You are on page 1of 28

Pemeriksaan Rapid Test

SARS-CoV-2 (COVID-19)

Prof. Dr. Aryati, dr., MS, SpPK(K)


Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik (PDS PatKLIn)

Gedung Negara GRAHADI Surabaya


Kamis, 26 Maret 2020
PETA SEBARAN COVID-19 DI JAWA TIMUR

Sumber: http://infocovid19.jatimprov.go.id/ 2
Sumber: http://infocovid19.jatimprov.go.id/ 3
LATAR BELAKANG
• Coronavirus merupakan penyebab infeksi saluran
pernafasan atas sampai pneumonia sejak 20 tahun yang
lalu, antara lain human pathogenic CoV (HCoV), SARS-CoV,
MERS-CoV dan patogenik Coronavirus lain.
• COVID-19 disebabkan virus SARS-CoV-2.
• Gejala menyerupai penyakit lain misal demam, dan batuk.
• Pemeriksaan berbagai patogen berdasarkan urutan tingkat
kepercayaan dari yang tertinggi yaitu biakan, molekular
(DNA atau RNA), antigen, dan yang terendah yaitu
antibodi. Untuk antigen dan antibodi dapat dilakukan
dengan tes cepat.

4
Torres, 2008
5
6
Orang Tanpa Gejala (OTG)

Kemenkes RI. Maret 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Revisi Ke-
3 Coronavirus Disease (COVID-19) hal. 110
8
KLASIFIKASI DAN DEFINISI
OPERASIONAL

a. Orang Tanpa Gejala (OTG)


1. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko
tertular dari orang positif COVID-19
2. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat
dengan kasus positif COVID-19

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Maret 2020. Pedoman Penanganan


Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia hal. 10 9
KLASIFIKASI DAN
DEFINISI OPERASIONAL
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
1. Orang yang mengalami:
 Demam (≥38OC) atau riwayat demam; atau gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
DAN
 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan
transmisi lokal

2. Orang yang mengalami:


 Gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk
DAN
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Maret 2020. Pedoman Penanganan
Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia hal. 10 10
KLASIFIKASI DAN
DEFINISI OPERASIONAL
c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) yaitu :
 Demam (≥38oC) atau riwayat demam;
 Disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat
DAN
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Maret 2020. Pedoman Penanganan
Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia hal. 10 11
KLASIFIKASI DAN DEFINISI
OPERASIONAL
c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
2. Orang dengan:
 Demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA
DAN
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
atau probabel COVID-19;
3. Orang dengan:
 ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit
 DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Maret 2020. Pedoman Penanganan
Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia hal. 10 12
ANALOGI
Respons Imun Infeksi Virus Dengue (IVD)

13
Alur Pemeriksaan Rapid Test SARS-CoV-2 (COVID-19) Usulan PDS PatKLin yang dirilis oleh
Pengurus Pusat PDS PatKLIn tanggal 21 Maret 2020

14
15
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
1. Rapid test antibody direkomendasikan untuk :
a. Orang tanpa gejala (OTG), terutama mempunyai riwayat
setelah kontak minimal 7 hari, yaitu orang tanpa gejala
merupakan kontak erat dengan kasus positif COVID-19
atau memiliki risiko tertular dari orang positif COVID-19
b. Orang dalam pemantauan (ODP)
c. Pasien dalam pengawasan (PDP)

2. Pengerjaan rapid test antibody harus disupervisi dan


diinterpretasi oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik.

16
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
3. APD meliputi
• jas laboratorium,
• masker bedah, dan
• sarung tangan (gloves).
• Disarankan menggunakan google atau face shield.
• Diwajibkan menyediakan tempat sampah infeksius

17
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
4. Spesimen yang digunakan:
a. Disarankan menggunakan spesimen whole blood.
• Dapat menggunakan antikoagulan EDTA, heparin, atau sitrat.
• Spesimen langsung diperiksa
b. Spesimen serum atau plasma. Serum didapat dari darah
tanpa antikoagulan
c. Spesimen darah kapiler, dapat menggunakan lancet
• Plasma didapat dari darah EDTA, heparin, atau sitrat.
• Sentrifugasi segera dilakukan untuk mencegah hemolisis.
• Perlu kewaspadaan dalam penggunaan sentrifus, termasuk saat
membuka penutup harus menunggu sentrifus berhenti sempurna
mengingat pada proses sentrifugasi dapat terjadi percikan
aerosol yang membahayakan petugas.
• Bila tidak segera diperiksa maka penyimpanan mengikuti kit
reagen yang digunakan 18
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
5. Pelaporan dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Hasil deteksi antibodi: reaktif
Pelaporan:
- Anti SARS-CoV-2 IgM Reaktif, Anti SARS-CoV-2 IgM Non
Reaktif, atau
- Anti SARS-CoV-2 IgM Non Reaktif, Anti SARS-CoV-2 IgM
Reaktif, atau
- Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG Reaktif

- Hasil rapid test antibody reaktif (kualitatif) tidak dapat


digunakan untuk penentuan terapi dan monitoring
karena dapat bertahan berbulan-bulan 19
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
5. Pelaporan dapat dituliskan sebagai berikut:
b. Hasil deteksi antibodi: non reaktif
Pelaporan:
- Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG Non Reaktif

Saran:
- Lakukan karantina mandiri dengan menerapkan PHBS
(perilaku hidup bersih dan sehat) dan physical distancing
- Pemeriksaan ulang rapid test antibody setelah 7 – 10
hari

20
PANDUAN TATALAKSANA
PEMERIKSAAN RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2 METODE
IMUNOKROMATOGRAFI
5. Pelaporan dapat dituliskan sebagai berikut:
c. Pengulangan deteksi antibodi setelah 7 – 10 hari
i. Hasil deteksi antibodi: Reaktif
Hasil antibodi ini mengikuti pelaporan dan saran pada
poin 5a
ii. Hasil deteksi antibodi: non reaktif
Pelaporan:
Anti SARS-CoV-2 IgM dan IgG Non Reaktif
Kesan:
• Pasien tidak terpapar infeksi SARS-CoV-2
• Pasien imunokompromais sehingga antibodi tidak terbentuk oleh
karena terdapat gangguan pembentukan antibodi
• Saran untuk pasien imunokompromais: pemeriksaan PCR 21
RINGKASAN
1) Pemeriksaan pertama kali

Mengacu pada Alur Pemeriksaan Rapid Test SARS-CoV-2 (COVID-19) Usulan PDS PatKLin yang
dirilis oleh Pengurus Pusat PDS PatKLIn tanggal 21 Maret 2020
22
2) Pemeriksaan pengulangan deteksi antibodi setelah 7 - 10 hari

23
PRIORITAS RAPID TEST TERHADAP
STATUS PAJANAN COVID-19:
1. Prioritas pertama, adalah kontak erat risiko tinggi
Kontak erat risiko tinggi adalah bila seseorang kontak dengan
kasus konfirmasi atau probabel
Termasuk di dalamnya:
• Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar
dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus
• Orang yang berada dalam satu ruangan yang sama mulai 2
hari sebelum kasus timbul sampai 14 hari setelah kasus
timbul
• Orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan mulai 2 hari sebelum kasus timbul
sampai 14 hari setelah kasus timbul

24
PRIORITAS RAPID TEST TERHADAP
STATUS PAJANAN COVID-19:

2. Prioritas kedua adalah PDP, bila pemeriksaan PCR


tidak memungkinkan dilakukan atau memerlukan
waktu yang lama
3. Prioritas ketiga adalah ODP, bila pemeriksaan PCR
tidak memungkinkan dilakukan atau memerlukan
waktu yang lama
4. Prioritas keempat adalah kontak erat risiko
rendah

25
PITFALLS PADA RAPID TEST
ANTIBODY SARS-CoV-2
Kemungkinan false positive:
1. Kemungkinan cross reactive antibody dengan
berbagai virus lain (Coronavirus, Dengue virus)
2. Infeksi lampau dengan Coronavirus

Kemungkinan false negative:


3. Belum terbentuk antibodi saat pengambilan sampel
(masa inkubasi)
4. Pasien immunocompromised (gangguan pembentukan
antibodi)
26
KESIMPULAN
• Pemeriksaan untuk deteksi virus SARS-CoV-2 yang bisa
dipercaya sesuai standar WHO adalah PCR untuk
menentukan DNA atau RNA virus, yang telah dilakukan
di Balitbangkes Jakarta, disebabkan karena kultur virus
SARS-CoV-2 saat ini belum dapat dilakukan.
• Interpretasi tes cepat masal baik antigen dan antibodi,
harus hati-hati, karena hasil positif tidak bisa
memastikan bahwa betul terinfeksi COVID-19 saat ini,
sedangkan hasil negatif tidak bisa menyingkirkan
adanya infeksi COVID-19 sehingga tetap berpotensi
menularkan pada orang lain.

27
TERIMA KASIH

28

You might also like