Professional Documents
Culture Documents
Manhaj Tarjih
Manhaj Tarjih
DAN
PENGEMBANGAN PEMIKIRAN
ISLAM
Manhaj Pemikiran :
• kerangka kerja metodologis dalam merumuskan
masalah pemikiran dan prosedur-prosedur
penyelesaiannya;
• di dalamnya dimuat :
• asumsi dasar,
• prinsip pengembangan,
• metodologi dan operasionalisasinya.
MANHAJ TARJIH
• Manhaj Tarjih
– Cara melakukan tarjih
• Manhaj Tarjih
– “suatu sistem yang memuat seperangkat
• wawasan (semangat/perspektif),
• sumber,
• pendekatan,
• prosedur-prosedur tehnis (metode) tertentu
– yang menjadi pegangan dalam kegiatan
ketarjihan.”
Tarjih
• Tarjih dalam Ushul Fiqh :
– Melakukan penilaian terhadap dalil-dalil syar’i yang secara zahir tampak
saling bertentangan atau evaluasi terhadap pendapat-pendapat (kaul)
fikih untuk menentukan mana yang lebih kuat. Ar-Rāzī (w. 606/1209)
– “Perbuatan mujtahid mendahulukan salah satu dari dua jalan yang
memiliki keungulan lebih yang dapat diterima dan yang menjadikannya
lebih utama untuk diamalkan dari yang lain(Al-Barzanji).
• Tarjih dalam Muhammadiyah
– Memperbandingkan ̶ dalam suatu permusyawaratan ̶ pendapat-
pendapat dari ulama (baik dari dalam ataupun dari luar Muhammadiyah
termasuk pendapat imam-imam) untuk kemudian mengambil mana
yang dianggap mempunyai dasar dan alasan yang lebih kuat (definisi
lama)
– Setiap aktifitas intelektual untuk merespons permasalahan sosial dan
kemanusiaan dari sudut pandang agama Islam. (Definisi baru)
Sifat Respon
• Bersifat evaluatif
– melihat permasalahan dari sudut pandang das
sollen dengan mengembangkan sistem normatif
yang responsif.
• Bersifat ekplanatif
– melihat masalah dalam realitas empiris / dari
perspektif das sein yang tetap bertolak dari dasar-
dasar ajaran agama, dan dilakukan dengan
mengembangkan kerangka pemikiran keislaman
yang kritis dan analitis.
MANH
AJ
TARJIH
Wawasan (semangat/perspektif),
Sumber,
Pendekatan,
AKHLAK
AQIDAH
MUAMA
LAH
IBADAH
DUNYAW
IYAH
Ad-Din (Pengaalaman keagamaan)
• Ad-Din :
– “suatu pengalaman imani yang terekspresikan dalam wujud amal salih
yang dijiwai oleh “islam”, ihsan dan syariah (Syamsul Anwar)
– Ekspresi pengalaman imani melahirkan budaya dan tidak jarang pula
terjadi peminjaman wadah budaya yang sudah ada dalam masyarakat
untuk menampung skpresi tersebut.
– Dalam kasus terakhir ini manifestasi agama mengalir ke dalam wadah
budaya yang sudah ada sehingga terjadi tarik-menarik dan pergumulan
antara agama dan budaya bersangkutan.
– Tidak jarang terjadi bahwa kerangka rujukan normatif yang memberikan
arahan bagi manifestasi pengalaman imani itu harus diperluas untuk
dapat menampung wujud ekpresi yang terus berkembang,
– Norma-norma yang ada harus diperluas atau diinterpretasi ulang guna
memfasilitasi ekspresi budaya.
– Di sinilah wilayah tajdid dan ijtihad memainkan peran penting
KARAKTER ISLAM (PHIWM)
1. Agama wahyu kepada para Rasul (QS. Asy-Syura[42] :13),
2. Agama Islam sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi manusia sepanjang
masa, yang menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil,
duniawi dan ukhrawi (QS. Al-Baqarah [2] : 201), Tawazun
3. Agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah (QS.An-
Nisa’[4] : 125),
4. Agama semua Nabi-nabi (QS. Al-Baqarah[2] :136),
5. Agama yang sesuai dengan fitrah manusia (QS.Ar-Rum[30] :30),
6. Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia (QS. al-Baqarah[2]:185),
7. Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
hubungan manusia dengan sesama (QS.Ali ’Imran[3] :112),
8. Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam (QS. al-Ambiya’[21] :
107).
9. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah (QS. Ali ’Imran[3] :19 ;
• menyemaikan benih-benih
kebenaran, kebaikan, kedamaian,
keadilan, kemaslahatan,
kemakmuran, dan keutamaan hidup
secara dinamis bagi seluruh umat
manusia. Berkemajuan
• menjunjungtinggi kemuliaan
manusia baik laki-laki maupun Islam yang
perempuan tanpa diksriminasi.
• secara positif melahirkan keutamaan
yang memayungi kemajemukan suku
bangsa, ras, golongan, dan
kebudayaan umat manusia di muka
bumi.
ISLAM BERKEMAJUAN
• antiperang,
• antiterorisme,
• antikekerasan,
• antipenindasan,
• antiketerbelakangan, n misi
• anti terhadap segala bentuk
pengrusakan di muka bumi
mengeloraka
• seperti korupsi, Islam yang
• penyalahgunaan kekuasaan,
• kejahatan kemanusiaan,
• eksploitasi alam,
• serta berbagai kemunkaran yang
menghancurkan kehidupan.
ISLAM YANG BERKEMAJUAN
Sumber Hukum Islam
(Sumber Utama)
Al-Qur’an
AKAL
FIKIRAN
Sunnah al-
Maqbulah
Hanya hadis maqbûl yang dpt diterima sbg hujjah, yaitu:
1. Hadis Shahih (scr bahasa: sehat / benar) ,yaitu:
ٍ السنَ ُد غَير معلَّ ٍل والَ َش ِ ِ الضب
اذ َ َُ ْ َّ ُ ُ ْ َّ ام
ل َّص
ت م ط ُ ََما َرَواهُ َع ْد ٌل ت
Hadis yg diriwayatkan oleh periwayat yg ‘adil (muslim yg memiliki integritas akhlaq),
sempurna kekuatan hapalannya, bersambung sanad-nya, tidak bercacat & tidak
janggal/menyimpang.
Hadis yg paling sahih adalah hadis mutawâtir, yaitu: Hds yg jumlah prwytnya banyak pd
setiap level shg menurut adat tdk mungkin mrk bersepakat utk berdusta.
QIYAS,
MASLAHAT MURSALAH,
ISTIHSAN,
TINDAKAN PREVENTIF (SADDUŻ-ŻARĪ‘AH),
‘URUF.
SUMBER HUKUM ISLAM
Pemahaman spiral.
terhadap kedua dalam suatu hubungan yang bersifat •
sumber tersebut irfani •
dilakukan secara
komprehensif
burhani dan •
inrtegralistik melalui bayani, •
pendekatan :
WAWASAN TAJDID MUHAMMADIYAH
TAJDID
SALAFI - TAHWIRI -
PEMURNIAN PEMBAHARUAN
TAJDID MUHAMMADIYAH
Pemurnian
Ibadah
Tajdid
Muhammadiyah
Pembaharuan
TAJDID
Berkemajuan
TATHWIRI
Mu’amalah
dunyawiyah
PROSEDUR TEKNIS
• Prosedur Teknis mencakup :
• Asumsi Metode
• Ragam Metode
• Asumsi Metode.
• Metode adalah langkah-langkah prosedural dalam proses
pemanfaatan sumber, guna menemukan suatu petunjuk agama.
• Metode tarjih didasarkan kepada dua asumsi pokok,
– (1) asumsi integralistik,
– (2) asumsi hirarkis.
Asumsi Integralistik
• Suatu asumsi yang memandang adanya koroborasi dan saling
mendukung di antara berbagai elemen sumber guna
melahirkan suatu norma.
• Suatu norma yang didasarkan kepada satu elemen sumber
tentu sudah absah, hanya saja keabsahan itu bersifat zanni
(probabel).
• Asy-Syāṭibī, “Keseluruhan itu memiliki kekuatan yang tidak
dimiliki oleh bagian-bagian secara terpisah-pisah.”
• Keqat’ian hukum wajibnya salat atau zakat serta puasa dicapai
dengan cara integralistik ini.
• Cara pandang integralistik ini mengharuskan peroses
operasionalisasi sumber dapat dilakukan dengan suatu metode
istiqrā’ (induktif).
Asumsi Hirarkis
• Anggapan bahwa norma itu berjenjang baik norma dari paling atas ke
norma paling bawah maupun dari dari norma yang paling bawah hingga
norma paling atas.
• Apabila jenjang norma dilihat dari atas ke bawah, maka jenjang norma
itu :
– Al-qiyam al-asāsiyyah / Prinsip-prinsip /nilai-nilai dasar baik norma teologis
maupun norma etik dan yuristik. Norma dasar ini diambil dari nilai-nilai universal
Islam seperi tauhid, akhlak karimah, kemaslahatan, keadilan, persamaan,
kebebasan, persaudaraan yang bersumber kepada al-Quran dan as-Sunnah, atau
dapat disimpulkan dari kenyataan hidup manusia di bawah sinar sumber-sumber
pokok pokok tersebut.
– Al-uṣūl al-kuliyyah/Asas-asas yang diambil dari kedua sumber pokok di atas atau di
satu sisi merupakan deduksi dari prinsip (nilai) dasar atau pada sisi lain merupakan
abstraksi dari norma konkret. Asas-asas ini merupakan konkretisasi dari nilai-nilai
dasar.
– Al-aḥkām al-far’iyyah / Norma konkret yang berupa ketentuan-ketentuan syar’i
yang bersifat far’i yang langsung mengkualifikasi suatu peristiwa hukum syar’i.
Ragam Metode.
• Untuk menemukan norma konkret (al-aḥkām al-far’iyyah)
• terdapat tiga ragam metode yang secara tidak langsung
dipraktikkan dalam pengambilan keputusan atau fatwa
tarjih.
• Ragam metode
• metode bayani (metode interpretasi),
• metode kausasi, baik kausasi berdasarkan kausa efisien
maupun berdasarkan kausa finalis (maqāṣid asy-syarīáh),
• metode sinkronisasi dalam hal terjadi taarud.
Tujuan Hukum Islam / ِة6لش ِرْي َع6 ِ َق6 م
َّ 6 6 اص ُد ا َ
Tujuan syariah
• merealisir kemashlahatan manusia.
• )١٠٧( ين ْ َو َما أ َ ْر َسلْنَا َك إِلَّا َر
َ ح َم ًة لِل َْعال َِم
• Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (Q.S. al-Ambiya` [21] : 107)
Kemaslahatan
• ِحفْظ ُ ال ِ ّديْ ِن: Menjaga Agama
• ِحفْظ ُ النَّفْ ِس: Menjaga Jiwa
•ل ِ ْالعقَ ُ ِحفْظ: Menjaga Akal
•ل ِ ِحفْظ ُ الن ّ َْس: Menjaga keturunan
• الماَل ْ ُ ِحفْظ: Menjaga harta
KULLIYATUL-KHAMS
Hifzud-
Din
Hifzul- Hifzun-
Mal Nafs
Hifzun- Hifzun-
‘Aql Nasl
Tingkatan Kulliyatul Khams
Daruri
Hajji
tahsini
TINGKATAN KEMASLAHATAN
• Dlarûriyât,
– Sesuatu yang mutlak, harus ada karena sangat penting &
mendesak.
• Hâjjiyât :
– Sesuatu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesulitan
& kesempitan, tapi tidak sampai pada tingkat
membahayakan.
• Tahsîniyât/takmîliyât :
– Sesuatu yang sebaiknya ada untuk kesempurnaan hidup.
Kalaupun tidak ada maka tidak akan menimbulkan
kesulitan, apalagi kemadlaratan dalam hidup.
Sumber Pendamping
اسي ِل66 6 6 ا/ analogi), yaitu:
ْق
1. Qiyâs (
َُ
Menyamakan hukum suatu peristiwa yang tidak ada
nash mengenai hukumnya dengan suatu peristiwa yang
ada nash hukumnya, karena adanya kesamaan `illat.
Paling tdk ada 4 hal yg hrs ada pd qiyas atau disbt rukun qiyâs, yi:
a. ُل6ص َ ( َْاpokok): masalah yg telah ada hukumnya berdasarkan nash. Ashl disebut juga
ْ أل
maqis `alaih (tempat mengqiaskan).
b.ع
ُ 6ْلَف ْر6 6 6َ( اcabang): masalah baru yg belum ada hukumnya. Far`u ini disebut juga dg
maqis (yang diqiaskan).
ْ َأل6 6 6ْ ْك ُم ا6( ُحHukum ashl): hukum yg tlh ada pd ashl brdsrkan nash.
c.ِل6ص
ُ
ِ 6 6 6`( اillah): sesuatu yg ada pada ashl yg di atasnyalah dibina hukum & karenanyalah
d. لعَّل ُة6
dpt ditetapkn wujudnya hukum pd far`u.
‘Illah adalah sebab utama adanya sebuah hukum.
‘Illat inilah
bagian terpenting dalam masalah qiyâs sehingga Ahli
Ushul pun menyusun kaidah fiqhiyyah:
ْح ْك ُم يَ ُد ْوُر َم َع ال ِْعلَّ ِة ُو ُج ْو ًدا َو َع َد ًما
ُ اَل
“Hukum itu berputar bersama `illatnya dalam mewujudkan &
meniadakan hukum.”
Dgn demikian, penetapan istihsân ini bersifat kasuistik dg tujuan utk menghilangkan beban
dan kesukaran (ش َّق ِة
َ لَْم66 6 6ا6ْحَرِج َو
َ ل66 6 6ْفيا
َ َ َ ُ ) َن.
Istihsan ini didasarkan pada firman Allah SWT:
ِ َك ُه ْم أُولُو اأْل َلْبِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
اب ئل
َُو
أو هَّ
ل ال
َ َ ُ ُُ ََ َ م اهده ين ذ ل ا ك ئل
َُو
أ ه نسَح
أ
َ ََُ ْ ُ َ ْ ن
َ وع بت
َّ يفَ ل
َ و ق
َ ْ
ل ا ن
َ وُ َ ْ َ َ َّال
ع م تس ي ين ذ
“Mrk yg mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yg plg baik di antaranya. Mrk itulah
org2 yg tlh diberi Allah petunjuk & mrk itulah orang2 yg mempunyai akal.” (QS. Al-
Zumar/39: 18) & QS. 39: 55:
… َح َس َن َما أُنْ ِز َل إِلَْي ُك ْم ِم ْن َربِّ ُك ْم
ْ َواتَّبِعُوا أ
“Dan ikutilah apa yg paling baik yg telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.”
Contoh istihsân
Seluruh tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah
& telapak tangan. Akan tetapi bila wanita tsb dlm
keadaan sakit pd salah satu bagian anggota
badannya yg menuntut pemeriksaan pd bagian tsb,
maka di sini terjadi pertentangan kaidah. Satu sisi
disebutkan bhw seluruh badan wanita adalah
aurat. Di sisi lain, adanya satu keadaan di mana
akan terjadi kesulitan yg mungkin akan mengarah
pada kondisi yang lebih parah bila tidak dilakukan
pemeriksaan pada bagian yang sakit. Dalam
keadaan seperti ini dipakailah istihsan dlarurat.
Istishlâh ( ص َال ُح ِ
ت 6 س ِ
ْ ْ 66) ا
ال6
Arti istishlâh secara bahasa adalah mencari kemaslahatan.
Sebagian ulama menyebutnya dg mashlahah mursalah.
Sdgkan istishlâh menurut istilah adalah:
“Menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nash &
ijma`nya yang dibangun dengan dasar untuk menjaga
kemaslahatan semata.”
Bayani
‘Irfani Burhani
Paradigma Bayani
• Paradigma bayani
– Cara pandang dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang bersumber dari teks, terutama al-
Qur'an dan al-Sunnah.
– Kebenaran ada dalam teks Al-Qur’an dan As-Sunnah
– Kajian teks dengan pendekatan bahasa.
– Implikasi orang yang mempunyai paradigma bayani
antara lain ia cenderung literal, dogmatis, dan apologis.
• Contoh paradigma bayani dalam bidang kespro
– QS. al-Baqarah (2) : 233
– Q.S. Luqman (31) : 14, al-Ahqaf (46) : 15
Paradigma Burhani
• Kriteria paradigma burhani?
– Paradigma burhani menjadikan realitas sebagai
sumbernya, baik realitas sosial, budaya maupun
kealaman.
– Untuk konteks kita sekarang yang dimaksud realitas
tentu realitas alam. Karena realitas alam menjadi
sumber pengetahuan,
– Cara kerja paradigma ini adalah melalui pengamatan,
eksplorasi, ekspedisi, eksperimen, ekskavasi, atau
verifikasi.
• Contoh konkret implementasi paradigma burhani dalam
bidang kespro dalam pengalaman dan ilmu kebidanan
Paradigma ‘Irfani
• Paradigma 'irfani
– Menjadikan pengalaman langsung dan intuisi sebagai
sumber pengetahuan.
– Cara kerja paradigma ini adalah melalui pengasahan hati
dan rasa sehingga muncul kearifan yang memungkinkan kita
berbuat baik terhadap sesama manusia dan lingkungan.
– Ujung dari paradigma ini adalah terciptanya akhlak yang
mulia, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap
alam.
• Contohnya dalam perkuliahan?
– Mengidentifikasi manfaat pengelolaan layanan kespro,
pengorbanan perempuan dalam menunaikan fitrah