Professional Documents
Culture Documents
Memperhatikan aspek:
Quality
Safety
Efficacy
PENDAHULUAN
DYSLIPIDEMIA
Suatu kondisi dimana terjadi kelainan yang ditandai dengan peningkatan kolesterol total,
LDL, dan trigliserida.
Terapi Farmakologi
1. BARs (Bile Acid Resins) = Cholestyramine,Colestipol,Colesevelam
2. Niacin (Nicotinic Acid/ Asam Nikotinat)
3. Fibrate = gemfibrozil ,fenofibrate, clofibrate
4. Ezetimibe (inhibitor absorpsi kolestrol)
5. Statins (inhibitor HMG-CoA reduktase) = atorvastatin, fluvastatin,lovastatin,
pitavastatin, pravastatin, rosuvastatin dan simvastatin
Dipiro, 2015
Efficacy
Perki, 2013
Dipiro, 2015
Efficacy
Mekanisme
Kerja Statin
(Schachter , 2004)
Efficacy
ROSUVASTATIN
CALCIUM
Karakteristik Fisikomekanik
Parameter Keterangan
Titik lebur 157 – 161 °C
Bobot molekul 481,539 g/mol
Sifat alir Baik
Parameter Keterangan
Indikasi Hyperlipidemia, profilaxis pada pasien dengan resiko tinggi
cardiovaskular
MEKANISME KERJA Inhibitor 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase,
mengurangi produksi asam mevalonic dari HMG-CoA
KONTRA INDIKASI Hypersensitivitas rosuvastatin, liver disease,hamil dan menyusui
DOSIS Initial dose:
10 mg per hari; 20 mg per hari pasien dengan severe hyperlipidemia(LDL
Tinjauan >190 mg/dL)
Farmakologi Titration: setelah 2 minggu, dapat ditingkatkan menjadi 5-10 mg per hari;
dosing range: 5-40 mg/day (maximum dose: 40 mg per hari)
Efek Samping Myalgia (3% to 13%), Headache (6%), dizziness (4%), Nausea (3%),
abdominal pain (2%), constipation (2%), Arthralgia (10%), CPK increased
(Lacy F., 2009) (3%), weakness (3%)
FARMAKOKINETIK Onset of action: 1 minggu; maximal 4 minggu
Distribution: Vd: 134 L
Protein binding: 88%
Metabolism: Hepatic (10%), CYP2C9
Bioavailability: 20% (high first-pass extraction di liver)
Half-life elimination: 19 jam
Time to peak, plasma: 3-5 jam
Excretion: Feces (90%)
Karakteristik Biofarmasetik
Compendial
Kelarutan Sedikit larut dalam air (7,8 mg / mL pada suhu 37 ° C) larut dalam metilen
klorida dan praktis tidak larut dalam etanol anhidrat
Organoleptis Bentuk : tablet berbentuk bulat
Rasa : pahit
Bau : tidak berbau
Warna : putih
Non Compendial
Bentuk Sediaan Orally Disintegrating Tablets
Rute Pemberian Per Oral
Metode Pembuatan Kempa Langsung
Bobot Per Tablet 150mg
Orally Disintegrating Tablets
Merupakan sedian padat yang mengandung bahan obat
yang terdisintegrasi dengan cepat di atas lidah. (<30 detik)
OD
(FDA,2008)
T
Mekanisme ODT
KARAKTERISTIK ODT
• Kerugian :
• Mudah Pecah
• Meninggalkan rasa yang tidak enak (Berpasir) dalam mulut
• Terbatas untuk obat dengan dosis kecil
(Thakur ,2012)
Bahan Tambahan yang Diperlukan
dalam Pembuatan ODT
Liang et al, 2001
Bentuk Sediaan Terpilih : Orally disintegrating tablets (ODT)
Microcrystalline
Pengisi 20 – 90 % 79.3 % 119
cellulose
Aerosil Adsorbent 0,5%-2% 0.5 % 0.75
Citric acid Flavoring Agent 0.3–2.0 % 0,5 % 0.75
Mg Stearat Lubricant 0.25 – 5.0 % 2% 3
Total 150mg
Sodium Starch Glycolate (Handbook of Pharmaceutical Excipients ed VI. 2009. hal : 663 – 666) Disintegran
Pemerian Serbuk berwarna putih, bersifat sangat higroskopis dan memiliki sifat alir yang baik
Kelarutan Praktis tidak larut dalam metilen klorida
Stabilitas Sodium starch glycolate stabil meskipun bersifat sangat higroskopis
Fungsi Disintegrant
Kadar yang digunakan 2% and 8 % optimum pada 4%
Penyimpanan Dsimpan dalam wadah tertutup ,
Inkompatibilitas Sodium starch glycolate inkompatibel dengan ascorbic acid.
Microcrystalline cellulose
Pemerian Serbuk berwarna putih, tidak berasa dan tidak berbau.
Kelarutan Sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida praktis tidak larut dalam air, larutan
asam dan beberapa pelarut organik.
Stabilitas Mikrokristalin selulose stabil meskipun bersifat higroskopis.
Fungsi Adsorbent; suspending agent; tablet and capsule diluent; tablet disintegrant.
Rentang kadar 20% - 90%
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan pengoksida kuat
Handbook of Pharmaceutical Excipients ed VI. 2009. hal : 129 – 133
Flavoring Agent
Fungsi Lubricant
Kadar yang digunakan 0.25% - 5.0% w/w.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat , garam- garam besi. Hindari pencampuran
dengan bahan yang teroksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat digunakan dalam
produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam – garam alkaloid.
Dokumen OK ? No
Disposisi
Yes
Karantina • Sifat visual
Sampling
Alur Bahan Baku Datang
UJI …OK ? Bahan baku dikarantina
& dilabeli kuning
karantina
Pelabelan
Penyimpanan
Ruang penerimaaan bahan
awal, gudang dan obat jadi
( 10.000 TABLET )
PENIMBANGAN BAHAN
IPC :
Pencampuran 45-60 menit
- Sifat alir
(Alat: Tumbling Double cone mixer ) Produk antara
- Homogenitas
Pencampuran dilakukan di kelas C
Dilakukan dikelas C
IPC (diambil tiap 15-20 menit) Kompresi tablet
IPC dilakukan dikelas C ( Rotary TabletPunch die 8 mm flat Standarisasi awal
• Keseragaman bobot punch ) dilakukan dikelas D
• Uji kerapuhan Pencetakan dilakukan di kelas C • Keseragaman bobot
• Uji kekerasan • Uji kerapuhan
Evaluasi tablet • Uji kekerasan
Evaluasi dilakukan dikelas C • Waktu disintegrasi
Produk ruahan • Organoleptis (bentuk, permukaan • Laju disolusi
tablet, bau, rasa) • Penetapan kadar
• Keseragaman bobot
• Waktu pembasahan
• Keseragaman ukuran
• Uji kerapuhan
• Uji kekerasan
• Waktu disintegrasi
• Laju disolusi
• Penetapan kadar
• Waktu pembasahan
IPC :
- Pengujian secara visual Pengemasan primer
- Uji Kebocoran (Dilakukan di kelas D) Produk setengah jadi
Dilakukan dikelas C
Pengemasan sekunder Produk jadi
(Dilakukan di kelas E)
Prosedur IPC campuran
serbuk rosuvastatin
HOMOGENITAS
Prosedur:
1. Pasangcorongpadastatifdenganjarakujungpipabagianbawahkebidangdatar = 10,0
0,2 cm.
2. Timbangteliti W g bahan.
3. Tuangbahantersebutkedalamcorongdengandasarlubangcorongditutup.
4. Buka tutup dasar corong sambil jalankan stopwatch.
5. Catat waktu yang diperlukan sampai bahan dalam corong habis ( t detik )
6. Hitung kecepatan alir dengan rumus:
𝑤
𝑥 = g/detik
𝑡
BJ NYATA / DENSITY BULK
Keterangan : perbandingan masa terhadap volume dari sejumlah serbuk yang dituang
bebas kedalam suatu gelas ukur
Alat : gelas ukur 100ml , neraca analitik
Prosedur :
1. Timbang serbuk
2. Tuangkan kedalam gelas ukur 100ml yang dimiringkan pada sudut 45o dengan cepat
3. Tegakan gelas ukur, ratakan permukaan serbuk dan baca volumenya sebagai (Vml)
4. Hitung bobot jenis nyata, dengan rumus :
BJ MAMPAT / TAPPED DENSITY
Keterangan : perbandingan masa terhadap volume setelah masa tersebut dimampatkan sampai volume tetap
Alat : Tapped density tester
Prosedur :
1. Setelah pembacaan volume nyata, letakan gelas ukur yang berisi serbuk tersebut pada alat tapped density
tester
2. Atur kecepatan alat 300 ketukan per menit
3. Melakukan pengetukan sebanyak 500 ketukan kemudian catat volume dalam gelas ukur sebagai (V1ml)
4. Melakukan pengetukan sebanyak 750 ketukan, kemudian catat volume dalam gelas ukur sebagai (V2ml)
5. Hitung bobot jenis mampat
BJ MAMPAT / TAPPED DENSITY
Rumus :
PROSEDUR
1. Ditimbang 20 tablet dan dihitung rata – ratanya
2. Ditimbang satu per satu tablet, catat dan hitung sesuai
persyaratan
3. Jika perlu dapat di uang dengan 10 tablet dan tidak
Alat : Neraca Analitik Digital boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
> dari bobot rata – rata yang ditetapkan dari kolom
A atau B
(Depkes RI, 1979)
KEKERASAN
Tujuan : Untuk mengetahui kekerasan tablet ODT Rosuvastatin yang
dihasilkan
Persyaratan : 4-8 kP
PROSEDUR
1. Dari setiap batch 5 tablet diambil secara acak dan
dilakukan pengujian dengan alat hardness tester.
2. Hasil tekanan yang diberikan oleh alat ketika tablet
telah pecah dicatat. Satuan yang digunakan adalah
kilopond (kp).
3. Rerata 5 tablet ini dihitung.
(USP 32-NF 27,2009)
Pharmaceutical dosage form tablet vol 2
1. Untuk tablet yang sama dengan atau < 650 mg, ambil sampel tablet
mendekati 6,5 g. Untuk tablet yang beratnya > 650 mg, ambil sampel
10 tablet.
2. Tablet harus dibersihkan dari debu.
3. Kemudian ditimbang dan ditempatkan pada drum.
4. Putar drum 100x dan pindahkan tablet. Lalu bersihkan tablet dari debu
dan timbang kembali.
Alat : Roche Friabilator
Apabila kerapuhan lebih dari 1% maka dilakukan pengulangan dua kali dan
apabila tablet pecah dianggap gagal sehingga perlu diperbaiki
formulasinya dengan menambahkan pengikat
(USP 32-NF 27,2009)
Waktu Disentegrasi
Alat : Disintegration Tester
Prosedur :
1. Memasukan 6 tablet dimasukkan dalam keranjang disintegrasi yang telah diisi
dengan air volume 1 liter dengan suhu 37oC +/- 2oC kemudian alat di jalankan naik
turun secara teratur 30 kali/menit.
2. Jika ada 1 / 2 tablet tidak hancur dalam waktu tertentu / tidak hancur sempurna
maka, perlu dilakukan pengulangan kembali. Persyaratannya 16 dari 18 tablet harus
hancur. Apabila lebih dari 2 tablet tidak hancur maka perlu dirubah formulasinya
(USP 32-NF 27,2009)
Laju Disolusi
TUJUAN : untuk menentukan disolusi tablet
PROSEDUR :
2. Operasikan alat
4. Ganti larutan disolusi dengan volume yang sama dengan volume larutan disolusi
yang diambil
Waktu Pembasahan
Prosedur :
1. Letakan tissue rangkap di dalam cawan petri
2. Masukan 6 mL aquades ke dalam cawan petri yang telah berisi tissue rangkap
3. Letakkan tablet di atas tissue rangkap yang telah di basahi dalam cawan petri
4. Catat waktu yang dibutuhkan air untuk membasahi seluruh permukaan tablet.
Lakukan sebanyak tiga replikasi.
VALIDASI
Validasi
Validasi pembersihan
Validasi Ulang
Mengacu pada CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar) tahun 2012)
Bagan Alur
Proses
Proses Pembuatan dan Parameter Kritis
BAHAN AWAL LANGKAH PERALATAN PARAMETER KRITIS PARAMETER
PRODUKSI PENGUJIAN
Rosuvastatin Penimbangan Timbangan digital Kebersihan Cemaran Mikroba
crospovidone OHAUS TAJ602 &
Sodium starch glycolate
Aspartame Timbangan Kg
Microcrystalline cellulose metrology (MT-2200)
Aerosil
Citric acid
Mg Stearat
Serbuk dari langkah II Pencetakan Rotary TabletPunch die Kecepatan pencetakan tablet Organoleptis
8 mm flat punch Gaya tekanan pencetakan Keseragaman bobot tablet
Keseragaman kadar tablet
Kekerasan
Keregasan
Kecepatan disolusi
Produk degradasi
Perolehan hasil pencetakan
Mengacu pada CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar) tahun 2012)
Prosedur Validasi Pembersihan
Validasi dilakukan pada pembersihan alat Tumbling Double cone mixer dan Rotary Tablet Punch
yang digunakan pada proses produksi ODT Rosuvastatin
Tahapan:
1. Melakukan pembersihan peralatan yang digunakan setelah pembuatan ODT Rosuvastatin sesuai
protap pembersihan masing – masing alat
2. Melakukan pemeriksaan alat secara visual untuk memastikan bahwa peralatan bersih
• Syarat: tidak tampak sisa pengotor di permukaan peralatan setelah pembersihan
3. Dilakukan Pengambilan Sampel
a. Sampel untuk pemeriksaan residu rosuvastatin dengan cara usap
b. Sampel untuk pemeriksaan residu deterjent dan kualitas air bilasan akhir dengan cara bilas
c. Pengambilan sampel Cemaran mikroba di permukaan alat
4. Analisis sampel
a. Analisis batas cemaran residu bahan aktif
b. Analisis batas cemaran residu deterjent dan kualitas air bilasan
c. Analisis batas cemaran mikroba
5. Pelaporan dan dokumentasi
Mengacu pada CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Benar) tahun 2012)
Pengujian
Impuritas Penetapan Kadar
Parameter Identifik
- Disolusi*
Validasi asi Kuantita
Batas - Kandungan/potensi
tif
Akurasi - + - +
Presisi
- Ripitabilitas
- + - +
- Presisi
- + (1) - + (1)
Intermediat
Spesifisitas (2) + + + +
Limit Deteksi - - (3) + -
Limit Kuantisasi - + - -
Linieritas - + - +
Rentang - + - +
Keterangan:
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan.
• Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut
(1) Dalam hal telah dilakukan tes reprodusibilitas, maka presisi intermediat tidak dipersyaratkan
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasi dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang
(3) Hanya diperlukan untuk kasus tertentu
Pembuatan Larutan Standart
Uji Selektivitas
• Larutan stok standar disaring dengan menggunakan membran filter 0,45 µm lalu di injeksikan pada HPLC
dengan 3x replikasi
• Didapatkan waktu retensi dan dihitung harga resolusi (Rs)
• Nilai selektivitas memenuhi apabila harga Rs ≥ 1,5
Uji Akurasi dan Presisi
• Menimbang sampel uji sebanyak 50 mg lalu dimasukkan ke dalam labu ukur
• Menambahkan pelarut asetonitril:air (50:50) sebanyak 10 ml dan di adisi dengan larutan stok standar
sebanyak 4 ml, 6 ml dan 8 ml (dengan masing-masing dilakukan replikasi 2x) lalu disonikasi selama 4 menit
• Disaring dengan kertas saring lalu di pipet 5 ml dan dimasukkan ke labu ukur 10 ml
• Ditambahkan asetonitril:air (50:50) ad tanda batas, masing-masing larutan disaring dengan menggunakan
membran filter lalu di injeksikan ke dalam HPLC
Uji Robustness
Metode dievaluasi dengan menguji solusi tes setelah perubahan yang sedikit tetapi disengaja dalam kondisi
analitis. Dalam penelitian ini mengubah flow rate menjadi (± 0,1 ml / menit), mobile phase (asetonitril-air,
38:62 dan 42:58, v / v) dan menggunakan batch yang berbeda dari kolom HPLC.
Penetapan Kadar Sampel
Pembuatan larutan sampel uji 500 µg/ml
• Menimbang sampel uji sebanyak 50 mg
• Masukkan kedalam labu ukr 100 ml
• Menambahkan pelarut Air-asetonitril (50:50, v / v) sebanyak 60 ml
• Sonikasi selama 10 menit, kemudian kocok biasa
• Tambahkan pelrut sampai tanda batas 100 ml, kocok ad homogen
10 mg
KEMASAN
SEKUNDER
Kemasan
Tablet dikemas dalam berbahan aluminium foil dengan bantuan
panas. Blister kemudian dikemas dalam karton.
- Blister terbuat dari aluminium foil yang kuat, tanpa menggunakan plastik bening
- Blister merupakan kemasan yang tertutup sehingga dapat menjaga obat dari cahaya, udara dan juga kelembaban
yang dapat mengganggu stabilitas obat
- Blister dikemas kembali dalam karton sebagai kemasan sekundernya
- Masa simpan 2 tahun dengan kondisi penyimpanan “simpan dalam kemasan aslinya dan “ dan “jangan simpan
diatas 25 C” sudah di tetapkan
UJI STABILITAS
Secara umum desain studi stabilitas suatu produk harus berdasarkan pada
sifat-sifat zat aktif dalam obat dan bentuk sediaan yang dibuat
Dilakukan pengujian terhadap produk jadi untuk memastikan produk tidak rusak/terdegradasi selama masa
penyimpanan hingga pemasaran
Penguji Fisik
Studi stabilitas
secara umum
mencakup:
Penguji Kimia
Sediaan tablet yang kami buat merupakan sediaan oral
disintegration tablet rosuvastatin 10mg
Uji ini dilakukan sampai waktu produk ditekankan pada beberapa suhu
kadaluarsa produk seperti yang tertera dalam tinggi. Ini dilakukan untuk membuat produk pada
kemasan, uji dilakukan setiap 3 bulan sekali pada kondisi yang degradasi dipercepat sehingga dapat
tahun pertama, setiap 6 bulan sekali pada tahun memprediksi umur simpan atau digunakan untuk
kedua, dan setahun sekali pada tahun ketiga dan membandingkan stabilitas relatif dari formulasi
seterusnya alternatif.
UJI STABILITAS JANGKA PANJANG
PENGAMBILAN SAMPEL
• Pengambilan sampel dilakukan pada tiga bets dengan formulasi dan dosis yang
sama dalam ruang penyimpanan.
• Pengambilan sampel untuk proses pengujian dilakukan pada minimum tiga bets
pilot atau bets produksi . Bila hasil yang diperoleh berbeda secara signifikan maka
dilakukan pengujian pada bets berikutnya.
STABILITAS JANGKA PANJANG
Frekuensi pengujian setiap 3 bulan selama tahun pertama. Kondisi Interval Samping
Kemudian pengujian setiap 6 bulan selama tahun kedua. Penyimpanan
Jangka panjang
Setiap tahun diusulkan re-test periode.
Dibuat dokumentasi untuk memantau kembali pengujian yang 30oC /75% RH 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48,
60, bulan
dilakukan.
KONDISI PENYIMPANAN
• Kondisi penyimpanan pada bahan aktif dilakukan berdasarkan pemilihan studi stabilitas sebagai berikut
• Pada saat pengujian jangka panjang pada kondisi 25ºC ± 2ºC/60% RH ± 5% dan perubahan terjadi selama pengujian
selama 6 bulan maka perlu dilakukan pengujian intermediate dan evaluasi.
UJI STABILITAS DIPERCEPAT
Uji stabilitas dipercepat (Accelerated Stability Test) adalah uji yang menggunakan
kondisi penyimpanan yang melebihi kondisi umum, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kecepatan degradasi fisik dan kimia sehingga proses pengamatan reaksi degradasi dan
memprediksi masa simpan dapat dilakukan lebih cepat
(ICH,2004)
DESAIN PENGUJIAN
• FULL DESIGN
sampel dari setiap kombinasi faktor diuji pada semua interval waktu pengujian
• REDUCE DESIGN
tidak semua sampel dari setiap kombinasi faktor diuji pada semua interval waktu
pengujian
. Bracketing
. Matrixing
• Bracketing
Bracketing adalah desain jadwal stabilitas dimana hanya diambil sampel
pada faktor desain ekstrem tertentu (mis., kekuatan, ukuran wadah dan/atau isi).
Rancangan ini mengasumsikan bahwa kestabilan setiap tingkat menengah
ditunjukkan oleh stabilitas ekstrem yang diuji. Penggunaan desain bracketing
tidak akan dianggap tepat jika tidak bisa menunjukkan bahwa kekuatan atau
ukuran wadah dan / atau pengisi yang dipilih untuk pengujian memang ekstrem.
(ICH,2004)
• Matrixing
Matrixing adalah desain jadwal uji stabilitas sedemikian rupa
sehingga bagian yang dipilih dari jumlah total sampel yang
mungkin untuk semua kombinasi faktor akan diuji pada titik waktu
tertentu. Pada titik waktu berikutnya, subset lain dari sampel
untuk semua kombinasi faktor akan diuji. Desain mengasumsikan
bahwa stabilitas setiap bagian dari sampel yang diuji mewakili
stabilitas semua sampel pada suatu titik waktu tertentu.
Perbedaan dalam sampel untuk produk obat yang sama
harus diidentifikasi sebagai, misalnya, meliputi batch yang
berbeda, kekuatan yang berbeda, ukuran yang berbeda dari sistem
penutupan kontainer yang sama, dan mungkin, dalam beberapa
kasus, sistem penutupan kontainer yang berbeda. Ketika sistem
pengemasan sekunder berkontribusi terhadap stabilitas produk
obat, matrixing dapat dilakukan di seluruh sistem pengemasan.
(ICH,2004)
EVALUASI
25 °C/60% RH (long-term) “Jangan simpan diatas suhu 25ᵒC” • Melakukan list terhadap sampel produk
40 °C/75% RH (accelerated)
jadi yang dilakukan pengujian stabilitas
25 °C/60% RH (long-term) “Jangan simpan diatas suhu 25ᵒC”
30 °C/65% RH (intermediate, dengan penambahan label sesuai format
failure of accelerated)
(Stabilitas_Nama Produk Jadi_Jangka
30 °C/65% RH (long-term) “Jangan simpan diatas suhu 30ᵒC” panjang/Intermediate/Dipercepat_Lama
40 °C/75% RH (accelerated)
Pengujian_Suhu_Kelembaban).
30 °C/75% RH (long-term) “Jangan simpan diatas suhu 30ᵒC”
40 °C/75% RH (accelerated)
• Perubahan yang dapat mempengaruhi stabilitas bahan aktif dan produk jadi meliputi :
Perubahan dalam proses manufaktur;
Perubahan dalam komposisi produk jadi;
Perubahan kemasan langsung;
Perubahan dalam proses pembuatan bahan aktif
• Melakukan investigasi dan penyelidikan terhadap perubahan yang terjadi terkait dengan karakteristik
kualitas bahan aktif dan produk jadi.
• Membuat dokumentasi untuk mempermudah melakukan pengecekan kembali terhadap produk jadi.
• Dilakukan pemantauan terhadap produk jadi selama masa penyimpanan
hingga dipasarkan untuk menentukan bahwa produk jadi tetap dan
memenuhi spesifikasi selama dijaga dalam kondisi penyimpanan yang
tertera pada label.
• Dibuat dokumentasi stabilitas on-going untuk memantau karakteristik
bahan aktif yang nantinya dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kondisi
penyimpanan, tanggal uji ulang atau daluwarsa yang sesuai.
Penentuan ED bisa melalui 2 cara yaitu:
a. Meregresi hasil pengujian stabilitas produk
b. Menghitung menggunakan rumus order reaksi
EVALUASI MENGGUNAKAN REGRESI
• Shelf life yang diusulkan tidak boleh melebihi shelf life dari setiap attribute (gunakan worst
case)
• Attribute yang bersifat kuantitatif (misal: kadar, produk degradasi, kandungan pengawet)
dapat diasumsikan mengikuti kinetika orde nol pada penyimpanan jangka lama.
• Attribute yang bersifat kuantitatif (termasuk pH dan disolusi) dapat dianalisa secara statistik
• Attribute yang bersifat kualitatif dan attribute mikrobiologi tidak dapat dianalisa secara
statistik
PERHITUNGAN MENGGUNAKAN RUMUS
ORDER REAKSI
• Rosuvastatin termasuk dalam reaksi orde satu
• Harga konstanta kecepatan reaksi menggunakan rumus
t1/2 = 0,693/k
UJI BIOAVAILABILITAS
UJI BIOEKIVALENSI
Definisi Bioavailabilitas
Presentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang
mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh
atau aktif setelah pemberian produk obat tersebut yang diukur dari
kadarnya dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam
urin.
Klasifikasi
Bioavailabilitas
Pada studi bioavailabilitas (BA), bentuk dan luas area di bawah kurva
kadar plasma terhadap waktu, serta profil ekskresi ginjal kumulatif dan
kecepatan ekskresi digunakan untuk menilai jumlah dan kecepatan
absorpsi. Parameter bioavailabilitas dapat dilihat pada sampel darah
dan sampel urine, dimana masing-masing dengan studi dosis tunggal
dan studi kadar tunak.
Uji Bioekuivalensi
PRODUK OBAT YANG TIDAK MEMERLUKAN UJI EKIVALENSI
1. Produk obat “ copy” untuk penggunaan intravena mengandung zat aktif yang sama dalam kadar
molar yang sama dengan produk pembanding.
2. Produk obat “copy” untuk penggunaan parenteral mengandung zat aktif yang sama dalam kadar
molar yang sama dan eksipien yang sama atau mirip (similar) dalam kadar yang sebanding seperti
dalam produk pembanding. Eksipien tertentu (misal: bufer, pengawet, antioksidan) boleh
berbeda asalkan perubahan eksipien ini diperkirakan tidak mempengaruhi keamanan dan/ atau
efikasi produk obat tersebut.
3. Produk obat” copy” berupa larutan untuk penggunaan oral (termasuk sirup), eliksir, tingtur atau
bentuk larutan lain tetapi bukan suspensi),yang mengandung zat aktif dalam kadar molar yang
sama dengan produk pembanding, dan hanya mengandung eksipien yang diketahui tidak
mempunyai efek terhadap permeabilitas dalam saluran cerna dan terhadap absorpsi atau
stabilitas zat aktif dalam saluran cerna.
4. Produk obat “copy” berupa gas dan berupa bubuk untuk dilarutkan dan larutannya memenuhi
kriteria 1,2,3 tersebut diatas
5. Produk obat “copy” berupa sediaan obat mata atau telinga, sediaan obat topikal,
dan Produk obat “copy” berupa larutan untuk aerosal atau produk inhalasi nebulizer
atau semprot hidung, yang digunakan dengan atau tanpa alat yang praktis sama,
mengandung zat -zat aktif yang sama dalam kadar molar yang sama dan eksipien yang
praktis sama dalam kadar yang sebanding.
Catatan :
Untuk ketentuan pada poin ke 5 tersebut diatas, pemohonan harus menunjukkan
bahwa eksipien dalam produk “ copy” nya praktis sama dan dalam kadar yang
sebanding dengan produk pembandingnya. Jika informasi mengenai produk
pembanding ini tidak dapat diberikan oleh pemohon dan Badan POM tidak memiliki
data ini, pemohon harus melakukan studi in vivo atau in vitro untuk menunjukkan
bahwa perbedaan dalam eksipien ini tidak mempengaruhi keamanan dan atau efikasi
produk obat tersebut.
KRITERIA UNTUK EKIVALENSI
Produk obat yang memerlukan uji ekivalensi in vivo :
1. produk obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik
2. produk obat non-oral dan non –parenteral yang didesain untuk bekerja sistemik
3. Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja sistemik.
4. Produk kombinasi untuk bekerja sistemik
catatan :
Pengukuran kadar obat dalam plasma versus waktu untuk membuktikan efikasi dan
keamanan. Studi klinik atau farmakodinamik digunakan untuk membuktikan
ekivalensi.
Untuk Avastor yang dibuat termasuk dalam kriteria ekivalensi yang uji in vivo
Merupakan alternatif farmaseutik: Mengandung
zat aktif yang sama tetapi berbeda bentuk sediaan
atau kekuatan.
Produk avastor
dapat disebut
Memiliki ekivalensi terapetik: Pada pemberian
bioekivalensi dengan dosis yang sama akan menghasilkan
biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya
akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan.
EKIVALENSI TERAPETIK
Persyaratan:
Kandungan zat aktif antara Uji Disolusi in vitro
kedua produk tidak boleh
berbeda lebih dari 5 %, jika
potensi produk pembanding Pengambilan Sampel
menyimpang > 5 % dari Darah
kandungan 100 % yang
tercantum dalam label
Persyaratan:
• 3-4 sampel selama fase log linear terminal
• (t ½ ) yang panjang (> 24 jam) sampel darah
harus diambil sampai sedikitnya 72 jam
Kadar yang diukur
(Kadar yang diukur dalam plasma / serum adalah senyawa
induk)
Persyaratan:
Stabilitas dalam sampel biologik pada kondisi
analisis dan selama waktu penyimpanan.
spesifisitas untuk obat yang diteliti, sehingga
hasilnya valid dan dapat dipercaya.
Limit of quantification (LOQ).
Presisi (ketelitian).
Reprodusibilitas.
Studi bioekivalensi (BE adalah studi bioavailabilitas (BA) komparatif yang
dirancang untuk menunjukkan bioekivalensi antara produk uji (suatu
produk obat “copy”) dengan produk obat inovator/pembandingan.
Cara :
Membandingkan profil kadar obat dalam darah atau urin antara produk-
produk yang dibandingkan pada subyek manusia.
Desain dan pelaksanaan studi BE harus mengikuti Pedoman Cara Uji klinik
yang Baik (CUKB,) termasuk harus lolos kaji Etik.
KAJI ETIK
Untuk membandingkan 2 produk obat, dilakukan studi menyilang 2 way (2 periode untuk pemberian2 produk
obat pada setiap subyek) pemberian produk obat yang pertama harus dilakukan secara acak agar efek urutan
(order effect) maupun efek waktu ( period effect), dibuat seimbang.
Kedua perlakuan dipisahkan oleh periode washout yang sukup untuk eliminasi produk obat yang pertama
diberikan (biasanya lebih dari 5 x waktu paruh terminal dari obat, atau lebih lama jika mempunyai metabolit
aktif dengan waktu paruh yang lebih panjang).
Desain pada proses ini dilakukan dengan membandingkan antara obat yang dibuat (Avestor) dengan crestor.
SUBYEK
Kriteria seleksi
• Sukarelawan sehat
• Sedapat mungkin pria dan wanita jika wanita pertimbangkan resiko pada wanita usia subur.
• Umur antara 18-55 tahun
• Berat badan dalam kisaran normal
• Kriteria Sehat berdasarkan uji laboratorium klinis yang baku (hematologi rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula
darah, dan urinalisis), riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik
• Sebaiknya bukan perokok. Jika perokok sedang (kurang dari 10 batang sehari ) diikutsertakan, harus disebutkan
dan efeknya pada hasil studi harus didiskusikan
• Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol atau penyalahgunaan obat
• Tidak kontra indikasi atau hipersensitif terhadap obat yang diuji
Jumlah Subyek
Jumlah subyek yang dibutuhkan dihitung berdasarkan parameter bioavailabilitas yang utama, yakni AUC atau luas area dibawah
kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu, yang menunjukkan jumlah obat yang masuk peredaran darah sistemik.
Koefisien variasi (coefficient of variation = CV) instrasubyek dari AUC obat yang diteliti diperkirakan dari percobaan pendahuluan,
dari studi sebelumnya atau dari data terpublikasi.
• Jumlah subyek tergantung dari CV intrasubyek (umumnya, CV intrasubyek < 20 %)
Jumlah subyek minimal adalah 12 orang, kecuali dalam kondisi khusus yang perlu penjelasan. Pada umumnya dibutuhkan 18-24
subyek.
STANDARDISASI KONDISI STUDI
Kondisi studi harus dibakukan (untuk mengurangi variabilitas berbagai faktor yang terlibat kecuali
produk yang diuji):
• Lama puasa pada malam sebelum pemberian produk, minimal 10 jam. Untuk studi keadaan tunak, puasa
hanya diperlukan pada malam terakhir sebelum pengambilan darah keesokan harinya.
• Jika obat harus diberikan bersama makanan untuk mengurangi efek samping saluran cerna, maka studi BE
harus dilakukan bersama makanan standar.
• Volume air yang diminum bersama produk harus konstan (antara 150-200 ml) karena dapat
mempengaruhi pengosongan lambung
• Semua makanan dan minuman yang dikonsumsi setelah pemberian produk harus dibakukan komposisi
dan waktu pemberiannya selama periode pengambilan sampel darah:
Air boleh diminum kapan saja kecuali 1 jam sebelum dan 2 jam sesudah pemberian produk
Makanan standar diberikan tidak kurang dari 4 jam setelah pemberian produk
• Subyek tidak boleh makan obat lain apapun (termasuk obat bebas dan obat tradisional) selama
beberapa waktu sebelum penilaian. Dalam keadaan darurat penggunaan obat apapun harus dilaporkan
(dosis dan waktu penggunaan).
• Subyek tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat berinteraksi dengan fungsi
sirkulasi, saluran cerna, hati atau ginjal (misal: merokok. Minum alkohol, kopi, teh, cola, coklat atau jus
buah) selama 24 jam sebelum penelitian dan selama periode pengambilan sampel darah
• Posisi tubuh dan aktivitas fisik juga harus terkontrol selama penelitian karena akan mempengaruhi
motilitas dan aliran darah saluran cerna
Produk obat uji ( Test product)
• Produk obat uji yang digunakan dalam studi BE harus dibuat sesuai dengan CPOB, dan catatan batchnya harus
dilaporkan.
• Untuk tujuan registrasi harus identik dengan produk obat yang akan dipasarkan. Komposisi dan sifat-sifatnya (termasuk
stabilitas), cara produksinya harus sama dengan cara produksi rutin yang akan datang.
• produk uji harus diambil dari batch skala industri. Jika ini tidak mungkin, batch produksi berskala kecil atau pilot bach
dapat digunakan asalkan tidak lebih kecil dari 10 % batch skala industri atau 100.000 unit (pilih yang besar), kecuali jika
ada alasan khusus.
• Sponsor harus menyimpan sampel dari semua produk yang diteliti dalam studi(dalam jumlah yang cukup) selama 2
tahun setelah selesainya studi atau 1 tahun lebih lama dari masa pakai (shelf- life) produk atau sampai keluarnya izin
edar (masa yang lebih lama) agar dapat dilakukan pemeriksaan ulang jika diminta oleh Badan POM.
Dosis Obat Uji
• potensi dan karakteristik disolusi in vitro dari produk obat uji dan
pembanding dipastikan dulu sebelum dilakukan studi BE.
• Hasilnya harus dilaporkan sebagai profil persen obat yang terlarut
terhadap waktu.
• Nomor batch kedua produk harus dicantumkan, demikian juga
tanggal kadaluarsa produk pembanding.
• Kandungan zat aktif antara kedua produk tidak boleh berbeda lebih
dari 5 %, jika potensi produk pembanding menyimpang > 5 % dari
kandungan 100 % yang tercantum dalam label, perbedaan ini dapat
digunakan kemudian untuk koreksi dosis pada perhitungan
parameter bioavailabilitas pada studi BE.
Pengambilan Sampel Darah
1. kebanyakan obat diperlukan 12-18 sampel darah, yakni:
1 sampel sebelum obat: pada waktu nol (to);
2-3 sampel sebelum kadar maksimal (C max);
4-6 sampel sekitar Cmax;
5-8 sampel setelah C max, sampai sedikitnya 3 atau lebih waktu paruh eliminasi
obat dalam plasma, (> 3xt ½).
2. Estimasi waktu paruh eliminasi diperoleh dari sedikitnya 3-4 sampel selama
fase log linear terminal:
3. Untuk obat atau metabolit aktifnya yang mempunyai waktu paruh eliminasi
(t ½ ) yang panjang (> 24 jam) sampel darah harus diambil sampai sedikitnya
72 jam jika variabilitas intra-subyek kecil, atau lebih lama jika variabilitas
instra-subyek besar;
4. Pada studi keadaan tunak, untuk obat dengan kronofarmakologi, jika ritme
sirkadian diketahui mempengaruhi bioavailabilitas, maka sampel darah harus
diambil selama 1 siklus 24 jam penuh.
Pengambilan Sampel Urine
• Sampel urine hanya digunakan jika kadar obat dalam darah terlalu
kecil untuk dapat dideteksi
• Urine diambil secara periodik minimal 3x waktu sampling biasanya 0-
2, 4-8, 8-12 dan 12-24 jam. Volume urine setiap interval waktu
tersebut harus diukur.
• Kemudian di buat kurva jumlah obat kumulatif yang dieksresi dalam
urine terhadap waktu
Kadar yang diukur
• Kadar yang diukur dalam plasma / serum biasanya senyawa induk.
• Jika senyawa induk prodrug pengukuran kadar menggunakan hadil dari biotranformasi
• Jika profil farmakokinetiknya tidak linear maka kadar keduanya harus diukur baik senyawa induk
maupun metabolit aktifnya & dievaluasi secara terpisah.
• Untuk produk obat berupa zat chiral, pengukuran kadar dengan metode bioanalitik yang non-stereo
selektif
• Cara pengukuran yang stereo selektif lebih baik jika ke–2 enansiomer mempunyai farmakokinetik yang
nonlinear.
Metode Bioanalitik
1. Rasio nilai rata-rata geometrik (AUC)T/(AUC)R*=1.00 dengan 90% CI =80-125%' Untuk obat- obat dengan indeks
terapi yang sempit
Produk uji
2. Rasio nilai rata-rata geometrik (test
(Cmax )T(C=max
T) )dan produk
R juga = 1.00pembanding
dengan 90%(reference = R) Oleh
CI = 80-125%. dikatakan bioekivalen
karena Cmax, lebih
jika :maka interval yang lebih lebar mungkin cocok
bervariasi dibanding AUC,
3. Perbandingan tmax dilakukan hanya jika ada claim yang relevan secara klinik mengenai pelepasan atau kerja yang
cepat atau adanya tanda-tanda yang berhubungan dengan efek samping obat
Diterbitkan
Badan POM
dilakukan untuk penapisan Registrasi
meliputi penentuan kategori Registrasi,
Tahap
penentuan jalur evaluasi, penentuan
praregistrasi biaya evaluasi, dan penentuan
TAHAP dokumen registrasi.
REGISTRASI
dilakukan dengan menyerahkan berkas
registrasi dengan mengisi formulir
Registrasi registrasi dan disket disertai bukti
pembayaran biaya evaluasi dan
pendaftaran, dan hasil pra-registrasi.
Rosuvastatin
Dkategorikan sebagai registrasi baru, kategori 4 yaitu registrasi obat copy
dengan nama dagang.
Nomor Registrasi
Nomor registrasi terdiri dari 15 digit yaitu 3 digit pertama berupa huruf dan 12 digit berupa angka.
Digit ke 1 : Menunjukan jenis atau kategori obat, yaitu:
D berarti Obat dengan merek dagang
G berarti obat dengan nama generik
Digit ke 2 : Menunjukan golongan obat yaitu:
B berarti golongan obat bebas
T berarti golongan obat bebas terbatas
K berarti golongan obat keras
P berarti golongan obat Psikotropika
N berarti golongan obat Narkotika
Digit ke 3 : menunjukkan lokasi obat tersebut diproduksi atau tujuan diproduksinya obat tersebut, yaitu:
L berarti obat tersebut diproduksi di dalam negeri atau yang diproduksi dengan lisensi
I berarti obat diproduksi di luar negeri atau obat impor
X berarti obat yang dibuat dengan tujuankhusus atau program khusus, misalnya obat-obat untuk
program keluarga berencana
Digit ke 4 dan 5 : menunjukkan tahun persetujuan obat tersebut oleh BPOM.
Contohnya: 09 berarti obat tersebut telah disetujui pada periode tahun 2009
Digit ke 6, 7, dan 8 : menunjukkan nomor urut pabrik, dengan persyaratan nomor urut pabrik harus lebih
besar dari 100 dan lebih kecil dari 1000
Digit ke 9, 10, dan 11 : menunjukkan nomor urut obat yang disetujui untuk masing-masing pabrik, dengan
persyaratan nomor urut obat harus lebih besar dari 100 dan lebih kecil dari 1000
Digit ke 12 dan 13 : menunjukkan bentuk sediaan obat
Digit ke 14 : menunjukkan kekuatan sediaan obat
Digit ke 15 : menunjukkan kemasan berbeda untuk tiap nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat
(untuk satu nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat diperkirakan tidak lebih dari
10
kemasan)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition. US: McGraw-Hill Education
Harahap, Yahdiana dkk. 2015. Bioequivalence Study of Two Rosuvastatin Tablet Formulations in Healthy
Indonesian Subjects. Jakarta: International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics.
K. Welty, Francine dkk. 2016. A Comparison of Statin Therapies in Hypercholesterolemia. Boston: Mary Ann
Liebert, Inc.
Lacy, F.,C., Amstrong L.,L., Goldman,P.,M., Lance, L., L., 2008, Drug Information Handbook, 17th Edition,
Part I and Part 2, Lexi-Comp, USA.
Swapna Velivela, dkk., 2016. Formulation, Development and Evaluation of Rosuvastatin Calcium Immediate
Release Tablet. European : Journal of Pharmaceutical and Medical Research.
Sweetman,S.C., 2009. Martindale the complete Drug Reference 36th ed. London : Pharmaceutical Press.
Schachter Michael. 2004. Chemical, pharmacokinetic and pharmacodynamic properties of statins: an update.
London: Blackwell Publishing Fundamental & Clinical Pharmacology 19 (2004) 117–125
Gibson M., 2009, Pharmaceutical Preformulation and Formulation A Practical Guide from Candidate Drug
Selection to Commercial Dosage Forms, CRC, Florida
Rowe, Raymond. C, Paul. J and Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition. USA:
Pharmaceutical press.
Evren Algin Yapar., 2014, An Overview: Orally Disintegrating, Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol.
4 ( 02), pp. 118 – 125
Gibson M., 2009, Pharmaceutical Preformulation and Formulation A Practical Guide from Candidate
Drug Selection to Commercial Dosage Forms, CRC, Florida
Food Drug Administration. 2005. Crestor (Rosuvastatin Calcium) Tablets Full Prescribing Information.
AstraZeneca Pharmaceuticals LP.
Stangl V, et al, Coronary atherogenic risk factors in women, Eur Heart J, 2002; 23: 1738-1752.
Li Qi, Xianbin Ding, Wenge Tang, Qin Li, Deqiang Mao, Yulin Wang. 2015. Prevalence and Risk Factors
Associated with Dyslipidemia. Int. J. Environ. Res. Public Health 2015, 12, 13455-13465;
doi:10.3390/ijerph121013455
Liang AC., Chen LH., Fast-dissolving intraoral drug delivery systems. Expert Opinion, , 200111(6): 981-986
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J.,
Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 754-755.
Thakur RR, Narwal S. Orally disintegrating preparations: recent advancement in formulation and technology. J
Drug Deliv Therapeutics,2012;2(3):87-96.
Committee for Proprietary Medicinal products (CPMP). Note for guidance on the investigation of
bioavailability and bioequivalence. London : EMEA; 2001.
Biopharmaceutics Coordinating Committee, Guidance for Industry : Bioavailability and
bioequivalence studies for orally administered drug products - general considerations. Bethesda:
Center for Drug Evaluation and Research (CDER), US FDA; 2000.
Health Canada, Guidance for Industry : Conduct and analysis of bioavailability and bioequivalence
studies - part A : Oral dosage formulations used for systemic effects. Ottawa, Ontario: Health Products
and Food Branch, Ministry of Health, Canada; 1992.
Guidance on the selection of comparator pharmaceutical products for equivalence assessment of
interchangeable multisource (generic) products. WHO Technical Report Series, , No, 902, 2002,
Biopharmaceutics Coordinating Committee. Guidance for Industry : Bioanalytical method validation.
Rockville : Center for Drug Evaluation and Research (CDER), US FDA; 2001.
Diletti E, Hauschke D, Steinijans VW. Sample size determination for bioequivalence assessment by
means of confidence intervals, Int J Clin Pharmacol Ther Toxicol 1991; 29(1) : 1-8.
• Younis dkk. 2015. Stability Testing in Pharmacy: a review. International Journal of Institutional Pharmacy and
Life Sciences, 5(1)
• Gibson M., 2009, Pharmaceutical Preformulation and Formulation A Practical Guide from Candidate Drug
Selection to Commercial Dosage Forms, CRC, Florida
• Rowe, Raymond. C, Paul. J and Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition. USA:
Pharmaceutical press.
• Evren Algin Yapar., 2014, An Overview: Orally Disintegrating, Journal of Applied
Pharmaceutical Science Vol. 4 ( 02), pp. 118 – 125
• Gibson M., 2009, Pharmaceutical Preformulation and Formulation A Practical Guide from Candidate Drug
Selection to Commercial Dosage Forms, CRC, Florida
• Food Drug Administration. 2005. "Crestor (rosuvastatin calcium) Tablets. Full Prescribing Information" (PDF).
AstraZeneca Pharmaceuticals LP.
• Stangl V, et al, Coronary atherogenic risk factors in women, Eur Heart J, 2002; 23: 1738-1752.
• Li Qi, Xianbin Ding, Wenge Tang, Qin Li, Deqiang Mao, Yulin Wang. 2015. Prevalence and Risk Factors
Associated with Dyslipidemia. Int. J. Environ. Res. Public Health 2015, 12, 13455-13465;
doi:10.3390/ijerph121013455
• Liang AC., Chen LH., Fast-dissolving intraoral drug delivery systems. Expert Opinion, , 200111(6): 981-986
• Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen,
M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 754-755.
• Thakur RR, Narwal S. Orally disintegrating preparations: recent advancement in formulation and technology.
J Drug Deliv Therapeutics,2012;2(3):87-96.