveillance
system
• >95% reduction in rubella/CRS cases compared to 2008
estimates
 Definisi
• Eliminasi campak:
Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12
bulan dan “zero” transmisi , dengan pelaksanaan
surveilans campak yang adekuat.

• Endemis Campak :
Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak
(Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan
atau lebih.
 National Goal & Objectives
Measles and Rubella/CRS

Measles Goal: Rubella Goal :

National Measles Elimination National Rubella Control
Goals By 2018 Goals By 2020

Specific objectives: Specific objectives:

1. 1st dose measles coverage 1. Introduction of Rubella
at least 90% nationally and Vaccination in 2017
in >80% of districts by 2018 2. Strengthen rubella
2. 2 nd opportunity measles surveillance and develop
vaccination coverage at CRS Surveillance in 2014
least 95% in 2018
3. Fully investigated all
detected/reported measles
outbreaks
4. Case based measles
surveillance, 100%
specimens tested by 2014.
 Surveillance Targets
2015 - 2020
• Reporting rate of at least 2 discarded non-measles
and non-rubella cases per 100.000 population
• 100% of suspected measles cases tested for
measles and rubella as per regional algorithm in a
proficient laboratory
• ≥80% of outbreaks tested for virus detection and
genotyping
• ≥80% of specimen with laboratory results within 4
days
 Strategi Eliminasi Campak (1)
• Imunisasi rutin:
Penguatan imunisasi campak dosis pertama dan
kedua, dengan cakupan minimal 95% di tingkat
nasional dan 90% di tingkat kabupaten/kota
 Imunisasi campak dosis pertama pada bayi usia 9
bulan
 Imunisasi campak dosis kedua bagi anak usia 6-7
tahun melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
 pada 2013 pemberian dosis kedua menjadi
pada anak usia 24 bulan
• Imunisasi tambahan (kampanye):
 2005 – 2007 : 5 fase
 2009 – 2011 : 3 fase
 2016 (dalam perencanaan)
 Strategi Eliminasi Campak (2)
• Surveilans
 Case Based Measles Surveillance secara
bertahap dimulai pada tahun 2008,
implementasi di seluruh provinsi pada 2011
 Penguatan Case Based Measles
Surveillance dan pemeriksaan spesimen
untuk setiap kasus suspek campak
 Seluruh KLB campak dilakukan full
investigation dan pemeriksaan tipe virus
 Pelaporan kasus individu sampai Pusat dan
WHO
 Rekomendasi Desk Review
(20-23 Okt 2014)

 Agar dilaksanakan MR catch up campaign dengan

sasaran anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun
pada tahun 2016, dilanjutkan dengan introduksi
vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin
 Dilakukan pengembangan surveilans Congenital
Rubella Syndrome (CRS) di 13 rumah sakit
pendidikan yang melibatkan bagian anak, THT, dan
mata.
 Penguatan surveilans campak dan rubella berbasis
laboratorium untuk setiap kasus suspek campak-
rubella
• Surveilans Rubella diintegrasikan dengan
Surveillans Campak
• Semua hasil pemeriksaan spesimen campak
yang negatif, dilanjutkan dengan
pemeriksaan IgM rubella

Pemeriksaan Pemeriksaan
Sample IgM IgM Rubella
(serum) Campak Hanya
Campak
IgM
Negative
Surveilans Congenital Rubella Syndrome
(CRS)
• Tujuan :
– Mendapatkan based line data dalam
pelaksanaan imunisasi.
– Memantau dampak pelaksanaan imunisasi rubella

• CRS Surveilans dilaksanakan di 13 RS sentinel

(RS pendidikan) :
1. RSCM, 8. RS Soetomo
2. RS Anak Harapan Kita, 9. RS Sanglah
3. RS. Haji 10. RS Wahidin
4. RS Hasan Sadikin 11. RS Kandou
5. RS Cicendo, 12. RS M. Husni
6. RS Sardjito, 13. RS Adam Malik
7. RS Kariadi,
 Rencana/kegiatan CRS
di Sulawesi Selatan
• Sosialisasi CRS di RS. Wahidin (2015)
• Retrospective survey di RS. Wahidin (2015)
• Sosialisasi ke RSUD – APBN 2016 :
- Bagian Anak, THT, Mata & Kabupaten/DSO
• Penguatan BBLK Makassar sebagai
laboratorium Rujukan Campak/ Rubella
region timur Indonesia (2017)
HASIL LABORATORIUM CBMS RUTIN & KLB
PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014
PETA KABUPATEN YANG MELAPORKAN KLB RUBELLA
PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014
 Laporan KLB Campak & hasil Lab
Prov.Sulsel, 2015
16

14
14

12
12

10

4
4

0 0
0
Measles (Lab) Rubella (Lab) Mix(Measles & Negatif (Lab) Pending
Rubella)
 Distribution of Measles Outbreak Reported & Lab Confirmed
South Sulawesi, 2015

2015 : Total= 6 OB

##

#
# #

#
#

## #
##
# ##

: 1 Measles OB
: 1 Rubella OB
 Peta Distribusi Susp. Campak per Kab/Kota
Prov. Sulsel, 2015
KAB / KOTA JML KASUS
= 8 Kasus BANTAENG 29
BARRU 36
BONE 0
BULUKUMBA 3
ENREKANG 0
GOWA 34
JENEPONTO 0
LUWU 6
LUWU_TIMUR 0
LUWU_UTARA 14
MAKASSAR 263
MAROS 10
PALOPO 40
PANGKEP 94
PARE_PARE 174
PINRANG 10
SELAYAR 0
SIDRAP 13
SINJAI 0
SOPPENG 57
TAKALAR 2
TANA_TORAJA 0
TORAJA_UTARA 0
WAJO 0
Summary of Case Based Measles Surveillance
South Sulawesi, 2015 - 2016

Cases
Number of
Number Cases With
Year Total Cases of District Complete Mix
Reported Report to Measles Rubella (Measle Negative Pending
Central (C1) s&
Rubella)

2015 74 10 74 3 24 0 46 1

2016 18 9 18 2 0 0 2 14
 KESIMPULAN
1. Penguatan surveilans campak dan rubella
dibutuhkan utk meminimalisir kasus-kasus
cacat bawaan.
2. Penguatan laboratorium rujukan
pemeriksaan campak/rubella dibutuhkan
sebagai penunjang kegiatan surveilans
campak/rubella
3. Surveilans CRS dilaksanakan di RS sentinel
(RS. Wahidin), sehingga perlu dukungan
dari klinisi RSUD.
Terima Kasih
Thank you