CAUSAL ATTRIBUTION :

ANSWERING THE “WHY” QUESTION

Atrribution Theory :
A description of the way in
which people explain the
causes of their own and
other people’s behavior
 Internal Atrribution
The inference that a person is
behaving in a certain way
because of something about the
person, such as attitude,
character, or personality
Simple dichotomy
attribution, by Heider : External Atrribution
The inference that a person is
behaving in a certain way
because of something about the
situation he or she is in; the
assumption is that most people
would respond the same way in
that situation
 The Two-Step Process of Attribution

The Behavior Step 1 Step 2 The Attribution

You’re sitting in You If you have the time You adjust your initial
class. The automatically energy & attribution from step 1,
professor asks a make an motivation to think taking into account
question. The internal some more, you possible external
student in front of attribution consider other causes, and form your
you answers it and about the possible final attribution.
is totally wrong ! student explanations like
situational ones.

The Attribution

You’re busy, tired, distracted, or just

not motivated to think more about
this behavior. You stop at this first
step, and your attribution remains an
internal, dispositional one.
1. Theory of Correspondent
Inference
by Jones & Davis

2. Model of Scientific
Reasoner, by Kelley

3. Atribusi Keberhasilan &

Kegagalan, oleh Weiner
 Theory of Correspondent Inference

Prinsip : Menggunakan informasi tentang

perilaku seseorang (hasil observasi) sebagai
dasar untuk menyimpulkan sifat-sifat/trait
yang dimiliki orang tsb.

1. Melihat kewajaran perilaku,

Cara mengetahui Perhatikan hanya pada
hubungan antara perilaku yang dipilih secara
perilaku dengan bebas dan mengabaikan
karakteristik : perilaku lain yang muncul
karena kondisi ttt / terpaksa.
 2. Tindakan yang menunjukkan noncommon effects (efek
tidak umum) yaitu efek yang hanya dapat disebabkan oleh
satu faktor spesifik.
Contoh : teman anda akan menikah
jika calonnya : tampan, kepribadian menarik, kaya : kita
tidak perlu bertanya kenapa dia menikah dengannya,
sehingga sulit menebak karakter teman anda.
jika calonnya : tampan, membosankan, pemarah, tidak
punya pekerjaan. Informasi ini menggambarkan karakter
teman anda : menikah hanya karena fisik semata.

3. Tindakan yang memiliki tingkat social desirability rendah.

Belajar ttg orang lain melalui tindakannya, yang tidak
biasa dilakukan oleh kebanyakan orang.
 Model of Scientific Reasoner (Kelley)
Prinsip : kesimpulan
ttg atribusi seseorang
didasarkan pada 3
sumber informasi
Consensus Information
Information about the
extent to which other people
behave the same way
toward the same stimulus as
the actor does.
Distinctiveness Information
Information about the extent
to which one particular actor
behaves in the same way to
different stimuli
Consistency Information
Information about the extent
to the behavior between one
actor and one stimulus is the
same across time and
circumstances
 Contoh Atribusi Kausal-Kelley

Banyak pelayan
lainnya juga menggoda
pelanggan
(konsensus tinggi)

Perilaku pelayan
Pelayan Pelayan ini juga diatribusikan
menggoda menggoda pelanggan tsb pada penyebab
pada waktu yg. berbeda eksternal
pelanggan (konsistensi tinggi) (misal: daya
tarik si pelanggan

Pelayan ini tidak

Menggoda pelanggan
lainnya
(distingsi tinggi)
 Pelayan yang
lain tidak menggoda
pelanggan
(konsensus rendah)

Perilaku pelayan
Pelayan Pelayan ini juga diatribusikan
menggoda menggoda pelanggan tsb pada penyebab
pada waktu yg. berbeda internal
pelanggan (konsistensi tinggi) (misal: dia memang
suka menggoda)

Pelayan ini juga

menggoda pelanggan-
pelanggan lainnya
(distingsi rendah)
 Atribusi Keberhasilan & Kegagalan
(Weiner)
Teori ini menjawab 2 pertanyaan :
1. Apakah faktor yang mempengaruhi perilaku tsb menetap
atau berubah-ubah ?
Penyebab internal (kepribadian, temperamen) : relatif
stabil, tapi motif, kesehatan, kelelahan : berubah-ubah.
2. Apakah faktor-faktor tsb dapat dikendalikan/diubah ?
Faktor internal ternyata juga dapat dikendalikan, jika mau

Weiner menerangkan proses atribusi kegagalan &

keberhasilan dari 2 dimensi : 1) Penyebab (locus of control) :
internal – eksternal ; 2) Stabilitas penyebab : stabil – tidak
stabil
 4 kemungkinan dari 2 Dimensi Atribusi
(Weiner)

Kestabilan Tidak Stabil Stabil

Locus of control (Temporer) (Permanen)
-Usaha -Bakat
Internal - mood - kecerdasan
- kelelahan - karakteristik fisik
-Nasib
Tingkat
Eksternal - ketidaksengajaan
kesukaran tugas
- kesempatan
 BIAS dalam ATRIBUSI
1. Bias Korespondensi : Kesalahan Atribusi
Fundamental
Kecenderungan untuk mengatribusi perilaku orang
lain pada faktor-faktor internal (disposisional),
meskipun faktor-faktor eksternalnya jelas-jelas ada
dan mungkin berpengaruh.

Miskin karena
salahnya sendiri :
malas, pecandu obat
Bukan karena : tidak
ada pekerjaan.
 Dear Ann Landers,
2. Efek Aktor-Pengamat I’m writing you in desperation,
(Actor-Observer hoping you can help me with a
problem I’m having with my mother.
Difference)
A little over year ago, I moved
“Saya berbuat begini with my boyfriend despite my
karena pengaruh mother’s protests. She has never liked
situasional; Anda “Kevin”. I’ll admit he’s far from
berbuat begitu karena perfect and we’ve had our problems.
He’s an alcoholic, has a bad temper, is
anda memang orang mentally abusive, is a compulsive liar
yang seperti itu” and cannot hold a job. I am in debt
over my head because of him but my
biggest problem is that mother is
Contoh : surat kpd. Ann obsessed with my situation. I
Landers. understand her concern, but I can take
only so much . . . .
Someone in somewhere

Response :
Dear. Someone :
Your mother didn’t write to me.
You did. So you’re the one who
is going to get the advice. Get
into counseling at once and find
out why you insist on hanging on
to an alcoholic, abusive,
unemployed, liar,. . .
The letter and its response
depict actor/observer
differences in attribution.
The letter writers tended
to attribute their problems
to external factors (e.g.,
this letter writer says her
biggest problem is her
mother), whereas the
advice columnist tended to
make dispositional
attributions to the letter
writers (e.g., “Get into
counseling at once”)
3. Bias Mengutamakan Diri Sendiri (Self Serving Bias)
“Saya memang bagus; Kamu hanya beruntung”.
Explanations for one’s successes that credit internal,
dispositional factors and explanations for one’s
failures that blame external, situational factors.
Lebih kuat terjadi di Barat (yang berorientasi
individual) daripada di Asia (kolektivis)

An interesting arena for

studying self-serving
attributions is sports. We can
conjecture about what kinds of
attributions were made by
members of the 1999 World’s
Cup soccer teams after the other
team won the tournament.
4. Menyalahkan Diri Sendiri
Terlalu menyalahkan diri sendiri saat menemui
kegagalan, sehingga kurang tepat membuat atribusi.

5. Hedonic Relevance
Kurang objektif memberi penilaian terhadap peristiwa
yang menyangkut diri sendiri. Peristiwa menguntungkan
dianggap positif, tidak menguntungkan dianggap
negatif.

5. Bias Egosentris
Menilai sesuatu dengan menggunakan diri sendiri.
Beranggapan orang umumnya akan berbuat seperti
dirinya. Standar diri akan menyulitkan dalam
mengatribusi sesuatu.
6. Defensive Attributions
b. Belief in a Just World
Explanations for
behavior that avoid We believe that bad things
feelings of vulnerability happen to bad people and
and mortality. good things happen to good
people.

a. Unrealistic Optimism Whites in

South Africa
People think that good subscribe to
this belief,
things are more likely to
believing that
happen to them than to the poor and
other people, and bad the rich each
things are less likely to have what they
happen to them than to deserve.
others.
Martha Stewart:Control Queen or Unfair Target ?

Ms. Stewart in happier days, Ms. Stewart is exiting a federal

hosting very successful courthouse after her criminal
television show. indictment.

How do we make sense of this startling change in her life ?

 Aplikasi Teori Atribusi : Atribusi & Depresi

Orang nondepresi (normal)

Diatribusikan pada Internal, penyebab yang

Peristiwa positif
bertahan lama

Diatribusikan pada
Peristiwa negatif Eksternal, penyebab
yang temporer

Orang depresi
Diatribusikan pada
Eksternal, penyebab
Peristiwa positif
yang temporer

Diatribusikan pada
Internal, penyebab yang
Peristiwa negatif
bertahan lama
 Augmenting & Discounting
dalam Atribusi Kausal
DISCOUNTING
Satu potensial
Adanya satu Perilaku Penyebab diberi
potensial penyebab terjadi Bobot penting ttt.

Potensial
Penyebab 1

Terjadi Discounting
Potensial Perilaku
Setiap potensial
Penyebab 2 terjadi
penyebab dikurangi
bobot pentingnya
Potensial
Penyebab 3
AUGMENTING

Hanya faktor yang

memfasilitasi Perilaku Perilaku diberi
terjadi suatu perilaku terjadi bobot penting ttt.
yang hadir

Baik faktor yang Terjadi Augmenting

memfasilitasi Perilaku Faktor yang
maupun yang terjadi memfasilitasi
menghambat, hadir diberi bobot penting
yang lebih besar