You are on page 1of 12

Iman, Islam, dan Ihsan

By: Hasna’ Huwaida, S.Pd.I, M.Pd.


‫‪IMAN, ISLAM DAN IHSAN‬‬
‫ص لَّى هللاُ َعلَي ِْه َو َسلَّم‬ ‫ال ‪ :‬بَ ْينَ َم ا نَحْ ُن ُجلُ ْوسٌ ِع ْن َد َرس ُْو ِل هللاِ َ‬ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ ْيضً ا قَ َ‬ ‫َع ْن ُع َم َر َر ِ‬ ‫‪‬‬
‫ْر‪ ,‬الَ يُ َرى َعلَي ِْه أَثَ ُر ال َّسفَ ِر َوالَ‬ ‫ب َش ِد ْي ُد َس َوا ِد ال َّشع ِ‬ ‫اض الثِّيَا ِ‬ ‫ات يَ ْو ٍم إِ ْذ طَلَ َع َعلَ ْينَا َر ُج ٌل َش ِد ْي ُد بَيَ ِ‬ ‫َذ َ‬
‫ض َع‬ ‫صلَّى هللا ُ َعلَي ِْه َو َسلَّم‪ ,‬فأ َ ْسنَ َد ُر ْكبَتَي ِْه إِلَى ُر ْكبَتَي ِْه‪َ ,‬و َو َ‬ ‫س إِلَى النَّبِ ِّي َ‬ ‫ْرفُهُ ِمنَّا أَ َح ٌد‪َ ,‬حتَّى َجلَ َ‬ ‫يَع ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم ‪:‬‬ ‫اإل ْسالَ ِم‪ ,‬فَقَا َل َرس ُْو ُل هللاِ َ‬ ‫ال ‪ :‬يَا ُم َح َّم ُد أَ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ِ‬ ‫َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي ِه‪َ ,‬و قَ َ‬
‫ص الَةَ‪َ ,‬وتُ ْؤ ِت َي ال َّز َكاةَ‪,‬‬ ‫اَ ِإل ْس الَ ُم أَ ْن تَ ْشهَ َد أَ ْن الَإِ لَهَ إِالَّ هللاُ َو أَ َّن ُم َح َّم ًدا َر ُس ْو ُل هللاِ ‪َ ,‬وتُ ِقي ُْم ال َّ‬
‫ت‪ .‬فَ َع ِج ْبنَ ا لَهُ يَ ْسئَلُهُ‬ ‫ص َد ْق ُ‬‫ال ‪َ :‬‬ ‫ْت إِلَي ِْه َس بِ ْيالً‪ .‬قَ َ‬ ‫ْت إِ ِن ا ْس تَطَع َ‬ ‫ان ‪َ ,‬وتَ ُح َّج ْالبَي َ‬ ‫ض َ‬ ‫ص ْو َم َر َم َ‬ ‫َوتَ ُ‬
‫اآلخ ِر‪,‬‬‫ُسلِ ِه‪َ ,‬و ْاليَ ْو ِم ِ‬ ‫ال ‪ :‬أَ ْن ِباهللِ‪َ ,‬و َمالَ ِئ َك ِت ِه‪َ ,‬و ُكتُبِ ِه‪َ ,‬ور ُ‬ ‫ان‪ ,‬قَ َ‬ ‫ال ‪ :‬فَأَ ْخبِرْ ِن ْي َع ِن ِ‬
‫اإل ْي َم ِ‬ ‫ُص ِّدقُهُ‪ .‬قَ َ‬
‫َوي َ‬
‫ال ‪ :‬أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ‬ ‫ان‪ ,‬قَ َ‬ ‫اإلحْ َس ِ‬ ‫ال ‪ :‬فَأَ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ِ‬ ‫ت‪ .‬قَ َ‬ ‫ص َد ْق َ‬‫ال ‪َ :‬‬ ‫َو تُ ْؤ ِم َن بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‪ .‬قَ َ‬
‫ال ‪َ :‬م ا ْال َم ْس ُؤ ْو ُل َع ْنهَا‬ ‫ال ‪ :‬فَأَ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن السَّا َع ِة قَ َ‬ ‫اك‪ .‬قَ َ‬ ‫ك تَ َراهُ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َر َ‬ ‫َكأَنَّ َ‬
‫ال ‪ :‬أَ ْن تَ ِل َد األَ َمةُ َربَّتَهَ ا‪َ ,‬وأَ ْن تَ َرى ْال ُحفَاةَ‬ ‫اراتِهَ ا‪ ,‬قَ َ‬ ‫ال ‪ :‬فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي َع ْن أَ َم َ‬ ‫بِأَ ْعلَ َم ِم َن السَّائِ ِل‪ .‬قَ َ‬
‫ال ‪ :‬يَا ُع َمرُ‪ ,‬أَتَ ْد ِريْ‬ ‫ت َملِيًّا‪ ,‬ثُ َّم قَ َ‬ ‫ق‪ ,‬فَلَبِ ْث ُ‬ ‫ان‪ ,‬ثم اَ ْنطَلَ َ‬ ‫ْالع َُراةَ ْال َعالَةَ ِر َعا َء ال َّشا ِء يَتَطَا َولُ ْو َن فِ ْي ْالبُ ْنيَ ِ‬
‫ال ‪ :‬فَإِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتَا ُك ْم يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‪َ .‬ر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬ ‫ت ‪ :‬هللاُ َو َرس ُْولُهُ أَ ْعلَ ُم‪ .‬قَ َ‬ ‫َم ِن السَّائِل؟ قُ ْل ُ‬
 Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :

Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu


‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki
mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak
terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun
di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi,
lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua
tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai,
Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah,


engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul
Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan
Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah
mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami
heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.Nabi
menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya;
kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah
yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”Dia bertanya lagi:
“Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia
melihatmu.”Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi
Kiamat?”Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang
bertanya.”Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-
tandanya!”Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan
tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai
baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam
mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”Kemudian lelaki
tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku :
“Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”Aku
menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia
adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim,
no. 8]
Iman
 Dalam bahasa arab arti iman adalah percaya

 Menurut istilah arti iman adalah membenarkan


dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan(tindakan)

 Dalam Q.S surat An-Nisa ayat 136:


 ‫علَ ٰى َرسُولِ ِه‬ َ ‫ب الَّ ِذي نَ َّز َل‬ ِ ‫ين آ َمنُوا آ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
‫ب الَّ ِذي أَ ْن َز َل ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه‬
ِ ‫َو ْال ِكتَا‬
‫ضاَل اًل بَ ِعي ًدا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
 
RUKUN IMAN
ِ ‫ َو ْاليَ ْو ِم‬,‫ َو ُر ُسلِ ِه‬,‫ َو ُكتُبِ ِه‬,‫ َو َمالَئِ َكتِ ِه‬,ِ‫ أَ ْن بِاهلل‬: ‫ قَا َل‬,‫ان‬
‫ َو تُ ْؤ ِم َن‬,‫اآلخ ِر‬ ِ ‫فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن‬
ِ ‫اإل ْي َم‬
‫بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬
Rukun Iman ada enam, yaitu:
1.Iman kepada Allah.
2. Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.
4. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari Akhir.
6. Iman kepada takdir yang baik dan buruk.
 
ISLAM
 Menurut bahasa Islam berasal dari Bahasa Arab
Aslamu-Yuslimu-Islaman yang berarti patuh, tunduk,
taat & berserah diri kepada Allah swt..

 Menurut istilah: agama yang diturunkan oleh Allah


SWT melalui utusan-Nya; Muhammad SAW, yang
ajaran-ajarannya terdapat di dalam kitab suci al-
Qur’an dan sunah, dalam bentuk perintah-perintah,
larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia maupun di akhirat.
RUKUN ISLAM
‫ اَ ِإل ْسالَ ُم‬: ‫ص لَّى هللاُ َعلَي ِْه َو َس لَّم‬
َ ِ‫ال َرس ُْو ُل هللا‬ َ َ‫ فَق‬,‫اإل ْس الَ ِم‬ ِ ‫ يَا ُم َح َّم ُد أَ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن‬: ‫ال‬ َ َ‫َو ق‬
َّ ‫ َوتُقِي ُْم‬,ِ‫أَ ْن تَ ْشهَ َد أَ ْن الَإِ لَهَ إِالَّ هللا ُ َو أَ َّن ُم َح َّم ًدا َرس ُْو ُل هللا‬
‫ َوتَص ُْو َم‬,َ‫ َوتُ ْؤ ِت َي ال َّز َكاة‬,َ‫الصالَة‬
ً‫ْت إِلَ ْي ِه َسبِ ْيال‬
َ ‫طع‬ َ ‫ َوتَ ُح َّج ْالبَي‬,‫ان‬
َ َ‫ْت إِ ِن ا ْست‬ َ ‫ض‬ َ ‫َر َم‬
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
1. Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
2. Menegakkan shalat.
3. Membayar zakat.
4. Puasa di bulan Ramadhan
5. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana. 
IHSAN
‫ك‬ َ َّ‫ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَن‬: ‫ قَا َل‬,‫ان‬
َ ‫ك تَ َراهُ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َرا‬ ِ ‫فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن‬
ِ ‫اإلحْ َس‬ 

 Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau
“terbaik.” Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan
bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
 Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target
seluruh hamba Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang
mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang
tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang
sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah swt.
ASPEK POKOK DALAM IHSAN
1. Ibadah

Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa,

haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya.

Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah

tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa

Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal

seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan

ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang

diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi,

“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-

Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”


 2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat
36, yang berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu.”
Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah
dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-
Nya, maka Allah melihat kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah
dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang
berhak mendapatkan ihsan tersebut:
a. ihsan kepada kedua orang tua
b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
 3. Akhlak

 Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan

muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya

apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah

dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah

Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya,

maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai

oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam

ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku,

sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan

terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya

You might also like