You are on page 1of 31

Disusun oleh :

Aldilla Yuna I 07412144040


Ajeng Cesari 07412144041
Setya Budi N 07412144042
Aditya Mahendra 07412144043
Muhammad Badar K 07412144045
Kehadiran industri anjak piutang sangat membantu
kegiatan bisnis. Merupakan kenyataan bahwa
terjadi proses tawar menawar antara pembeli dan
penjual maupun antar penjual dapat menjual
produk dan jasanya. Salah satu tawaran yang
biasanya diberikan adalah kemudahan dalam
pembayaran, yang bisa berupa pembayaran
berjangka.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,
perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Definisi di
atas menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu
kegiatan anjak piutang meliputi jasa pembiayaan atas
piutang dan jasa nonpembiayaan atas piutang.
Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak
piutang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu
dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia.
Tetapi pada saat itu kegiatan kegiatan anjak
piutang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
pihak factor biasanya bertindak sebagai agen
penjualan yang juga sekaligus berperan sebagai
pemberi perlindungan kredit
Anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut :
 Jasa yang Ditawarkan

Atas dasar jasa yang diberikan oleh factor, anjak piutang dibedakan
menjadi :
1. Full-service factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun nonpembiayaan.
2. Bulk factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan
jasa lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi penjualan, dan
penagihan.
3. Maturity factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko piutang,
administrasi penjualan secara menyeluruh dan penagihan.
Proteksi risiko atas piutang diberikan oleh factot tanpa
melakukan pembiayaan atau pemberian uang muka atas
pelunasan piutang. Pembelian piutang oleh factor dilakukan pada
tanggal tertentu yang biasanya ditentukan atas dasar rata-rata
jangka waktu jatuh tempo dari piutang yang diberiakn kepada
klien.
4. Invoice discounting
Anjak piutang jenis ini hanya memberikan jasa pembiayaan saja,
sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali tidak diberikan.
 Distribusi Risiko
Atas dasar distribusi risiko tidak terbayarnya piutang oleh nasabah, anjak
piutang dapat dibedakan menjadi :
1. With recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu pada klien
atas piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila
nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien berkewajiban
untuk mengembalikan sejumlah uang muka yang telah diterimanya dari
factor. Dengan demikian, risiko tidak terbayarnya piutang seluruhnya
ditanggung oleh klien, dan factor sama sekali tidak menanggung risiko
tidak terbayarnya piutang tersebut.
2. Without recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu pada klien
atas piutang/faktur yang diserahkan Pada saat piutang jatuh tempo, apabila
nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien tidak
berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah uang muka yang telah
diterimanya dari factor. Dengan demikian, risiko tidak terbayarnya piutang
tidak seluruhnya ditanggung oleh klien.
 Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian
Atas dasar ada atau tidaknya persetujuan pihak nasabah dalam
perjanjian, anjak piutang dapat dibedakan menjadi :
1. Disclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan
(notifikasi atau pemberitahuan) pihak nasabah.
2. Undisclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam undisclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan
(notifikasi atau pemberitahuan) pihak nasabah.
 Lingkup Pelayanan
Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proses anjak piutang tersebut, maka anjak piutang
dapat dibedakan menjadi :
1. Domestic factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam domestic factoring berkedudukan
dalam satu wilayah Negara. Apabila dilakukan dalam lingkup
domestic, prosesnya adalah sebagai berikut: Klien melakukan
transaksi jual beli dengan pihak konsumen. Penyerahan barang/jasa
diikuti dengan penagihan yang diwujudkan dalam dokumen berupa
faktur (invoice). Dokumentersebut selanjutnya akan diserahkan
kepada perusahaan anjak piutang dank lien akan mendapatkan
pembayaran setelah dikurangi dengan diskonto. Bila telah jatuh
tempo, konsumen akan langsung melakukan pembayaran kepada
pihak perusahaan anjak piutang secar penuh. Kemudian perusahaan
anjak piutang akan menyerahkan kembali dokumen yang telah
dilunasi tersebut beserta dengan tagihan yang tidak ikut dibiayai.
2. International factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam international factoring
berkedudukan dalam wilayah Negara yang berbeda, terutama
perbedaan kedudukan antara klien atau pemasok denagn
kedudukan nasabah. Dalam kegiatan anjak piutang dengan
lingkup internasional, ada empat pihak yang terkait dalam
kegiatan tersebut : eksportir, importer, export factor dan
import factor.
 Tipe Tagihan atau Piutang
Transaksi jual beli secara kredit antara penjual dengan pembeli
menimbulkan piutang atau tagihan bagi penjual dan
menimbulkan kewajiban atau utang bagi pihak pembeli. Hak dan
kewajiban dari penjual-pembeli dapat diformalkan menjadi :
1. Anjak piutang untuk tagihan biasa
Anjak piutang untuk tagihan biasa pada dasarnya hanya melibatkan
pihak klien, nasabah dan factor. Pengalihan tagihan hanya
sebatas dari pihak klien kepada pihak factor dan pada saat jatuh
tempo factor dapat melakukan penagihan kepada nasabah atau
debitor.
2. Anjak piutang untuk promes
Anjak piutang untukpromes melibatkan pihak lain, biasanya bank
dalam proses penagihan piutang. Mekanisme menjadi sedikit
lebih panjang karena bukti piutang dikonversikan menjadi
promes untuk kemudian didiskontokan ke pihak lain (bank).
Atas dasar stuktur organisasinya, perusahaan anjak
piutang dapat dibedakan menjadi struktur organisasi :
1. Persahaan Anjak Piutang Kecil
2. Perusahaan Anjak Piutang Besar
A. Bagi Klien
 Manfaat karena jasa pembiayaan

1. Peningkatan penjualan.

2. Kelancaran modal kerja.

3. Pengurangan risiko tidak tertagihnya piutang.


 Manfaat karena menerima jasa nonpembiayaan

1. Memudahkan penagihan piutang.

2. Efisiensi usaha

3. Peningkatan kualitas piutang.

4. Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow).


B. Bagi Factor
 Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor

memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang


diberikan oleh factor
 Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor

karena factor memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya


dirtentukan sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar
beban kerja yang akan dilakukan oleh factor.
C. Bagi Nasabah
 Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit.

Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk


melakukan penjualan secara kredit.
 Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan

memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat


dan tepat.
D. Bagi Dunia Usaha
 Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi

dan biaya penjualan.


 Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam

bentuk pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan


meningkatkan kredit standing perusahaan.
 Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan

bersaing perusahaan klien karena klien dapat mengadakan


transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam
negeri maupun perdagangan internasional.
 Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui

peningkatan perputaran modal kerja.


 Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet

karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga
anjak piutang
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahaan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan
pembelian suatu aset (piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan
anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Modal Ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu
perusahaan kepada suatu perusahan pasangan usahanya
yang prinsip pembiayaanya adalah penyertaan modal.
Perusahaan yang menerima penyertaan modal disebut
Perusahaan Pasangan Usaha atau Investee Company.
Sedangkan perusahaan yang melakukan penyertaan
modal disebut Perusahaan Modal Ventura.
Konsep pembiayaaan dengan modal ventura diawali antara
tahun 1920-1930 pada saat keluarga-keluarga kaya di Amerika
Serikat membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarahkan
untuk menolong usaha – usaha individu yang sedang
mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi
yang potensial dan kegiatan ini terus – menerus berkembang
ke seluruh dunia termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai
usaha modal ventura. Pada kenyataannya usaha modal ventura
relatif kurang berkembang di Indonesia dibandingkan
lembaga pembiayaan yang lain.
Pengaturan kegiatan Modal Ventura lebih lanjut diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.13/
Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.17/1995 tanggal 3
Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pemberian Modal
Ventura.
 Bagi Perusahaan Pasangan Usaha
Manfaat utama yang diterima adalah dapat dijalankannya kegiatan
usaha karena kebutuhan dana untuk modal usaha telah dapat
dipenuhi oleh Perusahaan Modal Ventura.
Manfaat lain yang diterima oleh Perusahaan Pasangan Usaha antara
lain:
 Peningkatan kemungkinan berhasilnya usaha.

 Kelancaran pendanaan yang berasal dari modal ventura


menyebabkan kegiatan usaha Perusahaan Pasangan Usaha menjadi
lancar sehingga kebutuhan dana investasi, kebutuhan dana
operasional dan nonoperasional dapat terpenuhi dengan baik.
 Peningkatan efisiensi kegiatan usaha.

 Peningkatan bankability

 Peningkatan kemampuan pengembangan usaha


 Bagi Perusahaan Modal Ventura
Manfaat utama yang diperoleh meliputi dua hal yaitu:
 Perusahaan Modal Ventura memperoleh balas jasa atas

pembiayaan yang telah dilakukan kepada Perusahaan


Pasangan Usaha.
 Perusahaan Modal Ventura membantu peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak melalui pengembangan usaha
yang sedang mengalami kesulitan pembiayaan.
Manfaat lain yang diperoleh Perusahaan Modal Ventura adalah:
 Peningkatan kemampuan teknis dan pengalaman karyawan

dan staf Perusahaan Modal Ventura.


 Peningkatan Informasi tentang modal ventura.
 Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan
1. Single tier approach

2. Two tier approach


 Berdasarkan Cara Penghimpunan Dana

1. Leverage venture capital

2. Equity venture capital


 Berdasarkan kepemilikan

1. Private ‘Venture-Capital’ Company

2. Public ‘Venture-Capital’ Company

3. Bank Affiliate ‘Venture-Capital’Company

4. Conglomerate ‘Venture-Capital’ Company


1. Prinsip Bantuan
2. Tahap Pembiayaan
3. Bentuk Pembiayaan
4. Bentuk Kesepakatan
5. Cara Divestasi
Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu :
1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi terhadap permohonan
pembiayaan yang diajukan calon PPU .
2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi secara
mendalam terhadap rencana usaha yang diajukan oleh calon PPU;
3. Negosiasi dan penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan evaluasi
atas calon PPU;
4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan perkembangan
PPU, serta
5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali
penyertaannya dengan cara yang tepat dan lazim.
Bank Modal Ventura

Pelaku Bank,kreditur, Investor,perusahaan modal


Debitur. ventura,PPU.

Bantuan Pembiayaan Pinjaman/kredit Penyertaan modal

Keterlibatan Manajemen Tidak ada Ada sebagai partner

Jenis Risiko Kredit macet Usaha gagal

Bentuk Keuntungan Bunga kredit Capital gain

Jangka Waktu Pendek,menengah, panjang 5-10 tahun (panjang)

Akhir Kontrak Lunas&putus hubungan Divestasi


 Arah bisnis yang belum jelas, terutama untuk jangka panjang karena kebanyakan
PPU masih berpatokan pada pengalaman masa lalu.
 Modal kerja yang minim, sehingga perkembangan usaha menjadi lamban,
disamping kurangnya pengetahuan tentang seluk beluk perkreditan maupun
pembiayaan.
 Manajemen yang belum profesional, adanya monitoring yang dilakukan oleh
PMV selalu dicurigai.
 Kurang tenaga kerja terampil, berakibat produk yang dihasilkan tidak kompetitif.
 Prospek pasar yang belum jelas (berorientasi produk).
 Pemasaran kurang gencar dan cenderung cepat puas dengan pasar yang dimiliki.
 Biaya produk tinggi, akibat kuantitas produk relatif kecil akibat daya serap pasar
yang terbatas.
 Mutu produk yang masih rendah.
 Tidak teguh dan kurang ulet dalam menjalankan usaha.
 Pemanfaatan waktu yang kurang efisien dan efektif.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh usaha kecil,
menengah dan koperasi diperlukan langkah-langkah :
a. Mengarahkan tujuan bisnis yang mantap

b. Membantu permodalan

c. Memberi tenaga pendamping yang profesional dari PMV

d. Memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan usaha

e. Membentuk kemitraan sesama pengusaha

f. Membentuk jejaring (net-working) di antara para pengusaha

g. Memberikan teknologi tepat guna

You might also like