You are on page 1of 38

Blok DMS

dr.Hanna Mutiara,M.Kes
1
Sarcoptes Scabie
Phyllum Arthropoda
Kelas Arachnida
Ordo Acarina
Famili Sarcoptidae
Sarcoptes scabiei
 Ektoparasit, dalam kulit hospes,
membentuk terowongan untuk bertelur dan
tempat tinggal
 Lunak, transparan, sangat kecil 100-350 m
 Tubuh bulat, bersisik halus atau berduri
halus
 Kaki pendek serta punya penghisap
 Pada thorax terdapat kaki yang pendek
serta punya penghisap, jumlah kaki pada :
– Imago : 4 pasang
– Larva : 3 pasang
Metamorfosis tidak sempurna
 Tubuhnya terdiri
atas kapitulum,
thorax dan abdomen
yang tidak jelas
pembagian dan
batas-batasnya
 Beda hewan jantan
dan betina antara
lain
– Jantan lebih kecil; punya
epiandrium dan genital
apron Jantan Betina
– Betina lebih besar;
Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977
memiliki sel telur W. Peters & H.M. Gillers
 Tidak memiliki
peritreme (stigma
rudimenter)
SIKLUS HIDUP
Sarcoptes scabiei undergoes four stages in its life cycle:
egg, larva, nymph and adult.
Females deposit 2-3 eggs per day as they burrow under
the skin  . Eggs are oval and 0.10 to 0.15 mm in length 
and hatch in 3 to 4 days.  larvae migrate to the skin
surface and burrow into the intact stratum corneum to
construct almost invisible, short burrows called molting
pouches.
The larval  has only 3 pairs of legs  and lasts about 3 to
4 days.  After the larvae molt, the resulting nymphs have
4 pairs of legs .
Larvae and nymphs may often be found in molting pouches
or in hair follicles and look similar to adults, only smaller.
Adults are round, sac-like eyeless mites. Females are 0.30
to 0.45 mm long and 0.25 to 0.35 mm wide, and males are
slightly more than half that size.
Mating occurs after the active male penetrates the molting
pouch of the adult female. Mating takes place only once
and leaves the female fertile for the rest of her life.
Impregnated females leave their molting pouches and
wander on the surface of the skin until they find a suitable
site for a permanent burrow  it begins to make its
characteristic serpentine burrow, laying eggs in the
process.
Under the most favorable of conditions, about 10% of her
eggs eventually give rise to adult mites. Males are rarely
seen; they make temporary shallow pits in the skin to feed
until they locate a female’s burrow and mate.
Skabies
Penyakit ini berhubungan erat dengan
higiene yang buruk  prevalensi tinggi
pada populasi padat
Penularan dapat terjadi karena:
◦ Kontak langsung kulit dengan kulit penderita
skabies
◦ Kontak tidak langsung (melalui benda) :
perlengkapan tidur bersama, saling meminjam
pakaian, handuk dan alat-alat pribadi
Tungau hidup dalam epidermis, tahan
terhadap air dan sabun dan tetap hidup
bahkan setelah mandi dengan air panas
Gejala klinis:
◦ pruritus nokturna  gatal hebat terutama pada
malam hari atau saat berkeringat
◦ Lesi timbul di stratum korneum yang tipis : sela
jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila,
umbilikus, areola mammae dan di bawah
payudara (pada wanita) serta genital eksterna
(pria)

Faktor Risiko:
◦ Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang
padat seperti tinggal di asrama
◦ Higiene yang buruk.
◦ Sosial ekonomi rendah
◦ Hubungan seksual
Pemeriksaan Fisik
◦ Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna
putih atau abu-abu dengan panjang rata-rata 1
cm.
◦ Ujung terowongan terdapat papul, vesikel
◦ Dapat terjadi infeksi sekunder  pustul, ekskoriasi

Pemeriksaan Penunjang
◦ Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk
menemukan tungau
Diagnosis Klinis :
Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis
skabies, yaitu:
◦ Pruritus nokturna.
◦ Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
◦ Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-
tempat predileksi
◦ Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan
mikroskopis.
◦ Diagnosis  2 dari 4 tanda tersebut

Diagnosis Banding
◦ The great imitator dari kelainan kulit dengan
keluhan gatal
◦ Diagnosis bandingnya adalah: Pioderma,
Impetigo,Dermatitis, Pedikulosis korporis
Komplikasi
◦ Infeksi kulit sekunder terutama oleh S. aureus.
◦ Menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar

Penatalaksanaan :
◦ Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
 Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama
 Alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita
skabies.
 Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
 Terapi tidak dapat dilakukan secara individual  serentak dan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar
penderita skabies.
◦ Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di
bawah ini:
 Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-
turut, setiap habis mandi.
 krim permetrin 5%di seluruh tubuh  10 jambersihkan
dengan sabun.
2
Pediculus
humanus
Kepik (bugs)
◦Ordo Hemiptera
 Famili Rediviidae
◦Genus: Triatoma, Panstrongylus,
Rhodnius
 Famili Cimicidae
◦ Genus: Cimex, Haematosiphon
Kutu (lice)
◦Ordo Anoplura (Phthiraptera)
 Famili Pediculidae
◦Genus: Pediculus, Phthirus
Pinjal (fleas)
Pediculosis
Ektoparasit
Ditemukan pada kepala, tubuh dah
area pubis  jenisnya berbeda:
◦ Pediculus humanus capitis (head louse),
◦ Pediculus humanus corporis (body louse,
clothes louse),
◦ Pthirus pubis ("crab" louse, pubic louse).

Menghisap darah manusia


Penyebaran person to person contact
 crawling/ merayap
1 2

http://parasitewonders.blogspot.co.id/2016_03_01_archive.h
tml
1. Pediculus humanus capitis
Kepala belakang
Morfologi
◦ Ukuran betina 3 mm, jantan 2 mm
◦ Tubuh bilateral simetris, pipih dorso
ventral
◦ Tidak bersayap
◦ Mulut bertipe penusuk dan pengisap https://www.cdc.gov/parasites/lice/
◦ Bentuk kepala lonjong/ segitiga
◦ Berwarna kelabu
◦ Segmen thorax menyatu.
◦ Abdomen bersegmen  9 buah :
 Segmen 1-2 : dibawah thorax, tidak
berspirakel
 Segmen 3-8 : 6 pasang spirakel
 Segmen terakhir:
◦ Jantan: adeagus, asimetris
◦ Betina : gonopodia
 Pleural plate jelas
◦ 3 pasang kaki kuat dgn cengkram
http://parasitewonders.blogspot.co.id/2016_03_01_archive.h
tml
Telur dilekatkan pada rambut dengan
perekat mirip khitin (chitine-like cement)
 Eggs: Nits are head lice eggs. They are hard
to see and are often confused for dandruff or
hair spray droplets. Nits are laid by the adult
female and are cemented at the base of the
hair shaft nearest the scalp . They are 0.8 mm
by 0.3 mm, oval and usually yellow to white.
Nits take about 1 week to hatch (range 6 to 9
days). Viable eggs are usually located within 6
mm of the scalp.
 Nymphs: The egg hatches to release a nymph.
The nit shell then becomes a more visible dull
yellow and remains attached to the hair shaft.
The nymph looks like an adult head louse, but
is about the size of a pinhead. Nymphs mature
after three molts and become adults about 7
days after hatching.
 Adults: The adult louse is about the size of a
sesame seed, has 6 legs (each with claws),
and is tan to grayish-white . In persons with
dark hair, the adult louse will appear darker.
Females are usually larger than males and
can lay up to 8 nits per day. Adult lice can live
up to 30 days on a person's head. To live,
adult lice need to feed on blood several times
daily. Without blood meals, the louse will die
within 1 to 2 days off the host.
Geographic Distribution
◦ Head lice infestation is very common and is
distributed worldwide.
◦ Preschool and elementary-age children  3 to
11 years of age
◦ Females are infested more often than males

Clinical Presentation
◦ Asymptomatic
◦ a tickling feeling of something moving in the
hair, itching  caused by an allergic reaction
to louse saliva, and irritability
◦ Secondary bacterial infection  a complication
Diagnosis : menemukan P. humanus
capitis dewasa, nimfa atau telur dari
rambut kepala

Pada infeksi berat  helaian rambut akan


sering melekat satu dengan yang lain dan
mengeras, dapat ditemukan banyak tuma
dewasa, telur dan eksudat nanah yang
berasal dari luka gigitan yang meradang 
"plica palonica" dapat ditumbuhi jamur

Pencegahan : merawat dan menjaga


kebersihan rambut kepala
Penatalaksanaan  memusnahkan kutu ,
telur & mengobati infeksi sekunder
◦ Rambut pasien dipotong sependek mungkin 
disisir dengan sisir serit
◦ Menjaga kebersihan kulit kepala
◦ Menghindari kontak erat dengan kepala penderita.
◦ Pengobatan topikal Pedikulosid (> 2 thn):
 Malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau
spray, dibiarkan 1 malam.
 Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan
selama 2 jam
 Gameksan 1%, dibiarkan selama 12 jam.
◦ Cara penggunaan:
 rambut dicuci dengan shampo dioleskan losio/krim 
ditutup dengan kain tunggu sesuai waktu yang
ditentukanrambut dicuci kembali lalu disisir dengan sisir
serit.
◦ Pada infeksi sekunder yang berat sebaiknya
rambut dicukur  antibiotik sistemik dan
topikal telebih dahulu  pedikulosid shampo.
◦ Konseling dan Edukasi :
 Pencegahan  hindari pemakaian alat bersama
 Anggota keluarga dan teman bermain anak yang
terinfestasi harus diperiksa terapi hanya
diberikan pada yang terbukti mengalami infestasi
2. Pediculus humanus corporis
Rambut dada, rambut
ketiak, pakaian
Morfologi
◦ Mirip dengan Pediculus hum capitis
◦ Ukuran betina 3,3 mm, jantan 2,4
mm
◦ Pleural plate tidak begitu jelas,
bentuknya melengkung

https://www.cdc.gov/parasites/lice/
http://www.regionalderm.com/Regional_Derm/Pfiles/pediculosis_corporis.html
 Eggs: Nits are body lice eggs. They are
hard to see and are often confused for
dandruff. Nits are laid by the adult female
and are cemented at the base of the hair
shaft nearest the skin . They are 0.8 mm
by 0.3 mm, oval and usually yellow to
white. Nits take about 1 week to hatch
(range 6 to 9 days). Viable eggs are
usually located within 6 mm of the skin.
 Nymphs: The egg hatches to release a
nymph . The nit shell then becomes a
more visible dull yellow and remains
attached to the hair shaft. The nymph
looks like an adult body louse, but is about
the size of a pinhead. Nymphs mature
after three molts and become adults about
7 days after hatching.
 Adults: The adult louse is about the size of
a sesame seed, has 6 legs (each with
claws), and is tan to grayish-white . In
persons with dark hair, the adult louse will
appear darker. Females are usually larger
than males and can lay up to 8 nits per
day. Adult lice can live up to 30 days on a
person’s body. To live, adult lice need to
feed on blood several times daily. Without
blood meals, the louse will die within 1 to 2
days off the host.
Cosmopolitan but are less common and
usually seen in settings of poverty, war,
and homelessness

Clinical Presentation
◦ Dapat menjadi vektor dari:
 Rickettsia prowazekii(epidemic typhus)
 Bartonella quintana (trench fever)
 Borrelia recurrentis (louse-borne relapsing fever)
◦ Infeksi pada manusia terjadi melalui:
 Posterior contaminative melalui tinja tuma
 Anterior inoculative melalui air liur tuma
 Crushing, apabila badan tuma digencet
dengan tangan pada kulit.
3
Pthirus pubis
Morfologi
◦ Ukuran 1,5 – 2 mm
◦ Coklat, Putih abu-abu
◦ Bentuk tubuhnya pipih ke arah dorsoventral,
bulat menyerupai kepiting dengan kuku pada
ketiga pasang kakinya.
◦ Pleural plate tidak nampak jelas
◦ Segmen 3 s/d 5 bersatu, ada 3 pasang
spirakel, segmen lain ada 1 pasang spirakel
◦ Terdapat taju lateral pada abdomen

https://www.cdc.gov/parasites/lice/
 Pubic lice (Phthirus pubis) have three
stages: egg, nymph and adult
 Eggs (nits) are laid on a hair shaft
 Females will lay approximately 30 eggs
during their 3–4 week life span
 Eggs hatch after about a week and
become nymphs, which look like smaller
versions of the adults. The nymphs
undergo three molts before becoming
adults . Adults are 1.5–2.0 mm long and
flattened.
 They are much broader in comparison to
head and body lice.
 Adults are found only on the human host
and require human blood to survive.
 If adults are forced off the host, they will
die within 24–48 hours without a blood
feeding.
 Pubic lice are transmitted from person to
person most-commonly via sexual
contact, although fomites (bedding,
clothing) may play a minor role in their
transmission.
Kutu baok; kutu kemaluan; Crab louse.

Phthiriasis atau pedikulosis pubis

Kecualiditemukan hidup pada rambut


kemaluan, dapat juga ditemukan pada
rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan
bulu mata

Pada waktu menghisap darah tuma


mencucukkan bagian mulutnya ke dalam
kulit untuk jangka waktu beberapa hari
sambil mengisap darah tanpa dilepaskan
Keluhan
◦ Gatal di daerah pubis dan sekitarnya  dapat
meluas sampai ke daerah abdomen & dada
◦ Gejala patognomonik lainnya adalah adanya black
dot  bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada
celana dalam berwarna putih yang dilihat penderita
pada waktu bangun tidur  Bercak tersebut
adalah krusta berasal dari darah yang sering
diinterpretasikan salah sebagai hematuria

Faktor Risiko:
◦ Aktif secara seksual
◦ Higiene buruk
◦ Kontak langsung dengan penderita

Diagnosisditegakkan dengan menemukan P.


pubis dewasa, nimfa atau telurnya
Penatalaksanaan
◦ Pengobatan topikal :
 Gameksan 1%, atau emulsi benzil benzoat 25%
yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam.
Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum
sembuh

◦ Rencana Tindak Lanjut :


 Mitra seksual juga diperiksa dan diobati

◦ Konseling dan Edukasi


 Menjaga kebersihan badan
 Sebaiknya rambut kelamin dicukur
 Pakaian dalam direbus atau diseterika
TERIMA KASIH

You might also like