Professional Documents
Culture Documents
Atas dasar jasa yang diberikan oleh factor, anjak piutang dibedakan
menjadi :
1. Full-service factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun nonpembiayaan.
2. Bulk factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan
jasa lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi penjualan, dan
penagihan.
3. Maturity factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko piutang,
administrasi penjualan secara menyeluruh dan penagihan.
Proteksi risiko atas piutang diberikan oleh factot tanpa
melakukan pembiayaan atau pemberian uang muka atas
pelunasan piutang. Pembelian piutang oleh factor dilakukan pada
tanggal tertentu yang biasanya ditentukan atas dasar rata-rata
jangka waktu jatuh tempo dari piutang yang diberiakn kepada
klien.
4. Invoice discounting
Anjak piutang jenis ini hanya memberikan jasa pembiayaan saja,
sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali tidak diberikan.
Distribusi Risiko
Atas dasar distribusi risiko tidak terbayarnya piutang oleh nasabah, anjak
piutang dapat dibedakan menjadi :
1. With recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu pada klien
atas piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila
nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien berkewajiban
untuk mengembalikan sejumlah uang muka yang telah diterimanya dari
factor. Dengan demikian, risiko tidak terbayarnya piutang seluruhnya
ditanggung oleh klien, dan factor sama sekali tidak menanggung risiko
tidak terbayarnya piutang tersebut.
2. Without recourse factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu pada klien
atas piutang/faktur yang diserahkan Pada saat piutang jatuh tempo, apabila
nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien tidak
berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah uang muka yang telah
diterimanya dari factor. Dengan demikian, risiko tidak terbayarnya piutang
tidak seluruhnya ditanggung oleh klien.
Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian
Atas dasar ada atau tidaknya persetujuan pihak nasabah dalam
perjanjian, anjak piutang dapat dibedakan menjadi :
1. Disclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan
(notifikasi atau pemberitahuan) pihak nasabah.
2. Undisclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada factor
dalam undisclosed factoring adalah tanpa sepengetahuan
(notifikasi atau pemberitahuan) pihak nasabah.
Lingkup Pelayanan
Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proses anjak piutang tersebut, maka anjak piutang
dapat dibedakan menjadi :
1. Domestic factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam domestic factoring berkedudukan
dalam satu wilayah Negara. Apabila dilakukan dalam lingkup
domestic, prosesnya adalah sebagai berikut: Klien melakukan
transaksi jual beli dengan pihak konsumen. Penyerahan barang/jasa
diikuti dengan penagihan yang diwujudkan dalam dokumen berupa
faktur (invoice). Dokumentersebut selanjutnya akan diserahkan
kepada perusahaan anjak piutang dank lien akan mendapatkan
pembayaran setelah dikurangi dengan diskonto. Bila telah jatuh
tempo, konsumen akan langsung melakukan pembayaran kepada
pihak perusahaan anjak piutang secar penuh. Kemudian perusahaan
anjak piutang akan menyerahkan kembali dokumen yang telah
dilunasi tersebut beserta dengan tagihan yang tidak ikut dibiayai.
2. International factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam international factoring
berkedudukan dalam wilayah Negara yang berbeda, terutama
perbedaan kedudukan antara klien atau pemasok denagn
kedudukan nasabah. Dalam kegiatan anjak piutang dengan
lingkup internasional, ada empat pihak yang terkait dalam
kegiatan tersebut : eksportir, importer, export factor dan
import factor.
Tipe Tagihan atau Piutang
Transaksi jual beli secara kredit antara penjual dengan pembeli
menimbulkan piutang atau tagihan bagi penjual dan
menimbulkan kewajiban atau utang bagi pihak pembeli. Hak dan
kewajiban dari penjual-pembeli dapat diformalkan menjadi :
1. Anjak piutang untuk tagihan biasa
Anjak piutang untuk tagihan biasa pada dasarnya hanya melibatkan
pihak klien, nasabah dan factor. Pengalihan tagihan hanya
sebatas dari pihak klien kepada pihak factor dan pada saat jatuh
tempo factor dapat melakukan penagihan kepada nasabah atau
debitor.
2. Anjak piutang untuk promes
Anjak piutang untukpromes melibatkan pihak lain, biasanya bank
dalam proses penagihan piutang. Mekanisme menjadi sedikit
lebih panjang karena bukti piutang dikonversikan menjadi
promes untuk kemudian didiskontokan ke pihak lain (bank).
Atas dasar stuktur organisasinya, perusahaan anjak
piutang dapat dibedakan menjadi struktur organisasi :
1. Persahaan Anjak Piutang Kecil
2. Perusahaan Anjak Piutang Besar
A. Bagi Klien
Manfaat karena jasa pembiayaan
1. Peningkatan penjualan.
2. Efisiensi usaha
karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga
anjak piutang
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahaan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan
pembelian suatu aset (piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan
anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Modal Ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu
perusahaan kepada suatu perusahan pasangan usahanya
yang prinsip pembiayaanya adalah penyertaan modal.
Perusahaan yang menerima penyertaan modal disebut
Perusahaan Pasangan Usaha atau Investee Company.
Sedangkan perusahaan yang melakukan penyertaan
modal disebut Perusahaan Modal Ventura.
Konsep pembiayaaan dengan modal ventura diawali antara
tahun 1920-1930 pada saat keluarga-keluarga kaya di Amerika
Serikat membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarahkan
untuk menolong usaha – usaha individu yang sedang
mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi
yang potensial dan kegiatan ini terus – menerus berkembang
ke seluruh dunia termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai
usaha modal ventura. Pada kenyataannya usaha modal ventura
relatif kurang berkembang di Indonesia dibandingkan
lembaga pembiayaan yang lain.
Pengaturan kegiatan Modal Ventura lebih lanjut diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.13/
Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.17/1995 tanggal 3
Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pemberian Modal
Ventura.
Bagi Perusahaan Pasangan Usaha
Manfaat utama yang diterima adalah dapat dijalankannya kegiatan
usaha karena kebutuhan dana untuk modal usaha telah dapat
dipenuhi oleh Perusahaan Modal Ventura.
Manfaat lain yang diterima oleh Perusahaan Pasangan Usaha antara
lain:
Peningkatan kemungkinan berhasilnya usaha.
Peningkatan bankability
b. Membantu permodalan