CASE

ICTERUS NEONATORUM
Theresia Bintang - 1015157

Pembimbing : dr. Erma Charlotte

SMF Ilmu Kesehatan Anak - RS Immanuel

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2015
 Identitas Pasien
Perempua
Bayi S n

0 bulan (9
01.187.661
hari)

Datang dengan Tanggal dirawat

rujukan dari :
dr. Christianus W. H. :
MSi. Med. Sp.A 5 Februari 2015

Tanggal
diperiksa :
7 Februari 2015
 Identitas Orang Tua
Ayah Ibu

Nama Tn. R Ny. C

Umur 23 tahun 20 tahun

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Karyawan Swasta IRT

Alamat Jl. Bojongloa No.69 Kelurahan Panjunan

Kecamatan Astana Anyar, Bandung
 Anamnesis
Neonatal jaundice is one of the most
common problems in newborns.

The bilirubin level in all newborn infants, term or

premature, increases in the few days after birth.

Hyperbilirubinemia can progress to complications such

as encephalopathy (kernicterus) -> RARE.
 Anamnesis
Phototherapy has remained the standard of care for
hyperbilirubinemia treatment of infants for four
decades.
Efficient phototherapy rapidly reduces serum bilirubin
concentration.

The efficacy of phototherapy is influenced by the

following factors: the wavelength delivered, the
irradiance of the phototherapy, and the infant surface
area exposed to phototherapy. Placing the light source
closer to the infant may increase the irradiance of
overhead phototherapy systems.
Riwayat kehamilan dan persalinan :
Jaundice is the visible manifestation of elevated serum
concentrations of bilirubin in the skin and sclera.
Jaundice is visible when the serum bilirubin level
reaches 5 – 7 mg/dL.

Ten percent of term infants and 25% of near-term

infants have significant hyperbilirubinemia
requiring phototherapy
 Susunan Keluarga

Hubungan keluarga,
No Nama Umur L/P
sehat, sakit, meninggal
1. Tn. R 23 th L Ayah (sehat)

2. Ny. C 20 th P Ibu (sehat)

3. By. S 9 hari L Anak 1 (pasien)

 Imunisasi

Imunisasi Dasar : Hep B usia 0 hari

• This randomized, open-label, controlled trial
was conducted between August 2009 and
March 2010 at H. Adam Malik and Pirngadi
Hospitals, Medan, North Sumatera, Indonesia.
 Pemeriksaan Fisik
Term newborns with total serum bilirubin levels above 10 mg/dL
and preterm newborns with total serum bilirubin level above 12
mg/dL, who presented with neonatal jaundice in the first week of
life were eligible for the study.

Multiple congenital anomalies, birth weight below 1000 grams,

direct hyperbilirubinemia, term newborns with serum bilirubin
level ≥25 mg/dL and preterm newborns with serum bilirubin level
≥17 mg/dL.
Participants were randomly assigned to receive
phototherapy at either a 20 cm distance or a 40 cm
distance.

The phototherapy units were manufactured by Tessna,

USA (Tessna phototherapy unit with five compact blue
fluorescent lamps) with wavelength 452-475 nm.

All infants who received phototherapy were placed in

bassinets. Infants wore only diapers and eye patches
during phototherapy.

Both methods -> assessed and compared by monitoring

subejcts’ body temperature, hydration status, skin
problems and gastrointestinal problems.
Phototherapy was stopped if we found dehydration,
hyperthermia, lethargy, irritability or serum bilirubin
level decreased more than 2 mg/dL compared to the
serum bilirubin level limit for phototherapy.

Total serum bilirubin level and light intensity were

measured at baseline, as well as after 12 hours and 24
hours of phototherapy. Light intensity was measured as
spectral irradiance (μW/cm2/nm) using a light intensity
meter (Dale 40, USA).

The minimum sample size required was estimated to be 30

newborns for each group. The significance level was accepted as
P<0.05 with a 95% confidence interval (95% CI). Numerical
variables were compared using ANOVA. Independent t-test was
used to compare the reductions in total serum bilirubin levels.
Abdomen :
Inspeksi: Datar, warna kulit kuning
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Soepel, Hepar dan lien tidak teraba membesar.
Perkusi : Timpani

Genital : Perempuan, tidak ada kelainan

Anus dan rectum : Anus tidak ada kelainan, rektum tidak diperiksa
Anggota gerak/ekstremitas: Akral hangat, capillary refill < 2 detik
 Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Bilirubin Total Bilirubin Indirek Bilirubin Direk

5 Februari 2015 15,42 mg/dL 14,22 mg/dL 1,2 mg/dL

6 Februari 2015 12, 6 mg/dl 12,1 mg/dl 0,5 mg/dl

7 Februari 2015 9,09 mg/dl 8,68 mg/dl 0,41 mg/dl

 Resume
Total serum bilirubin at 12 hours and 24 hours were significantly
different between the groups (P=0.001). On both follow-up time
points, we found lower serum bilirubin levels in the 20 cm distance
phototherapy group.

The decreases in total serum bilirubin levels At follow-up were greater

in the 20 cm group than in the 40 cm group, at both 12 and 24 hours
(P=0.001). In the 20 cm distance phototherapy group.

In this study, the light intensity was 13-14 μW/cm2/nm for

the 20 cm group and 6-7 μW/cm2/nm for the 40 cm group.
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos Mentis (E = 4, M=6, V=5), Kramer III
Keadaan sakit : Sedang
Posisi : Tidak terdapat letak paksa

Tanda vital
Nadi : 120x / menit , regular, equal, isi cukup
Respirasi: 40x / menit , abdominothorakal
Suhu : 36,4C ( aksiler )

Pengukuran
Umur : 0 bulan (9 hari) Berat Badan : 2300 gram Panjang Badan: 47cm
Lingkar kepala : 33 cm Lingkar dada : 35 cm Lingkar perut : 34 cm
Lingkar lengan atas : 7 cm
 Kulit : Ikterik (+), pucat (-), sianosis (-),

Kepala : Bentuk simetris, ubun-ubun

lembut, sutura belum menutup.
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik +/+

THT: Dalam batas normal

Mulut : POC -. Langit-langit intak, Frenulum

lingua ikterik
Leher : Warna kulit kuning, KGB tidak
teraba membesar
Thorax : Warna kulit kuning
Paru-paru : dbn
Jantung : dbn

Abdomen : Warna kulit kuning, lain-lain dbn

Genital : perempuan, tak
Anus dan rectum : anus tak, rektum tidak diperiksa
Anggota gerak/ekstremitas: akral hangat, capillary refill < 2 detik,
 Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Bilirubin Total Bilirubin Indirek Bilirubin Direk

5 Februari 2015 15,42 mg/dL 14,22 mg/dL 1,2 mg/dL

6 Februari 2015 12, 6 mg/dl 12,1 mg/dl 0,5 mg/dl

7 Februari 2015 9,09 mg/dl 8,68 mg/dl 0,41 mg/dl

 Diagnosis Kerja

Icterus Neonatorum
Usul Pemeriksaan
●
Hematologi Rutin -> SADT, hitung jenis
●
Kimia Darah  SGOT, SGPT, Bilirubin Total, Direk, Indirek

●
Urinalisis rutin

●
Golongan darah Ibu dan rhesus

●
Enzim G6PD
 Penatalaksanaan
Multiple phototherapy units and the use of reflecting curtains in
phototherapy are used to increase the light intensity and thus
improve the efficacy of phototherapy.

Blue light phototherapy units -> wavelength 452-475 nm.

We observed no side effects of phototherapy in our subjects at a

20 cm distance from the light source.
 Prognosis

Jaundice is observed during the first week of life in

approximately 60% of term infants and 80% of
preterm infants.

In this study, phototherapy as a treatment to

reduce total serum bilirubin in neonatal jaundice
patients.

Phototherapy -> noninvasive and safety.

 Icterus Neonatorum
Icterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau
jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi
kuning akibat akumulasi / peningkatan kadar
bilirubin.
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi
yang ditandai oleh ikterus pada kulit dan sklera akibat
akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru
lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl.
 Etiologi

Unconjug
ated Fisiologis
●

●
Anemia hemolitik
●
Polisitemia
●
Adanya darah pada jaringan /ekstravaskuler

hyperbilir Gangguan dari proses konjugasi

●

●
Breast feeding dan breast milk jaundice
●
Kelainan metabolik : hipotiroid
●
Peningkatan sirkulasi enterohepatik

ubinemia Kelainan dan obat – obatan yang mengganggu

●

ikatan bilirubin terhadap albumin

:
 Etiologi

Conjugat
ed Penyakit bilier ekstra hepatik:
●

obstruksi bilier bisa karena adanya

batu

hyperbilir Penyakit intra hepatik / kerusakan

●

parenkim hepar : infeksi virus, obat

–obatan

ubinemia Keadaan tertentu seperti syok

●

hipovolemik

:
 Klasifikasi
– Icterus neonatorum fisiologis
• Pada setiap bayi baru lahir , terutama bayi prematur,
akan terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek
dalam serum secara fisiologis , timbul dalam minggu
pertama.
• Icterus timbul pada hari ke 2 – 5, kemudian
menurun, dan menghilang pada hari ke 7 – 10
• Kadar bil. Unconjugated : 6 – 10 mg/dL
– Icterus neonatorum patologis
• Ikterus timbul pada 24 jam pertama
• Peningkatan kadar bilirubin serum > 5
mg/dL/hari
• Bilirubin total serum mencapai > 12 mg/dL
(Bil total > 17 mg/dL pada bayi yang mendapat ASI)
• Kadar bilirubin direk > 2mg/dL
• Ikterus menetap sesudah 8 hari pada BCB, dan
14 hari pada BKB
– Pada bayi baru lahir karena fungsi hepar belum matang atau
bila terdapat gangguan dalam fungsi hepar akibat hipoksia,
asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoronil
transferase atau kekurangan glukosa, kadar bilirubin indirek
dalam darah dapat meninggi.
– Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung
pada kadar albumin dalam serum.
– Pada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya rendah
sehingga dapat dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang
bebas itu dapat meningkat dan sangat berbahaya karena
bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melewati BBB.
• Gilbert’s Syndrome : Defek yang kompleks
dalam proses pengambilan bilirubin dari
plasma, sehingga menyebabkan kenaikan
Bilirubin unconjugated. Dapat dengan mudah
dibedakan dengan hepatitis, yaitu tes faal hati
normal, tidak terdapat empedu dalam urine,
dan fraksi bilirubin indirek yang dominan.
• Crigler-Najjar Syndrome : Adanya keadaan
defisiensi enzim glukoronil transferase, sehingga
konjugasi terganggu. Ada dua tipe yaitu tipe 1
(komplit) ditandai hiperbilirubinemia yang berat
dan tipe 2 (inkomplit) ditandai dengan
hiperbilirubinemia yang kurang berat.
• Dubin –Johnson Syndrome dan Rotor Syndrome
: terjadi gangguan transfer dan ekskresi bilirubin
konjugasi ke saluran bilier
 Penatalaksanaan
• Fototerapi
• Transfusi tukar
 Berat Badan (g) Terapi
<1000 Fototerapi
Transfusi ganti pada kadar bilirubin 10-12
mg/dL
1000-1500 Fototerapi pada kadar 7-9 mg/Dl
Transfusi ganti pada kadar 12-15 mg/dL
1500-2000 Fototerapi pada kadar 10-12 mg/dL
Transfusi ganti pada kadar 15-18 mg/dL
2000-2500 Fototerapi pada kadar 13-15 mg/dL
Transfusi ganti pada kadar 18-20 mg/dL
>2500 dan bayi dalam keadaan sakit Fototerapi pada kadar 12-15 mg/dL
Transfusi ganti pada kadar 18-20 mg/dL

Indikasi Fototerapi dan Transfusi Ganti

Berdasarkan Berat Badan
 Transfusi Ganti

Berat Lahir (g)

Bayi
<1.250 1.250-1.499 1.500-1.999 2.000-2.499 >2.500

Sehat 13 15 17 18 20
Risiko 10 13 15 17 18
 Komplikasi
Kern ikterus (Encephalopathy)