Professional Documents
Culture Documents
Perancangan Dan Analisa Sumur Sucker Rod Pump
Perancangan Dan Analisa Sumur Sucker Rod Pump
05/01/21 2
Cerita Singkat SRP
Teknologi Pompa Air mulai berkembang di China
sekitar 400 BC, dan di Mesir 476 BC
Sumur air Zaman Romawi (Abad 1)
menggunakan sejenis pompa angguk
Dua per tiga sumur-sumur minyak/air di dunia
menggunakan SRP
Terutama di lapangan dangkal
SRP besar mampu berproduksi sampai 4000 bbl/d
Kedalaman bisa mencapai 10 000 feet
05/01/21 3
Pumping Unit
Komponen Surface dan Subsurface
Keunggulan :
• Komponen permukaan mudah
Diperbaiki
• Mudah mengatur laju produksi
• Cepat diketahui kalau mati
Kerugian :
• memerlukan tempat luas
• tidak bisa dipasang di offshore
• tidak untuk sumur miring
05/01/21 4
Tiga Jenis Pumping Unit
05/01/21 5
Jenis Pumping Unit (1)
CONVENTIONAL UNITS
The LUFKIN Conventional Crank
Balanced Unit, widely known and
accepted, is the old reliable "WORK
HORSE" of the oil patch. This is the most
universally adaptable unit in the ‘LUFKIN
LINE’, simple to operate and requires
minimum maintenance. Shown here is the
twopoint base design installed on front and
rear concrete blocks.
6
Jenis Pumping Unit (2)
7
Jenis Pumping Unit (3)
AIR BALANCED UNITS
The utilization of compressed air instead
of heavy cast iron counterweights allows
more accurate fingertip control of
counterbalance. As a result, the weight of
the unit is greatly reduced, significantly
lowering transportation and installation
costs. Air Balanced units have a distinct
advantage in the larger sizes with long
strokes, where cast iron counterweights on
conventional crank counterbalanced units
must be so massive that their use is
practically prohibitive.
8
Tiga Type Pumping Unit
yang sering digunakan
1 2
05/01/21 9
Mark II Pumping Unit
3
05/01/21 10
Beberapa Bentuk Pumping Unit
1.Motor penggerak
2.Peralatan Permukaan
3.Peralatan Bawah Permukaan
4.Rods (Sucker Rod dan Polished
Rod)
05/01/21 12
Spesifikasi Pumping Unit
API Standard 11 E
Contoh:
C – 114 – 143 - 64
Max. Stroke
Length : 64 inch
Structure Capacity : 14 300 lb
Peak Torque Rating : 114 000 in-lb
C = Conventional
M = Mark II
Catatan:
• Peak Torque Rating = Reducer Rating
A = Air Balance
• Structure Capacity = Polished Rod Load
05/01/21 13
PERALATAN BAWAH
PERMUKAAN
Komponen Peralatan Bawah Permukaan:
Working Barrel
Plunger
Jenis Pompa Bawah Permukaan
Klasifikasi Pompa Bawah Permukaan
05/01/21 14
Komponen SubSurface Sucker Rod Pump
05/01/21 15
Laju Produksi yang diperoleh:
Pada saat sucker rod terangkat, akan terbawa
fluida reservoir sebanyak volume pump barrel
sepanjang STROKE LENGTH : penampang
barrel x panjang langkah
Jika pompa bergerak keatas setiap waktu t menit,
PUMPING SPEED, maka dapat dihitung
perolehan dalam satu hari, bbl/hari
Tetapi STROKE LENGTH di permukaan tidak
sama dengan STROKE LENGTH di pump
barrel… MENGAPA?
05/01/21 16
Volume Barrel – Sp effektif
Ap
Volume
Sp Barrel
05/01/21 17
Jenis Plunger
05/01/21 18
Jenis Pompa
Tubing Pump dan
Rod Pump
05/01/21 19
Klasifikasi
Sub-surface
PUMP
05/01/21 20
Kode
Spesifikasi
Sub-surface
PUMP
05/01/21 21
Perancangan
Peralatan Pompa
Bawah Permukaan
• Pump Displacement & Efficiency Volumetric
• Perhitungan Beban pada Polished Rod
Perkembangan Metode Perancangan
Pada waktu WW2 para ahli Sucker Rod Pump (Slonneger,
Mills, Coberly, Kemler, Marsh, dll) melakukan banyak
penelitian yang hasilnya merupakan makalah ilmiah.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan model fisik dan
pengukuran
Makalah tersebut menjadi dasar dalam perancangan sumur
sucker rod pump
Pengembangan model matematik, dengan menyusun non-
dimensional parameter, yang dilakukan oleh Sucker Rod
Pump Research (SRPR) Inc.
Model menghasilkan Metode API RP 11L
05/01/21 23
Parameter Design
Pemilihan peralatan atas dan bawah permukaan yang sesuai
dengan laju produksi yang diinginkan
Produktivitas lapisan yang dinyatakan dalam besaran
tekanan reservoir dan productivity index
Hasil pemilihan peralatan berdasarkan pada produktivitas
lapisan, divalidasi dengan melakukan pengukuran beban
dengan menggunakan dynamometer serta pengukuran
tinggi kolom fluida dinamik dalam sumur.
Dapat dilakukan adjustment terhadap parameter design
untuk mendapatkan parameter operasi yang optimum
05/01/21 24
Parameter Pompa di Permukaan
Panjang Langkah – Stroke Length – inch
05/01/21 25
Pump Displacement, PD
• Diperlukan untuk menentukan laju produksi sumur pompa
o.1484
spm
in
in2
bbl/day
05/01/21 26
Efisiensi Volumetrik, EV
Ev = Q-actual/PD
05/01/21 27
Parameter yang berpengaruh terhadap
Efficiency Volumetrik
Parameter external
– Gas yang masuk kedalam pompa
– Kedalaman Pompa (D>> Ev<<)
– Fluid level (Fluid Level >> Ev >>)
Parameter internal
– Oversize plunger
– Plunger over travel yang disebabkan rod memanjang waktu
upstroke yang disusul mengkerut pada waktu down stroke
– Liquid fall back pada waktu up-stroke melalui ruang antara
plunger dengan pompa/tubing
05/01/21 28
Pengaruh Gas dan Oil Shrinkage (1)
05/01/21 29
Pengaruh Gas dan Oil Shrinkage (2)
EV = 100/(Bg.GIP + Bo)
05/01/21 30
Gerak Naik-Turun Sucker Rod
Gerak Naik – Turun Sucker Rod merupakan gerak harmonik,
dengan jarak gerak yang sama dan kecepatan gerak yang tetap
Gerak harmonik tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk
gerak melingkar suatu partikel, dimana posisi dari partikel tersebut
diproyeksikan ke diagonal lingkaran
Posisi dari partikel dalam gerak melingkar tersebut, pada garis
tengah lingkaran merupakan gerak harmonik naik – turun
Fenomena gerak harmonik ini digunakan untuk menurunkan
percepatan gerak up-stroke dan down stroke dari sucker rod, yang
selanjutnya digunakan untuk menghitung beban percepatan
05/01/21 31
Gerak Harmonik
05/01/21 32
Gerak Harmonik (1)
Faktor percepatan : didefinisikan sebagai : a
g
Dimana : a : percepatan maksimal pada titik harmonik
g : percepatan gravitasi
v 2p
Jika jarak antara pusat lingkaran ke lingkaran a
sebesar rc, maka percepatan gerak harmonik : rc
v 2p 4 2 rc N 2
Faktor percepatan,
rc g g
05/01/21 33
Gerak Harmonik (2)
S
Pada siklus pemompaan : rc
2
dimana S = polished rod stroke length
2 2 SN 2 SN 2
Dengan demikian :
g 70500
disebut sebagai Mills Acceleration Factor, yang menentukan beban pada polished
rod pada saat down stroke ataupun up stroke.
05/01/21 34
Perancangan Sumur Sucker
Rod Pump
Perhitungan Beban
Peak Polished Rod Load
Minimum Polished Rod Load
Jenis Rods
Polished Rods : the topmost portion of a string of sucker rods. It is used for lifting
fluid by the rod-pumping method. It has a uniform diameter and is smoothly polished to seal
pressure effectively in the stuffing box attached to the top of the well.
Sucker Rods : a special steel pumping rod. Several rods screwed together make up
the mechanical link from the beam pumping unit on the surface to the sucker rod pump at the
bottom of a well. Sucker rods are threaded on each end and manufactured to dimension
standards and metal specifications set by the petroleum industry. Lengths are 25 or 30 feet
(7.6 or 9.1 meters); diameter varies from 1/2 to 1-1/8 inches (12 to 30 millimeters). There is
also a continuous sucker rod (tradename: Corod).
Pony Rods : 1. a sucker rod, shorter than usual, used to make up a sucker rod string of
desired length. Pony rods are usually placed just below the polished rod. 2. the rod joined to the
connecting rod and piston rod in a mud pump
Sinker Bars : a heavy weight or bar placed on or near a lightweight wireline tool. The
bar provides weight so that the tool will lower properly into the well.
Stabilizer Bars
05/01/21 36
Sucker Rod & Pony Rod
Sucker Rods are manufactured from micro alloyed,
modified, special bar quality hot rolled carbon or alloy
steel. Bar and sucker rod dimensions and tolerances
conform to API Spec 11B, latest edition, and AISI Steel
Products Manual. Sucker rods are available in 5/8"
(15.88mm), 3/4" (19.05mm), 7/8" (22.23mm), 1"
(25.40mm), and 1 1/8" (28.58mm) body diameter and in
25' (7.62m) and 30' (9.14m) lengths, depending on grade.
Sinker bars are surface turned and have API double sucker rod pins,
shoulders, and wrench flats on both ends. One end has a reduced
section for elevator seating and lifting.
05/01/21 38
Stabilizer Bars
Stabilizer Bars...
•Stabilize Pumps
•Stabilize Sinker Bars
•Reduce Wear
•Pump More Oil
Oil producers have long suspected that a “stabilizer” at the top of
the rod pump plunger would be very beneficial. Under
compression load, the rod pump plunger can bend to one side and
cause excessive wear on the pump and possible on the tubing
string.
05/01/21 39
Beban Polished Rod (1)
Polished Rod mengalami pembebanan dari:
– Beban Fluida
W f 0.433 f L Ap Ar 0.433 f LAp 0.294Wr
– Beban Rod
L1
R1
Wr LR1M 1 LR2 M 2 ...... LRn M N L
Ln
Rn
– Beban Percepatan L
Wr
05/01/21 40
Beban Polished Rod (2)
Conventional Pumping Unit
Peak Polished Rod Load
PPRL W f Wr 1
05/01/21 41
Beban Polished Rod (3)
Air Balance Pumping Unit
Untuk Air Balance terjadi percepatan 30%
lebih lambat pada akhir down stroke, dan 30%
lebih cepat pada awal up stroke.
Peak Polished Rod Load
PPRL W
Minimum f Wr 1
Polished Rod
0.7Load
PPRL W W 1 0.6
Minimum Polished Rod Load
Minimum Polished Rod Load
f r
05/01/21 45
Design Sucker Rod (2)
Rangkaian sucker rod yang berbeda ukuran disebut
dengan tapered rod
Perlu ditentukan perbandingan panjang masing-masing
ukuran rod
Dasar penentuan panjang rod setiap ukuran adalah:
– Stress di puncak setiap ukuran rod sama besarnya
– Stress disebabkan oleh beban fluida dan beban rod sendiri
Beban Fluida :
05/01/21 46
Design Sucker Rod (2)
Stress Stress = beban/luas penampang
Rod 2
A2 ; L 2 Asumsi :
– Rod tidak bergerak (statik)
R2=L2/L – SG fluida = 1.0
– Beban bekerja pada seluruh luas penampang
plunger
Stress
Rod 1 – Pompa dipasang pada fluid level
A1 ; L1 L = L1+L2
Stress di puncak Rod-1
R1 = L1/L
0.433 Ap L1M 1 0.433 Ap R1 LM
StressA1 di puncak Rod-2
A1
0.433 Ap R1 LM 1 0.433 Ap R1 LM 1 R2 LM 2
A1 A2
1R
Untuk 3 ukuranRrod 2 1berbeda, persamaan stress
yang
menjadi:
0.433 Ap R1 LM 1 0.433 Ap R1 LM 1 R2 LM 2 R3 LM 3
A1 A3
05/01/21
R1 R2 R3 1 48
Design Sucker Rod (4)
05/01/21 49
Design Sucker Rod (4)
Tabel – Tubing Data
05/01/21 50
Design Sucker Rod (5)
Rod Sizes in String, Values of R
inch
R1 = 0.759 – 0.0896 Ap
5
8 34
R2 = 0.241 + 0.0896 Ap
3
4 78 R1 = 0.786 – 0.0566 Ap
R2 = 0.214 + 0.0566 Ap
7
8 1 R1 = 0.814 – 0.0375 Ap
R2 = 0.186 + 0.0375 Ap
R1 = 0.627 – 0.1393 Ap
5
8 34 78
R2 = 0.199 + 0.0737 Ap
R3= 0.175 + 0.0655 Ap
3
4 78 1 R1 = 0.664 – 0.894 Ap
R2 = 0.181 + 0.0478 Ap
R3= 0.155 + 0.0416 Ap
3
78 1 1 18 R1 = 0.582 – 0.01110 Ap
4
R2 = 0.158 + 0.4210 Ap
R3= 0.137 + 0.0364 Ap
05/01/21 51
R4= 0.123 + 0.0325 Ap
Design Sucker Rod
rod & pump data (5)
Rod Dp, M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2
Dp = plunger diameter
Fc = frequency factor
05/01/21 53
Design Sucker Rod (7)
05/01/21 54
EFFECTIVE PLUNGER
STROKE
05/01/21 55
Effective Plunger Stroke – Sp (1)
Effective Plunger Stroke :
– gerakan plunger relatif terhadap working
barrel
Liquid
Pada saat up stroke, traveling valve
OUT tertutup dan standing valve terbuka, rod
akan mengalami beban tambahan, yaitu
beban fluida (disamping beban rod
sendiri) yang menyebabkan terjadi
stretch pada rod (pemanjangan)
Pada saat upstroke, gaya tarik dari
plunger juga akan memberikan stretch
Liquid
IN
(pemendekan) pada tubing
05/01/21 56
Effective Plunger Stroke – Sp (2)
Effective Plunger Stroke :
– gerakan plunger relatif terhadap
Liquid
working barrel
OUT
Pada saat down stroke, akibat beban
percepatan maka rod juga mengalami
stretch (pemendekan)
Pada saat down stroke, traveling valve
terbuka, dan standing valve tertutup,
akan menyebabkan tubing mengalami
stretch (pemanjangan)
05/01/21 57
Effective Plunger Stroke – Sp (3)
Rod dan tubing memanjang dan mengkerut
sebagai akibat pengaruh beban yang bekerja dan
beban yang terbebaskan selama siklus pompa
Plunger over travel sebagai akibat dari beban
dinamis dan sifat elastis dari rod
Rod bervibrasi selama siklus pompa
Pengaruh gesekan pada peralatan subsurface
Adanya gas dalam working barrel
05/01/21 58
Effective Plunger Stroke – Sp (4)
Effective Plunger Stroke:
S p S e p et er
dimana:
Sp = effective plunger stroke, inch
S = polished rod stroke, inch
ep = plunger overtravel, inch
et = tubing strecth, inch
er = rod stretch, inch
05/01/21 59
Effective Plunger Stroke – Sp (5)
Akibat terjadi stretch pada rod dan pada tubing, maka
akan terjadi (Marsh & Coberly):
– Plunger overtravel (Coberly’s Formula)
40.8 L2
ep
E E = Modulus Young – besi
– Tubing Stretch = 30 x 106 psi
5.20 f LDAp D = kedalaman working
– Rod Stretch et fluid level, ft
EA t
5.20 g L2 Ap Ar
Rod Stretch : er
Ar E
05/01/21 61
Pump Displacement, PD
• Diperlukan untuk menentukan laju produksi sumur pompa
PD A p Sp N Conversion
0.1484
spm
in
in2
bbl/day
05/01/21 62
PERANCANGAN PERALATAN
BAWAH PERMUKAAN
Perkiraan Laju Produksi Sumur Pompa
Diameter Plunger yang dibutuhkan
Rod Number (dari Tabel)
Ukuran-Ukuran Rod
Perhitungan Beban
Beban rod, fluida, percepatan, bouyancy, dll
Effective Plunger Stroke
Counterbalance
Torque pada Gear Reducer
Horsepower of Prime Mover
Speed Reduction and Engine
Sheave Size
Energy Flow pada Sucker Rod Pump
05/01/21 65
Perancangan Counter Balance (1)
Counter Balance bertujuan untuk mengurangi beban maximum yang
dialami prime mover pada saat up-stroke
Tanpa counter balance, maka prime mover harus mampu
mengangkat seluruh beban polished rod, yaitu beban rod, beban
fluida, beban percepatan, beban gesekan, dll
Pada saat awal down stroke, counter balance mulai bergerak keatas,
sampai akhir dari down stroke. Gerakan ini tidak menggunakan
energi yang minimum dari prime mover tetapi bergerak terutama
akibat dari berat rod;
Pada saat upstroke, energi yang di”simpan” oleh counter balance,
di”lepas”kan untuk mengangkat beban polished rod, fluida, dll.
Counter balance merupakan “jantung” dari pumping unit
05/01/21 66
Perancangan Counter Balance (2)
PPRL MPRL
Ci
2
05/01/21 67
Perancangan Counterbalance (3)
Beban Maximum :
W f Wr 1 bouyancy friction
Beban Minimum :
Wr 1 bouyancy friction
05/01/21 68
Perancangan Counterbalance (4)
Maka Counter balance Effect yang ideal
adalah:
Ci 0.5W f Wr 1 0.127 f
Pada waktu up stroke beban pada prime mover
adalah beban rod + beban fkuida, dibantu
dengan counterbalance, keadaan ini
menimbulkan unbalanced force
Besarnya unbalanced force :
05/01/21 70
Perancangan Counterbalance (6)
Dengan demikian diupayakan bahwa unbalanced
force selalu sama pada waktu down stroke dan
upstroke, untuk menghasilkan counterbalanced
yang tepat
Pada kondisi ini, torque yang bekerja pada gear
reducer sama besarnya, baik pada waktu up stroke
dan down stroke.
05/01/21 71
Perancangan Counterbalance (7)
Persamaan Ci, merupakan persamaan teoritis dari sisi
mechanical, namun pada keadaan sebenarnya harga C
menunjukkan harga yang berbeda, yaitu Ca.
Yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah:
Geometri dari pumping unit
Stroke length
Posisi dari counterweight pada`waking beam atau
crank,
Oleh karena itu perhitungan harus berdasarkan keadaan
nyata di lapangan, dan tidak boleh melampaui dari
batasan yang telah ditetapkan untuk setiap pumping
unit.
05/01/21 72
Perancangan Counterbalance (8)
Diagram Counterweight l2
dan Walking Beam
l1
CW
Fp
d Jarak crankshaft sampai center of
gravity dari counterweight
r Jarak crankshaft ke pitman bearing
Fp l1 Jarak saddle bearing ke tail bearing
r
l2 Jarak saddle bearning ke bridle
d
Cs Structural unbalance, lb (dari
O
Wc spesifikasi)
Wc Berat counterweight, lb
05/01/21 73
Perancangan Counterbalance (9)
Perhitungan counterbalance l2
effect nyata :
l1
CW
Fp
Actual counter balance effect ditentukan
dari berat counterweight, dan geometri
dari counventional pumping unit.
Total counterbalance effect, Ct adalah
jumlah counter balance effect Cw (yang
Fp
diperoleh dari berat counter weight, Wc,
r
ditambah counter balance effect yang
dihasilkan dari structural unbalanced, Cs
O d
Wc
05/01/21
Ct C s Cw 74
Perancangan Counterbalance (10)
Perhitungan counterbalance l2
effect nyata :
l1
CW
Fp Ct C s C w
d l
C w Wc 1
r l2
Fp
d l
r
Ct Cs Wc 1
r l2
d l1
O d
Wc
C s Ct Wc
r l2
05/01/21 75
Perancangan Counterbalance (11)
Perhitungan Torque
Torque adalah gaya tegak lurus yang bekerja pada ujung batang
dikalikan dengan panjang batang, yang cenderung untuk
menghasilkan rotasi.
F
d
05/01/21 76
Perancangan Counterbalance (12)
Peak Torque pada saat upstroke ditentukan
dengan persamaan:
S
PTu PPRL Ct
2
PTu = peak torque upstroke, lbs
PPRL = peak polished rod load, lbs
Ct = total counterbalance effect, lbs
S = polished rod stroke, in
Peak Torque pada saat downstroke :
S
PTd Ct MPRL
2
MPRL = minimum polished rod load, lbs
05/01/21 77
Perancangan Counterbalance (13)
Prime Mover
Dua jenis Prime Mover, yaitu:
Internal Combustion Engine
– Single-, dual-, atau multi-cylinder
Electric Motor, lebih banyak digunakan karena sangat
reliable,dan trouble-free.
Pembahasan selanjutnya tentang Prime Mover akan
ditekankan pada Electric Motor. Namun demikian
parameter yang digunakan tidak jauh berbeda dengan
parameter pada internal combustion engine
05/01/21 78
Perancangan Counterbalance (14)
Horsepower
Total Nameplate Motor Horse Power:
HPnp
PRHP CLF
Es
dimana:
– PRHP = polished rod horsepower
– CLF = cyclic load factor
– Es = surface efficiency dari pumping system
05/01/21 79
Perancangan Counterbalance (15)
Horsepower
Polished rod horsepower:
05/01/21 81
Perancangan Counterbalance (17)
Net Lift
Jika pompa dipasang pada working fluid level:
2.31Pt
LN L
f
Jika tekanan tubing tidak berpengaruh, maka Pt = 0
Maka LN = L = D
Jika pompa dipasang dibawah working fluid level:
2.31Pt 2.31Pt
LN L L D D
f f
05/01/21 82
Perancangan Counterbalance (18)
Frictional Horsepower
Wr
2S N
8
HPf 6.31 10 7 WrSN
3300012
Untuk Air balanced dan Mark II
05/01/21 83
Perancangan Counterbalance (16)
Cyclic Load Factor (CLF)
Prime Mover diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
power, untuk:
– Hydraulic horsepower
– Surface equipment losses
– Subsurface losses
– Cyclic load, yang disebabkan perubahan beban selama
upstroke dan downstroke.
Perubahan beban tersebut menyebabkan kebutuhan
arus listrik yang selalu berubah.
Harga CLF tergantung pada jenis Motor Listrik yang
digunakan
05/01/21 84
Perancangan Counterbalance (17)
05/01/21 85
Speed Reduction & Engine Sheave Size
05/01/21 86
Speed Reduction & Engine Sheave Size
Nu
Z
N
– dimana N = pumping speed, spm
Maka:
NZd u
de
Ne
05/01/21 87
Spesifikasi Pumping Unit
API Standard 11 E
Contoh:
C – 114 – 143 - 64
Max. Stroke
Length : 64 inch
Structure Capacity : 14 300 lb
Peak Torque Rating : 114 000 in-lb
C = Conventional
M = Mark II
Catatan:
• Peak Torque Rating = Reducer Rating
A = Air Balance
• Structure Capacity = Polished Rod Load
05/01/21 88
Dilanjutkan dengan Slides
tentang
Prosedur Perancangan Pompa
Sucker Rod berdasarkan :
API RP 11 L
APPENDIX A
05/01/21 90
ROD AND PUMP DATA (1)
Rod Dp , M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2
Dp = plunger diameter
05/01/21 Fc = frequency factor 91
ROD AND PUMP DATA (2)
Rod Dp , M Er, Fc Rod String, % of each size
# inch lb/ft in/lb.ft
1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2
Dp = plunger diameter
Fc = frequency factor
05/01/21 92
ROD AND PUMP DATA (3)
Rod Dp , Rod Er, Fc Rod String, % of each size
# Weight in/lb.ft
inch 1 1/8 1 7/8 3/4 5/8 1/2
lb/ft
Dp = plunger diameter
05/01/21
Fc = frequency factor 93