Professional Documents
Culture Documents
Pajak12019 - Materi 6 Pajak Dan Retribusi Daerah
Pajak12019 - Materi 6 Pajak Dan Retribusi Daerah
8
LATAR BELAKANG
9
LATAR BELAKANG
IMPLIKASI DI DAERAH
1. Daerah berlomba-lomba menambah jenis pungutan daerah
untuk meningkatkan PAD
2. Timbul banyak Pungutan Daerah yang ’bermasalah’:
Perda bertentangan dengan peraturan per-UU-an
Perda bertentangan dengan kepentingan umum
Perda yang sudah dibatalkan tetap dipungut
Pungutan didasarkan pada Keputusan Kepala Daerah
Pungutan tanpa dasar hukum
3. Dampak:
Kepastian hukum kurang
Memberikan beban berlebihan bagi masyarakat
Menghambat kegiatan investasi di daerah
10
LATAR BELAKANG
11
POKOK-POKOK PERUBAHAN
No. TUJUAN UU 28/2009
1 Sistim Pemungutan 1. Mengubah sistim pemungutan
pajak dan retribusi daerah.
2 Local Taxing Power 2. Memperluas objek pajak daerah
dan retribusi daerah
3. Menambah jenis pajak daerah dan
retribusi daerah
4. Menaikkan tarif maksimum
beberapa jenis pajak daerah
5. Memberikan diskresi penetapan
tarif pajak kepada daerah
3 Sistim Pengawasan 6. Mengubah sistim pengawasan.
7. Mengenakan sanksi bagi yang
melanggar ketentuan PDRD
12
SISTIM PEMUNGUTAN
1. SISTIM PEMUNGUTAN
UU 34/2000 UU 28/2009
Open-List: Closed List:
1. Provinsi boleh menambah 1. Daerah tidak boleh
jenis retribusi daerah, memungut pajak daerah
sepanjang memenuhi selain yang ditetapkan
kriteria yang ditetapkan dalam UU.
dalam UU. 2. Daerah tidak boleh
2. Kabupaten/Kota boleh memungut retribusi
menambah jenis pajak daerah selain yang
daerah dan retribusi tercantum dalam UU dan
daerah, sepanjang PP.
memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam UU.
13
LOCAL TAXING POWER
14
LOCAL TAXING POWER
15
LOCAL TAXING POWER
16
LOCAL TAXING POWER
17
LOCAL TAXING POWER
18
LOCAL TAXING POWER
19
LOCAL TAXING POWER
20
LOCAL TAXING POWER
4. TARIF MAKSIMUM
No. PAJAK PROPINSI UU-34/2000 UU 28/2009
1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR 5% 10%
KB Pribadi (Pertama) 1% - 2%
KB Pribadi (Kedua, dst) 2% - 10%
KB Umum/Pem/TNI/POLRI 0,5% - 1%
Alat Berat 0,1% - 0,2%
**Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres (dalam jangka waktu 3 tahun)
21
LOCAL TAXING POWER
22
LOCAL TAXING POWER
5. PENETAPAN TARIF
No. Tarif UU 34/2000 UU 28/2009
1 Pajak Provinsi Ditetapkan dengan PP Ditetapkan dengan Perda
(diberlakukan seragam di (tidak boleh melampaui
seluruh Indonesia) UU)
23
PENGAWASAN
6. PENGAWASAN
No. UU 34/2000 UU 28/2009
24
PENGAWASAN
7. SANKSI
No. UU 34/2000 UU 28/2009
25
PENGELOLAAN
26
PENGELOLAAN
9. EARMARKING
JENIS PAJAK Penerimaan
Porsi Peruntukan
1. PKB Minimal Pembangunan dan/atau
10% pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana
transportasi umum.
2. Pajak Rokok Minimal Pelayanan kesehatan masyarakat
50% dan
penegakan hukum.
3. Pajak Penerangan Sebagian Penyediaan penerangan jalan.
Jalan
27
PENGELOLAAN
28
LAIN-LAIN
1 UU 28/2009 01-01-2010
2 BPHTB 01-01-2011
29
LAIN-LAIN
30
IMPLIKASI SOSIAL DAN EKONOMI
31
PAJAK DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN
BERMOTOR DAN KENDARAAN DI ATAS AIR
32
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
33
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
34
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
35
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
36
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
37
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
38
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
39
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
40
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
41
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
42
PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN
BERMOTOR (PBBKB)
43
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
44
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
45
JENIS PAJAK Lama (Propinsi)
46
PENGALIHAN PAJAK PROVINSI (Kabupaten/Kota)
47
© 2015 Achmad Tjahjono
PENGALIHAN PAJAK PROVINSI (Kabupaten/Kota)
48
PAJAK ROKOK
49
JENIS PAJAK BARU (Provinsi)
Pajak Rokok
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah pusat.
Objek Pajak Konsumsi rokok (sigaret, cerutu, dan rokok daun),
kecuali rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan
peraturan perundang-undangan di bidang cukai.
Subjek Pajak Konsumen rokok
Wajib Pajak Pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin
berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai.
50
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS PAJAK BARU (PROVINSI)
51
PAJAK HOTEL, RESTORAN DAN PAJAK
HIBURAN
52
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan di hotel. Hotel adalah
fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubug
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos
dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh.
Objek Pajak Pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan
kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olah
raga dan hiburan.
Subjek Pajak Orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran
kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan
hotel. (Konsumen yang menikmati dan membayar
pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel).
Wajib Pajak Orang pribadi atau Badan yang mengusahakan hotel,
yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya
melakukan usaha di bidang jasa perhotelan.
53
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
54
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
55
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan di restoran.
Objek Pajak Pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan
yang disediakan di restoran meliputi pelayanan
penjualan makanan dan atau minuman yang dikonumsi
oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan
maupun di tempat lain. Termasuk dalam objek pajak
restoran adalah rumah makan , cafe, bar dan
sejenisnya.
Subjek Pajak Orang pribadi atau Badan yang membeli makanan dan
atau minuman di restoran. (Konsumen yang membeli
makanan dan atau minuman di restoran)
Wajib Pajak Orang pribadi atau Badan yang mengusahakan
restoran, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk
apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya melakukan usaha di bidang rumah
makan.
56
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
57
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
58
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Yang dimaksud
dengan hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan
atau keramian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.
Objek Pajak Jasa Penyelenggaraan hiburan dengan dipungut
bayaran.
Subjek Pajak Orang pribadi atau Badan yang menikmati hiburan.
(Konsumen yang menikmati hiburan)
Wajib Pajak Orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan
hiburan. Dengan demikian pajak Pajak Hiburan subjek
pajak dan wajib pajak tidak sama, dimana konsumen
yang menikmati hiburan merupan subjek pajak yang
membayar (menanggung) pajak, sementara
penyelenggara hiburan bertindak sebagai wajib pajak
yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari
konsumen (subjek pajak).
59
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
60
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
61
© 2015 Achmad Tjahjono
PAJAK REKLAME DAN PENERANGAN JALAN
62
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang
untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan,
atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan,
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum.
Objek Pajak Semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan
reklame bisa dilakukan oleh penyelenggara reklame
atau peusahaan jasa periklanan yang terdaftar pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota.
Subjek Pajak Orang pribadi atau Badan yang menggunakan reklame.
Wajib Pajak Orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan
reklame. Jika reklame diselenggarakan sendiri secara
langsung oleh orang pribadi atau badan, wajib pajak
Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut.
Apabila reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga ,
misalnya perusahaan jasa periklanan, pihak ketiga
tersebut menjadi wajib pajak reklame.
63
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
64
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
65
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
66
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
67
© 2015 Achmad Tjahjono
JNEIS PAJAK (Kabupaten/Kota)
68
© 2015 Achmad Tjahjono
PAJAK REKLAME PAJAK MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN dan PAJAK AIR TANAH
DAN PENERANGAN JALAN
69
JENIS PAJAK DAERAH (Kabupaten/Kota)
70
PENGALIHAN PAJAK PROVINSI (Kabupaten/Kota)
71
PAJAK PARKIR DAN PAJAK SARANG BURUNG
WALET
72
JENIS PAJAK DAERAH (Kabupaten/Kota)
Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir
di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan
pokok usaha mapun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Objek Pajak Penyelenggaraan tempat parkirdi luar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor.
Subjek Pajak Orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir
kendaraan bermotor.
Wajib Pajak Orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan
tempat parkir. Dengan demikian pada pajak parkir
subjek pajak tidak sama dengan wajib pajak.
Tarif Tarip Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30%
(tiga puluh persen) dan ditetapkan dengan peraturan
daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
73
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS PAJAK BARU (Kabupaten/Kota)
74
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)
dan PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN
PERKOTAAN (PBB P2)
75
PENGALIHAN PAJAK PUSAT (Kabupaten/Kota)
Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas
tanah dan/atau bangunan.
Wajib Pajak Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas
tanah dan/atau bangunan.
76
PENGALIHAN PAJAK PUSAT (Kabupaten/Kota)
77
RETRIBUSI DAERAH
78
DAFTAR RETRIBUSI DAERAH
1. Retribusi Jasa Umum
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
2. Retribusi Persampahan/Kebersihan
3. Retribusi KTP dan Akte Capil
4. Retribusi Pemakaman/Pengabuan Mayat
5. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum
6. Retribusi Pelayanan Pasar
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
10.Retribusi Pengolahan Limbah Cair
11.Retribusi Penyedotan Kakus
12.Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
13.Retribusi Pelayanan Pendidikan
14.Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
79
© 2015 Achmad Tjahjono
2. Retribusi Jasa Usaha
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2. Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan
3. Retribusi Tempat Pelelangan
4. Retribusi Terminal
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir
6. Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa
7. Retribusi Rumah Potong Hewan
8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
10.Retribusi Penyeberangan di Air
11.Retribusi Penjualan Produksi Usaha
Daerah
80
© 2015 Achmad Tjahjono
3. Retribusi Perizinan Tertentu
81
© 2015 Achmad Tjahjono
JENIS RETRIBUSI BARU
RETRIBUSI
PELAYANAN TERA / TERA ULANG
Objek Retribusi Tera dan Tera Ulang adalah
a. Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan
perlengkapannya.
b. Pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan Melindungi kepentingan umum agar masyarakat
memperoleh barang dengan takaran dan kualitas
yang sesuai dengan kesepakatan.
Didasarkan pada biaya penyediaan jasa, dengan
Tarif memperhatikan:
• Kemampuan masyarakat
• Aspek keadilan
• Efektivitas pengendalian pelayanan
82
JENIS RETRIBUSI BARU
RETRIBUSI
PELAYANAN PENDIDIKAN
Objek Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah pelayanan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah
daerah.
Tujuan Untuk kesinambungan dan peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah, di luar pendidikan dasar
dan menengah.
Tarif Didasarkan pada biaya penyediaan jasa, dengan
memperhatikan:
• Kemampuan masyarakat
• Aspek keadilan
• Efektivitas pengendalian pelayanan
83
JENIS RETRIBUSI BARU
RETRIBUSI
PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI
Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah
pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan
memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
84
JENIS RETRIBUSI BARU
RETRIBUSI
IZIN USAHA PERIKANAN
Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah Pemberian kepada orang
pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan
pembudidayaan ikan.
Pertimbangan:
Seluruh kewenangan perizinan dan pungutannya telah diserahkan ke daerah.
85
Taxation
Thank You