You are on page 1of 57

PENYAKIT VASKULER

Sirkulasi darah
PEMBULUH DARAH
 ARTERI DAN VENA
 Dinding tebal & terdapat 3 lapisan, membawa darah pada
tekanan tinggi
 Lapisan luar mrp jaringan konektif fibrous  mencegah
ruptur
 Lapisan tengah: otot polos & jaringan konektif yg elastis 
memelihara tekanan darah
 Lapisan dalam: epitek squamous (endotelium) yg sangat
halus untuk mencegah pembekuan darah
 Dipengaruhi oleh simpatis
 Vena dan venole membawa darah dari kapiler
Kapiler
 Kapiler membawa darah dari arteriola
ke vena diseluruh jaringan kecuali
kartilago, epidermis, lensa dan
kornea
 Tekanan darah 30-35 mmHg
 Terjadi pertukaran gas, natrium,
produk sampah antara darah dan
jaringan
6 tanda penyakit vaskuler perifer
 Nyeri
 Poikilotermia
 Tdk ada denyut
 Pucat
 Paralysis
 Parestesia (menurunnya sensasi)
• Pengerasan pada arteri
• dapat terjadi pada hampir semua
artery dalam tubuh.
• Jika arteri tertutup maka pompa
jantung gagal  sirkulasi menurun
termasuk dalam jatung sendiri
Risk Factors
Uncontrollable Controllable
•Sex •High blood pressure

•Hereditary •High blood cholesterol

•Race •Smoking
•Physical activity
•Age
•Obesity
•Diabetes
•Stress and anger
•Blood tests: used to evaluate kidney and thyroid
function as well as to check cholesterol levels and
the presence of anemia.
•Chest X-ray: shows the size of your heart and
whether there is fluid build up around the heart and
lungs.
•Echocardiogram: shows a graphic outline of the
heart’s movement
•Ejection fraction (EF): determines how well your
heart pumps with each beat.
 Many people are able to manage
coronary artery disease with lifestyle
changes and medications.

 Other people with severe coronary


artery disease may need angioplasty
or surgery.
                                                                                                                                                 
Treatment (continued)

1) Stenting
• a stent is introduced into a blood vessel on a balloon
catheter and advanced into the blocked area of the artery
• the balloon is then inflated and causes the stent to expand
until it fits the inner wall of the vessel, conforming to
contours as needed
• the balloon is then deflated and drawn back
•The stent stays in place permanently, holding the vessel
open and improving the flow of blood.
Treatment (continued)
2) Angioplasty

• a balloon catheter is passed through the guiding catheter to the


area near the narrowing. A guide wire inside the balloon catheter is
then advanced through the artery until the tip is beyond the
narrowing.
• the angioplasty catheter is moved over the guide wire until the
balloon is within the narrowed segment.
• balloon is inflated, compressing the plaque against the artery wall
• once plaque has been compressed and the artery has been
sufficiently opened, the balloon catheter will be deflated and
removed.
Treatment (continued)

3) Bypass surgery

• healthy blood vessel is removed from leg, arm or chest


• blood vessel is used to create new blood flow path in your heart
• the “bypass graft” enables blood to reach your heart by flowing
around (bypassing)
the blocked portion
of the diseased
artery. The
increased blood
flow reduces angina
and the risk of heart
attack.
•Get regular medical checkups.
•Control your blood pressure.
•Check your cholesterol.
•Don’t smoke.
•Exercise regularly.
•Maintain a healthy weight.
•Eat a heart-healthy diet.
•Manage stress.
THROMBOANGIITIS OBLITERANS
(BUERGER’S DISEASE)
 Buerger’s disease ditandai dengan adanya
peradangan berulang pada lapisan
intermediet arteri serta vena kecil pada
bagian bawah tubuh juga ekstremitas atas
tapi jarang.
 Mengakibatkan pembentukan trombus dan
oklusi pembuluh darah
 Buerger’s disease diyakini sebagai penyakit
autoimmune yang mengakibatkan oklusi
pada bagian distal
 Penyebab tidak diketahui tetapi diyakini
karena vaskulitis autoimune
 Sering terjadi pada laki-laki 20-35 tahun
dan semua suku
 Terdapat bukti bahwa perokok berat
menjadi penyebab atau faktor yang
memperberat
 Umumnya terdapat pada ekstremitas
bawah tapi ekstremitas ataspun bisa
terkena
 Biasanya bilateral dan simetris dengan lesi
focal
Clinical Manifestations
 Nyeri merupakan yang utama
 Pasien mengeluh kram kaki terutama
telapak kaki yang melengkung setelah
latihan
 Nyeri berkurang bila istirahat
 Kadang nyeri terbakar diperberat oleh
gangguan emosi, nikotin atau dingin
 Sensitifitas terhadap dingin pada tipe
raynaund ditemukan 1/5 pasien dan sering
terkena pada tangan
 Tanda fisik terdiri atas merah (perubahan
warna biru kemerahan) pada kaki dan tidak
adanya nadi kaki tapi nadi popliteal dan
femoral masih ada
 Nadi ulnar dan radial berkurang/tidak ada
 Parestesia mungkin ada
 Perubahan warna dapat berkembang
menjadi luka dan ganggren
Assessment and Diagnostic
Findings
 Tekanan darah
 Duplex ultrasonography untuk
melihat patency pembuluh darah
proximal dan visualisasi luasnya
penyakit pada bagian distal
 Contrast angiography
Management
 Sama seperti treatment untuk
atherosclerosis
 Tujuan utama untuk meningkatkan
sirkulasi, mencegah bertambahnya
penyakit, dan melindungi ekstremitas dari
trauma dan infeksi
 Treatment pada luka dan ganggren yaitu
meminimalkan infeksi dan debridemen
jaringan nekrosis
 Hentikan merokok
 Gejala sering berkurang dengan
menghentikan rokok
 Vasodilator jarang diresepkan karena
menyebabkan dilatasi pada pembuluh
normal dan memperburuk keadaan
 Blok simpatetik regional atau
ganglionectomy berguna untuk
menghasilkan vasodilatasi dan
meningkatkan aliran darah
SURGICAL MANAGEMENT OF
COMPLICATIONS
 Jika ganggren berkembang
mengakibatkan oklusi arteri pada kaki
dilakukan amputasi
 Indikasi amputasi adalah ganggren
berat, jika area infeksi basah, nyeri
pada saat istirahat yang hebat, sepsis
AORTIC ANEURYSM
 Adanya kantung atau dilatasi pada titik
lemah dinding aorta
 Bentuk yang biasanya adalah sakular atau
fusiform
 Sakular muncul pada satu sisi pembuluh
 Jika seluruh segmen arteri dilatasi disebut
fusiform
 Aneurisma merupakan kondisi serius
karena bila ruptur menyebabkan
perdarahan dan kematian
THORACIC AORTIC ANEURYSM
 Kira-kira 85% dari seluruh thoracic
aortic aneurysm disebabkan oleh
atherosclerosis.
 Kebanyakan laki-laki antara 40-70
tahun
 Kira-kira 1/3 pasien thoracic
aneurysms meninggal karena rupture
Clinical Manifestations
 Kebanyakan asymptomatic.
 Nyeri biasanya konstan pada saat berbaring
 Gejala yang mencolok adalah sesak akibat
tekanan kantung pada trachea, bronkus
utama atau paru-paru itu sendiri
 Batuk, serak, stridor, kelemahan, hilang
suara (aphonia) akibat penekanan terhadap
sarap laringeal, dan disphagia
Assessment and Diagnostic
Findings
 Vena supervisial di dada leher
dan lengan menjadi dilatasi dan
edema pada daerah dada dan
cyanosis
 Diagnosis thoracic aortic
aneurysm berdasarkan chest x-
ray, transesophageal
echocardiography, dan CT
Medical Management
 Pada kebanyakan kasus dilakukan pembedahan
 Tindakan umum seperti pemeriksan TD dan koreksi
faktor resiko
 Tekanan sistolik dipertahankan antara 100 – 120
mmHg dengan obat anti hipertensi (hydralazine
hydrochloride [Hydralazine], esmolol hydrochloride
[Brevibloc] atau beta-blocker seperti atenolol
[Tenormin] atau timolol maleate [Timoptic]). Untuk
mengurangi cardiac contractility (propranolol)
 Tujuan pembedahan untuk memperbaiki aneurisma
dengan melakukan vascular graft
ARTERIAL EMBOLISM
AND ARTERIAL THROMBOSIS
 Sumbatan vaskuler akut merupakan
penyebab embolus atau acute thrombosis.
 Oklusi arteri akut dapat terjadi karena
injury iatrogenik selam pemasangan cateter
invasif, pemasangan stent atau intra-aortic
balloon pump
 Penyebab lain: trauma (fraktur), luka
tembus yang merusak intima arteri
Pathophysiology
 Emboli arteri terutama dari thrombi
yang berkembang di ruangan jantung
akibat fibrilasi atrial, MI, endokarditis
infeksi, atau gagal jantung kronis
 Trombi ini terlepas dan terbawa dari
sisi kiri jantung kedalam sistem arteri
kemudian trombi tersebut tinggal dan
menyumbat arteri yang lebih kecil
dari thrombus
Clinical Manifestations
 Tergantung ukuran dari embolus
 Dampak yang utama adalah
terhentinya aliran darah pada bagian
distal
 Vasospasme sekunder dapat
berkontribusi terhadap ischemia
 Tempat yang paling sering ditemukan
. Cerebral, mesenteric, renal, dan
coronary arteries are
 Gejala akut adalah nyeri hebat secara
bertahap kehilangan kemampuan.fungsi
motorik dan sensori
 Pain, pallor, pulselessness, paresthesia,
poikilothermia (coldness), and paralysis
 Vena superficial menjadi kolaps karena
menurunnya aliran darah
 Daerah yang tersumbat menjadi pucat
 Gejala untuk aklusi trobotik arteri sama
dengan emboli
Assessment and Diagnostic
Findings
 Echocardiography Dua-dimensional
atau transesophageal
echocardiography, chest x-ray, and
electrocardiography
 Duplex and Doppler ultrasonography
dapat menentukan adanya dan
luasnya penyebab atherosclerosis,
 Arteriography juga dilakukan
Medical Management
 Tindakan tergantung penyebab
 Pengelolaan emboli akut dengan
pembedahan
 Heparin bolus 5000 – 10000 unit IV
SURGICAL MANAGEMENT
 Emergency embolectomy
 Arterial emboli biasanya ditreatment
dengan cara memasukan kateter
embolektomi
PHARMACOLOGIC THERAPY
 Treatment dengan antikoagulan dan heparin untuk
mencegah thrombus
 Obat trombolitik arteri membantu memecahkan
embolus
 Fibrin-specific thrombolytic medications (tissue
plasminogen activator [t-PA, alteplase, Activase] dan
single-chain urokinase-type plasminogen activator
[scu-PA, pro-urokinase])
 Thrombolytic medications adalah reteplase (r-PA,
Retavase), tenecteplase (TNKase), dan
staphylokinase.
 Kontraidikasi internal bleeding, CVA (brain attack,
stroke), major surgery, uncontrolled hypertension,
dan kehamilan.
RAYNAUD’S DISEASE
 Merupakan vasokonstriksi arteri secara
intermitten akibat dari dingin nyeri dan
pucat pada jari atau kuku.
 Penyebab tidak diketahui mungkin akibat
gangguan sistem immunologi
 Gejala produksi panas basal dan bahkan
turun
 Episode dirangsang oleh faktor emosi dan
juga oleh sensitifiti yang tidak biasa terhap
dingin
 Biasa terjadi pada wanita 16 – 40 tahun
dan muncul pada musim dingin
 Istilah Raynaud’s phenomenon digunakan
untuk menggambarkan kondisi episode
intermintten vasokonstriki dari arteri kecil
kaki dan tangan yang menyebabkan
perubahan warna dan suhu
 Umumnya unilateral dan mengenai satu
atau dua jari
 Berkaitan dengan penyakit sistemik yang
mendasari seperti scleroderma, systemic
lupus erythematosus, rheumatoid
Clinical Manifestations
 Pucat allor , cyanosis
 Karakteristik perubahan warna dari
Raynaud’s phenomenon digambarkan
seperti putih, biru dan merah
 Numbness, geli, dan nyeri terbakar
 Cenderung bilateral dan simetrik
Medical Management
 Hindari rangsangan benda dingin
 Calcium channel blockers: nifedipine
(Procardia, Adalat) efektif
mengurangi gejala
 Sympathectomy
Hemoroid
Kumpulan dari pelebaran satu segmen
atau lebih vena hemoroidalis
di daerah anorektal
 Endokrin  pada wanita hamil ( sekresi hormon
relaksin)
 Mekanis  timbulnya tekanan yang tinggi dalam
rongga perut (mis. Hipertofi prostat)
 Fisiologi  bendungan pada peredaran darah
portal (mis. Dekompensasio kordi / sirosis
hepatis)
 Radang  menyebabkan vitalitas jaringan di
daerah itu berkurang
Menurut Asalnya
 Hemoroid Eksternus

 Hemoroid Internus

 Hemoroid Campuran
Tingkatan Gejala H. Internus
 Tingkat I :
◦ Perdarahan pasca defekasi
◦ Pada anuskopi terlihat permulaan dari benjolan
hemoroid
 Tingkat II :
◦ Perdarahan atau tanpa perdarahan sesudah
defekasi terjadi prolaps yg dapat masuk sendiri
 Tingkat III :
◦ Terjadi prolaps namun harus didorong dengan jari
tidak dapat masuk sendiri
 Tingkat IV :
◦ Hemoroid yg sudah terjepit dan sesudah reposisi
akan keluar lagi
Hemoroid Eksternum
 Ada 3 bentuk yang sering dijumpai :
 Bentuk hemoroid biasa tetapi letaknya distal linea
pectinea
 Bentuk trombosis atau benjolan hemoroid yang
terjepit
 Bentuk skin tags
Hemoroid Internus
 Gejala klinik:
 Perdarahan , meskipun kadang tidak ada
 Darah merah muda dan menetes
 Faktor obtipasi
 Nyeri hebat  tanda radang
 Defekasi tidak puas
 Prolaps
 Perasaan lemah, depresif dan terganggu
Pemeriksan
 Colok dubur
◦ Lunak dan tidak dapat diraba dengan jari,
kecuali bila sangat besar
◦ Kalau sering prolaps selaput lendir akan
menebal
◦ Bila ada koreng akan sakit pada perabaan
 Anuskopi
◦ Warna selaput lendir yang merah meradang
atau perdarahan
◦ Benyaknya benjolan, tingkatnya, letaknya dan
besarnya
◦ Keadaan lain dalam anus (mis. Polip, fisura
ani, atau tumor ganas)
Perawatan
 Tingkat I
 Menghilangkan faktor penyebab
 Antibiotika  Peradangan
 Suppositoria  Rasa nyeri
 Paraffin Liquidum atau Laxadin  Pelancar
defekasi
 Penyuntikan Sclerosing Therapy  Bila diatas
gagal
 Tingkat II
 Scerosing therapy dan kalau tidak menolong
operasi
 Tingkat III
 Operasi dengan cara Whitehead & Langenbeck
(paling banyak)
 Tingkat IV
 Diberikan antibiotika dan zitbaden kemudian di
operasi
Gangren Diabetik
Perbedaan bentuk peradangan
diabetes pada kaki
 Kaki neuropatik
 Panas
 Pulsasi besar
 Sensorik menurun
 Warna kemerahan

 Kaki neuro iskemia


 Dingin
 Pulsasi tdk ada
 Sensorik biasanya ada
 Pucat bila diangkat
 Merah bila digantung
Komplikasi
 Kaki Nueropatik
 Kalus
 Koreng tdk sakit
 Charot’s joint
 Edema neuropatik

 Kaki Neuro – iskemika


 Klaudikasio
 koreng sakit
 Gangren jari
 Rest - pain
Pencegahan
 Tidak merokok  vasokontriksi,
merangsang kelenjar adrenal yang
menyebabkan keluarnya glukose ke
aliran darah
 Diabetes yang terkontrol
 Olahraga yang teratur dan menjaga
berat badan ideal
 Menjaga kebersihan kaki, menghindari
trauma
 Merangsang pembentukan sistem
kolateral termasuk simpatektomi
 Terima kasih

You might also like