You are on page 1of 26

MENINGITIS

What is meningitis?

Meningitis is an infection of the fluid in the spinal cord and the


fluid that surrounds the brain. Meningitis is usually caused by an
infection with a virus, with a bacterium or even with fungi
• Caused by virus.
• Less severe • Caused by bacteria
• Resolves without specific • Quite severe and may result in
treatment within a week or two a) brain damage
• Also called as aseptic meningitis b) hearing loss
• Eg : Enteroviruses c) learning disability
• It would also causes death!
(family of viruses)

For bacterial meningitis, it is also important to know which type of


bacteria is causing the meningitis because antibiotics can prevent some
types from spreading and infecting other people.
• Haemophilus Influenzae type b (Hib)

• Meningococcus
• Pneumococcus
Meningococcus
common organisms that cause meningitis
in children.
caused by bacteria called Neisseria
meningitidis.
There are several strains of Neisseria
meningitidis.
Strain B causes about 75 percent of the
meningococcal cases and has the highest
fatality rate.
Haemophilus Influenzae type B (Hib)

is caused by haemophilus bacteria. It was


once the most common form of bacterial
meningitis,
one of the deadliest childhood diseases.
Pneumococcus
is caused by pneumococcus bacteria,
which also cause several diseases of the
respiratory system, including pneumonia.
It has a fatality rate of about 20 percent.
It also results in a higher incidence of
brain damage than other forms of the
disease.
Symptoms

Symptoms of meningitis can come on very quickly or take a couple of days to appear.
Most cases of meningitis occur in the first 5 years of life, with the peak incidence
between 3 and 5 months of age.
TERAPI PENGOBATAN
MENINGITIS
TERAPI FARMAKOLOGI
1. pemberian cairan intravena
2. pengawasan terhadap adanya syok,
dehidrasi, dan gangguan elektrolik
Keseimbangan cairan dan elektrolit harus
diawasi dengan ketat. Hindari terjadinya
over hidrasi karena dapat menyebabkan
perburukan penyakit atau mempercepat
terjadinya edema serebri.
TERAPI FARMAKOLOGI
Antibiotik
Antijamur
Antivirus
ANTIBIOTIK
1. Sefalosporin Golongan III
Mekanisme Kerja : Bakterisida dalam fase
pertumbuhan kuman, berdasarkan penghambatan
sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman
untuk ketangguhan dindingnya.
Aktivitasnya terhadap kuman Graam negatif lebih
kuat dan lebih luas lagi dan meliputi
Pseudomonas, Bacteroides, Enterobactericeae.
Sefotaksim
Obat ini aktif terhadap berbagai kuman
Gram positif maupun negatif aerobik. Obat
ini efektif untuk pengobatan meningitis
oleh bakteri Gram negatif.
Seftriakson
2. Ampicilin
Mekanisme kerja :
 Obat bergabung dengan penicillin-binding
protein (PBPs) pada kuman,
 Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman
karena proses transpeptidase antar rantai
peptidoglikan terganggu, dan
 Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik
pada dinding sel.
Efektif terhadap E.coli, H.influenzae,
Salmonella.
3. Vancomycin
Berkhasiat bakterisid terhadap kuman
Gram positf aerob dan anaerob. Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran
pembentukan peptidoglikan.
4. Kloramfenikol
Bekerja bakterisida terhadap Str.
pneumoniae, Neiss. Menigitides dan H.
influenzae. Mekanisme kerjanya
berdasarkan perintangan sintesa
polipeptida kuman
5. Carbapenem (Meropenem)
Derivat dimetilkarbamoil pirolodinil dari
tienamisin. Obat ini tidak dirusak oleh
oleh enzim dipeptidase di tubuli ginjal.
Mekanisme kerja : Mengikat PBP2 dan
menghambat sintesis dinding sel kuman.
Sangat aktif terhadap meningokokus,
gonokokus, dan H.influenzae.
Antijamur
1. Amfoterisin B
Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel
matang. Bersifat fungistatik atau fungisidal
tergantung pada dosis dan sensitivitas jamur yang
dipengaruhi.
Mekanisme Kerja : Berikatan kuat dengan ergosterol
yang terdapat pada membran sel jamur. Ikatan ini
akan menyebabkan membran sel bocor sehingga
terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan
mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel.
2. Flusitosin
Mekanisme kerja : Masuk ke dalam sel
jamur dengan bantuan sitosin deaminase
dan dalam sitoplasma akan bergabung
dengan RNA setelah mengalami
deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan
fosforilasi. Sintesis protein jamur
terganggu akibat penghambatan
langsung sintesis DNA oleh metabolit
fluorourasil.
3. Flukonazol
Berguna untuk mencegah relaps
meningitis yang disebabkan oleh
Cryptococcus.
Meningitis Tuberkulosis
INH: dewasa 10-15 mg/kgBB/hari. Pada anak dosis 20
mg/kgBB/hari,diberikan sekali sehari peroral
Streptomisin: dosis 20 mg/kgBB/hari (maksimal 1g/hari). Diberikan IM
selama 3 bulan
Etambutol: dosis 25 mg/kgBB/hari peroral selama 2 bulan pertama
dilanjutkan dengan dosis 15mg/kgBB/hari
Rifampisin: dosis pada dewasa 600 mg/hari, anak 10-20 mg/kgBB/hari
diberukan sekali sehari peroral.
Kortikosteroid diberikan dengan indikasi apabila terdapat peningkatan
tekanan intracranial, adanya deficit neurologi dan untuk mencegah
terjadinya perlekatan araknoidea pada jaringan otak. Deksametason
dibeikan mula-mula 10 mg iv lalu 4 mg tiap 6 jam. Sedangkan
prednisone diberikan 60-80mg/hari selama 2-3 minggu lalu diturunkan
berangsur selama 1 bulan.
PENCEGAHAN
Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis
merupakan tindakan yang tepat terutama
didaerah yang diketahui rentan terkena wabah
meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal
sebagai pencegahan terhadap meningitis
diantaranya adalah :
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
Vaksin Meningitis

You might also like