You are on page 1of 50

PENYELESAIAN

SENGKETA MEDIK
Sistematika Bahasan

• Sengketa di Rumah Sakit

• Hak atas Tuntutan Ganti Rugi


• Penyelesaian Sengketa yang tersedia
• Konsiliasi dan Model
Sengketa Di Rumah Sakit
• Lingkup sengketa: luas

• Internal: ketenagakerjaan, kontrak mitra


nakes, kontrak kerja, outsourcing, perilaku
profesi, antar profesi, dll

• Eksternal: kerjasama RS-RS, RS-Mitra, RS-FK,


RS-Farmasi /alkes, RS/nakes-pasien
Pasien vs Rumah Sakit
• Masalah hukum RS – Pasien:
• Ketidakpuasan layanan (admin,
akomodasi, sikap-perilaku, kenyamanan,
pelecehan, kekerasan
• Pelanggaran hak pasien (privasi,
informasi, rahasia, keputusan/
persetujuan)
• Malpraktik/Kelalaian medis
Ilustrasi
ILUSTRASI Kasus
TUNTUTAN

• Pasien melayangkan somasi kepada RS karena


tidak memberitahukan perkiraan biaya
pelayanan kesehatan yang akan dilakukan
terhadapnya, yang ternyata “besarannya luar
biasa”.
• Suami pasien menuntut RS karena berbohong
dengan mengatakan bahwa isterinya tidak
dirawat dan melahirkan anak di RS tsb
Ilustrasi
ILUSTRASI Kasus
TUNTUTAN

• Pasien menuntut RS dan dokter karena tidak


menerapkan pelayanan sesuai SOP sehingga
terlambat diagnosis dan terapi.
• Pasien tidak mau pulang dari RS karena ia
merasa masih berhak memperoleh perawatan
paliatif di RS.
• Pasien protes karena selama pemeriksaan
radiologi, pasien telah dilecehkan dengan
hanya diberi baju pengganti tak berkancing
Hak PASIEN
HAK Pasien (WMA)

WMA DECLARATION OF LISBON ON THE RIGHTS OF THE


PATIENT

Adopted by the 34 th World Medical Assem bly, Lisbon, Portugal, Septem ber/October 1981
and am ended by the 47 th WMA General Assem bly, Bali, Indonesia, Septem ber 1995
and editorially revised by the 171 st WMA Council Session, Santiago, Chile, October 2005
and rea rm ed by the 200 th WMA Council Session, Oslo, Norway, April 2015

PREAMBLE
• Right to medical care of good • Right to confidentiality
The relationship between physicians, their patients and broader society has undergone signi cant cha
quality
recent • Right
times. While a physician should always act according to his/her conscience, and always in the b
to health education
interests of the patient, equal e ort must be made to guarantee patient autonomy and justice. The fol
• Declaration
Right to freedom
represents someof choice
of the principal rights of

promotes. Physicians and other persons or bodies involved
the patient that the medical profession endorse
Right
in theto dignity
provision of health care have a joint
• responsibility
Right to to recognize and uphold these rights. Whenever legislation, government action or any ot
self determination • physicians
administration or institution denies patients these rights,Right to should
religious
pursueassistance
appropriate mean

• assure or to restore them.


Right to information
PRIN CIPLES
1. Right to medical care of good quality
a. Every person is entitled without discrimination to appropriate medical care.
HAK PASIEN Hak Pasien
RUMAH SAKIT
• UU No 44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit, Pasal
32, antara lain:
– Layanan yg manusiawi, adil, – Meminta second opinion
jujur, tanpa diskriminasi – Privasi dan kerahasiaan
– Layanan kesehatan yg
– Informasi kesehatannya
bermutu sesuai standar
profesi dan SOP
– Memberi persetujuan atau
– Layanan yg efektif dan efisien menolak
– Mengajukan pengaduan – Menggugat rumah sakit
– Memilih dokter dan kelas – Mengeluhkan di media
perawatan
Standar
STANDAR HPKHPK
1 1
• Rumah sakit memberikan asuhan dengan
menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai
pribadi pasien, serta merespons permintaan
yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian.
(HPK 1.1)
– Umumnya hanya merupakan tanggungjawab
moral untuk dipenuhi,
– Penistaan terhadap agama dapat menjadi perkara
pidana
Standar
STANDAR HPKHPK
2 2
• Pasien diberitahu tentang semua aspek
asuhan medis dan tindakan. (HPK 2.1)
• Pasien dan keluarga menerima informasi
tentang penyakit, rencana tindakan, dari DPJP
serta para PPA lainnya agar mereka dapat
memutuskan tentang asuhannya. (HPK 2.2)
– Frasa “semua aspek” dimaknai sebagai aspek
yang secara umum perlu diketahui. Kegagalan
menginformasikan dapat masalah
Standar
STANDAR HPKHPK
3 3
• Rumah sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang proses untuk
menerima, menanggapi, dan menindaklanjuti
bila ada pasien menyampaikan keluhan,
konflik, serta perbedaan pendapat tentang
pelayanan pasien. Rumah sakit juga
menginformasikan tentang hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses ini. (HPK 3)
Standar
STANDAR HPKHPK
4&4 dan
5 5
• Semua pasien diberi tahu tentang hak serta
kewajiban dengan metode dan bahasa yang
mudah dimengerti. (HPK 4)
• Pada saat pasien diterima waktu mendaftar
rawat jalan dan setiap rawat inap, diminta
menandatangani persetujuan umum ( general
consent). Persetujuan umum (general
consent) harus menjelaskan cakupan dan
batasannya. (HPK 5)
Standar
STANDAR HPKHPK
5 5.1

• Rumah sakit menetapkan regulasi


pelaksanaan persetujuan khusus (informed
consent) oleh DPJP dan dapat dibantu oleh
staf yang terlatih dengan bahasa yang dapat
dimengerti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (HPK 5.1)
– Kegagalan beri informasi yg adekuat, kegagalan
memperoleh persetujuan, dapat dituntut karena
kelalaian
Standar
STANDAR HPKHPK
6 6.2
• Rumah sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang bagaimana
cara mendapatkan akses untuk penelitian/uji
klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia
sebagai subjek. (HPK 6.2)
– Informasi tentang penelitian klinik metode atau
pengobatan baru, terutama bagi pasien yang
pada posisi “no choice”. Kegagalan dapat
dianggap melakukan diskriminasi, dan validitas
penelitiannya dapat diragukan.
Standar
STANDAR HPKHPK
7 7
• Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik
penelitian untuk melakukan pengawasan atas
semua penelitian di rumah sakit tersebut yang
melibatkan manusia/pasien sebagai
subjeknya. (HPK 7)
– KEPK bukan hanya untuk menerbitkan ethical
clearance, melainkan yg lebih penting mengawasi
pelaksanaan penelitian di RS
– Kegagalan dapat membawa masalah hukum
Standar
STANDAR HPKHPK
8 8
• Rumah sakit memberi informasi pada pasien serta
keluarga tentang bagaimana memilih untuk
mendonorkan organ dan jaringan lainnya. (HKP 8)

– Organ atau jaringan adalah sumber daya


kesehatan yang paling terbatas, dan memiliki
rambu yang sangat ketat.
– Kegagalan mengikuti aturan yg berlaku dapat
menimbulkan masalah hukum
Standar
STANDARHPK
HPK8.1
8 dan 8.2
• Rumah sakit menetapkan kebijakan dan
prosedur untuk melakukan pengawasan
terhadap proses kemungkinan terjadi jual beli
organ dan jaringan. (HPK 8.1)
• Rumah sakit menyediakan pengawasan
terhadap pengambilan serta transplantasi
organ dan jaringan. (HPK 8.2)
– RS membentuk tim advokasi dan seleksi donor,
selain tim transplantasi. Pengawasan dilakukan
Komite Etik dan Hukum
Malpraktik
Dugaan Malpraktik umumnya dapat digolongkan
ke dalam :
– Melakukan sesuatu tindakan medis tanpa
persetujuan
– Melakukan yg seharusnya tidak dilakukan atau
tidak melakukan yg seharusnya dilakukan
(kesalahan atau kelalaian)
– Melakukan pembohongan, penyesatan, fraud,
atau pidana lain
– Melakukan wanprestasi
Kelalaian Medik
Ada 4 komponen yang umumnya terjadi:
1. Adanya kewajiban untuk melakukan sesuatu
atau untuk tidak melakukan sesuatu pada
waktu atau keadaan tertentu
2. Adanya pelanggaran atas kewajiban tersebut
3. Adanya cedera atau kerugian pada pihak pasien
4. Adanya hubungan kausal antara pelanggaran
kewajiban dengan cedera atau kerugian
Sistematika Bahasan

• Sengketa di Rumah Sakit

• Hak atas Tuntutan Ganti Rugi

• Penyelesaian Sengketa yang tersedia


• Konsiliasi dan Model
Hak ganti rugi
Pasal 58 ayat (1) UU No 36 / 2009
• Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya
Pengecualian:
Pasal 58 ayat (2) UU No 36 / 2009
• Tuntutan ganti rugi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang
dalam keadaan darurat.
Pengecualian?
Pasal 45
• (1)Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara
hukum apabila pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah
adanya penjelasan medis yang komprehensif.
• (2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam
melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.
Tanggung Jawab Institusi
Pasal 46
• Rumah Sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit.

• tanggungjawab institusi RS dianggap sama dg


konsep respondeat superior. Benarkah?
Tanggungjawab Institusi
Bila diartikan sebagai respondeat superior (1367 KUHPer)

• Pegawai RS
– Bertanggungjawab kepada RS
– Terikat UU Ketenagakerjaan
– Termasuk Pasal 1367 KUHPerdata
• Bukan pegawai RS
– Terikat KUHPerdata : Perjanjian kerja/mitra. Bila
memenuhi “kriteria tertentu” (kendali), dapat
diberlakukan Pasal 1367 KUH Per
ALASAN GUGATAN PERDATA

• PS 1365 KUH PERDATA :


Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
menggantinya
• PS 1366 KUH PERDATA
– Juga yang disebabkan kelalaian
• PS 1367 KUH PERDATA
– Juga akibat respondeat superior
• PS 1338 KUH PERDATA: WANPRESTASI
ALASAN GUGATAN PERDATA
• PS 1370 KUH PERDATA :
– Dalam hal kematian akibat kesengajaan atau
kelalaian, ahli waris berhak menuntut ganti rugi, yg
dinilai menurut kedudukan & kekayaan kedua pihak
• PS 1371 KUH PERDATA :
– Dalam hal luka / cacat, ganti rugi : biaya
penyembuhan dan kerugian akibat luka / cacat
tersebut
Sistematika Bahasan
• Sengketa di Rumah Sakit
• Hak atas tuntutan Ganti Rugi

• Penyelesaian sengketa yang


tersedia

• Konsiliasi dan Model


Penyelesaian Sengketa
• Perkembangan hukum kesehatan RI tidak
menawarkan paradigma baru ataupun tata cara
penyelesaian yang “lex specialis” (liability system?)
• Mediasi yang diwajibkan UU Kesehatan /UURS
masih tetap diartikan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangundangan
• Tidak ada peradilan profesi, tidak ada imunitas
pidana, tidak ada plafon ganti rugi (cap), dan tidak
ada cap success-fee
Tanggungjawab Institusi
• Bertanggungjawab adalah tanda Akuntabel

• Apabila Anda berkendara, menabrak seseorang


pengguna lalu-lintas lain, terluka. Apa yang akan Anda
lakukan?
1. Berhenti, menolong korban, bawa ke Faskes, bayarin
yankes?
2. Kabur?
• Bagaimana bila anda melakukan tindakan medis, lalai,
berakibat cedera atau kerugian?
Penyelesaian Sengketa
• Litigasi (Peradilan Perdata)
• Non Litigasi (ADR)
– Arbitrasi
– Konsiliasi
– Mediasi
– Fasilitasi
– Negosiasi

Sistematika dan jenis ADR yang ditawarkan dapat berbeda dari satu
negara ke negara lainnya, demikian pula tata cara pelaksanaannya
Penyelesaian Sengketa
• ADR dipilih atau diajukan oleh karena memiliki
keunggulan:
– Lebih cepat, lebih murah, dan lebih sederhana
– Lebih bersifat “bersahabat” dan tidak menimbulkan
sikap “bermusuhan”
– Lebih mementingkan kepentingan daripada salah-benar

(To prevent undue cost and delay, To relieve court congestion, To


facilitate access to justice, To provide effective dispute
resolution)
Penyelesaian Sengketa
Arbitrasi:
Penyelesaian sengketa alternatif dimana para pihak yang
bersengketa menyatakan ketidaksepakatan mereka kepada
seorang atau beberapa orang arbitrator. Arbitrator kemudian
akan memutuskan penyelesaian sengketa diantara mereka

Konsiliasi:
Penyelesaian sengketa alternatif dimana para pihak yang
bersengketa menyatakan ketidaksepakatan mereka kepada
Konsiliator. Konsiliator memfasilitasi diskusi dan menawarkan
opsi penyelesaian untuk disepakati para pihak
Penyelesaian Sengketa
Mediasi:
Penyelesaian sengketa alternatif dimana para pihak yang
bersengketa menyatakan ketidaksepakatan mereka kepada
Mediator. Mediator memfasilitasi diskusi untuk menemukan
opsi penyelesaian yang dapat disepakati para pihak.

Arbitrator, Konsiliator dan Mediator adalah pihak ketiga


yang tidak memihak yang disepakati oleh para pihak.
Perannya berbeda sesuai dengan Namanya atau nama
proses ADR nya
Penyelesaian Sengketa
Negosiasi:
Penyelesaian sengketa alternative (ADR) yang
dilakukan langsung antara para pihak, tanpa
pihak ketiga, dengan cara bernegosiasi.
Ilmu negosiasi tidak diajarkan, lebih bersifat
keahlian alami.
Sistematik Bahasan
• Sengketa di Rumah Sakit
• Hak atas Tuntutan Ganti Rugi
• Penyelesaian Sengketa yang tersedia

• Konsiliasi dan Model


Analisis Medikolegal?

• Setiap adverse event harus dianalisis dari sisi


teknis medis agar dapat diketahui akar
masalahnya.
• Apabila disebabkan oleh human error, baru dinilai,
apakah telah terjadi kelalaian (duty, dereliction of
duty, damage, dan direct causalship).
• Barulah kemudian dapat dinilai apakah error tsb
dapat dipertanggungjawabkan.

Richard Smith, BMJ


ANALISIS MEDIKOLEGAL

• Adakah Error atau Violation? Bukti?


• Bagaimana posisi hukumnya? Defensible?
Hubungan dg pasien?
• Adakah kemungkinan tuntutan hukum? Pidana
atau Perdata? Seberapa “besar” tuntutannya?
• Pertimbangkan penyelesaian yg efektif dan
efisien. Dampak bagi dokter, RS, profesi?
• Tentukan langkah-langkahnya
PERDATA:

KASUS DIANALISIS SECARA


MEDIKOLEGAL DAN DINILAI
POSISI HUKUMNYA

KASUS HITAM KASUS KELABU KASUS PUTIH

NON LITIGASI Defensibilias LITIGASI


Keterjangkauan
INTERNAL RESOLUTION
System thinking
NEGLECT / USED WRONG PROCEDURE

DID NOT KNOW KNEW CORRECT


CORRECT PROCEDURE
PROCEDURE

NEVER KNEW FORGOT DELIBERATE,


INTENTIONAL

LACKED LACKED TOLERATED


TRAINING INFORMATION
PRESSURES
LACKED LACKED TRAINING LACKED
EXPERIENCE OR PRACTICE DISCIPLINE

MANAGEMENT ACTION TO CORRECT THE SYSTEM PUNISHMENT


UU 36/2009
Pasal 29
• Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.

sengketa
akibat
UU 30/1999 Arbitrase & APS

Pasal 6
• (1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para
pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada
itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di
Pengadilan Negeri.
• (2) Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif
penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam
suatu kesepakatan tertulis.
• (3) Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis
para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan
seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator.
UU 30/1999 Arbitrase & APS

• (6) Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui


mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan
memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu paling lama 30 ( tiga
puluh ) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis
yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.
• (7) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara
tertulis adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan
dengan itikad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
penandatanganan.
• (8) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) wajib selesai dilaksanakan
dalam waktu paling lama 30 ( tiga puluh) hari sejak pendaftaran.
Perma No 1 / 2008
• Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui
proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh
mediator (Pasal 1 angka 7)
• Para pihak dengan bantuan mediator wajib
merumuskan secara tertulis kesepakatan yang
dicapai dan ditandatangani oleh para pihak, yang
memuat klausul pencabutan perkara atau
pernyataan perkara telah selesai (Ps 17 ayat (1)(6))
BPRS Provinsi
Pasal 60
Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59 ayat (1) bertugas :
• a. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien di wilayahnya;
• b. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit di wilayahnya;
• c. mengawasi penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan
perundang-undangan;
• d. melakukan pelaporan hasil pengawasan kepada Badan Pengawas Rumah
Sakit Indonesia;
• e. melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi
kepada Pemerintah Daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan;
dan
• f. menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa
dengan cara mediasi.
BPRS Provinsi
Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2013:
1. BPRS Provinsi dibentuk oleh Gubernur apabila
terdapat sekurang-kurangnya 10 rumah sakit
dalam satu provinsi
2. Dalam hal BPRS Provinsi belum terbentuk,
tugas dan fungsinya dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi
3. Keanggotaan BPRS Provinsi terdiri dari unsur
Pemda, Asosiasi rumah sakit, Organisasi Profesi
bidang Kesehatan, Tokoh Masyarakat
KONSILIASI

Concilliation
Conciliation is an
alternative out-of-court
dispute resolution
instrument.
Like mediation,
conciliation is a voluntary,
flexible, confidential, and
interest based process
KONSILIASI
Apakah perbedaannya dengan mediasi?
The main difference between
conciliation and mediation
proceedings is that, at some
point during the conciliation,
the conciliator will be asked
by the parties to provide
them with a non-binding
settlement proposal.
PROSES KONSILIASI
• Konsiliator • Diskusi antar pihak
memperkenalkan diri, buat • Konsiliator mendorong para
ground rule pihak memperjelas isu,
• Pengaju complain bicara eksplore opsi yang mungkin
dulu, pihak RS diam • Bila perlu dilakukan
• RS memberi jawaban pertemuan terpisah untuk
• Konsiliator buat resume isu memperoleh privasi
dari kedua pihak • Bila opsi penyelesaian
• Konsiliator meminta pihak memungkinkan, buat
mengusulkan opsi kesepakatan
penyelesaian yg mungkin • Tandatangani kesepakatan
Take Home Message
• Ganti rugi atas cedera atau kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian tenaga kesehatan adalah bentuk
akuntabilitas kinerja tenaga kesehatan atau fasilitas
kesehatan
• Penyelesaian dilakukan dengan pilihan beberapa
cara, sesuai peraturan perundang-undangan
• KONSILIASI adalah varian Mediasi, yang bila
dilakukan dengan baik dan terarah dapat
menyelesaikan sengketa dengan cepat, murah, tepat
guna, pelihara hubungan dan mendukung upaya
patient safety

You might also like