Professional Documents
Culture Documents
Draf - Paparan Dirjen PDTu On Rakor Fasilitasi PKT - 05112015 - R2
Draf - Paparan Dirjen PDTu On Rakor Fasilitasi PKT - 05112015 - R2
DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU DALAM PENGEMBANGAN
DAERAH PULAU KECIL DAN
TERLUAR TAHUN 2016
Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP
(yogahadi@gmail.com)
Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
3
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
(PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2015 )
TUGAS POKOK
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik, serta
daerah pulau kecil dan terluar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
FUNGSI
1.Perumusan Kebijakan di Bidang Pengembangan Daerah Rawan Pangan, Daerah
Perbatasan, Daerah Rawan Bencana dan Pasca Konflik, serta Daerah Pulau Kecil dan Terluar;
2.Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pengembangan Daerah Rawan Pangan, Daerah
Perbatasan, Daerah Rawan Bencana dan Pasca Konflik, serta Daerah Pulau Kecil dan Terluar;
3.Pemberian Bimbingan Teknis dan Supervisi di Bidang Pengembangan Daerah Rawan
Pangan, Daerah Perbatasan, Daerah Rawan Bencana dan Pasca Konflik, serta Daerah Pulau
Kecil dan Terluar;
4.Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan di Bidang Pengembangan Daerah Rawan Pangan,
Daerah Perbatasan, Daerah Rawan Bencana dan Pasca Konflik, serta Daerah Pulau Kecil dan
Terluar;
5.Pelaksanaan Administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu; dan
6.Pelaksanaan Fungsi Lain yang diberikan oleh Menteri.
4
LIMA BIDANG URUSAN
DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
5
STRUKTUR ORGANISASI
DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
6
FOKUS UTAMA
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
7
KEGIATAN UNGGULAN
DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
1. PENGEMBANGAN KAWASAN BERANDA INDONESIA (PKBI), dalam mewujudkan “save
villages” di perbatasan Indonesia yang mengembangkan kemandirian desa-desa di
perbatasan yang maju, sejahtera, dan tercukupi sarana dan prasarana dasarnya, sehingga
menjadi kawasan sabuk pengaman bagi wilayah NKRI.
2. PENGEMBANGAN PULAU KECIL BERDAYA (P2KB), dalam mengembangkan dan
memberdayakan pulau kecil dan terluar yang memiliki daya ungkit bagi pulau-pulau
disekitarnya, berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kesejahteraan
masyarakat pulau kecil dan terluar secara berkelanjutan.
3. PENGEMBANGAN DAERAH TANGGUH BENCANA (PKTB), dalam meningkatkan
kapasitas pemerintah daerah menghadapi bencana, khususnya dalam pengurangan risiko
bencana secara mandiri dan berkekelanjutan.
4. Pada tahap selanjutnya, dikembangkan pula program unggulan pengembangan:
a. PENGEMBANGAN DAERAH TANGGUH PANGAN (PDTP), dalam meningkatkan
kapasitas Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai kawasan tangguh menghadapi
kerawanan pangan melalui kemandirian pengelolaan sumber daya lokal berdaya saing;
b. PENGEMBANGAN DAERAH TANGGUH KONFLIK (PDTK), dalam meningkatkan
kapasitas Pemerintah Daerah sebagai daerah yang tangguh dalam penanganan paska
konflik, melalui pengurangan risiko konflik dan pembangunan perdamaian yang
berkelanjutan. 8
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
9
ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS
DALAM RPJMN 2015-2019
1. Percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi wilayah melalui peningkatan dan
pengembangan jumlah kapal perintis 75 unit untuk menghubungkan pulau besar & pulau-pulau
kecil dan 100 lintas subsidi perintis;
2. Mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya
saing, dan aman, melalui pengembangan 26 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
kawasan perbatasan negara yg dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya, terutama
187 lokpri perbatasan;
3. Mengurangi risiko bencana melalui mengurangi indeks risiko bencana pada PKN & PKW yang
memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sbg KEK, KAPET, KSN, ataupun
PKSN;
11
LOKUS KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
12
2 NAWAKERJA PRIORITAS KDPDTT
TERKAIT PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
14
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERBATASAN, PULAU KECIL DAN TERLUAR
Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri: (i) pendekatan keamanan (security approach),
dan (ii) pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang difokuskan
pada 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41
Kabupaten/Kota dan 13 Provinsi.
SASARAN
1.Berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah,
pintu gerbang internasional/pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan negara, dengan 16 PKSN
lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;
2.Meningkatnya efektifitas diplomasi maritim dan pertahanan, dan penyelesaian batas wilayah negara
dengan 10 negara tetangga di kawasan perbatasan laut dan darat, serta meredam rivalitas maritim dan
sengketa teritorial;
3.Menghilangkan aktivitas illegal fishing, illegal logging, human trafficking,dan kegiatan ilegal lainnya,
termasuk mengamankan sumberdaya maritim dan Zona Ekonomi Esklusif (ZEE);
4.Meningkatnya keamanan dan kesejahteran masyarakat perbatasan, termasuk di 92 pulau-
pulau kecil terluar/terdepan;
5.Meningkatnya kerjasama dan pengelolaan perdagangan perbatasan dengan negara tetangga, ditandai
dengan meningkatnya perdagangan ekspor-impor di perbatasan, dan menurunnya kegiatan
perdagangan ilegal di perbatasan.
15
KEGIATAN PENGEMBANGAN DAERAH PULAU KECIL
DAN TERLUAR TAHUN 2015
16
LOKASI KEGIATAN FASILITASI PENGEMBANGAN DAERAH
PULAU KECIL DAN TERLUAR TAHUN 2015 -2019
18
PERSANDINGAN MENU KEGIATAN PENGEMBANGAN DAERAH PULAU
KECIL DAN TERLUAR TAHUN 2015 DAN 2016
Jarkindes 25,000,000,000
Pariwisata 10,000,000,000
20
KEBUTUHAN KONEKSITAS ANTAR PULAU,
UPAYA PEMENUHAN DAN TANGGUNGJAWAB
PENGELOLAAN
21
NEGARA KEPULAUAN DAN PULAU-PULAU KECIL
• DEKLARASI DJUANDA:
menyatakan bahwa Indonesia sebagai archipelagic state menganut
prinsip-prinsip negara kepulauan, dengan transportasi laut
merupakan solusi terbaik dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi
di Pulau-pulau Kecil.
• Hal ini sesuai dengan MISI ke-7 RPJPN Tahun 2005-2025, yang
menjadi arahan dalam pengentasan keterbatasan jaringan sarana dan
prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan di Indonesia,
menuju Konsep Indonesia sebagai Negara Maritim yang didukung oleh
kekuatan Pelabuhan dan Industri Pelayaran.
(Sumber: Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil)
22
4 KLUSTER KONEKSITAS PULAU-PULAU KECIL
24
SKEMA PENGEMBANGAN PENDULUM
NUSANTARA (UTAMA DAN SUB KORIDOR)
25
PENGEMBANGAN PULAU KECIL
BERDAYA (P2KB)
26
PENGEMBANGAN PULAU KECIL BERDAYA
(P2KB)
Pengembangan Pulau Kecil Berdaya (P2KB) merupakan sebuah program yang secara
spesifik berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan pulau kecil yang memiliki
daya ungkit bagi pulau-pulau sekitarnya serta berbasis pada pemanfaatan
sumberdaya lokal untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
TUJUAN SASARAN
1.Meningkatkan ekonomi produktif di Terpenuhinya kapasitas masyarakat pulau-pulau
pulau kecil. kecil sebagai aktor utama penggerak ekonomi
berkelanjutan.
2.Menciptakan usaha yang terintegrasi di
Terkelolanya sumberdaya lokal yang
pulau kecil. berkelanjutan dan ramah lingkungan
3.Peningkatan sarana dan prasarana Terpenuhinya sarana dan prasarana pengelolaan
pengelolaan sumberdaya sumberdaya sebagai penunjang kegiatan
perekonomian masyarakat
4.Peningkatan sarana dan prasarana Terpenuhinya sarana dan prasarana transportasi
transportasi laut dalam rangka konektifitas laut guna membuka aksesibilitas dan arus barang
antar pulau serta orang antar pulau
Terlayaninya infrastruktur dasar masyarakat
5.Peningkatan fasilitas infrastruktur dasar secara merata.
27
PENGEMBANGAN PULAU KECIL BERDAYA
(P2KB)
28
PENGEMBANGAN PULAU KECIL BERDAYA
(P2KB)
Bentuk Kegiatan:
Lokasi Kegiatan P2KB 1.Konsep Zonafikasi
1 Aceh Singkil 2.Konsep Wisata Umum
2 Nias Barat 3.Konsep Agroekoeduwisata
3 Manggarai Barat
4 Rote Ndao
5 Kayong Utara
6 Bengkayang Bentuk Kelembagaan
7 Tojo Una-una
8 Banggai Laut
9 Muna Barat
10 Halmahera Selatan
11 Maluku Tenggara Barat
12 Kepulauan Aru
13 Tual
14 Seram Bagian Barat
15 Pulau Taliabu
16 Raja Ampat
17 Yapen
29
PENUTUP
30
PENUTUP
1. Need Assessment:
Perlu dilakukan identintifikasi kebutuhan di daerah sebagai justifikasi bahwa demand ada di
daerah. Perlu pendataan (database) kebutuhan dari masing-masing pulau, untuk dapat
menjawab sisi supply. Dari profil tersebut dapat disusun daftar kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi antar pulau/pulau induk/hinterland.
3. Posisi KDPDTT:
Short list/long list dari daerah jangan sampai tumpang tindih dengan usulan ke Kementerian
lain, perlu ada upaya untuk lebih well plan, well proposed dari daerah. Harus ada
facilitation plan, sudah ada database bantuan transportasi yang telah diberikan dari
2012 -2015.
31
PENUTUP
4. Tugas bersama:
Menjadi tugas bersama untuk menetapkan fasilitasi yang realistis dan optimis based on resources.
5. Existing:
Perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh atas bantuan yang sudah diberikan selama ini, sejauh
mana bantuan tersebut telah digunakan sesuai dengan peruntukannya, apakah menunjang
ekonomi agar pengelolaannya menjadi suatu sistem yang terkelola dengan baik.
7. Pasca Pertemuan:
dari rapat koordinasi yang dilaksanakan sekarang perlu ada kick off sehingga tetap
berkesinambungan di lapangan dan disesuaikan dengan kemampuan.
32
TERIMA KASIH