You are on page 1of 77

PERGESERAN

PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK

Y. Warella

Disampaikan pada Lokakarya Kurikulum Berbasis Kompetensi


Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UNDIP, Semarang, 5 Mei 2007

1
AWAL PERKEMBANGAN

1. Woodrow Wilson
(1887): “A Study of
Administration”
dalam jurnal Political
Science Quarterly
(Shafritz dan Russell,
1997).

2
lanjutan
 Pemisahan antara proses politik dan
proses administrasi.
 politik : “who should make law and
what the law should be”
 Administrasi publik : “how law
should be administrered with
enlightment, with equity, with
spread and without friction”

3
2. Frank J Goodnow (1900): “Politics and
Administration : A Study in
Government “ yang menyarankan agar
administrasi bebas dari tekanan
politik, karena administrasi merupakan
proses yang membantu fungsi desisi,
dan sangat efektif bagi para
pelaksana.
Goodnow menulis “ Politics has to do
with policies or expressision of the
state will … while administration has to
do with the execution of these
policies”.
4
3. Leonard D White
(1926) :
“Introduction to the
Study of Public
Administration”.

5
Empat Asumsi Kritis Yang Membentuk
Dasar Dari Studi Administrasi Negara
1. Administration is a unitary process
that can be studied uniformly, at the
federal, state, and local levels.
2. The basis for study is management,
not law.
3. Administration is still art but the ideal
of transformance to science is both
feasible and worthwhile.
4. Administration “has become, and will
continue to be the heart of the
problem of modern government”.
6
PUBLIC ADMINISTRATION
IS A PROFESSION ?
Three core features common to
traditional professions:
1. A body of academic and practical
knowledge that is applied to the service of
society.
2. A standard of success theoretically
measured by serving the needs of society
rather than seeking purely personal gain.
3. A system of control over the professional
practice that regulates the education of
new members and maintains both a code of
ethics and appropriate sanctions. 7
Public Administration Reform
 The field of public administration is
being constantly transformed.
 Traditional assumption are frequently
shattered by contemporary
happenings.
 Now, more than at any other time in
human history, public administration
is in ferment.
8
lanjutan
 The subject matter is exploding in all
directions.
 Communal activities subject to
political direction are responding fast
in respond to contemporary needs.
 New type of public organizations are
being created.

9
lanjutan
 New techniques and processes for
improving the performance of public
service delivery are being discovered
and adopted.
 The sheer size of public budgets and
public employment continually
presents problems.
 Public laws multiply, as do the
individual’s contacts with public
administration.
10
lanjutan
 Naturally, the study tries to keep
pace ; as it adapts itself to the
changing nature of the subject
matter, it must experience shifts in
emphasis.
 Caiden, 1982, Public Administration.

11
The Mainstream View of The Old
Public Administration
 The focus government is on the
direct delivery of services through
existing or through newly authorized
agencies of government.
 Public policy and administration is
concerned with designing and
implementing policies focused on a
single, politicaly defined objective.
12
lanjutan
 Public administrators play a limited
role in policy making and governance
; rather they are charged with the
implementation of public policies.
 The delivery of services should be
carried out by administrators
accountable to elected officials and
given limited discretion in their work.

13
lanjutan
 Administrators are responsible to
democratically elected political
leaders.
 Public programs are best
administered through hierarchical
organizations, with managers largely
execising control from the top of the
organization.

14
lanjutan
 The primary values of public
organization are efficiency and
rationality.
 Public organizations operate most
efficiently as closed system; thus
citizen involvement is limited.
 The role of the public administrator is
largely defined as planning, organizing,
staffing, directing,coordinating,
reporting and budgeting. 15
Kritik terhadap
The Old Public Administration
 Masalah netralitas administrasi
publik yang ada kaitannya dengan
nilai-nilai.
1. “Rational choice” sebagai fondasi
dasar utama dari administrasi publik.
2. Administrasi publik bersifat sistem
tertutup.
3. Efisiensi sebagai ukuran kinerja dan
bukannya responsiveness.
4. Model administrasi bersifat top-
down.

16
PARADIGMA
ADMINSTRASI PUBLIK
Nicholas Henry
 Dikotomi Politik/ Adminstrasi, 1900
– 1926
 Prinsip-prinsip Administrasi Negara,
1927 - 1937
 Administrasi Negara Sebagai Ilmu
Ilmu Politik, 1950 -1970
 Administrasi Negara Sebagai Ilmu
Administrasi, 1956 - 1970
 Adminitrasi Negara Sebagai
Administrasi Negara, 1970 - ?
17
 Caiden (1982) :
Public Adiministration” merinci
beberapa aliran dalam administrasi
publik, aliran proses administratif,
aliran empiris, aliran perilaku
manusia, aliran analisis birokrasi,
aliran sistem sosial, aliran
pengambilan keputusan, aliran
matematik dan aliran integatif.

18
 Donald F. Kettl(1993) :
“Public Administration : The State of
the Field” mengungkap paradigma
administrasi publik sesuai tahapan
pengembangan administrasi publik,
yaitu tahap sentralitas administrasi
(1887-1915) tahap scientific
management (1915 – 1940) : tahap
uji diri yang kritis (critical self-
examination 1940-1969): tahap
terjadinya fator-faktor sentrifugal
(1969 sampai sekarang).

19
 Paradigma baru G.D Garson dan
E.S. Overman (1983) dalam suatu
bentuk akronim dengan nama
PAFHRIER (Policy Analysis, Financial,
Human Resources, Information, dan
External Relations.

20
THE NEW PUBLIC
MANAGEMENT (NPM)
 NPM refers to a cluster of
contemporary ideas and practices that
seek, at their core, to use private
sector and business approaches in the
public sector.
 Run government like a business.
 Paradigma ini bersifat normatif,
merubah cara berpikir tentang
peranan administrator publik, kondisi
dari profesi administrasi publik dan
mempertanyakan bagaimana dan
mengapa kita melakukan sesuatu.
21
lanjutan
 Penggunaan mekanisme pasar serta
terminologinya dimana hubungan –
hubungan antara lembaga-lembaga
publik dengan pelanggan mereka
dipahami sebagai transaksi seperti
yang terjadi dalam mekanisme
pasar.

22
lanjutan
 Intinya mereformasi the traditional
rule-based, authority-driven
processes with market-based,
competition-driven tactics ( Kettl
2000a,3).

23
lanjutan
 NPM menurut Donald Kettl dari
Brookings Institution menyebabkan
terjadinya “global public
management reform” yang befokus
pada 6 hal :
 Pertama, bagaimana pemerintah
dapat menemukan cara untuk
meningkatkan lebih banyak
pelayanan dari tingkat pendapatan
yang sama atau yang lebih kecil.
24
lanjutan
 Kedua, bagaimana pemerintah
dapat menggunakan insentif gaya
pasar untuk menghilangkan patologi
birokrasi ; bagaimana mekanisme
perintah dan pengawasan birokratik
diganti dengan strategi pasar akan
merubah perilaku management
publik.

25
lanjutan
 Ketiga, bagaimana pemerintah dapat
menggunakan mekanisme pasar untuk
memberikan pada pelanggan pilihan-
pilihan yang lebih luas dalam
pelayanan publik.
 Keempat, bagaimana pemerintah
dapat membuat program-program
lebih dapat dipertanggungjawabkan ?
Bagaimana pemerintah dapat
mendesentralisasikan tanggungjawab
ke unit-unit yang lebih kecil. 26
lanjutan
 Kelima, bagaimana pemerintah
dapat meningkatkan kapasitasnya
untuk mengatur dan melacak
kebijakan publik. Bagaimana
pemerintah dapat memisahkan
perannya sebagai penyedia
pelayanan dari peranannya sebagai
penyampaian pelayanan.

27
lanjutan
 Keenam, bagaimana pemerintah
dapat berfokus pada output dan
outcome tinimbang pada proses atau
struktur. Bagaimana pemerintah
dapat mengganti sistem top-down
dan sistem yang berdasarkan aturan
dengan sistem bottom-up dan sistem
berdasar hasil.

28
PENGALAMAN AMERIKA
 David Osborne dan Ted Geabler “
Reinventing Government”
(1992); David Osborne dan
Petter Plastrick “Banishing
Bureaucracy” : The Five Strategies
for Reinventing Government.

29
Menurut mereka pemerintah harus
bersifat :
1. Catalytic Government, Steering
Rather than Rawing.
2. Community-Owned Government,
Empowering Rather dan Serving.
3. Competitive Government, Injecting
Competition into Service Delivery.
4. Mission-Driven Government,
Transforming Rule-Driven
Organizations. 30
lanjutan

5. Result-Oriented Government,
Funding Outcomes, Not Inputs.
6. Customer-Driven Government,
Meeting the Need of the Customer.
Not the Bureaucracy.
7. Enterprising Government, Earning
Rather than Spending.

31
lanjutan
8. Anticipatory Government,
Prevention Rather than Cure.
9. Decentralized Government from
Hierarchy to Participation and
Team-work.
10. Market-Oriented Government,
Leveraging Change Through the
Market.

32
Osborne dan Geabler
menyatakan bahwa
sepuluh prinsip ini
dapat menjadi
kerangka konsepsual
baru bagi
administrasi publik.

33
 Dua usaha yang dilakukan di
Amerika Serikat adalah :

1. Usaha Presiden Clinton melalui Al Gore


untuk menciptakan pemerintah yang
“works better and costs less”
(National Performance Review).

2. Government Performance and


Results Act dari Congress
mengharuskan manajer publik untuk :
“to establish specific performance
standards and to manage for
results”.

34
NMP didukung
oleh dua kelompok
teoritisi yaitu :
public policy
schools dan
kelompok
“managerialist”.

35
Tujuh Doktrin Penting
dari NPM
1. Pemanfaatan manajemen professional dalam
sektor publik;
2. Penggunaan indikator kinerja;
3. Penekanan yang lebih besar pada kontrol
output;
4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih
kecil;
5. Pergeseran kompetisi ke yang lebih tinggi;
6. Penekanan gaya sektor swasta pada praktek
manajemen dan;
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan
yang lebih tinggi dalam penggunaan
sumberdaya (Vigoda, 2002).
36
KRITIK TERHADAP NPM
 Dalam simposium Public Administration
Review tentang kepemimpinan, demokrasi,
dan manajemen publik dilontarkan kritikan
terhadap NPM yaitu :

1. The inherent contradictions in the


movement (Fox,1996).
2. The values it promotes (Frederickson,
1996; deLeon and Denhardt, 2000;
Schechter, 1997).
3. The tensions between the emphasis on
desentralization promoted in the market
model and the need for coordination in the
public srctor (Peters and Savoie, 1996)
37
lanjutan
4. The implied roles and relationships
of the executive and legislative
branches (Carroll and Lyon, 1996).
5. Questioned the implications of the
privatitation movement for
democratic values and public
interest (McCabe and Vinzant, 1999)
and
6. How enterpreneurship and
“neomanagerialism” threaten to
undermine democratic and
constitutional values such as
fairness, justice, representation, and
participation Terry 1993,1998).
38
THE NEW PUBLIC SERVICE
 Dikemukakan oleh Janet V Denhardt
dan Robert B Denhardt dalam
bukunya “The New Public Service”.
 Mereka menyarankan untuk
meninggalkan prinsip administrasi
klasik dan Reinventing Government
atau New Public Management dan
beralih ke New Public Service.

39
 Menurut mereka administrasi
publik seharusnya :

1. Melayani warga masyarakat bukan


pelanggan (service citizen, not
customers);
2. Mengutamakan kepentingan publik
(seek the public interest);
3. Lebih menghargai warga negara
daripada kewirausahaan (value
citizenship over entrepreneurship);
40
lanjutan
4. Berpikir strategis dan bertindak
demokratis (think strategically act
democratically);
5. Menyadari bahwa akuntabilitas
bukan merupakan suatu yang
mudah (recognize that
accountability is not simple);
6. Melayani daripada mengendalikan
( serve rather than steer); dan
7. Menghargai orang bukannya
produktivitas semata (value people,
not just productivity). 41
PERBANDINGAN
TIGA PARADIGMA
DALAM
ADMINISTRASI
PUBLIK
(Denhardt and
Denhardt, 2003)

42
Pertama
ELEMENT OLD NEW NEW
PUBLIC PUBLIC PUBLIC
ADMINIS MANAGE SERVICE
TRATION MENT
Dasar Teori Teori Teori
epistemo politik ekonomi demokra
logi si
beragam
pembela
jaran
43
Kedua
Konsep Sesuatu Kepen- Kepen-
public yang tingan tingan
interest diterjemah publik publik
kan secara mewakili merupa-
politis dan agregasi kan
tercantum kepenting hasil
dalam an dialog
aturan individu nilai-
nilai

44
Ketiga
Siapa Klien Pelang- Warga
yang dan gan negara
dilayani konstitu (Custom (Citizens)
en ers)
(clients
&
constitu
ens)

45
Keempat
Peran Mengayuh Mengarah Melayani
pemerin- (mendesain kan (melaku-
tah dan (bertindak kan
melaksana- sebagai negosiasi
kan katalis dan
kebijakan untuk menjadi
yang mengem- perantara
terpusat bangkan beragam
pada tujuan kekuatan kepenting
tunggal dan pasar) an di
ditentukan masyara-
secara kat dan
politik memben-
tuk nilai 46
bersama)
Kelima
Rasionali- Rasionali- Rasionali-Rasionali-
tas dan tas tas teknistas
model sinoptis, dan strategis
perilaku manusia ekonomis atau
manusia administra “ format, uji
tif economic rasionali-
man”, tas
pengambil berganda
(politis,eko
keputusan nomis, dan
yang organisasi
selfinte- onal)
rested 47
Keenam
Akuntabili Menurut Kehendak Banyak
tas hierarkhi pasar dimensi,
administra yang akuntabili-
tif merupa- tas pada
kan hasil nilai,
keinginan hukum,ko
customers munitas,
norma
politik,
profesiona
lismen,
kepenting
an citizen.
48
Ketujuh
Diskresi Diskresi Berjang- Diskresi
adminis- terbatas kauan diperlu-
tratif pada luas kan
petugas untuk tetapi
administ menca- bertang-
ratif pai gungja-
sasaran wab dan
entrepre bila
neural terpaksa

49
Kedelapan
Struktur Organi- Organisa Struktur
organi- sasi si publik kolabora
sasi birokra- terdesen tif antara
tis, tralisasi kepemim
kewe- pinan
nangan ekster-
topdown nal dan
internal

50
Kesembilan
Mekanis- Melalui Melalui Memba-
me program pemben- ngun
pencapai yang tukan koalisi
an diarah- mekanis- antara
sasaran kan oleh me dan agensi
kebijak- agen struktur publik
an pemerin- insentif non-
tah yang profit
ada dan
swasta
51
Kesepuluh
Dasar Gaji dan Semangat Pelayanan
motivasi tunjangan, wirausaha kepada
perangkat disertai , masyara-
dan perlindung keinginan kat,
administra an bagi ideologis keinginan
tor pegawai untuk untuk
negeri mengura- memberi-
ngi ukuran kan
pemerin- kontribusi
tah bagi
masyara-
kat.
52
THE NEW GOVERNANCE
 Merupakan istilah lama yang
digunakan dalam ilmu administrasi
dan politik dan biasanya untuk
menjelaskan pembuatan keputusan
dalam organisasi seperti perguruan
tinggi, perusahaan dan sebagainya.

 Sejak tahun 80-an istilah ini muncul


kembali secara luas dilingkungan
administrasi publik.
53
 Carol (1960) menyatakan bahwa
“when we use governance, it
means just what we choose it to
mean, neither more nor less”.

 Ditandai dengan “a change from


state-centric governance to
society-centric governance”.

54
 The new governance memiliki
karakteristik yang sama dengan
democratic administration-
polycentricity(Ostrom,1989).

 The new governance merupakan “a


way of social coordination for resolving
common problems’ atau dalam
perspektif institusi disebut sebagai
“institutions of social coordination for
resolving common problems at various
levels”(Lee, 2003)
55
 Menurut Bank Dunia definisi governance
adalah The way state power is used in
managing economic and social
resources for development of society.

 Menurut UNDP (1997) : Governance is


defined as the exercise of political,
economic and administrative authority
to manage a nation’s affairs at all levels.
It is the complex mechanisms, process,
relationship and institutions through
which citizens and groups articulate
their interests, exercise their rights and
obligations and mediate their
differences.
56
GOOD GOVERNANCE
 Istilah good (baik) dalam good
governance mengandung
pemahaman bahwa nilai-nilai yang
menjunjung tinggi
keinginan/kehendak rakyat, dan
nilai-nilai yang dapat meningkatkan
kemauan rakyat dalam pencapaian
tujuan nasional, kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan
keadilan sosial.
57
 Good juga berarti aspek-aspek
fungsional dari pemerintahan yang
efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk
mencapai tujuan-tujuan nasional
tersebut.

 Dengan demikian good governance


dapat diartikan sebagai praktek
terbaik dari suatu proses
governance.

58
 UNDP bekerjasama dengan
pemerintah Indonesia
mempersiapkan program-program
untuk lebih memberdayakan
governance dan menerapkan
prinsip-prinsip good governance.

 Program tersebut dikenal dengan


nama Partnership to Support
Governance Reform in Indonesia
dari UNDP, World Bank dan Asian
Development Bank.
59
Menurut UNDP (1997)
ada sembilan belas belas (19)
karakteristik good governance,
dan kemudian disederhanakan
menjadi 9 prinsip yaitu :

60
1. Partisipasi : setiap warga negara
mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun
melalui intermediasi, institusi, legitimasi
yang mewakili kepentingannya.
Partisipasi seperti ini dibangun atas
dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara
konstruktif.

2. Rule of Law (penegakan hukum dan


kepastian hukum) : Prinsip rule of law
diartikan mempunyai karakteristik
berupa jaminan kepastian hukum dan
rasa keadilan masyarakat terhadap setiap
kebijakan publik yang dibuat dan
dilaksanakan.
61
3. Keterbukaan atau transparansi
yaitu keterbukaan memperoleh
informasi terutama berkaitan
dengan kepentingan publik agar
dapat diakses secara langsung bagi
mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness dalam arti
ketanggapan lembaga-lembaga
publik untuk melayani
stakeholders.
5. Berorientasi konsensus yaitu
menjadi perantara kepentingan
yang berbeda untuk memperoleh
suatu konsensus menyeluruh demi
kepentingan yang lebih luas.

62
6. Persamaan yakni adanya
kesempatan yang sama bagi semua
warga negara tanpa membedakan
gender dan sebagainya untuk
meningkatkan kesejahteraan.

7. Efektivitas dan efisiensi yaitu


penyelenggaraan negara harus
menghasilkan sesuai dengan apa
yang dikehendaki dengan
menggunakan sumberdaya
seoptimal mungkin.
63
8. Akuntabilitas yakni semua kegiatan baik
yang bersifat internal maupun eksternal
yang dilakukan oleh unsur governance
(pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat) harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada publik dan lembaga-
lembaga stakeholders.

9. Visi yang strategis yaitu para pemimpin


dan masyarakat harus mempunyai
perspektif yang luas dan jauh kedepan
atas kepeme-rintahan yang baik dan
pembangunan manusia serta kepekaan
tentang apa saja yang dibutuhkan untuk
mewujudkan perkembangan tersebut.
Selain itu mereka juga harus memiliki
pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan sosial yang
menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
64
 Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000, merumuskan
pengertian good
governance :”kepemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan
prinsip-prinsip profesionalitas,
akuntabilitas , transparansi,
pelayanan prima, demokrasi,
effisiensi, efektifitas, supermasi
hukum, dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat”.

65
Sejumlah
Sejumlah institusi
institusi berusaha
berusaha
mengukur
mengukur good
good governance
governance..
Diantara
Diantara ciri-ciri
ciri-ciri
penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan
yang
yang baik
baik menurut
menurut UNDPUNDP (dalam
(dalam
Manggaukang,
Manggaukang, 2006 2006)) adalah
adalah ::

66
1. Good governance itu tahan lama. Hasil
yang dicapai akan mampu bertahan dari
perubahan politik dan administrasi.
2. Good governance itu sah dan dapat
diterima masyarakat. Penduduk mengakui
dan menerima legitimasi institusi
penyelengaraan. Ia berjalan menurut
aturan. Maka, ia menghasilkan dan
mengarahkan rasa hormat dan
kepercayaan.
3. Good governance itu transparan. Apa yang
terjadi di mesin penyelengga-raan, yang
mencakup proses pembuatan keputusan
diketahui semua pihak. Tidak ada “kotak
hitam”.

67
4.
4.
Good
Goodgovernance
governanceitu itubertanggungjawab.
bertanggungjawab.
Ia
Iamempertanggung-jawabkan
mempertanggung-jawabkankeputusan keputusan
yang
yangdiambil.
diambil.
5.
5.
Good
Goodgovernance
governance,,mendukung
mendukungpersamaan
persamaan
dan keadilan. Selain nilai pertumbuhan,
dan keadilan. Selain nilai pertumbuhan,
penyelenggaraan
penyelenggaraanyang yangbaik
baikjuga
juga
memperhatikan
memperhatikanisu isukeadilan
keadilansosial
sosialdan
dan
persamaan
persamaandalam
dalammasyarakat.
masyarakat.Selain
Selainitu,
itu,
ia
iamampu
mampumemobilisasi
memobilisasisumberdaya
sumberdayademidemi
tujuan sosial.
tujuan sosial.
6.
6.
Good
Goodgovernance
governance,,menghargai
menghargai
penggunaan
penggunaan sumberdayayang
sumberdaya yangefektif
efektifdan
dan
efisien.
efisien.Disamping
Disampingmemperhatikan
memperhatikan
persamaan
persamaandan dankeadilan
keadilansosial,
sosial,
penyelenggaraan
penyelenggaraanyang yangbaik
baikmengakui
mengakui
pentingnya
pentingnya 3 E : Ekonomis, Efisiensi,dan
3 E : Ekonomis, Efisiensi, dan
Efektivitas.
Efektivitas.

68
7. Good governance, mendukung
keseimbangan gender. Ia sangat
memperhatikan kebutuhan wanita
(dan pria) dalam merencanakan
dan menerapkan strategi serta
intervensi pembangunan.
8. Good governance, mentolelir dan
menerima berbagai perspektif.
Penyelenggaraan yang baik
menghindari dogma dan
mengadopsi perspektif yang liberal
dan toleran.
69
9. Good governance, memperkuat
mekanisme internal. Ia
mengakui nilai institusi dan
proses yang ada, membangun
memperkuat apa yang ada.
10. Good governance itu sangat
membantu dan mendukung. Ia
mengatur bukan mengontrol. Ia
memberi konteks bagi inovasi
dan kreativitas.
70
Dari uraian tersebut diatas maka
untuk menerapkan prinsip-prinsip
good governance pemerintah harus
memiliki perilaku bertanggungjawab
(akuntabilitas), sekaligus
menciptakan mekanisme
akuntabilitas maupun struktur
kelembagaan bagi berkembangnya
partisipasi masyarakat.

71
KESIMPULAN
 Secara inherent administrasi publik selalu
berkembang. Terjadi perubahan dan
pergeseran dalam lokus dan fokusnya,
seperti telah kita saksikan selama ini.
 Pertanyaan yang muncul sekarang adalah
apakah masalah-masalah yang timbul
dalam masyarakat sekarang masih dapat
dijawab dengan baik oleh administrasi
publik ?

72
 Apakah telah terjadi anomali baru,
sehingga masalah-masalah yang
muncul akhir-akhir ini tidak dapat
direspon dengan baik oleh
administrasi publik?
 Apakah core administrasi publik
mengandung DNA yang cacat
sehingga perlu ada recoding yang
akan melahirkan paradigma baru ?
73
 Bagaimana kita mendisain kurikulum
administrasi publik yang bisa
mencakup pelbagai paradigma yang
ada sekaligus mengakomodasi
kepentingan-kepentingan
masyarakat dan pembangunan pada
umumnya ?

74
 Bagaimana kita
mengakomodasi bidang-bidang
studi administrasi publik yang
selama ini kurang
mendapatkan perhatian atau
yang sama sekali kita
lupakan ?

75
 Terimakasih atas perhatiannya dan
semoga bahan ini dapat bermanfaat
bagi Jurusan Administrasi Publik
untuk mengembangkan disiplin
administrasi publik baik yang bersifat
akademik maupun profesi.

76
77

You might also like