You are on page 1of 93

Perancangan dan

Analisa Sumur Sucker


Rod Pump

Sucker Rod Pump Well Design


PERALATAN SUMUR
SUCKER ROD PUMP

•Peralatan Atas Permukaan


• Peralatan Bawah Permukaan

05/01/21 2
Cerita Singkat SRP
 Teknologi Pompa Air mulai berkembang di China
sekitar 400 BC, dan di Mesir 476 BC
 Sumur air Zaman Romawi (Abad 1)
menggunakan sejenis pompa angguk
 Dua per tiga sumur-sumur minyak/air di dunia
menggunakan SRP
 Terutama di lapangan dangkal
 SRP besar mampu berproduksi sampai 4000 bbl/d
 Kedalaman bisa mencapai 10 000 feet

05/01/21 3
Pumping Unit
Komponen Surface dan Subsurface

Keunggulan :
• Komponen permukaan mudah
Diperbaiki
• Mudah mengatur laju produksi
• Cepat diketahui kalau mati

Kerugian :
• memerlukan tempat luas
• tidak bisa dipasang di offshore
• tidak untuk sumur miring

05/01/21 4
Tiga Jenis Pumping Unit

 Dibedakan berdasarkan letak titik pusat


putaran pada walking beam, yaitu:
 Di tengah : Conventional
 Di ujung depan : Mark II
 Di ujung belakang : Air Balanced

05/01/21 5
Jenis Pumping Unit (1)

CONVENTIONAL UNITS
The LUFKIN Conventional Crank
Balanced Unit, widely known and
accepted, is the old reliable "WORK
HORSE" of the oil patch. This is the most
universally adaptable unit in the ‘LUFKIN
LINE’, simple to operate and requires
minimum maintenance. Shown here is the
twopoint base design installed on front and
rear concrete blocks.

6
Jenis Pumping Unit (2)

MARK II UNITORQUE UNITS


The Mark II unit, due to its unique
geometry and phased counterbalance
feature, lowers peak torque and
horsepower requirements. The unusual
geometry of the Mark II produces a
somewhat slower up stroke and faster
down stroke with reduced acceleration
where the load is greatest, resulting in
lower peak loads
and longer rod life.

7
Jenis Pumping Unit (3)
AIR BALANCED UNITS
The utilization of compressed air instead
of heavy cast iron counterweights allows
more accurate fingertip control of
counterbalance. As a result, the weight of
the unit is greatly reduced, significantly
lowering transportation and installation
costs. Air Balanced units have a distinct
advantage in the larger sizes with long
strokes, where cast iron counterweights on
conventional crank counterbalanced units
must be so massive that their use is
practically prohibitive.

8
Tiga Type Pumping Unit
yang sering digunakan

Conventional Pumping Unit Air Balanced Pumping Unit

1 2
05/01/21 9
Mark II Pumping Unit
3
05/01/21 10
Beberapa Bentuk Pumping Unit

BEAM BALANCED UNIT: Sumur dangkal REVERSED MARK UNIT

LOW PROFILE : Unit Kecil CONVENTIONAL PORTABLE


05/01/21 11
Pumping Unit
Komponen Surface dan Subsurface

Komponen Peralatan pokok


SRP :

1.Motor penggerak
2.Peralatan Permukaan
3.Peralatan Bawah Permukaan
4.Rods (Sucker Rod dan Polished
Rod)

05/01/21 12
Spesifikasi Pumping Unit
API Standard 11 E
Contoh:

C – 114 – 143 - 64
Max. Stroke
Length : 64 inch
Structure Capacity : 14 300 lb
Peak Torque Rating : 114 000 in-lb
C = Conventional
M = Mark II
Catatan:
• Peak Torque Rating = Reducer Rating
A = Air Balance
• Structure Capacity = Polished Rod Load

05/01/21 13
PERALATAN BAWAH
PERMUKAAN
Komponen Peralatan Bawah Permukaan:
 Working Barrel
 Plunger
 Jenis Pompa Bawah Permukaan
 Klasifikasi Pompa Bawah Permukaan

05/01/21 14
Komponen SubSurface Sucker Rod Pump

05/01/21 15
Laju Produksi yang diperoleh:
 Pada saat sucker rod terangkat, akan terbawa
fluida reservoir sebanyak volume pump barrel
sepanjang STROKE LENGTH : penampang
barrel x panjang langkah
 Jika pompa bergerak keatas setiap waktu t menit,
PUMPING SPEED, maka dapat dihitung
perolehan dalam satu hari, bbl/hari
 Tetapi STROKE LENGTH di permukaan tidak
sama dengan STROKE LENGTH di pump
barrel… MENGAPA?

05/01/21 16
Volume Barrel – Sp effektif

Ap

Volume
Sp Barrel

05/01/21 17
Jenis Plunger

05/01/21 18
Jenis Pompa
Tubing Pump dan
Rod Pump

05/01/21 19
Klasifikasi
Sub-surface
PUMP

05/01/21 20
Kode
Spesifikasi
Sub-surface
PUMP

05/01/21 21
Perancangan
Peralatan Pompa
Bawah Permukaan
• Pump Displacement & Efficiency Volumetric
• Perhitungan Beban pada Polished Rod
Perkembangan Metode Perancangan
 Pada waktu WW2 para ahli Sucker Rod Pump (Slonneger,
Mills, Coberly, Kemler, Marsh, dll) melakukan banyak
penelitian yang hasilnya merupakan makalah ilmiah.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan model fisik dan
pengukuran
 Makalah tersebut menjadi dasar dalam perancangan sumur
sucker rod pump
 Pengembangan model matematik, dengan menyusun non-
dimensional parameter, yang dilakukan oleh Sucker Rod
Pump Research (SRPR) Inc.
 Model menghasilkan Metode API RP 11L

05/01/21 23
Parameter Design
 Pemilihan peralatan atas dan bawah permukaan yang sesuai
dengan laju produksi yang diinginkan
 Produktivitas lapisan yang dinyatakan dalam besaran
tekanan reservoir dan productivity index
 Hasil pemilihan peralatan berdasarkan pada produktivitas
lapisan, divalidasi dengan melakukan pengukuran beban
dengan menggunakan dynamometer serta pengukuran
tinggi kolom fluida dinamik dalam sumur.
 Dapat dilakukan adjustment terhadap parameter design
untuk mendapatkan parameter operasi yang optimum

05/01/21 24
Parameter Pompa di Permukaan
 Panjang Langkah – Stroke Length – inch

 Kecepatan Pompa – Pumping Speed – SPM (Stroke Per


Menit)

 Motor memberikan gerak putar, yang kemudian diubah


menjadi gerak naik turun oleh CRANK yang diteruskan
ke WALKING BEAM

 Walking Beam menarik dan menurunkan POLISHED


ROD

05/01/21 25
Pump Displacement, PD
• Diperlukan untuk menentukan laju produksi sumur pompa

Luas penampang plunger


Effective Stroke Length
Pumping Speed

PD = (Ap) (Sp) (N) (Conversion)

o.1484

spm
in

in2

bbl/day

05/01/21 26
Efisiensi Volumetrik, EV

Pump Displacement, PD adalah laju produksi


teoritis untuk satu konfigurasi pompa tertentu.

Q-actual adalah laju produksi nyata yang dihasilkan


untuk satu konfigurasi pompa tertentu, yang sama.

Ev = Q-actual/PD

05/01/21 27
Parameter yang berpengaruh terhadap
Efficiency Volumetrik
 Parameter external
– Gas yang masuk kedalam pompa
– Kedalaman Pompa (D>>  Ev<<)
– Fluid level (Fluid Level >>  Ev >>)

 Parameter internal
– Oversize plunger
– Plunger over travel yang disebabkan rod memanjang waktu
upstroke yang disusul mengkerut pada waktu down stroke
– Liquid fall back pada waktu up-stroke melalui ruang antara
plunger dengan pompa/tubing

05/01/21 28
Pengaruh Gas dan Oil Shrinkage (1)

Gas bebas yang terproduksi akan mengisi pump barrel


Jika GLR sebesar 200 scf/stb, maka setiap bbl liquid akan
terdapat 200 scf.

Pada kondisi pompa, volume gas sebesar 15.45 cuft atau


2.75 bbl, sehingga mengurangi tempat untuk liquid

Adanya Bo menyebabkan kurangnya volume minyak


yang diterima di permukaan.

05/01/21 29
Pengaruh Gas dan Oil Shrinkage (2)

Gas Into Pump = GIP ditentukan oleh efisiensi Gas Anchor

Effisiensi Gas Anchor 80% artinya 20% gas tetap masuk


dalam pompa

EV = 100/(Bg.GIP + Bo)

Perhitungan EV ini diperlukan untuk menentukan Pump


Displacement yang diperlukan.

05/01/21 30
Gerak Naik-Turun Sucker Rod
 Gerak Naik – Turun Sucker Rod merupakan gerak harmonik,
dengan jarak gerak yang sama dan kecepatan gerak yang tetap
 Gerak harmonik tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk
gerak melingkar suatu partikel, dimana posisi dari partikel tersebut
diproyeksikan ke diagonal lingkaran
 Posisi dari partikel dalam gerak melingkar tersebut, pada garis
tengah lingkaran merupakan gerak harmonik naik – turun
 Fenomena gerak harmonik ini digunakan untuk menurunkan
percepatan gerak up-stroke dan down stroke dari sucker rod, yang
selanjutnya digunakan untuk menghitung beban percepatan

05/01/21 31
Gerak Harmonik

 Gerak Naik-Turun Pompa


merupakan gerak harmonik
P  Kecepatan pada waktu up stroke
 dan down stroke dapat
r c

Up stroke Vp diproyeksikan dalam bentuk


lintasan lingkaran
O Down stroke
 Pada titik awal down stroke dan
awal upstroke terjadi percepatan
yang maximum
 Pada titik akhir upstroke dan
akhir down stroke terjadi
perlambatan maximum.

05/01/21 32
Gerak Harmonik (1)
Faktor percepatan : didefinisikan sebagai : a

g
Dimana : a : percepatan maksimal pada titik harmonik
g : percepatan gravitasi
v 2p
Jika jarak antara pusat lingkaran ke lingkaran a
sebesar rc, maka percepatan gerak harmonik : rc

Untuk satu putaran atau satu cycle pompa, N v p  2rc N

v 2p 4 2 rc N 2
Faktor percepatan,   
rc g g
05/01/21 33
Gerak Harmonik (2)
S
 Pada siklus pemompaan : rc 
2
dimana S = polished rod stroke length

2 2 SN 2 SN 2
 Dengan demikian :  
g 70500
  disebut sebagai Mills Acceleration Factor, yang menentukan beban pada polished
rod pada saat down stroke ataupun up stroke.

 Dua jenis beban yang dialami polished rod, yaitu:


– Peak polished rod load, PPRL
– Minimum polished rod load, MPRL
Dimana harga dari kedua beban tersebut tergantung pada jenis Pumping Unitnya

05/01/21 34
Perancangan Sumur Sucker
Rod Pump

Perhitungan Beban
Peak Polished Rod Load
Minimum Polished Rod Load
Jenis Rods
 Polished Rods : the topmost portion of a string of sucker rods.  It is used for lifting
fluid by the rod-pumping method.  It has a uniform diameter and is smoothly polished to seal
pressure effectively in the stuffing box attached to the top of the well.
 Sucker Rods : a special steel pumping rod.  Several rods screwed together make up
the mechanical link from the beam pumping unit on the surface to the sucker rod pump at the
bottom of a well.  Sucker rods are threaded on each end and manufactured to dimension
standards and metal specifications set by the petroleum industry.  Lengths are 25 or 30 feet
(7.6 or 9.1 meters); diameter varies from 1/2 to 1-1/8 inches (12 to 30 millimeters).  There is
also a continuous sucker rod (tradename: Corod).
 Pony Rods : 1. a sucker rod, shorter than usual, used to make up a sucker rod string of
desired length.  Pony rods are usually placed just below the polished rod.  2. the rod joined to the
connecting rod and piston rod in a mud pump
 Sinker Bars : a heavy weight or bar placed on or near a lightweight wireline tool.  The
bar provides weight so that the tool will lower properly into the well.

 Stabilizer Bars

05/01/21 36
Sucker Rod & Pony Rod
Sucker Rods are manufactured from micro alloyed,
modified, special bar quality hot rolled carbon or alloy
steel. Bar and sucker rod dimensions and tolerances
conform to API Spec 11B, latest edition, and AISI Steel
Products Manual. Sucker rods are available in 5/8"
(15.88mm), 3/4" (19.05mm), 7/8" (22.23mm), 1"
(25.40mm), and 1 1/8" (28.58mm) body diameter and in
25' (7.62m) and 30' (9.14m) lengths, depending on grade.

Pony rods are manufactured to the same chemical


properties, rod diameters, dimensions, and tolerances as
sucker rods. Standard lengths: 2' (.61 m), 4' (1.22 m), 6'
(1.83 m), and 8' (2.44 m). Other lengths are available on
special order

Norris A Dover Company


05/01/21 37
Polished Rod & Sinker Bars
Polished Rod - Piston Steel
Polished rods are made from cold finish 1045 carbon steel. They are
recommended for moderate-to-heavy loads where corrosion is not a
factor.
Polished Rod - Alloy Steel
Polished rods are made from cold finish 4140 alloy steel. They are
recommended for moderate-to-heavy loads under mild corrosive
conditions.
Polished Rod - Sprayloy®
These hard surfaced polished rods are made from cold finish 1045
carbon steel with a hard spraymetal surface applied to the O.D. They
Norris A Dover Company are recommended for abrasive and corrosive conditions under
moderate-to-heavy loads.
Sinker bars provide concentrated weight above the pump to help
keep the rod string straight and in tension, which reduces buckling of
the sucker rods or the pump plunger. Norris sinker bars are made from
hot rolled carbon manganese steel bar stock.

Sinker bars are surface turned and have API double sucker rod pins,
shoulders, and wrench flats on both ends. One end has a reduced
section for elevator seating and lifting.
05/01/21 38
Stabilizer Bars

Stabilizer Bars...
•Stabilize Pumps
•Stabilize Sinker Bars
•Reduce Wear
•Pump More Oil
Oil producers have long suspected that a “stabilizer” at the top of
the rod pump plunger would be very beneficial. Under
compression load, the rod pump plunger can bend to one side and
cause excessive wear on the pump and possible on the tubing
string.

Stabilizer Bars provide strength and stability for the pump


Norris A Dover Company plunger, which results in less flexing of the new and improved
“Sidewinder” Sucker Rod Guide. The Sidewinder Sucker Rod
Guide provides maximum pumping and flow efficiency while
virtually eliminating flexing.

05/01/21 39
Beban Polished Rod (1)
 Polished Rod mengalami pembebanan dari:
– Beban Fluida
W f  0.433 f L Ap  Ar   0.433 f  LAp  0.294Wr 

– Beban Rod
L1
R1 
Wr  LR1M 1  LR2 M 2  ......  LRn M N L
Ln
Rn 
– Beban Percepatan L
Wr
05/01/21 40
Beban Polished Rod (2)
Conventional Pumping Unit
 Peak Polished Rod Load

PPRL  W f  Wr 1   

 Minimum Polished Rod Load


 62.4 f Wr 
MPRL  Wr 1        Wr 1    0.127 f 
 490 

05/01/21 41
Beban Polished Rod (3)
Air Balance Pumping Unit
 Untuk Air Balance terjadi percepatan 30%
lebih lambat pada akhir down stroke, dan 30%
lebih cepat pada awal up stroke.
 Peak Polished Rod Load

 PPRL  W
Minimum f  Wr 1
Polished Rod 
0.7Load

MPRL  Wr 1  1.3  0.127 f 


05/01/21 42
Beban Polished Rod (4)
Mark II Pumping Unit
 Untuk Air Balance terjadi percepatan 40%
lebih lambat pada akhir down stroke, dan 40%
lebih cepat pada awal up stroke.
 Peak Polished Rod Load

PPRL  W  W  1 0.6
 Minimum Polished Rod Load
Minimum Polished Rod Load
f r 

MPRL  Wr 1  1.4  0.127 f 


05/01/21 43
05/01/21 44
Design Sucker Rod (1)

 Untuk memperoleh beban rod minimum, namun


mampu menahan beban yang optimum, maka sucker
rod dipilih terdiri dari beberapa ukuran rod.
 Ukuran kecil berada di bagian bawah rangkaian rod,
dan makin keatas makin besar. Misalkan :
3 7
 1
4 8 ditentukan panjang dari
 Dengan demikian perlu
masing-masing ukuran rod, kemudian jumlah masing-
masing rod (panjang satu segmen rod 25 ft)

05/01/21 45
Design Sucker Rod (2)
 Rangkaian sucker rod yang berbeda ukuran disebut
dengan tapered rod
 Perlu ditentukan perbandingan panjang masing-masing
ukuran rod
 Dasar penentuan panjang rod setiap ukuran adalah:
– Stress di puncak setiap ukuran rod sama besarnya
– Stress disebabkan oleh beban fluida dan beban rod sendiri
 Beban Fluida :

 Beban Rod : L M 0 .433:ALppanjang rod


dimana
M berat/satuan panjang

05/01/21 46
Design Sucker Rod (2)
Stress  Stress = beban/luas penampang
Rod 2
A2 ; L 2  Asumsi :
– Rod tidak bergerak (statik)
R2=L2/L – SG fluida = 1.0
– Beban bekerja pada seluruh luas penampang
plunger
Stress
Rod 1 – Pompa dipasang pada fluid level
A1 ; L1 L = L1+L2
 Stress di puncak Rod-1
R1 = L1/L
0.433 Ap  L1M 1 0.433 Ap  R1 LM

 StressA1 di puncak Rod-2
A1

0.433 Ap  L1M 1  L2 M 2 0.433 Ap  R1 LM  R2 LM



05/01/21 A1 A2 47
Design Sucker Rod (3)
 Jika stress di setiap puncak rod sama besar, maka

0.433 Ap  R1 LM 1 0.433 Ap  R1 LM 1  R2 LM 2

A1 A2

 1R
Untuk 3 ukuranRrod 2  1berbeda, persamaan stress
yang
menjadi:

0.433 Ap  R1 LM 1 0.433 Ap  R1 LM 1  R2 LM 2  R3 LM 3

A1 A3

05/01/21
R1  R2  R3  1 48
Design Sucker Rod (4)

Tabel – Sucker Rod Data

Rod Size Metal Area, Rod Weight Elastic Constant, Er


in2 lb/ft inch/lb.ft
½ 0.196 0.72 1.990 x 10-6
5/8 0.307 1.13 1.270 x 10-6
¾ 0.442 1.63 0.883 x 10-6
7/8 0.601 2.22 0.649 x 10-6
1 0.785 2.90 0.497 x 10-6
1 1/8 0.994 3.67 0.393 x 10-6

05/01/21 49
Design Sucker Rod (4)
Tabel – Tubing Data

Tubing Size OD Tubing ID Tubing Metal Area Et


in in in in2 in/lb.ft

1.90 1.900 1.610 0.800 0.500 x 10-6

2 3/8 2.375 1.995 1.304 0.307 x 10-6

2 7/8 2.875 2.441 1.812 0.221 x 10-6

3 ½ 3.500 2.992 2.590 0.154 x 10-6

4 4.000 3.476 3.077 0.130 x 10-6

4 1/2 4.500 3.958 3.601 0.111 x 10-6

05/01/21 50
Design Sucker Rod (5)
Rod Sizes in String, Values of R
inch
R1 = 0.759 – 0.0896 Ap
5
8  34
R2 = 0.241 + 0.0896 Ap
3
4  78 R1 = 0.786 – 0.0566 Ap
R2 = 0.214 + 0.0566 Ap
7
8 1 R1 = 0.814 – 0.0375 Ap
R2 = 0.186 + 0.0375 Ap
R1 = 0.627 – 0.1393 Ap
5
8  34  78
R2 = 0.199 + 0.0737 Ap
R3= 0.175 + 0.0655 Ap
3
4  78  1 R1 = 0.664 – 0.894 Ap
R2 = 0.181 + 0.0478 Ap
R3= 0.155 + 0.0416 Ap
3
 78  1 1 18 R1 = 0.582 – 0.01110 Ap
4
R2 = 0.158 + 0.4210 Ap
R3= 0.137 + 0.0364 Ap
05/01/21 51
R4= 0.123 + 0.0325 Ap
Design Sucker Rod
rod & pump data (5)
Rod Dp, M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2

44 All 0.726 1.990x10-6 1.000 - - - - - 100.0


54 1.06 0.908 1.668x10-6 1.138 - - - - 44.6 55.4

54 1.25 0.929 1.633x10-6 1.140 - - - - 49.5 50.5

54 1.50 0.957 1.584x10-6 1.137 - - - - 56.4 43.6

54 1.75 0.990 1.525x10-6 1.122 - - - - 64.6 35.4

54 2.00 1.027 1.460x10-6 1.095 - - - - 73.7 26.3

54 2.25 1.067 1.391x10-6 1.061 - - - - 83.4 16.6

54 2.50 1.108 1.318x10-6 1.023 - - - - 93.5 6.5

Dp = plunger diameter Fc = frequency factor


05/01/21 52
Design Sucker Rod,
rod & pump data (6)
Rod Dp , M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2

55 All 1.135 1.270x10-6 1.000 - - - - 100 -

64 1.06 1.164 1.382x10-6 1.229 - - - 33.3 33.1 33.5

64 1.25 1.211 1.319x10-6 1.215 - - - 37.2 35.9 26.9

64 1.50 1.275 1.232x10-6 1.184 - - - 42.3 40.4 17.3

64 1.75 1.341 1.141x10-6 1.145 - - - 47.4 45.2 7.4

Dp = plunger diameter
Fc = frequency factor

05/01/21 53
Design Sucker Rod (7)

 Dengan menggunakan data pada Tabel Rod, Tubing,


dan Pump #, maka dapat dihitung beban-beban rod.
 Selanjutnya dapat dihitung Peak Polished Rod Load,
dan Minimum Polished Rod Load.
 Perhitungan beban tersebut akan digunakan untuk
menentukan effective plunger

05/01/21 54
EFFECTIVE PLUNGER
STROKE

Polished Rod Stroke Length vs


Actual Length of Plunger Travel

05/01/21 55
Effective Plunger Stroke – Sp (1)
 Effective Plunger Stroke :
– gerakan plunger relatif terhadap working
barrel

Liquid
 Pada saat up stroke, traveling valve
OUT tertutup dan standing valve terbuka, rod
akan mengalami beban tambahan, yaitu
beban fluida (disamping beban rod
sendiri) yang menyebabkan terjadi
stretch pada rod (pemanjangan)
 Pada saat upstroke, gaya tarik dari
plunger juga akan memberikan stretch
Liquid
IN
(pemendekan) pada tubing

05/01/21 56
Effective Plunger Stroke – Sp (2)
 Effective Plunger Stroke :
– gerakan plunger relatif terhadap
Liquid
working barrel
OUT
 Pada saat down stroke, akibat beban
percepatan maka rod juga mengalami
stretch (pemendekan)
 Pada saat down stroke, traveling valve
terbuka, dan standing valve tertutup,
akan menyebabkan tubing mengalami
stretch (pemanjangan)

05/01/21 57
Effective Plunger Stroke – Sp (3)
 Rod dan tubing memanjang dan mengkerut
sebagai akibat pengaruh beban yang bekerja dan
beban yang terbebaskan selama siklus pompa
 Plunger over travel sebagai akibat dari beban
dinamis dan sifat elastis dari rod
 Rod bervibrasi selama siklus pompa
 Pengaruh gesekan pada peralatan subsurface
 Adanya gas dalam working barrel

05/01/21 58
Effective Plunger Stroke – Sp (4)
 Effective Plunger Stroke:

S p  S  e p   et  er 
 dimana:
Sp = effective plunger stroke, inch
S = polished rod stroke, inch
ep = plunger overtravel, inch
et = tubing strecth, inch
er = rod stretch, inch

 Berlaku untuk Conventional, Mark II, dan Air Balance Pumping


Unit
 Jika ujung tubing di-anchor, maka tidak terjadi stretch terhadap
tubing

05/01/21 59
Effective Plunger Stroke – Sp (5)
 Akibat terjadi stretch pada rod dan pada tubing, maka
akan terjadi (Marsh & Coberly):
– Plunger overtravel (Coberly’s Formula)
40.8 L2
ep 
E E = Modulus Young – besi
– Tubing Stretch = 30 x 106 psi
5.20 f LDAp D = kedalaman working
– Rod Stretch et  fluid level, ft
EA t

Single Rod Tapered Rod


5.20 f DAp 5.20 f DAp  L1 L2 Ln 
er  er     .....  
EAr E  A1 A2 An 
05/01/21 60
Effective Plunger Stroke – Sp (6)

 Berdasarkan Marsh’s Formula:

5.20 g L2  Ap  Ar 
 Rod Stretch : er 
Ar E

 Tubing Stretch 5.20 L  Ap  Ar  L2


et 
At E

05/01/21 61
Pump Displacement, PD
• Diperlukan untuk menentukan laju produksi sumur pompa

Luas penampang plunger


Effective Stroke Length
Pumping Speed

PD   A p Sp   N   Conversion 

0.1484
spm
in

in2
bbl/day

05/01/21 62
PERANCANGAN PERALATAN
BAWAH PERMUKAAN
Perkiraan Laju Produksi Sumur Pompa
Diameter Plunger yang dibutuhkan
Rod Number (dari Tabel)
Ukuran-Ukuran Rod
Perhitungan Beban
Beban rod, fluida, percepatan, bouyancy, dll
Effective Plunger Stroke

Perhitungan Laju Produksi berdasarkan peralatan


Perhitungan Pump Displacement
Efisiensi Volumetrik
05/01/21 63
Perancangan Pumping Unit
Sumur Sucker Rod Pump

Counterbalance
Torque pada Gear Reducer
Horsepower of Prime Mover
Speed Reduction and Engine
Sheave Size
Energy Flow pada Sucker Rod Pump

05/01/21 65
Perancangan Counter Balance (1)
 Counter Balance bertujuan untuk mengurangi beban maximum yang
dialami prime mover pada saat up-stroke
 Tanpa counter balance, maka prime mover harus mampu
mengangkat seluruh beban polished rod, yaitu beban rod, beban
fluida, beban percepatan, beban gesekan, dll
 Pada saat awal down stroke, counter balance mulai bergerak keatas,
sampai akhir dari down stroke. Gerakan ini tidak menggunakan
energi yang minimum dari prime mover tetapi bergerak terutama
akibat dari berat rod;
 Pada saat upstroke, energi yang di”simpan” oleh counter balance,
di”lepas”kan untuk mengangkat beban polished rod, fluida, dll.
 Counter balance merupakan “jantung” dari pumping unit

05/01/21 66
Perancangan Counter Balance (2)

 Dengan demikian pada saat down stroke beban rod harus


mampu mengangkat counter balance, atau pada waktu down
stroke berat counter balance harus sepadan dengan berat rod.
 Demikian pula, pada waktu up stroke berat counter balance
harus dapat membantu prime mover dan gear reducer untuk
mengangkat rod dan fluida yang dipompa
 Secara ideal, counter balance effect:

PPRL  MPRL
Ci 
2
05/01/21 67
Perancangan Counterbalance (3)
 Beban Maximum :
 W f  Wr 1      bouyancy    friction 

 Beban Minimum :
 Wr 1      bouyancy   friction

 0.5 BebanMax  BebanMin 


 Beban rata-rata :
 0.5W f  2Wr  2 bouyancy  

05/01/21 68
Perancangan Counterbalance (4)
 Maka Counter balance Effect yang ideal
adalah:
Ci  0.5W f  Wr 1  0.127 f 
 Pada waktu up stroke beban pada prime mover
adalah beban rod + beban fkuida, dibantu
dengan counterbalance, keadaan ini
menimbulkan unbalanced force
 Besarnya unbalanced force :

 unbalance _ force    upstroke _ load    counterbalance  0.5W f


05/01/21 69
Perancangan Counterbalance (5)

 Sedangkan pada waktu down stroke beban


meliputi beban rod dan beban bouyancy, yang
berlawanan dengan counterbalance, yang juga
menimbulkan unbalance force, yaitu

 unbalanced _ force    counterbalance   downstroke _ load 


 0.5W f

05/01/21 70
Perancangan Counterbalance (6)
 Dengan demikian diupayakan bahwa unbalanced
force selalu sama pada waktu down stroke dan
upstroke, untuk menghasilkan counterbalanced
yang tepat
 Pada kondisi ini, torque yang bekerja pada gear
reducer sama besarnya, baik pada waktu up stroke
dan down stroke.

 Pada kondisi bagaimana bisa terjadi torque pada


gear reducer yang tidak sama besarnya pada saat
upstroke dan downstroke?

05/01/21 71
Perancangan Counterbalance (7)
 Persamaan Ci, merupakan persamaan teoritis dari sisi
mechanical, namun pada keadaan sebenarnya harga C
menunjukkan harga yang berbeda, yaitu Ca.
 Yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah:
 Geometri dari pumping unit
 Stroke length
 Posisi dari counterweight pada`waking beam atau
crank,
 Oleh karena itu perhitungan harus berdasarkan keadaan
nyata di lapangan, dan tidak boleh melampaui dari
batasan yang telah ditetapkan untuk setiap pumping
unit.

05/01/21 72
Perancangan Counterbalance (8)
Diagram Counterweight l2
dan Walking Beam
l1


CW

Fp


d Jarak crankshaft sampai center of
gravity dari counterweight
 r Jarak crankshaft ke pitman bearing
Fp l1 Jarak saddle bearing ke tail bearing
r
l2 Jarak saddle bearning ke bridle

d
Cs Structural unbalance, lb (dari
O
Wc spesifikasi)
Wc Berat counterweight, lb
05/01/21 73
Perancangan Counterbalance (9)
Perhitungan counterbalance l2
effect nyata :
l1


CW

Fp
Actual counter balance effect ditentukan
 dari berat counterweight, dan geometri
dari counventional pumping unit.
Total counterbalance effect, Ct adalah

jumlah counter balance effect Cw (yang
Fp
diperoleh dari berat counter weight, Wc,
r
ditambah counter balance effect yang
 dihasilkan dari structural unbalanced, Cs
O d
Wc

05/01/21
Ct C s Cw 74
Perancangan Counterbalance (10)
Perhitungan counterbalance l2
effect nyata :
l1


CW

Fp Ct C s C w

 d  l 
C w  Wc   1 

 r  l2 
Fp
 d  l 
r
Ct  Cs  Wc   1 
 r  l2 

 d  l1 
O d
Wc
C s  Ct  Wc   
 r  l2 
05/01/21 75
Perancangan Counterbalance (11)
Perhitungan Torque
 Torque adalah gaya tegak lurus yang bekerja pada ujung batang
dikalikan dengan panjang batang, yang cenderung untuk
menghasilkan rotasi.
F
d

 Pada pumping unit torque merupakan gaya (inch-pound) yang


bekerja pada crank dan yang terhubung dengan poros dari gear
reducer.
 Gaya tersebut dihasilkan dari beban tarikan pada pitman sebagai
akibat beban dari sumur, gerak yang berlawanan dari counter
balance dan putaran dari prime mover.

05/01/21 76
Perancangan Counterbalance (12)
 Peak Torque pada saat upstroke ditentukan
dengan persamaan:
S
PTu   PPRL  Ct   
2
 PTu = peak torque upstroke, lbs
 PPRL = peak polished rod load, lbs
 Ct = total counterbalance effect, lbs
 S = polished rod stroke, in
 Peak Torque pada saat downstroke :
S
PTd   Ct  MPRL   
2
 MPRL = minimum polished rod load, lbs
05/01/21 77
Perancangan Counterbalance (13)
Prime Mover
Dua jenis Prime Mover, yaitu:
 Internal Combustion Engine
– Single-, dual-, atau multi-cylinder
 Electric Motor, lebih banyak digunakan karena sangat
reliable,dan trouble-free.
Pembahasan selanjutnya tentang Prime Mover akan
ditekankan pada Electric Motor. Namun demikian
parameter yang digunakan tidak jauh berbeda dengan
parameter pada internal combustion engine

05/01/21 78
Perancangan Counterbalance (14)
Horsepower
 Total Nameplate Motor Horse Power:

HPnp 
 PRHP   CLF
Es
dimana:
– PRHP = polished rod horsepower
– CLF = cyclic load factor
– Es = surface efficiency dari pumping system

05/01/21 79
Perancangan Counterbalance (15)
Horsepower
 Polished rod horsepower:

 PRHP   HPh  HPf


dimana:
– PRHP = polished rod horsepower
– HPh = hydraulic horsepower
– HPf = friction horsepower
 Hydraulic horsepower: HPh  7.36 x10 6 Q f Ln
05/01/21 80
Perancangan Counterbalance (16)
Net Lift
 Menyatakan perbedaan tekanan ke arah pergerakan fluida
yang dipompa.
 Jika pompa di pasang pada working fluid level, maka Net
Lift sama dengan kedalaman pompa dipasang (dengan
anggapan, bahwa tidak ada tekanan gas dalam annulus)
 Jika pompa dipasang dibawah working fluid level, maka
net lift akan dipengaruhi oleh tekanan casing dalam annulus
 Net Lift juga dipengaruhi oleh tubing back pressure yang
cenderung untuk melawan pengangkatan fluida

05/01/21 81
Perancangan Counterbalance (17)
Net Lift
 Jika pompa dipasang pada working fluid level:
 2.31Pt 
LN  L   
  
 f 
 Jika tekanan tubing tidak berpengaruh, maka Pt = 0
 Maka LN = L = D
 Jika pompa dipasang dibawah working fluid level:
 2.31Pt   2.31Pt 
LN  L   L  D      D 
     
 f   f 
05/01/21 82
Perancangan Counterbalance (18)
Frictional Horsepower
 Wr 
  2S N 
8 
HPf    6.31 10 7 WrSN
3300012 
 Untuk Air balanced dan Mark II

HPf  6.25 10 7 WrSN


 Catatan : persamaan di atas hanya merupakan
pendekatan, dan tidak disarankan untuk digunakan jika
ada persamaan lain yang lebih baik.

05/01/21 83
Perancangan Counterbalance (16)
Cyclic Load Factor (CLF)
 Prime Mover diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
power, untuk:
– Hydraulic horsepower
– Surface equipment losses
– Subsurface losses
– Cyclic load, yang disebabkan perubahan beban selama
upstroke dan downstroke.
 Perubahan beban tersebut menyebabkan kebutuhan
arus listrik yang selalu berubah.
 Harga CLF tergantung pada jenis Motor Listrik yang
digunakan
05/01/21 84
Perancangan Counterbalance (17)

Cyclic Load Factor (CLF)

Conventional & Air Balanced Mark II

NEMA “D” NEMA “D”


Electric Motor 1.375 Electric Motor 1.10
Slow speed engine Slow speed engine

NEMA “D” NEMA “D”


Electric Motor 1.897 Electric Motor 1.517
Multi-Cylinders Multi-Cylinders engine
engine

05/01/21 85
Speed Reduction & Engine Sheave Size

 Menghitung hubungan antara sheave pada motor


dengan sheave pada pumping unit.
 Kedua sheave tersebut dihubungkan dengan
BELT
Nu du
de 
Ne
– Dimana :
 de = diameter engine sheave, inches
 du = diameter pumping unit sheave, inches
 Ne = kecepatan putaran engine sheave, rpm
 Nu = kecepatan putaran pumping unit sheave, rpm

05/01/21 86
Speed Reduction & Engine Sheave Size

 Jika Z = speed ratio dari speed reducer, yaitu:

Nu
Z
N
– dimana N = pumping speed, spm
 Maka:
NZd u
de 
Ne

05/01/21 87
Spesifikasi Pumping Unit

API Standard 11 E
Contoh:

C – 114 – 143 - 64
Max. Stroke
Length : 64 inch
Structure Capacity : 14 300 lb
Peak Torque Rating : 114 000 in-lb
C = Conventional
M = Mark II
Catatan:
• Peak Torque Rating = Reducer Rating
A = Air Balance
• Structure Capacity = Polished Rod Load

05/01/21 88
Dilanjutkan dengan Slides
tentang
Prosedur Perancangan Pompa
Sucker Rod berdasarkan :

API RP 11 L

OLD BRAGA - 1933


05/01/21 89
ROD AND PUMP DATA

APPENDIX A

05/01/21 90
ROD AND PUMP DATA (1)
Rod Dp , M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2

44 All 0.726 1.990x10-6 1.000 - - - - - 100.0

54 1.06 0.908 1.990x10-6 1.138 - - - - 44.6 55.4

54 1.25 0.929 1.990x10-6 1.140 - - - - 49.5 50.5

54 1.50 0.957 1.990x10-6 1.137 - - - - 56.4 43.6

54 1.75 0.990 1.990x10-6 1.122 - - - - 64.6 35.4

54 2.00 1.027 1.990x10-6 1.095 - - - - 73.7 26.3

54 2.25 1.067 1.990x10-6 1.061 - - - - 83.4 16.6

54 2.50 1.108 1.990x10-6 1.023 - - - - 93.5 6.5

Dp = plunger diameter
05/01/21 Fc = frequency factor 91
ROD AND PUMP DATA (2)
Rod Dp , M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2

55 All 1.135 1.270x10-6 1.000 - - - - 100 -

64 1.06 1.164 1.382x10-6 1.229 - - - 33.3 33.1 33.5

64 1.25 1.211 1.319x10-6 1.215 - - - 37.2 35.9 26.9

64 1.50 1.275 1.232x10-6 1.184 - - - 42.3 40.4 17.3

64 1.75 1.341 1.141x10-6 1.145 - - - 47.4 45.2 7.4

Dp = plunger diameter
Fc = frequency factor

05/01/21 92
ROD AND PUMP DATA (3)
Rod Dp , Rod Er, Fc Rod String, % of each size
# Weight in/lb.ft
inch 1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2
lb/ft

76 1.06 1.802 0.816x10-6 1.072 - - 28.5 71.5 - -


76 1.25 1.814 0.812x10-6 1.077 - - 30.6 69.4 - -
76 1.50 1.833 0.804x10-6 1.082 - - 33.8 66.2 - -

76 1.75 1.855 0.795x10-6 1.088 - - 37.5 62.5 - -

76 2.00 1.880 0.785x10-6 1.093 - - 41.7 58.3 - -

76 2.25 1.908 0.774x10-6 1.096 - - 46.5 53.5 - -

76 2.50 1.934 0.764x10-6 1.097 - - 50.8 49.2 - -


76 2.75 1.967 0.751x10-6 1.094 - - 56.5 43.5 - -

76 3.75 2.039 0.722x10-6 1.078 - - 68.7 31.3 - -

76 3.75 2.119 0.690x10-6 1.047 - - 82.3 17.7 - -

Dp = plunger diameter
05/01/21
Fc = frequency factor 93

You might also like