Professional Documents
Culture Documents
Uu PDRD 2009
Uu PDRD 2009
TENTANG
IMPLIKASI DI DAERAH
1. Daerah berlomba-lomba menambah jenis pungutan daerah
untuk meningkatkan PAD
2. Timbul banyak Pungutan Daerah yang ’bermasalah’:
Perda bertentangan dengan peraturan per-UU-an
Perda bertentangan dengan kepentingan umum
Perda yang sudah dibatalkan tetap dipungut
Pungutan didasarkan pada Keputusan Kepala Daerah
Pungutan tanpa dasar hukum
3. Dampak:
Kepastian hukum kurang
Memberikan beban berlebihan bagi masyarakat
Menghambat kegiatan investasi di daerah
LATAR BELAKANG
1. SISTIM PEMUNGUTAN
UU 34/2000 UU 28/2009
Open-List: Closed List:
1. Provinsi boleh menambah 1. Daerah tidak boleh
jenis retribusi daerah, memungut pajak daerah
sepanjang memenuhi selain yang ditetapkan
kriteria yang ditetapkan dalam UU.
dalam UU. 2. Daerah tidak boleh
2. Kabupaten/Kota boleh memungut retribusi daerah
menambah jenis pajak selain yang tercantum
daerah dan retribusi dalam UU dan PP.
daerah, sepanjang
memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam UU.
LOCAL TAXING POWER
4. TARIF MAKSIMUM
No. PAJAK PROPINSI UU-34/2000 UU 28/2009
1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR 5% 10%
KB Pribadi (Pertama) 1% - 2%
KB Pribadi (Kedua, dst) 2% - 10%
KB Umum/Pem/TNI/POLRI 0,5% - 1%
Alat Berat 0,1% - 0,2%
2 BEA BALIK NAMA KEND BERMOTOR 10% 20%
Penyerahan Pertama 20%
Penyerahan Kedua, dst 1%
Alat Berat (Penyerahan I) 0,75%
Alat Berat (Penyerahan II,dst) 0,075%
**Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres (dalam jangka waktu 3 tahun)
LOCAL TAXING POWER
10. BPHTB - 5%
11. PBB Pedesaan & Perkotaan - 0,3%
LOCAL TAXING POWER
5. PENETAPAN TARIF
No. Tarif UU 34/2000 UU 28/2009
1 Pajak Provinsi Ditetapkan dengan PP Ditetapkan dengan
(diberlakukan seragam Perda
di seluruh Indonesia) (tidak boleh melampaui
UU)
6. PENGAWASAN
No. UU 34/2000 UU 28/2009
1 Pengawasan bersifat : Pengawasan bersifat :
7. SANKSI
No. UU 34/2000 UU 28/2009
9 PB Menkeu & Tahapan pengalihan PBB Perdesaan & Perkotaan dan 2010
Mendagri BPHTB menjadi pajak daerah